sekunder akibat dari penyakit lain seperti usia tua, diabetes mellitus (kencing manis),
sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat) dan lemak trans
(yang biasa ditemukan pada makanan siap saji), obesitas, kebiasaan konsumsi alkohol,
merokok dan kurang olahraga. Faktor lain yang perlu diwaspadai adalah riwayat hipertensi
dan riwayan keluarga yang menderita penyakit jantung.
Adapun gejala hiperkolesterol bersifat asimtomatik atau tidak menunjukkan gejala.
Namun jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, hiperkolesterol dapat menyebabkan
atherosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan plak
atau lemak kolesterol, yang lama kelamaan dapat menyebabkan stenosis (penyempitan)
progresif bahkan oklusi (penyumbatan) arteri serta menyebabkan iskemia/kerusakan fungsi
organ dan jaringan yang terlibat. Tanda dan gejala kolesterol yang menyebabkan iskemia
sementara di otak antara lain penglihatan hilang sementara, pusing, penurunan keseimbangan,
afasia (kesulitan bicara), kelemahan atau kesemutan biasanya pada satu sisi. Berkaitan
dengan organ jantung, gejala yang dapat dikeluhkan penderita yaitu nyeri dada, nyeri perut,
detak jantung yang cepat, kesulitan bernapas, mual, muntah, keringat dingin. Gejala
hiperkolesterol juga dapat bermanifestasi pada organ mata, terutama pada familial
hypercholesterolemia (hyperlipoproteinemia) antara lain xanthelasma palpebrarum (deposit
kekuningan yang mengandung kolesterol pada kelopak mata), arcus senilis (perubahan warna
kornea mata menjadi abu-abu atau putih).
Kadar kolesterol dalam darah dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah
di laboratorium kesehatan. Hasilnya akan dibandingkan dengan tabel klasifikasi kadar
kolesterol sehingga dapat ditentukan golongannya.
Tabel klasifikasi kadar kolesterol
Jenis Kolesterol
HDL (kolesterol baik)
LDL (kolesterol jahat)
Trigliserida
Total Cholesterol
Nilai normal
Lebih dari 40 - 50 mg/dl
Kurang dari 100 mg/dl
Kurang dari 150 mg/dl
Kurang dari 200 mg/dl
Bila kadar total kolesterol di bawah 200 mg/dL berarti kolesterol anda tergolong
normal, tetapi tetap harus dijaga pola makan dan olahraga yang teratur untuk menjaga kadar
tersebut tetap dipertahankan. Bila total kolesterol anda berada di kisaran 200-239 mg/dL
maka harus di lihat kadar jenis kolesterol anda yaitu HDL, LDL serta Trigliserida (tabel
diatas). Jika di atas 240 mg/dL maka anda memiliki risiko dua kali lipat untuk terkena
penyakit jantung.
Salah satu cara menurunkan atau mencegah kolesterol tinggi antara lain dengan
latihan fisik/olahraga teratur, mempertahankan berat badan ideal, memilih makanan bergizi
dan rendah lemak serta menghilangkan faktor stres.
Dalam mengatur makan, hindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi yaitu
minyak dan lemak hewan, antara lain daging sapi/kambing/babi, kulit ayam, jeroan, otak, hati
ayam, cumi, udang, kerang, kepiting, kuning telur. Diet yang baik agar terkontrol adalah diet
rendah lemak jelek tapi tinggi lemak yang baik. Makan lemak yang baik seperti asam lemak
omega-3, omega-6 dan omega-9. Asam lemak omega-3 terdapat pada ikan laut dalam seperti
ikan salmon, ikan tuna, asam lemak omega-6 terdapat pada minyak jagung dan minyak
kedelai, sedangkan asam lemak omega-9 terdapat pada alpukat, minyak zaitun dan canola oil.
Sebaiknya hindari alkohol dan konsumsi gula yang berlebihan. Akan lebih baik
mengkonsumsi makanan tinggi serat, gunakan minyak mufa (mono-unsaturated fatty acid)
dan pufa (poly-unsaturated fatty acid), suplementasi minyak ikan, buah-buahan atau vitamin
yang mengandung antioksidan, seperti jeruk, strawberi, apel, wortel dan tomat.
Bagi Anda yang memiliki faktor resiko tersebut diatas, sebaiknya segera merubah
gaya hidup anda. Untuk pemberian terapi farmakologis yang dapat menurunkan kadar
kolesterol harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda agar sesuai dosis dan
indikasi.