Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

AKSESIBILITAS merupakan issue penting untuk penerapan desain


bagi orang penyandang disabilitas fisik. Dalam perkembangannya saat ini,
masih

juga

terdapat

aksesbilitasnya

untuk

bangunan-bangunan
para

penyandang

yang

belum

disabilitas

menerapkan

yang

harusnya

mendapatkan haknya yang perlu diperhatikan. Fasilitas umum yang tersedia


saat ini belum mampu menunjang akses bagi para penyandang disabilitas,
diantaranya adalah stasiun kereta yang tidak memliki ramp. Bagian ini akan
sangat menyulitkan bagi penyandang disabilitas.
Menurut hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang
dilaksanakan Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, jumlah penyandang
disabilitas di Indonesia sebanyak 6.008.661 orang. Dari jumlah tersebut
sekitar 1.780.200 orang adalah penyandang disabilitas netra, 472.855 orang
penyandang disabilitas rungu wicara, 402.817 orang penyandang disabilitas
grahita/intelektual, 616.387 orang penyandang disabilitas tubuh, 170.120

orang penyandang disabilitas yang sulit mengurus diri sendiri, dan sekitar
2.401.592 orang mengalami disabilitas ganda, ujar Nahar (Direktur RS ODK).
Untuk

itu

setiap

detail

interiornya

dan

rancangan

secara

arsitekturalnya harus difikirkan secara jeli. Penggunaan railing, ramp, dan


tangga juga harus diperhitungkan walaupun jarak bukan hal utama.
Penerapan aksesibilitas yang ada pada detail bangunan fasilitas
umum diharapkan dapat dijadikan sebuah tuntunan agar setiap penyandang
disabilitas dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri. Desain ruang yang
ada ini dimaksudkan bukan hanya melihat dari segi kenyamanan tetapi juga
segi keamanan yang lebih penting.

1.2

Batasan Masalah

Pembatasan masalah ini ada pada aksestabilitas bangunan Balai


Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa di kecamatan Cibinong, Kabupaten
Bogor. Yang merupakan rehabilitasi bagi orang penyandang disabiltas.
Fasilitas yang ada seperti toilet, ramp, handle, lift, sirkulasi, serta penanda
bagi tunanetra.
Pada fasiltas itulah yang ingin penulis ketahui dan pahami bagaimana
mendesain arsitektural yang detail dan benar bagi para penyandang
disabilitas.
Rumusan masalahnya antara lain:

1. Hal apa saja yang harus ada di suatu bangunan untuk menunjang
aksestabiltas bagi penyandang disabilitas?
2. Ukuran yang sesuai untuk toilet, ramp, handle, lift dan penanda bagi
tunanetra?
3. Manfaat bagi para penyandang disabilitas jika fasilitas tersebut sesuai
dengan standartnya?

1.3

Tujuan

1. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengetahui hal apa


saja yang mampu menunjang para penyandang disabilitas.
2. Memberikan pembelajaran bagi penulis untuk mengedapankan hak
para penyandang disabilitas.
3. Mengetahui secara detail ukuran-ukuran standart untuk penunjang
bangunan bagi penyandang disabilitas.

1.4

Sistematika Penulisan

BAB I

PENDAHULUAN

Pendahuluan menguraikan pokok persoalan, terdiri dari:


1. Latar Belakang Masalah. Menguraikan mengapa penulis sampai kepada

pemilihan topik/ tema permasalahan yang diangkat dalam penelitian.


2. Perumusan masalah. Memberikan batasan masalah yang jelas
bagiamana dari persoalan yang dikaji dan bagian mana yang tidak.
Rumusan masalah merupakan dasar untuk melakukan penelitian sesuai
dengan topik/ tema/ judul yang diambil. Dalam membuat rumusan
masalah hendaknya menggunakan kalimat tanya dalam sebuah kalimat
yang jelas dan padat.
3. Manfaat dan Tujuan. Menggambarkan manfaat dan hasil-hasil yang
diharapkan dari peniltian ini dengan memberikan jawaban terhadap
masalah yang diteliti.
4. Sistematika Pembahasan/ Penulisan, memberikan gambaran umum dari
bab ke bab dan isi dalam uraian yang padat sehingga dapat menjelaskan
isi dari Penelitian Arsitektur yang sedang dilakukan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA/ KAJIAN LITERATUR

Menguraikan

landasan-landasan

pembahasan

penelitian

dan

yang
dapat

menunjang

dalam

dipergunakan

dalam

menyelesaikan permasalahan yang diangkat. Kajian pustaka/ kajian


literatur berisi; landasan teori, kajian dari pustaka/ literature yang
relevan dengan materi, topik/ tema/ judul yang diambil dalam
penelitian. Kajian pustaka/ kajian literature merupakan semaua
pustaka/ literatur yang menunjang penelaahan pada permasalahan
penelitian. Perlu juga diperhatikan kemutahiran pustaka/ literature
yang diambil.

BAB III

TINJAUAN LOKASI DAN METODE PENELITIAN

3.1. Tinjauan Lokasi

Menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan kondisi lokasi yang


menjadi tempat penelitian. Memberikan gambaran keberadaan
lokasi, baik secara deskriptif maupun data-data dari kondisi lokasi
yang dapat berupa gambar, sketsa, dan data-data lain yang dapat
menjelaskan keberadaan lokasi penelitian yang sebenarnya.

3.2. Metode Penelitian


Menguraikan secara detail menganai langkah-langkah operasional
yang akan dilakaukan untuk mencapai tujuan penelitian. Uraian ini
mencapup

variabel,

teknik

pengumpulan

data,

model

yang

digunakan, rencana penelitian, teknik analisis data, cara penafsiran


dan

menyimpulkan

hasil

dari

penelitian

yang

dilakukan.

Mengungkapkan metodologi dan metode yang diuraikan melalui


pendekatan yang ingin dipakai dalam proses pengumpulan, analisis
data, dan proses kesimpulan penelitian.

Metode penelitian adalah rangkaian prosedur penelitian untuk


mendapatkan data-data, mengoloh data-data, dan menganalisis
data-data yang ada. Metode penelitian/ teknik penelitian yang
diPAlih

harus

dapat

member

kepastian

bagi

peneliti

untuk

mendapatkan jawaban dari masalah penelitian. Metode penelitian


harus memberi informasi tentang tahapan-tahan dan teknik-teknik
yang dilakukan prosedur/ proses kerja untuk mengapatkan data dan
hasil yang menjadi satu aspek dari komponen perolehan hasil
penelitian.

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Membuat pembahasan dari penelitian yang dilakukan dengan


tujuan untuk dapat menguraikan hasil pengamatan yang akan
mencakup semua aspek dan komponen-komponen yant berkaitan
dengan pengamatan. Menjelaskan tentang keterkaitan antar faktorfaktor dan data lapangan yang diperoleh dan membahas masalahmasalah yang diajukan dengan landasan teori yang ada. Pada bab
ini merupakan bagian inti yang harus memaparkan, menguraikan,
dan mengulas dari setiap temuan dari penelitian. Hendaknya dalam
menguraikan dapat menggunakan yang jelas dan komunikatif
sehingga pembaca dapat memahami setiap uraian sehingga dapat
memahami penelitian dan keseluruhan dari pembahasan serta
analisa yang dibuat oleh penulis.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dibuat, memberikan kesimpulan secara singkat
dan padat tentang latar belakang masalah, uraian temuan pokok
dan sampingannya dari penelitian yang telah dilakukan, serta
hasil dari temuan bagi pengkayaan keilmuan berikutnya. Dalam
bagian ini juga dapat dikemukakan hal-hal yang menari untuk
diteliti lebih lanjut.

5.2. Saran
Saran yang diuraiakan harus sesuai dengan kesimpulan yang
didapat dalam penelitian. Semua saran yang diberikan dalam
tujuan untuk perbaikan dari permasalahan dan temuan yang
telah didapat sehingga dapat menjadi lebih baik dan menambah
pengkayaan keilmuan.

Anda mungkin juga menyukai