Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmuilmu diperoleh dari keterbatasannya. Berbagai macam bidang ilmu pengetahuan yang
berkembang di dunia ini, salah satunya yang sangat dekat dengan kehidupan makhluk
hidup adalah ilmu pengetahuan bidang kesehatan atau ilmu kesehatan.
Ilmu kesehatan adalah kelompok disiplin ilmu terapan yang menangani
kesehatan manusia dan hewan. Ada dua bagian ilmu kesehatan: studi, riset,
dan pengetahuan mengenai kesehatan, serta aplikasi pengetahuan tersebut untuk
meningkatkan kesehatan, mengobati penyakit, dan memahami fungsi-fungsi biologis
pada manusia dan hewan. Riset yang dilakukan terutama bertumpu pada ilmu-ilmu
utama biologi, kimia, dan fisika, dan juga ilmu sosial (seperti sosiologi medis). Bidang
ilmu lain yang memberikan kontribusi penting bagi ilmu kesehatan termasuk biokimia,
bioteknologi, rekayasa, epidomiologi, genetika, ilmu perawatan, farmakologi, farmasi,
kesehatan masyarakat, dan kedokteran.
Pada dasarnya ilmu kesehatan mencakup 4 aspek, yaitu ilmu kesehatan fisik,
ilmu kesehatan mental (jiwa), ilmu kesehatan sosial, dan ilmu kesehatan dari aspek
ekonomi. Salah satu aspek penting yang banyak terjadi di masyarakat adalah kesehatan
mental (jiwa).

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Ilmu Kesehatan Mental
Ilmu kesehatan mental (mental hygiene) adalah ilmu kesehatan jiwa yang
memasalahkan kehidupan rohani yang sehat, dengan memandang pribadi manusia
sebagai satu totalitas psikofisik yang kompleks dengan memperhatikan perawatan
mental atau jiwa. Sama seperti ilmu pengetahuan yang lain, ilmu kesehatan mental
mempunyai objek khusus untuk diteliti dan objek tersebut adalah manusia. Ilmu
kesehatan mental tumbuh pada akhir abad ke-19 M dan sudah ada di Jerman sejak
tahun 1875 M. Namun demikian, sebenarnya para Nabi sejak Nabi Adam as. sampai
Nabi Muhammad saw. telah terlebih dahulu berbicara tentang hakikat jiwa, penyakit
jiwa, dan kesehatan jiwa yang terkandung dalam ajaran agama yang diwahyukan Allah
SWT.
II.2 Perkembangan Ilmu Kesehatan Mental
A. Ilmu Kesehatan Mental pada Zaman Prasejarah
Manusia purba memiliki kecenderungan mengalami gangguan mental juga fisik.
B. Ilmu Kesehatan Mental pada Zaman peradaban awal
1. Phytagoras (orang pertama menjelaskan penyakit mental secara alamiah)
2. Hypocrates (berpendapat penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit
mental)
3. Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagian
lagi dari dewa dewa)
C. Ilmu Kesehatan Mental pada Zaman Renaissesus
Tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat di belahan Eropa mulai
menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia takhayul.

D. Era Pra Ilmiah


1. Kepercayaan Animisme

Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif,
yaitu kepercayaan terhadap paham animisme bahwa dunia ini diawasi atau
dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa
orang mengalami gangguan mental, karena dewa marah kepadanya dan
membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka
mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan kurban.
2. Kepercayaan Naturalisme
Suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat
dari alam. Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu
sebagai penyebab sakit. Beliau mengatakan, Jika anda memotong batok
kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis.
Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat
polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental.
Beliau terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit
ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang
telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat
berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara
mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan
untuk melukai atau merusak dirinya.
E. Era Modern
Pada tahun 1909, gerakan mental Hygiene secara formal mulai muncul.
Perkembangan gerakan mental hygiene ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting
Beers (1876-1943) bahkan karena jasanya itu ia dinobatkan sebagai The Founder
of the Mental Hygiene Movement. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas
dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang
sangat manusiawi.
Secara hukum, gerakan mental hygiene ini mendapat pengakuan pada tanggal
3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani The National
Mental Health Act., yang berisi program jangka panjang yang diarahkan untuk
meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat. Beberapa tujuan yang
terkandung dalam dokumen tersebut meliputi :
3

1. Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat,


melalui penelitian, investigasi, eksperimen, penayangan kasus-kasus,
diagnosis, dan pengobatan.
2. Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan
kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi antara para peneliti dalam
melakukan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya.
3. Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental.
4. Mengembangkan dan membantu negara dalam menerapkan berbagai metode
pencegahan, diagnosis, dan pengobatan terhadap para pengidap gangguan
mental.
Pada tahun 1950, organisasi mental hygiene terus bertambah, yaitu dengan
berdirinyaNational Association for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini
terus berkembang sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu
perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini
dikembangkan melalui The World Federation forMental Health dan The World
Health Organization.
II.3

Pengertian Kesehatan Mental


Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental
berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kesehatan mental adalah
terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis
maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). (Mujib dan Mudzakir,
2001, 2003).
Noto Soedirdjo, 1980 menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memilki
kesehatan mental adalah Memilki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanantekanan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan
(Susceptibility) Keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor
genetic, proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor
yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.

II.4

Kesehatan Mental dalam Sudut Pandang Islam


Dalam Islam pengembangan kesehatan jiwa terintegrasi dalam pengembangan
pribadi pada umumnya, dalam artian kondisi kejiwaan yang sehat merupakan hasil
sampingan dari kondisi pribadi yang matang secara emosional, intelektual dan sosial,
4

serta terutama matang pula ketuhanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian dalam Islam dinyatakan betapa pentingnya pengembangan pribadipribadi meraih kualitas insan paripurna, yang otaknya sarat dengan ilmu yang
bermanfaat, bersemayam dalam kalbunya iman dan taqwa kepada Tuhan. Sikap dan
tingkah lakunya benar-benar merefleksikan nilai-nilai keislaman yang mantap dan
teguh.
Otaknya terpuji dan bimbingannya terhadap masyarakat membuahkan
ketuhanan, rasa kesatuan, kemandirian, semangat kerja tinggi, kedamaian dan kasih
sayang. Kesan demikian pasti jiwanya pun sehat. Suatu tipe manusia ideal dengan
kualitas-kualitasnya mungkin sulit dicapai. Tetapi dapat dihampiri melalui berbagai
upaya yang dilakukan secara sadar, aktif dan terencana sesuai dengan prinsip yang
terungkap dalam firman Allah SWT (QS. Ar-Radu ayat 11). Ayat ini menunjukkan
bahwa Islam mengakui kebebasan berkehendak dan menghargai pilihan pribadi untuk
menentukan apa yang terbaik baginya. Dalam hal ini manusia diberi kebebasan untuk
secara sadar aktif melakukan lebih dahulu segala upaya untuk meningkatkan diri dan
merubah nasib sendiri dan barulah setelah itu hidayah Allah akan tercurah padanya.
Sudah tentu upaya-upaya dapat meraih hidayah Allah SWT itu harus sesuai dan
berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Selain itu dalam Islam kebebasan bukan
merupakan kebebasan tak terbatas, karena niat, tujuan, dan cara-caranya harus selalu
sesuai dengan nilai-nilai agama dan norma-norma yang berlaku.
II.5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental


Ada dua faktor yang mempengaruhi rusaknya mental manusia yang
menyebabkan penyakit jiwa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti
sifat, bakat, keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik,
pemarah, dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat yakni
misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan lain-lain.
Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas, potensi diri, dan
sebagainya.
2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang
dapat mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat
dengan seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik,
kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.
Faktor luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya,
agama, pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor
eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun faktor external yang
buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak sehat.
II.6

Prinsip-Prinsip Kesehatan Mental


Prinsip-prinsip kesehatan mental adalah sebagai berikut:
1. Terpenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok (inti).
Yaitu terpenuhi kebutuhan pokok, baik kebutuhan organis yaitu jasmani (makan,
minum, dorongan seksual) dan rohani (kaasih sayang, ketuhanan, rasa aman),
maupun kebutuhan sosial. Apabila kebutuhan ini tak terpenuhi maka akan
mengakibatkan sakit mental. Ketegangan cenderung turun jika kebutuhankebutuhan

terpenuhi,

dan

cenderung

naik

atau

makin

banyak

jika

kebutuhankebutuhan tak terpenuhi, seperti mengalami fruktasi atau hambatanhambatan


2. Kepuasan
Semua orang menginginkan kepuasan, baik bersifat jasmani maupun rohani.
Manusia ingin puas dalam segala bidang, lalu timbul Sence of Importancy dan
Sence of Mastery (kesadarannilai dirinya dan kesadaran penguasaannya) yang
akan memberi rasa aman, senang, puas dan bahagia.
3. Posisi dan status sosial
Setiap individu selalu mencari posisi dan status sosial dalam lingkungannya.
Apabila individu itu telah mendapatkan posisi dan status sosial dalam
lingkungannya maka akan menimbulkan rasa simpati, aman, optimis, bergairah,
menumbuhkan keberanian dan harapan untuk menghadapi masa yang akan
datang.
II.7

Ciri-ciri Kesehatan Mental


Ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan kedalam enam kategori, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memiliki sikap batin (Attidude) yang positif terhadap dirinya sendiri


Aktualisasi diri
Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi yang psikis ada
Mampu berotonom terhadap diri sendiri (Mandiri)
Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri. (Jahoda, 1980).
6

Seorang dikatakan sehat mental jika seorang tersebut tidak menderita kecemasan,
depresi,

atau

bentuk

bentuk

simtomatologis,

sedangkan

pengetahuan,

kesejahteraan psikologis, mengartikan kesehatan mental sebagai adanya sesuatu


yang positif. Sehat menurut Sigmund Freud adalah apabila struktur id dalam diri
manusia, lebih besar dari ego dan superego. Kepribadian yang tidak sehat menurut
froid adalah strukutur ego dalam diri manusia lebih besar dari id dan super ego.
II.8

Tujuan Ilmu Kesehatan Mental


Tujuan mempelajari kesehatan mental sebagai berikut:
1. Menyehatkan jiwa, tujuan mempelajari kesehatan mental yaitu menyehatkan
kesehatan jiwa karena kita tahu dengan apa yang menyebabkan ganguan jiwa
sehingga tercipta mental yang normal.
2. Mencegah hal-hal yang menyebabkan gangguan jiwa.
3. Membina jiwa agar tidak terkena gangguan mental / jiwa, sehingga tercipta rasa
aman, diterima dalam lingkungannya, dan lain-lain.

II.9

Hubungan Ilmu Kesehatan dengan Disiplin Ilmu Lainnya


Ilmu kesehatan mental yang pertama-tama bertujuan untuk mencapai dan
memelihara kesehatan mental merupakan gabungan dari banyak bidang disiplin.
Lingkupnya melampaui rumah kita, meliputi sekolah, lembaga agama, rumah sakit,
dan lembaga-lembaga lain yang membantu mengembangkan reaksi-reaksi emosi yang
stabil dan pola-pola tingkah laku yang diinginkan pada individu-individu dari segala
usia.
Di antara banyak bidang studi atau disiplin yang berkaitan erat dengan ilmu
kesehatan mental adalah genetika, sosiologi, antropologi, psikiatri dan neurologi,
psikologi, psikoanalisis, ilmu kedokteran psikosomatik (suatu cabang baru dari dari
ilmu kedokteran), dan klinik psikiatri. Di bawah ini akan diuraikan sedikit disiplindisiplin

tersebut

dalam

hubungannya

dengan

kesehatan

mental.

Genetika
Genetika adalah suatu cabang biologi yang menangani studi tentang hereditas
perpindahan sifat-sifat dari orang tua kepada keturunannya (anak-anak). Ada
beberapa fakta penting yang cenderung menunjukkan hubungan yang erat antara
pengaruh-pengaruh herediter dan beberapa tipe gangguan mental. Contohnya adalah
beberapa bentuk epilepsi dan gangguan-gangguan lain pada otak. Apabila hubungan
kausal genetik ini diketahui. maka para ahli ilmu kesehatan mental dapat menghimbau
agar tidak mengadakan perkawinan antara pasien penyakit epilepsi supaya

mengurangi penyakit mental dan kelainan-kelainan mental lain yang mungkin terjadi
pada generasi-generasi yang akan datang.
Sosiologi
Sosiologi adalah suatu ilmu yang menangani konstitusi, evolusi, dan gejalagejala pada masyarakat manusia. Sosiolog dan pekerja sosial pertama-tama
memperhatikan pengaruh-pengaruh kehidupan masyarakat dan organisasi keluarga
terhadap kesejahteraan fisik dan mental dari orang-orangnya. Mereka juga
memperhatikan
mengganggu

penyebab
fungsi

dan

efisien

akibat
dari

dari

pengaruh-pengaruh

masyarakat

yang

sosial

terorganisasi.

yang
Dalam

mengungkapkan hubungan yang nyata antara sosiologi dan ilmu kesehatan mental,
D.B. Klein mengatakan: Sekarang jelas bahwa kesehatan mental dari setiap warga
negara tidak dapat dipisahkan dari pengaruh-pengaruh sosial yang membantu
membentuk kepribadiannya, dan ia harus beroperasi dengan atau menentang
pengaruh-pengaruh tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ketergantungannya
pada pengaruh-pengaruh ini begitu erat dan kokoh sehingga dalam pemikiran ilmu
kesehatan mental ia tidak lagi dibenarkan kalau berkata bahwa jiwa yang sehat berada
dalam tubuh yang sehat merupakan urusan individual semata-mata. (Klein, 1955).
Semboyan ini merupakan terjemahan dari pepatah bahasa Latin zaman dahulu,
mens sana in corpore sano yang berfungsi sebagai peringatan kepada kita tentang
usaha dalam mencari kesehatan mental dari orang zaman dahulu. Semboyan tersebut
telah diperbarui oleh Juvenal menjadi jiwa yang sehat berada dalam tubuh yang sehat
dan dalam masyarakat yang sehat. Bahkan dalam studi mengenai penyebab-penyebab
kenakalan atau kejahatan yang merupakan masalah yang berat dalam ilmu
kesehatan mental faktor-faktor lingkungan yang ditambahkan pada penyebabpenyebab psikologis memperlihatkan hubungan timbal balik antara kesehatan mental
seseorang dan masyarakat tempat orang itu hidup.
Di samping para sarjana biasa dari sosiologi, ada juga kelompok khusus
sosiolog yang dikenal sebagai pekerja sosial psikiatri yang telah mendapat pendidikan
dasar dalam kerja sosial dan ahli dalam kerja kasus keluarga. Kelompok para pekerja
sosial ini mencari inlbrmasi mengenai sejarah masa lampau individu, latar belakang
keluarga, status sosial, dan kondisi-kondisi umum masyarakat.
Mereka menganalisis data sosial ini dan memberikan informasi yang penting
bagi terapis di klinik psikiatri. Di lembaga-lembaga mental, pekerja sosial psikiatri
mengawasi para pasien yang dilepas untuk seterusnya atau untuk sementara, dengan
demikian mereka membantu para pasien yang sudah dilepas itu dalam usaha
8

melakukan penyesuaian diri kembali dalam masyarakat tempat mereka hidup.


Antropologi
Antropologi

yang,

menyelidiki

manusia

primitif

dan

produk

dari

kebudayaannya dapat membantu ilmu kesehatan mental dalam usaha-usahanya untuk


mengurangi terjadinya ketidakmampuan menyesuaikan diri individu. Karena
pengetahuan teknisnya tentang pengaruh dari praktek-praktek budaya khusus dalam
pertumbuhan kepribadian, antropolog dapat membantu ahli ilmu kesehatan mental
dalam mencari jalan dan cara untuk mencapai perkembangan kepribadian yang sehat.
Suatu contoh dari bantuan yang diberikan oleh antropolog ini ialah pembedaan
antropologis antara keluarga-kaluarga patriarkal dan matriarkal. Karena para
antropolog telah menyelidiki keluarga-keluarga itu, mereka mungkin memiliki data
yang berguna dan dapat dipakai oleh ahli ilmu kesehatan mental untuk mengurangi
konflik-konflik dalam keluarga-keluarga yang berbeda.
Contoh lain adalah apabila seseorang berhadapan dengan masalah penyesuaian
diri dengan suatu kebudayaan asing, para antropolog memiliki data tertentu mengenai
pengaruh-pengaruh pada perkembangan kepribadian jika seseorang dari latar
belakang kebudayaan tertentu berhadapan dengan masalah seperti itu.
Suatu bentuk biasa dart konflik-konflik kebudayaan yang demikian terdapat
dalam kesulitan-kesulitan penyesuaian diri pasangan suami-istri yang memiliki latar
belakang agama dan budaya yang sangat berbeda.
Oleh karena itu, apabila ahli ilmu kesehatan mental menyelidiki konflik
mental dan kecemasan orang-orang yang disebabkan oleh perbedaan kebudayaan,
maka ia memperoleh data yang cukup dari karya penelitian para antropolog.
Psikiatri dan Neurologi
Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang menangani diagnosis dan
perawatan gangguan-gangguan mental. Seorang psikiater menyelidiki secara
mendalam penyebab-penyebab langsung dan tidak langsung suatu panyakit tertentu.
Penyelidikan yang terinci mengenai individu-individu yang memperlihatkan
abnormalitas-abnormalitas yang jelas dalam tingkah laku sangat bermanfaat bagi ilmu
kesehatan mental karena perhatian utamanya ialah mencegah penyakit-penyakit
mental semacam itu.
Karena kalau mengetahui penyebab-penyebab yang nyata dari gangguan
mental, maka akan dilakukan suatu tindakan untuk mencegahnya. Seorang psikiater di
samping menjadi seorang dokter, ia juga memiliki latar belakang yang baik dalam
9

psikologi dan pertama-tama ia menangani tipe-tipe gangguan kepribadian yang lebih


berat.
la juga diminta pendapatnya dalam perkara-perkara pengadilan untuk
menetapkan keadaan mental yang sebenarnya dari orang-orang yang berlagak
mengalami mental tidak sehat (tidak waras) untuk menghindari hukuman berat dari
tindakan pidana yang mereka lakukan.
Neurologi mencakup diagnosis dan perawatan kerusakan pada struktur otak
dan bagian-bagian lain dari sistem saraf. Neurolog Iebih menekankan struktur dan
lokasi kerusakan yang terjadi pada jaringan-jaringan otak. Penyelidikan-penyelidikan
semacam itu biasanya mengungkapkan penyebab yang sebenarnya dari gangguan
mental pasien.
Perencanaan langkah-langkah preventif untuk menghindari kerusakan pada
otak itu dapat dilakukan oleh para ahli ilmu kesehatan mental dan dengan demikian
neurologi memberikan sumbangan yang sangat penting bagi ilmu kesehatan mental.
Sering kali seorang dokter adalah seorang neurolog dan psikiater. Dengan demikian,
neuropsikiater ini adalah seorang yang berpraktek medis dan berspesialisasi dalam
gangguan-gangguan neurologis dan psikiatrik.
Orang yang bekerja sama secara erat dengan psikiater dan neurolog adalah
perawat psikiatri. Sebagai seorang perawat yang lulus dari Perguruan Tinggi, is
memiliki spesialisasi dalam studi mengenai segi-segi mental dan emosional dan
gangguan-gangguan kepribadian dan dilatih dalam merawat orang yang sakit mental.
Seorang perawat psikiatri harus dapat melaksanakan program latihan psikiatri yang
mengikuti tujuan pengobatan yang ditetapkan oleh neuro-psikiater untuk pasien.
Psikologi
Semua biding psikologi turut memberi sumbangan bagi usaha jinni kesehatan
mental. Psiladogi anak yang menyelidiki anak dart masa pranatal sampai masa remaja
memperkenalkan kondisi-kondisi yang berbeda dalam perkemban2an emosi dan
mental anak kepada para ahli ilmu kesehatan mental.
Psikologi ahnorma/ yang menangani penyimpangan-penyimpangan dalam
tingkah laku manusia membantu memberikan wawasan kepada ahli ilmu kesehatan
mental mengenai fakta tentang penyebab-penyebab dari gangguan kepribadian.
Demikian juga psikologi pendidikan dapat memberikan pemahaman kepada
para mahasiswa ilmu kesehatan mental mengenai pengaruh pengalaman-pengalaman
sekolah terhadap kesehatan mental. Karena menerapkan prinsip-prinsip ilmu
kesehatan mental merupakan suatu segi dalam cara belajar, maka pengetahuan efektif
10

tentang proses belajar merupakan sumbangan yang sangat penting dari psikologi
pendidikan bagi ilmu kesehatan mental dalam mencari usaha-usaha yang efektif untuk
mencegah penyakit mental dan membina kesehatan mental.
Psikologi klinis yang merupakan salah satu bentuk psikologi terapan berusaha
menentukan kemampuan-kemampuan dan ciri-ciri khas seorang individu dengan
menggunakan bermacam-macam metode pengukuran, analisis, dan observasi.
Kemudian, dan hasil-hasil yang dikumpulkan dengan data yang diperoleh dari
pemeriksaan fisik dan sejarah sosial dari kasus, saran-saran dapat diberikan bagi
penyesuaian diri yang tepat dan individu yang bersangkutan.
Psikolog klinis adalah seorang spesialis yang mendapat pendidikan di
Perguruan Tinggi dan memenuhi syarat untuk menguji dan menggunakan cara-cara
psikoterapeutik bagi orang-orang yang memperlihatkan penyimpangan kepribadian
juga terlatih dengan baik dalam menggunakan dan menginterpretasikan instrumeninstrumen tes psikologi: tes intelijensi dan tes bakat, tes kepribadian, teknik proyeksi
(projective techniques), dan tes-tes psikologi lain. Psikolog klinis yang juga dikenal
sebagai konselor psikologi melakukan sebagian besar tugasnya dalam klinik psikiatri
dan ia memberikan sumbangan yang besar bagi keberhasilan dari setiap program ilmu
kesehatan mental.
Psikoanalisis
Ini adalah konsep dari Freud yang memperlihatkan peran dari dorongandorongan tak radar dan konflik-konflik batin manusia dalam menyebabkan
bermacam-macam gangguan kepribadian. Penjelasan-penjelasan tentang kepribadian
yang diutarakan oleh psikoanalisis mengemukakan bahwa kehidupan mental seorang
individu khususnya cara-cara kerja dari alam tak sadar menjelaskan banyak segi
tingkah lakunya. Dan apa yang dibuat seseorang terhadap dirinya dari masa bayi
sampai masa dewasa sebagian besar tergantung pada kemampuannya untuk
mengendalikan energi-energi psikis yang dimilikinya. Karya dari kelompok
psikoanalis ini merubah secara besar-besaran perawatan terhadap orang-orang yang
menderita konflik-konllik batin yang berlangsung lama dan kecemasan-kecemasan
kronis yang berlebih-lebihan.
Seorang psikoanal ia yang juga adalah seorang dokter menafsirkan
kepribadian menurut konsep-konsep psikoanalitik. Ia menggunakan teknik-teknik
asosiasi bebas dan analisis mimpi dalam merawat bermacam-macam kekalutan
mental. Setiap psikoanalis, sebelum menyelesaikan pendidikan dan spesialisa-sinya,
harus menjalani pemeriksaan psikoanalitik terhadap dirinya sendiri. Psikoanalis yang
11

terkemuka adalah Dr. Sigmund Freud dari Wina (1856-1939) yang dikenang sebagai
Bapak Psikoanalisis.
Ilmu Kedokteran Psikosomatik
Ilmu kedokteran ini adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang
mempelajari pengetahuan dan perawatan gangguan fisik dengan latar belakang
psikogenik. Tegangan-tegangan emosional yang muncul dari konflik-konflik yang
tidak terpecahkan dan frustrasi-frustrasi yang berlebih-lebihan menyebabkan reaksireaksi tubuh (penyakit-penyakit fisik), misalnya hipertensi (tekanan darah tinggi),
peptic ulcer, migrant, asma, dan gangguan pada kulit tertentu. Gangguan-gangguan
psikosomatik ini disebut juga neurosis karena gangguan-gangguan dan kerusakan
pada beberapa bagian tubuh disebabkan oleh kesulitan mental atau emosional.
Klinik Psikiatri
Klinik tersebut terdiri dari staf yang meliputi dokter spesialis, psikolog klinis,
pekerja sosial psikiatri, dan perawat-perawat psikiatri yang bekerja sama dalam
menemukan sifat dan penyebab dari kekalutan-kekalutan kepribadian pasien dan
membantunya supaya bisa sembuh kembali atau dapat menyesuaikan diri lagi.
Tujuan dan fungsinya ialah
(1) Memastikan penyebab dari kekalutan pasien dan berusaha
melokalisasikan

faktor-laktor

yang

tampaknya

menyebabkan

ketidakmampuan menyesuaikan diri dari orang yang bersangkutan. Cara


ini merupakan cara untuk menentukan etiologi atau penyebab penyakit
(2) Memastikan sifat dari penyakit pasien; asal mula dan perkembangan serta
simptom-simptom dari kekalutan tersebut diselidiki dengan berbagai
metode dan teknik. Cara ini dikenal sebagai diagnosis
(3) Menentukan arah dan hasil yang mungkin muncul dari kekalutan pasien.
Berdasarkan sifat dan penyebab kekalutan tersebut, maka diadakan usaha
untuk memastikan berapa lama penyakit itu akan bertahan, dan apakah
pasien akan sembuh sama sekali, sebagian sembuh, atau tidak sembuh
sama sekali. Cara ini disebut prognosis
(4) Memilih cara-cara untuk memperbaiki

kekalutan

pasien

dan

membantunya supaya dapat mengadakan penyesuaian diri kembali secara


adekuat. Perawatan dilakukan dengan memberi obat, kejutan (shock)
listrik,

pembedahan,

psikoanalisis,

analisis

dengan

wawancara,

hipnoanalisis. dan reedukasi.

12

Klinik psikologi memiliki persamaan dengan klinik psikiatri dalam banyak


hal. Hal yang membedakan adalah bahwa klinik psikologi menggunakan cara-cara
psikoterapi karena perhatiannya lebih dipusatkan pada diagnosis dan perbaikan
terhadap kekalutan-kekalutan kepribadian yang tidak disertai dengan ganggguangangguan organik.

BAB III
PENUTUP
III.1

Kesimpulan
Ilmu

Kesehatan

Mental

adalah

ilmu

kesehatan

jiwa

yang

memasalahkan kehidupan rohani yang sehat, dengan memandang pribadi manusia


sebagai satu totalitas psikofisik yang kompleks dengan memperhatikan perawatan
mental atau jiwa. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan
gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap
lingkungan sosial). Tujuan mempelajari kesehatan mental, yaitu menyehatkan jiwa,
karena kita tahu dengan apa yang menyebabkan ganguan jiwa sehingga tercipta mental
yang normal, mencegah hal-hal yang menyebabkan gangguan jiwa, membina jiwa agar
tidak terkena gangguan mental / jiwa, sehingga tercipta rasa aman, diterima dalam
lingkungannya, dan lain-lain.

13

DAFTAR PUSTAKA
http://sindyarsita.wordpress.com/2012/03/20/softskill-kesehatan-mental/
http://samancer.blogspot.com/2010/06/kesehatan-mental-i.html
http://www.gudangmateri.com/2011/02/hubungan-ilmu-kesehatan-mental-dan.html
http://shubhin.blogspot.com/2012/03/ilmu-kesehatan-mental-psychology.html
http://mypotik.blogspot.com/2011/05/definisi-tentang-ilmu-kesehatan-mental.html

14

Anda mungkin juga menyukai