Anda di halaman 1dari 3

Waspadai Hiperkolesterol!

Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan di mana kolesterol dalam tubuh sudah


melebihi kadar normal dalam darah, salah satu gangguan kadar lemak (dislipidemia) dimana
kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl. Kolesterol terbagi menjadi kolesterol jahat
atau Low Density Lipoprotein (LDL) yang dapat menjadi plak dan menyumbat pembuluh
darah, kolesterol baik atau High Density Lipoprotein (HDL) yang dapat membantu
pembentukan hormon, steroid, vit D serta pendukung pertumbuhan jaringan, dan Trigliserida
yang berfungsi menghasilkan energi bagi tubuh. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme
lipid yang ditandai peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida di atas nilai
normal serta penurunan kolesterol HDL. Kadar kolesterol jahat yang berlebihan akan
mengendap di saluran peredaran darah sehingga menyempitkan saluran aliran darah tersebut
dan mengganggu sistem peredaran darah normal.
Kolesterol pada dasarnya merupakan senyawa lemak yang juga dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Fungsi kolesterol dalam tubuh manusia antara lain membentuk dinding sel,
memproduksi hormon, vitamin D dan senyawa yang membantu proses pencernaan makanan.
Selama kadar kolesterol seimbang dan dalam batas normal, tubuh kita akan tetap sehat.
Tubuh manusia sebenarnya dapat mencukupi kebutuhan kolesterol yang dihasilkan di
organ hati (liver), tapi kita juga mendapatkan kolesterol dari makanan yang sehari-hari kita
makan. Asupan makanan inilah yang harus diperhatikan karena sebagian besar kasus
peningkatan kadar kolesterol disebabkan pola makan yang buruk yaitu makanan yang
mengandung lemak atau kolesterol tinggi. Namun, pada kasus tertentu hiperkolesterolemia
dapat diakibatkan oleh kondisi medis lainnya.
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4
juta kematian akibat hiperkolesterol atau sebesar 7,9% dari jumlah total kematian di usia
muda. Di Indonesia, angka kejadian hiperkolesterolemia penelitian MONICA I (1988)
sebesar 13.4 % untuk wanita dan 11,4 % untuk pria. Pada MONICA II (1994) didapatkan
meningkat menjadi 16,2 % untuk wanita dan 14 % pria. Prevalensi hiperkolesterolemia
masyarakat pedesaan, mencapai 10,9 persen dari total populasi pada tahun 2004. Penderita
pada generasi muda, yakni usia 25-34 tahun, mencapai 9,3 persen. Wanita menjadi kelompok
paling banyak menderita masalah ini, yakni 14,5 persen, atau hampir dua kali lipat kelompok
laki-laki.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa disebabkan


oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial, juga bisa disebabkan faktor
sekunder akibat dari penyakit lain seperti diabetes mellitus (kencing manis), sindroma
nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat), kegemukan, kebiasaan
konsumsi alkohol dan kurang olahraga.
Ketika kadar kolesterol dalam darah terlalu banyak, kolesterol akan mengendap dan
membentuk plak di dalam pembuluh darah. Plak tersebut akan menghalangi atau menyumbat
aliran darah yang mengalir ke otak, jantung dan organ-organ tubuh lainnya.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko hiperkolesterolemia antara lain :
Kelebihan berat badan atau obesitas
Kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak, terutama lemak jenuh dan lemak trans (yang
biasa ditemukan pada makanan siap saji)
Tidak melakukan aktivitas atau olahraga yang cukup
Riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung
Tekanan darah tinggi
Kebiasaan merokok
Diabetes Mellitus
Usia
Adapun gejala hiperkolesterol bersifat asimtomatik atau tidak menunjukkan gejala.
Namun jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, hiperkolesterol dapat menyebabkan
atherosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan plak
atau lemak kolesterol, yang lama kelamaan dapat menyebabkan stenosis (penyempitan)
progresif bahkan oklusi (penyumbatan) arteri serta menyebabkan iskemia/kerusakan fungsi
organ dan jaringan yang terlibat.
Tanda dan gejala kolesterol yang menyebabkan iskemia sementara di otak antara lain
penglihatan hilang sementara, pusing, penurunan keseimbangan, afasia (kesulitan bicara),
kelemahan atau kesemutan biasanya pada satu sisi. Berkaitan dengan organ jantung, gejala
yang dapat dikeluhkan penderita yaitu nyeri dada, nyeri perut, detak jantung yang cepat,
kesulitan bernapas, mual, muntah, keringat dingin. Gejala hiperkolesterol juga dapat
bermanifestasi

pada

organ

mata,

terutama

pada

familial

hypercholesterolemia

(hyperlipoproteinemia) antara lain xanthelasma palpebrarum (deposit kekuningan yang


mengandung kolesterol pada kelopak mata), arcus senilis (perubahan warna kornea mata
menjadi abu-abu atau putih).

Salah satu cara menurunkan atau mencegah kolesterol tinggi antara lain dengan
latihan fisik/olahraga teratur, mempertahankan berat badan ideal, memilih makanan bergizi
dan rendah lemak serta menghilangkan faktor stres. Obat antikolesterol biasanya baru
diberikan jika dengan pengaturan makanan dan olahraga tidak mengalami perbaikan.
Dalam mengatur makan, hindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi yaitu
minyak dan lemak hewan, antara lain daging sapi/kambing/ babi, kulit ayam, jerohan, otak,
hati ayam, cumi, udang, kerang, kepiting, kuning telur. Diet yang baik agar terkontrol adalah
diet rendah lemak jelek tapi tinggi lemak yang baik. Makan lemak yang baik seperti asam
lemak omega-3, omega-6 dan omega-9. Asam lemak omega-3 terdapat pada ikan laut dalam
seperti ikan salmon, ikan tuna, asam lemak omega-6 terdapat pada minyak jagung dan
minyak kedelai, sedangkan asam lemak omega-9 terdapat pada alpukat, minyak zaitun dan
canola oil. Sebaiknya hindari alkohol dan konsumsi gula yang berlebihan. Akan lebih baik
mengkonsumsi makanan tinggi serat, gunakan minyak mufa (mono-unsaturated fatty acid)
dan pufa (poly-unsaturated fatty acid), suplementasi minyak ikan, buah-buahan atau vitamin
yang mengandung antioksidan, seperti jeruk, strawberi, apel, wortel dan tomat.
Kadar kolesterol dalam darah dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah di
laboratorium kesehatan. Hasilnya akan dibandingkan dengan tabel klasifikasi kadar kolesterol
sehingga dapat ditentukan golongannya.
Tabel klasifikasi kadar kolesterol

Jenis Kolesterol
HDL (kolesterol baik)
LDL (kolesterol jahat)
Trigliserida

Nilai normal
Lebih dari 40 mg/dl
Kurang dari 100 mg/dl
Kurang dari 150 mg/dl

Bila kadar total kolesterol di bawah 200 mg/dL berarti kolesterol anda tergolong
normal, tetapi tetap harus dijaga pola makan dan olahraga yang teratur untuk menjaga kadar
tersebut tetap dipertahankan. Bila total kolesterol anda berada di kisaran 200-239 mg/dL
maka harus di lihat kadar jenis kolesterol anda yaitu HDL, LDL serta Trigliserida (tabel
diatas). Jika di atas 240 mg/dL maka anda memiliki risiko dua kali lipat untuk terkena
penyakit jantung. Anda harus segera merubah gaya hidup anda dan pada umumnya dokter
akan memberikan obat-obatan untuk membantu menurunkan kadar kolesterol agar tidak
membahayakan.

Anda mungkin juga menyukai