PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmuilmu diperoleh dari keterbatasannya. Berbagai macam bidang ilmu pengetahuan yang
berkembang di dunia ini, salah satunya yang sangat dekat dengan kehidupan makhluk
hidup adalah ilmu pengetahuan bidang kesehatan atau ilmu kesehatan.
Ilmu kesehatan adalah kelompok disiplin ilmu terapan yang menangani
kesehatan manusia dan hewan. Ada dua bagian ilmu kesehatan: studi, riset,
dan pengetahuan mengenai kesehatan, serta aplikasi pengetahuan tersebut untuk
meningkatkan kesehatan, mengobati penyakit, dan memahami fungsi-fungsi biologis
pada manusia dan hewan. Riset yang dilakukan terutama bertumpu pada ilmu-ilmu
utama biologi, kimia, dan fisika, dan juga ilmu sosial (seperti sosiologi medis). Bidang
ilmu lain yang memberikan kontribusi penting bagi ilmu kesehatan termasuk biokimia,
bioteknologi, rekayasa, epidomiologi, genetika, ilmu perawatan, farmakologi, farmasi,
kesehatan masyarakat, dan kedokteran.
Pada dasarnya ilmu kesehatan mencakup 4 aspek, yaitu ilmu kesehatan fisik,
ilmu kesehatan mental (jiwa), ilmu kesehatan sosial, dan ilmu kesehatan dari aspek
ekonomi. Salah satu aspek penting yang banyak terjadi di masyarakat adalah kesehatan
mental (jiwa).
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Ilmu Kesehatan Mental
Ilmu kesehatan mental (mental hygiene) adalah ilmu kesehatan jiwa yang
memasalahkan kehidupan rohani yang sehat, dengan memandang pribadi manusia
sebagai satu totalitas psikofisik yang kompleks dengan memperhatikan perawatan
mental atau jiwa. Sama seperti ilmu pengetahuan yang lain, ilmu kesehatan mental
mempunyai objek khusus untuk diteliti dan objek tersebut adalah manusia. Ilmu
kesehatan mental tumbuh pada akhir abad ke-19 M dan sudah ada di Jerman sejak
tahun 1875 M. Namun demikian, sebenarnya para Nabi sejak Nabi Adam as. sampai
Nabi Muhammad saw. telah terlebih dahulu berbicara tentang hakikat jiwa, penyakit
jiwa, dan kesehatan jiwa yang terkandung dalam ajaran agama yang diwahyukan Allah
SWT.
II.2 Perkembangan Ilmu Kesehatan Mental
A. Ilmu Kesehatan Mental pada Zaman Prasejarah
Manusia purba memiliki kecenderungan mengalami gangguan mental juga fisik.
B. Ilmu Kesehatan Mental pada Zaman peradaban awal
1. Phytagoras (orang pertama menjelaskan penyakit mental secara alamiah)
2. Hypocrates (berpendapat penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit
mental)
3. Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagian
lagi dari dewa dewa)
C. Ilmu Kesehatan Mental pada Zaman Renaissesus
Tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat di belahan Eropa mulai
menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia takhayul.
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif,
yaitu kepercayaan terhadap paham animisme bahwa dunia ini diawasi atau
dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa
orang mengalami gangguan mental, karena dewa marah kepadanya dan
membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka
mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan kurban.
2. Kepercayaan Naturalisme
Suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat
dari alam. Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu
sebagai penyebab sakit. Beliau mengatakan, Jika anda memotong batok
kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis.
Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat
polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental.
Beliau terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit
ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang
telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat
berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara
mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan
untuk melukai atau merusak dirinya.
E. Era Modern
Pada tahun 1909, gerakan mental Hygiene secara formal mulai muncul.
Perkembangan gerakan mental hygiene ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting
Beers (1876-1943) bahkan karena jasanya itu ia dinobatkan sebagai The Founder
of the Mental Hygiene Movement. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas
dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang
sangat manusiawi.
Secara hukum, gerakan mental hygiene ini mendapat pengakuan pada tanggal
3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani The National
Mental Health Act., yang berisi program jangka panjang yang diarahkan untuk
meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat. Beberapa tujuan yang
terkandung dalam dokumen tersebut meliputi :
3
II.4
serta terutama matang pula ketuhanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian dalam Islam dinyatakan betapa pentingnya pengembangan pribadipribadi meraih kualitas insan paripurna, yang otaknya sarat dengan ilmu yang
bermanfaat, bersemayam dalam kalbunya iman dan taqwa kepada Tuhan. Sikap dan
tingkah lakunya benar-benar merefleksikan nilai-nilai keislaman yang mantap dan
teguh.
Otaknya terpuji dan bimbingannya terhadap masyarakat membuahkan
ketuhanan, rasa kesatuan, kemandirian, semangat kerja tinggi, kedamaian dan kasih
sayang. Kesan demikian pasti jiwanya pun sehat. Suatu tipe manusia ideal dengan
kualitas-kualitasnya mungkin sulit dicapai. Tetapi dapat dihampiri melalui berbagai
upaya yang dilakukan secara sadar, aktif dan terencana sesuai dengan prinsip yang
terungkap dalam firman Allah SWT (QS. Ar-Radu ayat 11). Ayat ini menunjukkan
bahwa Islam mengakui kebebasan berkehendak dan menghargai pilihan pribadi untuk
menentukan apa yang terbaik baginya. Dalam hal ini manusia diberi kebebasan untuk
secara sadar aktif melakukan lebih dahulu segala upaya untuk meningkatkan diri dan
merubah nasib sendiri dan barulah setelah itu hidayah Allah akan tercurah padanya.
Sudah tentu upaya-upaya dapat meraih hidayah Allah SWT itu harus sesuai dan
berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Selain itu dalam Islam kebebasan bukan
merupakan kebebasan tak terbatas, karena niat, tujuan, dan cara-caranya harus selalu
sesuai dengan nilai-nilai agama dan norma-norma yang berlaku.
II.5
Faktor eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang
dapat mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat
dengan seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik,
kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.
Faktor luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya,
agama, pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor
eksternal yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun faktor external yang
buruk / tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak sehat.
II.6
terpenuhi,
dan
cenderung
naik
atau
makin
banyak
jika
Seorang dikatakan sehat mental jika seorang tersebut tidak menderita kecemasan,
depresi,
atau
bentuk
bentuk
simtomatologis,
sedangkan
pengetahuan,
II.9
tersebut
dalam
hubungannya
dengan
kesehatan
mental.
Genetika
Genetika adalah suatu cabang biologi yang menangani studi tentang hereditas
perpindahan sifat-sifat dari orang tua kepada keturunannya (anak-anak). Ada
beberapa fakta penting yang cenderung menunjukkan hubungan yang erat antara
pengaruh-pengaruh herediter dan beberapa tipe gangguan mental. Contohnya adalah
beberapa bentuk epilepsi dan gangguan-gangguan lain pada otak. Apabila hubungan
kausal genetik ini diketahui. maka para ahli ilmu kesehatan mental dapat menghimbau
agar tidak mengadakan perkawinan antara pasien penyakit epilepsi supaya
mengurangi penyakit mental dan kelainan-kelainan mental lain yang mungkin terjadi
pada generasi-generasi yang akan datang.
Sosiologi
Sosiologi adalah suatu ilmu yang menangani konstitusi, evolusi, dan gejalagejala pada masyarakat manusia. Sosiolog dan pekerja sosial pertama-tama
memperhatikan pengaruh-pengaruh kehidupan masyarakat dan organisasi keluarga
terhadap kesejahteraan fisik dan mental dari orang-orangnya. Mereka juga
memperhatikan
mengganggu
penyebab
fungsi
dan
efisien
akibat
dari
dari
pengaruh-pengaruh
masyarakat
yang
sosial
terorganisasi.
yang
Dalam
mengungkapkan hubungan yang nyata antara sosiologi dan ilmu kesehatan mental,
D.B. Klein mengatakan: Sekarang jelas bahwa kesehatan mental dari setiap warga
negara tidak dapat dipisahkan dari pengaruh-pengaruh sosial yang membantu
membentuk kepribadiannya, dan ia harus beroperasi dengan atau menentang
pengaruh-pengaruh tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ketergantungannya
pada pengaruh-pengaruh ini begitu erat dan kokoh sehingga dalam pemikiran ilmu
kesehatan mental ia tidak lagi dibenarkan kalau berkata bahwa jiwa yang sehat berada
dalam tubuh yang sehat merupakan urusan individual semata-mata. (Klein, 1955).
Semboyan ini merupakan terjemahan dari pepatah bahasa Latin zaman dahulu,
mens sana in corpore sano yang berfungsi sebagai peringatan kepada kita tentang
usaha dalam mencari kesehatan mental dari orang zaman dahulu. Semboyan tersebut
telah diperbarui oleh Juvenal menjadi jiwa yang sehat berada dalam tubuh yang sehat
dan dalam masyarakat yang sehat. Bahkan dalam studi mengenai penyebab-penyebab
kenakalan atau kejahatan yang merupakan masalah yang berat dalam ilmu
kesehatan mental faktor-faktor lingkungan yang ditambahkan pada penyebabpenyebab psikologis memperlihatkan hubungan timbal balik antara kesehatan mental
seseorang dan masyarakat tempat orang itu hidup.
Di samping para sarjana biasa dari sosiologi, ada juga kelompok khusus
sosiolog yang dikenal sebagai pekerja sosial psikiatri yang telah mendapat pendidikan
dasar dalam kerja sosial dan ahli dalam kerja kasus keluarga. Kelompok para pekerja
sosial ini mencari inlbrmasi mengenai sejarah masa lampau individu, latar belakang
keluarga, status sosial, dan kondisi-kondisi umum masyarakat.
Mereka menganalisis data sosial ini dan memberikan informasi yang penting
bagi terapis di klinik psikiatri. Di lembaga-lembaga mental, pekerja sosial psikiatri
mengawasi para pasien yang dilepas untuk seterusnya atau untuk sementara, dengan
demikian mereka membantu para pasien yang sudah dilepas itu dalam usaha
8
yang,
menyelidiki
manusia
primitif
dan
produk
dari
tentang proses belajar merupakan sumbangan yang sangat penting dari psikologi
pendidikan bagi ilmu kesehatan mental dalam mencari usaha-usaha yang efektif untuk
mencegah penyakit mental dan membina kesehatan mental.
Psikologi klinis yang merupakan salah satu bentuk psikologi terapan berusaha
menentukan kemampuan-kemampuan dan ciri-ciri khas seorang individu dengan
menggunakan bermacam-macam metode pengukuran, analisis, dan observasi.
Kemudian, dan hasil-hasil yang dikumpulkan dengan data yang diperoleh dari
pemeriksaan fisik dan sejarah sosial dari kasus, saran-saran dapat diberikan bagi
penyesuaian diri yang tepat dan individu yang bersangkutan.
Psikolog klinis adalah seorang spesialis yang mendapat pendidikan di
Perguruan Tinggi dan memenuhi syarat untuk menguji dan menggunakan cara-cara
psikoterapeutik bagi orang-orang yang memperlihatkan penyimpangan kepribadian
juga terlatih dengan baik dalam menggunakan dan menginterpretasikan instrumeninstrumen tes psikologi: tes intelijensi dan tes bakat, tes kepribadian, teknik proyeksi
(projective techniques), dan tes-tes psikologi lain. Psikolog klinis yang juga dikenal
sebagai konselor psikologi melakukan sebagian besar tugasnya dalam klinik psikiatri
dan ia memberikan sumbangan yang besar bagi keberhasilan dari setiap program ilmu
kesehatan mental.
Psikoanalisis
Ini adalah konsep dari Freud yang memperlihatkan peran dari dorongandorongan tak radar dan konflik-konflik batin manusia dalam menyebabkan
bermacam-macam gangguan kepribadian. Penjelasan-penjelasan tentang kepribadian
yang diutarakan oleh psikoanalisis mengemukakan bahwa kehidupan mental seorang
individu khususnya cara-cara kerja dari alam tak sadar menjelaskan banyak segi
tingkah lakunya. Dan apa yang dibuat seseorang terhadap dirinya dari masa bayi
sampai masa dewasa sebagian besar tergantung pada kemampuannya untuk
mengendalikan energi-energi psikis yang dimilikinya. Karya dari kelompok
psikoanalis ini merubah secara besar-besaran perawatan terhadap orang-orang yang
menderita konflik-konllik batin yang berlangsung lama dan kecemasan-kecemasan
kronis yang berlebih-lebihan.
Seorang psikoanal ia yang juga adalah seorang dokter menafsirkan
kepribadian menurut konsep-konsep psikoanalitik. Ia menggunakan teknik-teknik
asosiasi bebas dan analisis mimpi dalam merawat bermacam-macam kekalutan
mental. Setiap psikoanalis, sebelum menyelesaikan pendidikan dan spesialisa-sinya,
harus menjalani pemeriksaan psikoanalitik terhadap dirinya sendiri. Psikoanalis yang
11
terkemuka adalah Dr. Sigmund Freud dari Wina (1856-1939) yang dikenang sebagai
Bapak Psikoanalisis.
Ilmu Kedokteran Psikosomatik
Ilmu kedokteran ini adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang
mempelajari pengetahuan dan perawatan gangguan fisik dengan latar belakang
psikogenik. Tegangan-tegangan emosional yang muncul dari konflik-konflik yang
tidak terpecahkan dan frustrasi-frustrasi yang berlebih-lebihan menyebabkan reaksireaksi tubuh (penyakit-penyakit fisik), misalnya hipertensi (tekanan darah tinggi),
peptic ulcer, migrant, asma, dan gangguan pada kulit tertentu. Gangguan-gangguan
psikosomatik ini disebut juga neurosis karena gangguan-gangguan dan kerusakan
pada beberapa bagian tubuh disebabkan oleh kesulitan mental atau emosional.
Klinik Psikiatri
Klinik tersebut terdiri dari staf yang meliputi dokter spesialis, psikolog klinis,
pekerja sosial psikiatri, dan perawat-perawat psikiatri yang bekerja sama dalam
menemukan sifat dan penyebab dari kekalutan-kekalutan kepribadian pasien dan
membantunya supaya bisa sembuh kembali atau dapat menyesuaikan diri lagi.
Tujuan dan fungsinya ialah
(1) Memastikan penyebab dari kekalutan pasien dan berusaha
melokalisasikan
faktor-laktor
yang
tampaknya
menyebabkan
kekalutan
pasien
dan
pembedahan,
psikoanalisis,
analisis
dengan
wawancara,
12
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Ilmu
Kesehatan
Mental
adalah
ilmu
kesehatan
jiwa
yang
13
DAFTAR PUSTAKA
http://sindyarsita.wordpress.com/2012/03/20/softskill-kesehatan-mental/
http://samancer.blogspot.com/2010/06/kesehatan-mental-i.html
http://www.gudangmateri.com/2011/02/hubungan-ilmu-kesehatan-mental-dan.html
http://shubhin.blogspot.com/2012/03/ilmu-kesehatan-mental-psychology.html
http://mypotik.blogspot.com/2011/05/definisi-tentang-ilmu-kesehatan-mental.html
14