Anda di halaman 1dari 3

Waspadai Hiperkolesterol!

Hiperkolesterolemia atau dislipidemia adalah suatu keadaan di mana kolesterol dalam


tubuh sudah melebihi kadar normal dalam darah. Kolesterol terbagi menjadi kolesterol jahat
atau Low Density Lipoprotein (LDL) yang dapat menjadi plak dan menyumbat pembuluh
darah, kolesterol baik atau High Density Lipoprotein (HDL) yang dapat membantu
pembentukan hormon, steroid, vit D serta pendukung pertumbuhan jaringan, dan Trigliserida
yang berfungsi menghasilkan energi bagi tubuh. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme
lipid yang ditandai peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida di atas nilai
normal serta penurunan kolesterol HDL. Kadar kolesterol jahat yang berlebihan akan
mengendap di saluran peredaran darah sehingga menyempitkan saluran aliran darah tersebut
dan mengganggu sistem peredaran darah normal.
Kolesterol pada dasarnya merupakan senyawa lemak yang juga dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Fungsi kolesterol dalam tubuh manusia antara lain membentuk dinding sel,
memproduksi hormon, vitamin D dan senyawa yang membantu proses pencernaan makanan.
Selama kadar kolesterol seimbang dan dalam batas normal, tubuh kita akan tetap sehat.
Tubuh manusia sebenarnya dapat mencukupi kebutuhan kolesterol yang dihasilkan di
organ hati (liver), tapi kita juga mendapatkan kolesterol dari makanan yang sehari-hari kita
makan. Asupan makanan inilah yang harus diperhatikan karena sebagian besar kasus
peningkatan kadar kolesterol disebabkan pola makan yang buruk yaitu makanan yang
mengandung lemak atau kolesterol tinggi. Namun, pada kasus tertentu hiperkolesterolemia
dapat diakibatkan oleh kondisi medis lainnya.
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4
juta kematian akibat hiperkolesterol atau sebesar 7,9% dari jumlah total kematian di usia
muda. Di Indonesia, angka kejadian hiperkolesterolemia penelitian MONICA (Multinational
Monitoring of Trends Determinants in Cardiovascular Diseases) I (1988) sebesar 13.4 %
untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II (1994) didapatkan meningkat menjadi
16,2 % untuk wanita dan 14 % pria. Prevalensi hiperkolesterolemia masyarakat pedesaan,
mencapai 10,9 persen dari total populasi pada tahun 2004. Penderita pada generasi muda,
yakni usia 25-34 tahun, mencapai 9,3 %. Wanita menjadi kelompok paling banyak menderita
masalah ini, yakni 14,5 %, atau hampir dua kali lipat kelompok laki-laki.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa disebabkan
oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial, juga bisa disebabkan faktor

sekunder akibat dari penyakit lain seperti usia tua, diabetes mellitus (kencing manis),
sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat) dan lemak trans
(yang biasa ditemukan pada makanan siap saji), obesitas, kebiasaan konsumsi alkohol,
merokok dan kurang olahraga. Faktor lain yang perlu diwaspadai adalah riwayat hipertensi
dan riwayan keluarga yang menderita penyakit jantung.
Adapun gejala hiperkolesterol bersifat asimtomatik atau tidak menunjukkan gejala.
Namun jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, hiperkolesterol dapat menyebabkan
atherosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan plak
atau lemak kolesterol, yang lama kelamaan dapat menyebabkan stenosis (penyempitan)
progresif bahkan oklusi (penyumbatan) arteri serta menyebabkan iskemia/kerusakan fungsi
organ dan jaringan yang terlibat. Tanda dan gejala kolesterol yang menyebabkan iskemia
sementara di otak antara lain penglihatan hilang sementara, pusing, penurunan keseimbangan,
afasia (kesulitan bicara), kelemahan atau kesemutan biasanya pada satu sisi. Berkaitan
dengan organ jantung, gejala yang dapat dikeluhkan penderita yaitu nyeri dada, nyeri perut,
detak jantung yang cepat, kesulitan bernapas, mual, muntah, keringat dingin. Gejala
hiperkolesterol juga dapat bermanifestasi pada organ mata, terutama pada familial
hypercholesterolemia (hyperlipoproteinemia) antara lain xanthelasma palpebrarum (deposit
kekuningan yang mengandung kolesterol pada kelopak mata), arcus senilis (perubahan warna
kornea mata menjadi abu-abu atau putih).
Kadar kolesterol dalam darah dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah
di laboratorium kesehatan. Hasilnya akan dibandingkan dengan tabel klasifikasi kadar
kolesterol sehingga dapat ditentukan golongannya.
Tabel klasifikasi kadar kolesterol
Jenis Kolesterol
HDL (kolesterol baik)
LDL (kolesterol jahat)
Trigliserida
Total Cholesterol

Nilai normal
Lebih dari 40 - 50 mg/dl
Kurang dari 100 mg/dl
Kurang dari 150 mg/dl
Kurang dari 200 mg/dl

Bila kadar total kolesterol di bawah 200 mg/dL berarti kolesterol anda tergolong
normal, tetapi tetap harus dijaga pola makan dan olahraga yang teratur untuk menjaga kadar
tersebut tetap dipertahankan. Bila total kolesterol anda berada di kisaran 200-239 mg/dL
maka harus di lihat kadar jenis kolesterol anda yaitu HDL, LDL serta Trigliserida (tabel
diatas). Jika di atas 240 mg/dL maka anda memiliki risiko dua kali lipat untuk terkena
penyakit jantung.

Salah satu cara menurunkan atau mencegah kolesterol tinggi antara lain dengan
latihan fisik/olahraga teratur, mempertahankan berat badan ideal, memilih makanan bergizi
dan rendah lemak serta menghilangkan faktor stres.
Dalam mengatur makan, hindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi yaitu
minyak dan lemak hewan, antara lain daging sapi/kambing/babi, kulit ayam, jeroan, otak, hati
ayam, cumi, udang, kerang, kepiting, kuning telur. Diet yang baik agar terkontrol adalah diet
rendah lemak jelek tapi tinggi lemak yang baik. Makan lemak yang baik seperti asam lemak
omega-3, omega-6 dan omega-9. Asam lemak omega-3 terdapat pada ikan laut dalam seperti
ikan salmon, ikan tuna, asam lemak omega-6 terdapat pada minyak jagung dan minyak
kedelai, sedangkan asam lemak omega-9 terdapat pada alpukat, minyak zaitun dan canola oil.
Sebaiknya hindari alkohol dan konsumsi gula yang berlebihan. Akan lebih baik
mengkonsumsi makanan tinggi serat, gunakan minyak mufa (mono-unsaturated fatty acid)
dan pufa (poly-unsaturated fatty acid), suplementasi minyak ikan, buah-buahan atau vitamin
yang mengandung antioksidan, seperti jeruk, strawberi, apel, wortel dan tomat.
Bagi Anda yang memiliki faktor resiko tersebut diatas, sebaiknya segera merubah
gaya hidup anda. Untuk pemberian terapi farmakologis yang dapat menurunkan kadar
kolesterol harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda agar sesuai dosis dan
indikasi.

Anda mungkin juga menyukai