Anda di halaman 1dari 2

Proses pembuatan semen dimulai dari penyiapan bahan baku, meliputi bahan baku

utama yaitu batu kapur dan tanah liat, serta bahan baku koreksi yaitu batu kapur koreksi,
cooper slag dan pasir silica. Batu kapur dengan diameter kurang dari 120 cm diambil,
diangkut dan dihancurkan dengan alat pemecah batu kapur yang disebut limestone crusher
hingga diameternya kurang dari 9 cm, sedangkan tanah liat dengan diameter kurang dari 50
cm diambil, diangkut dan dipotongpotong dengan clay cutter hingga diameternya kurang
dari 9 cm. Setelah mengalami proses size reduction, batu kapur dicampur dengan tanah liat
menjadi limestone clay mix dengan komposisi sesuai dengan ketentuan dari laboratorium,
untuk batu kapur 80%, sedangkan untuk tanah liat 20%, kemudian campuran ini disimpan
di dalam limestone clay mix storage dalam bentuk pile yang nantinya akan dicampur dengan
bahan baku koreksi di dalam raw mill. Bahan baku koreksi berupa batu kapur high grade
yang memiliki diameter kurang dari 9 cm diperoleh dari penambangan, sedangkan pasir silika
dan cooper slag yang diameternya masingmasing 5 cm dan 3 cm diperoleh dari pemasok.
Bahan baku dari masingmasing storage dicampur dengan proporsi tertentu sesuai
dengan ketentuan laboratorium, perbandingan paling banyak pada pile mix 91-96%,
sedangkan bahan koreksi yaitu batu kapur koreksi sekitar 45 %, serta cooper slag dan pasir
silica sekitar 23 %. Bahanbahan mentah ini kemudian digiling dan dikeringkan pada mesin
penggiling roller mill menjadi tepung raw material dengan ukuran 170 mesh yang berarti
bahwa dalam 1 in2 terdapat 170 lubang. Material yang lolos dari roller mill maksimal 16%.
Tepung raw material disimpan di blending silo agar lebih homogen yang siap diumpankan ke
unit pembakaran.
Tepung raw material yang telah mengalami homogenizing di blending silo
diumpankan ke preheater, selanjutnya dibakar di dalam tanur putar atau rotary kiln. Proses
pembakaran ini mengakibatkan terjadinya reaksi calsinasi lanjut, serta reaksi pembentukan
terak/clinker yang tersusun dari senyawasenyawa C2S, C3A, C4AF, dan C3S. Terak dengan
temperatur 14500C ini kemudian didinginkan secara mendadak pada clinker cooler hingga
temperatur 820C sampai membentuk kristal clinker kemudian disimpan pada penampung
terak atau clinker dome.
Terak dari clinker dome ditambahkan dengan zat additive, penambahan gypsum pada
OPC sebanyak 3-5% dan penambahan trass pada PPC maksimal 17%. Sebelum penambahan
dilakukan, zat additive ini dihancurkan dahulu dengan alat crusher dari diameter >3cm
menjadi partikel berdiameter <3cm, selanjutnya digiling bersamasama pada mesin
penggiling yang disebut ball mill. Produk dari penggilingan akhir ini adalah pada PPC

dengan blaine 350 20 m2/kg sedangkan pada OPC dengan blaine 340 20 m2/kg, lalu
disimpan pada silo-silo semen.
Semen dikemas dengan berat 40 kg untuk semen PPC, 50 kg untuk semen OPC,
kantong ukuran jumbo 1 ton dengan menggunakan mesin packer automatis atau dalam bentuk
curah untuk tangki truck pada unit pengisian (packing plant). Semen siap didistribusikan
melalui darat maupun laut.

Anda mungkin juga menyukai