:1
Unit belajar :
a. Judul
: Gimana ya.. mencegah terjadinya KLB
b. Sasaran belajar
:
Skenario
Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka kejadian luar
biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi ini
menyebabkan perlunya peningkatan sistem kewaspadaan dini dan respon
terhadap KLB tersebut dengan langkah-langkah yang terprogram dan akurat.
Dewasa ini kejadian wabah penyakit sudah merupakan masalah global,
sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan
masyarakat. Kejadian wabah penyakit terjadi tidak hanya di berbagai negara
berkembang dimana kondisi sanitasi dan higiene umumnya buruk, tetapi juga di
negara-negara maju. Oleh karena itu disiplin ilmu epidemiologi berupaya
menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan.
Kata Sulit :
1. Kejadian luar biasa :
salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk
mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Dapat
juga didefinisikan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna
secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan
merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan kasus
yang melebihi situasi yang lazim atau normal, namun wabah memiliki
konotasi keadaan yang sudah kritis, gawat atau berbahaya, melibatkan
populasi yang banyak pada wilayah yang lebih luas.
2. Sistem kewaspadaan dini :
Secara umum sistem kewaspadaan dini bertujuan supaya mendapatkan
informasi yang berguna untuk tindakan yang cepat dalam rangka mengantisipasi
peningkatan kesakitan/kematian dan keracunan/pencemaran.
3. Wabah :
Selain itu, Mentri Kesehatan RI (2010) membatasi pengertian wabah
sebagai berikut: Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi
daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.
4. Epidemiologi :
Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunai
yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu EPI yang berarti PADA atau TENTANG,
DEMOS yang berati PENDUDUK dan kata terakhir adalalah LOGOS yang
berarti ILMU PENGETAHUAN. Jadi EPIDEMILOGI adalah ILMU YANG`
MEMPELAJARI TENTANG PENDUDUK. Sedangkan dalam pengertian modern
pada saat `ini EPIDEMIOLOGI adalah : Ilmu yang mempelajari tentang
Frekuensi dan Distribusi` (Penyebaran) serta Determinat masalah
kesehatan pada sekelompok orang/m`asyarakat serta Determinannya
(Faktor factor yang Mempengaruhinya).
`Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan
pencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya
hingga saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit
menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit
degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya.
Oleh karena itu, epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.
Pertanyaan :
1. Bagaimana angka kejadian luar biasa ditentukan?
2. Mengapa perlu peningkatan sistem kewaspadaan dini dan respon
terhadap KLB?
3. Apa dampak yang ditimbulkan bila sistem kewaspadaan dini dan respon
KLB tidak ditingkatkan atau bahkan tidak dilakukan?
4. Apa langkah-langkah yang akurat dan terprogram untuk meningkatkan
sistem kewaspadaan dini dan respon KLB?
5. Bagaimana wabah penyakit dapat menjadi masalah global? Apa dampak
yang ditimbulkan oleh wabah terhadap global?
6. Bagaimana wabah penyakit dapat terjadi di negara maju dan
berkembang? Apa saja yang mempengaruhi dan bagaimana hal tersebut
dapat menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya wabah penyakit?
7. Apa saja yang dipelajari dalam disiplin ilmu epidemiologis?
8. Bagaimana sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan?
Kholera
Pes
Demam berdarah
Campak
Polio
Difteri
Pertusis
Rabies
Malaria
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
Avian Influenza
H5N1
Antraks
Leptospirosis
Hepatitis
Influenza H1N1
Meningitis
Yellow Fever
Chikungunya
s.
t.
ar.
Penggambaran kasus berdasarkan waktu pada
periode wabah (lamanya KLB berlangsung) digambarkan
dalam suatu kurva epidemik. Kurva epidemik adalah suatu
grafik yang menggambarkan frekuensi kasus berdasarkan
saat mulai sakit (onset of illness) selama periode wabah.
Penggunaan kurva epidemik untuk menentukan cara
penularan penyakit. Salah satu cara untuk menentukan cara
penularan penyakit pada suatu KLB yaitu dengan melihat tipe
kurva epidemik, sebagai berikut:
1) Kurva epidemik dengan tipe point common source
(penularan berasal dari satu sumber). Tipe kurva ini
terjadi pada KLB dengan kasus-kasus yang terpapar
dalam waktu yang sama dan singkat. Biasanya ditemui
pada penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air dan
makanan (misalnya: kolera, typoid).
2) Kurva epidemik dengan tipe propagated. Tipe kurva ini
terjadi pada KLB dengan cara penularan kontak dari
orang ke orang. Terlihat adanya beberapa puncak. Jarak
antara puncak sistematis, kurang lebih sebesar masa
inkubasi rata rata penyakit tersebut.
3) Tipe kurva epidemik campuran antara common source
dan propagated. Tipe kurva ini terjadi pda KLB yang
pada awalnya kasus-kasus memperoleh paparan suatu
sumber secara bersama, kemudian terjadi karena
penyebaran dari orang ke orang (kasus sekunder).
b. Deskripsi kasus berdasarkan tempat
as.
Tujuan menyusun distribusi kasus berdasarkan
tempat adalah untuk mendapatkan petunjuk populasi yang
rentan kaitannya dengan tempat (tempat tinggal, tempat
pekerjaan). Hasil analisis ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi sumber penularan. Agar tujuan tercapai,
maka kasus dapat dikelompokan menurut daerah variabel
geografi (tempat tinggal, blok sensus), tempat pekerjaan,
tempat (lingkungan) pembuangan limbah, tempat rekreasi,
sekolah, kesamaan hubungan (kesamaan distribusi air,
makanan), kemungkinan kontak dari orang ke orang atau
melalui vektor (CDC, 1979; Friedman, 1980 dalam Maulani,
2010).
c. Deskripsi kasus berdasarkan orang
at.
Teknik ini digunakan untuk membantu
merumuskan hipotesis sumber penularan atau etiologi
penyakit.
au.
Orang dideskripsikan menurut variabel umur,
jenis kelamin, ras, status kekebalan, status perkawinan,
tingkah laku, atau kebudayaan setempat. Pada tahap dini
kadang hubungan kasus dengan variabel orang ini tampak
jelas. Keadaan ini memungkinkan memusatkan perhatian
pada satu atau beberapa variabel di atas. Analisis kasus
bp.
Terhadap jenazah akibat penyebab wabah
perlu penanganan secara khusus menurut jenis
penyakitnya untuk menghindarkan penularan
penyakit pada orang lain.
6) Penyuluhan kepada masyarakat
bq.
Penyuluhan kepada masyarakat, yaitu
kegiatan komunikasi yang bersifat persuasif
edukatif tentang penyakit yang dapat menimbulkan
wabah agar mereka mengerti sifat-sifat penyakit,
sehingga dapat melindungi diri dari penyakit
tersebut dan apabila terkena, tidak menularkannya
kepada orang lain. Penyuluhan juga dilakukan agar
masyarakat dapat berperan serta aktif dalam
menanggulangi wabah.
7) Upaya penanggulangan lainnya
br.
Upaya penanggulangan lainya adalah
tindakan-tindakan khusus masing-masing penyakit
yang dilakukan dalam rangka penanggulangan
wabah.
10.Penyusunan laporan KLB
bs.
Hasil penyelidikan epidemiologi hendaknya dilaporkan
kepada pihak yang berwenang baik secara lisan maupun secara
tertulis. Laporan secara lisan kepada instansi kesehatan
setempat berguna agar tindakan penanggulangan dan
pengendalian KLB yang disarankan dapat dilaksanakan. Laporan
tertulis diperlukan agar pengalaman dan hasil penyelidikan
epidemiologi dapat dipergunakan untuk merancang dan
menerapkan teknik-teknik sistim surveilans yang lebih baik atau
dipergunakan untuk memperbaiki program kesehatan serta
dapat dipergunakan untuk penanggulangan atau pengendalian
KLB.
bt.
bu.
ci.
yaitu:
1) Data surveilans terpadu penyakit.
2) Data surveilans khusus penyakit berpotensi KLB.
3) Data cakupan program. Data cakupan program tersebut
diantaranya adalah data lingkungan pemukiman, data perilaku
masyarakat, data pertanian, data meteorologi geofisika.
4) Informasi masyarakat sebagai laporan kewaspadaan dini.
5) Data terkait lainnya.
cj.
ck.
cl.
Berdasarkan kajian epidemiologi dirumuskan suatu
peringatan kewaspadaan dini KLB
cm.
cp.
Kewaspadaan dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap KLB
meliputi peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini kondisi
rentan KLB, peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini KLB,
penyelidikan epidemiologi adanya dugaan KLB, kesiapsiagaan
menghadapi KLB dan mendorong segera dilaksanakan tindakan
penggulangan KLB.
a. Deteksi Dini Kondisi Rentan KLB
cq.
Kondisi rentan KLB adalah kondisi masyarakat,
lingkungan-perilaku, dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang merupakan faktor resiko terjadinya KLB. Deteksi dini
kondisi rentan KLB merupakan kewaspadaan terhadap timbulnya
kerentanan masyarakat, kerentanan lingkungan, perilaku dan
kerentanan pelayanan kesehatan terhadap KLB dengan
menerapkan cara-cara surveilans epidemiologi atau Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) kondisi rentan KLB. Identifikasi
timbulnya kondisi rentan KLB dapat mendorong upaya-upaya
pencegahan terjadinya KLB dan meningkatkan kewaspadaan
berbagai pihak terhadap KLB.
1) Identifikasi kondisi rentan KLB
cr.
Mengidentifikasi secara terus-menerus
perubahan kondisi lingkungan, kualitas dan kuantitas
pelayanan kesehatan, kondisi status kesehatan masyarakat
yang berpotensi menimbulkan KLB di daerah.
2) Pemantauan wilayah setempat kondisi rentan KLB
cs.
Setiap sarana pelayanan kesehatan merekam
data perubahan kondisi rentan KLB menurut desa atau
kelurahan atau lokasi tertentu lainnya, menyusun tabel dan
grafik PWS kondisi rentan KLB. Setiap kondisi rentan KLB
dianalisis terus-menerus dan secara sistematis untuk
mengetahui secara dini adanya ancaman KLB.
3) Penyelidikan dugaan kondisi rentan KLB
ct.
Penyelidikan tersebut dapat dilakukan dengan
cara:
a) Sarana Pelayanan Kesehatan secara aktif
mengumpulkan informasi kondisi rentan KLB dari
berbagai sumber termasuk laporan perubahan kondisi
rentan oleh masyarakat, perorangan atau kelompok.
b) Di Sarana Pelayanan Kesehatan, petugas kesehatan
meneliti serta mengkaji data kondisi rentan KLB, data
kondisi kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat,
status kesehatan masyarakat, status pelayanan
kesehatan.
c) Petugas kesehatan mewawancarai pihak-pihak terkait
yang patut diduga mengetahui adanya perubahan
kondisi rentan KLB.
d) Mengunjungi daerah yang dicurigai terdapat perubahan
kondisi rentan KLB.
b. Deteksi dini KLB
cu.
Deteksi dini KLB merupakan kewaspadaan terhadap
kemungkinan terjadinya KLB dengan cara melakukan
intensifikasi pemantauan secara terus-menerus dan sistematis
terhadap perkembangan penyakit berpotensi KLB dan
perubahan kondisi rentan KLB agar dapat mengetahui secara
dini terjadinya KLB.
1) Identifikasi kasus berpotensi KLB
cv.
Penyakit berpotensi KLB adalah jenis penyakit
yang dapat menimbulkan KLB. Setiap kasus berpotensi
KLB yang datang ke Unit Pelayanan Kesehatan,
diwawancarai kemungkinan adanya penderita lain
disekitar tempat tinggal, lingkungan sekolah, lingkungan
perusahaan atau asrama yang kemudian dapat
disimpulkan dugaan adanya KLB. Adanya dugaan KLB
pada suatu lokasi tertentu diikuti dengan penyelidikan.
dilanjutkan dengan penyelidikan.
2) Pemantauan wilayah setempat penyakit berpotensi KLB
cw.
Setiap Unit Pelayanan Kesehatan merekam data
epidemiologi penderita penyakit berpotensi KLB menurut
desa atau kelurahan. Setiap Unit Pelayanan Kesehatan
menyusun tabel dan grafik pemantauan wilayah setempat
KLB. Setiap Unit Pelayanan Kesehatan melakukan analisis
terus-menerus dan sistematis terhadap perkembangan
penyakit yang berpotensi KLB di daerahnya untuk
mengetahui secara dini adanya KLB. Adanya dugaan
peningkatan penyakit dan faktor resiko yang berpotensi
KLB diikuti dengan penyelidikan kasus.
3) Penyelidikan dugaan KLB
cx.
Penyelidikan dugaan KLB dilakukan dengan cara:
a) Di Unit Pelayanan Kesehatan, petugas kesehatan
menanyakan setiap pengunjung Unit Pelayanan
Kesehatan tentang kemungkinan adanya
peningkatan sejumlah penderita penyakit yang
diduga KLB pada lokasi tertentu.
b) Di Unit Pelayanan Kesehatan, petugas kesehatan
meneliti register rawat jalan dan rawat inap
terhadap kemungkinan adanya peningkatan kasus
yang dicurigai pada lokasi tertentu berdasarkan
alamat penderita, umur dan jenis kelamin atau
karakteristik lain.
c) Petugas kesehatan mewawancarai kepala desa atau
pihak yang terkait yang mengetahui keadaan
masyarakat tentang adanya peningkatan kasus
yang diduga KLB.
d) Membuka pos pelayanan di lokasi yang diduga
terjadi KLB dan menganalisis data penderita
berobat untuk mengetahui kemungkinan adanya
peningkatan penyakit yang dicurigai.
dj.
D. PERAN UNIT SKD-KLB DAN MEKANISME KERJA
dk.
Masing masing unit yang ada dijajaran kesehatan dapat
berperan sebagai berikut: (1) Peran Dinas Kesehatan Provinsi: Kajian
Epidemiologi Ancaman KLB, Peringatan Kewaspadaan Dini KLB,
Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Terhadap KLB, Advokasi dan
Asistensi Penyelenggaraan SKD KLB; (2) Peran Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota: Kajian Epidemiologi Ancaman KLB, Peringatan
Kewaspadaan Dini KLB, Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan
Terhadap KLB, Advokasi dan Asistensi Penyelenggaraan SKD KLB,
Pengembangan SKD KLB Darurat; (3) Peran Puskesmas: Kajian
Epidemiologi Ancaman KLB, Peringatan Kewaspadaan Dini KLB,
Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Terhadap KLB; (4) Peran
Masyarakat (perorangan, kelompok dan masyarakat): Peningkatan
kegiatan pemantauan perubahan kondisi rentan; Peningkatan kegiatan
pemantauan perkembangan penyakit dengan melapor kepada puskesmas,
dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai laporan kewaspadan dini;
Melaksanakan penyuluhan serta mendorong kewaspadaan KLB di tengah
masyarakat; Melakukan identifikasi penderita, pengenalan tatalaksana
kasus dan rujukan serta upaya pencegahan dan pemberantasan tingkat
awal.
dl.
E. INDIKATOR KINERJA
dm.
1. Kajian dan peringatan kewaspadaan dini KLB secara teratur setidaktidaknya setiap bulan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Departemen Kesehatan RI.
2. Terselenggaranya deteksi dini KLB penyakit berpotensi KLB prioritas di
Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium
3. Kegiatan penyelidikan dan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat
terlaksana kurang dari 24 jam sejak teridentifikasi adanya KLB atau
dugaan KLB.
4. Tidak terjadi KLB yang besar dan berkepanjan`gan.
dn.
do. Nama
: Hadiyana Arief Hafiz
dp. NPM : 1102009125
dq. Blok : Kedokteran Komunitas
dr.LO.1 Memahami dan Menjelaskan Kejadian Luar
Biasa ( KLB )
ds.Definisi
dt. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau
meningkatnya kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu
(Kep. Dirjen PPM&PLP No.451-I/PD.03.04/1991 Pedoman
Penyelidikan
Epidemiologi
dan
Penanggulangan
KLB). Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan salah satu
istilah yang sering digunakan dalam epidemiologi. Istilah ini
juga tidak jauh dari istilah wabah yang sering kita dengar
dalam kehidupan sehari-hari. Kedua istilah ini sering
digunakan akan tetapi sering kali kita tidak mengetahui
apa arti kedua kata tersebut. Saya berikan beberapa istilah
yang mungkin bisa membantu. Menurut UU : 4 Tahun 1984,
kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna
secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu.
du.
dv.Penanggung
jawab
operasional
pelaksanaan
penanggulangan KLB adalah Bupati/Walikota. Sedangkan
penanggug jawab teknis adalah Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Bila KLB terjadi lebih dari satu wilayah
kabupaten/kota maka penanggulangannya dikoordinasikan
oleh Gubernur.
dw.
Faktor Resiko
dz.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya
KLB/Wabah adalah Herd Immunity. Secara umum dapat dikatakan bahwa
herd immunity ialah kekebalan yang dimiliki oleh sebagian penduduk
yang dapat menghalangi penyebaran. Hal ini dapat disamakan dengan
tingkat kekebalan individu yaitu makin tinggi tingkat kekebalan
seseorang, makin sulit terkena penyakit tersebut. Demikian pula dengan
herd immunity, makin banyak proporsi penduduk yang kebal berarti
makin tinggi tingkat herd immunity-nya hingga penyebaran penyakit
menjadi semakin sulit.
ea. Kemamp````````````````````````````````````````````````
````````````````````````````````````````````````````````````
````````````````````````````````````````````````uan
mengadakan perlingangan atau tingginya herd immunity
untuk menghindari terjadi e`pidemi bervariasi untuk tiap
penyakit tergantung pada:
eb.
1.
ec.2.
K`emampuan penyebaran penyakit oleh kasus atau
karier, dan
ed.
3.
ee.
`Pengetahuan tentang herd immunity bermanfaat untuk
mengetahui bahwa me`nhindarkan terjadinya epidemi tidak perlu semua
penduduk yang rentan tidak dapat di`pastikan, tetapi tergantung dari
jenis penyakitnya, misalnya variola dibutuhkan 90%-95% p`enduduk
kebal.
ef. `
eg.
Indikator K`LB`
Klasifikasi KLB
eo.
Menurut Penyebab:
1. Toksin
- Entero toxin, misal yang dihasilkan oleh Staphylococus aureus,
Vibrio, Kholera, Eschorichia, Shigella.
- Exotoxin (bakteri), misal yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum,
- Clostridium perfringens.
- Endotoxin.
2. Infeksi
- Virus.
- Bacteri.
- Protozoa.
- Cacing.
3. Toksin Biologis
- Racun jamur.
- Alfatoxin.
- Plankton
- Racun ikan
- Racun tumbuh-tumbuhan
4. Toksin Kimia
- Zat kimia organik: logam berat (seperti air raksa, timah), logamlogam lain
- cyanida.
- Zat kimia organik: nitrit, pestisida.
Kholera
Pes
Demam kuning
Demam bolak-balik
Tifus bercak wabah
Demam Berdarah Dengue
Campak
Polio
Difteri
Pertusis
Rabies
Malaria
Influensa
Hepatitis
Tipus perut
Meningitis
Encephalitis
SARS
Anthrax
es.
ex.
Penanggulangan KLB
ez.Penanggulangan
KLB dikenal
dengan
nama Sistem
Kewaspadaan Dini (SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai
suatu upaya pencegahan dan penanggulangan KLB secara
dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi KLB.
Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan yang
sistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap
tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya
suatu perubahan status kesehatan masyarakat. Kegiatan
yang dilakukan adalah pengumpulan data kasus baru dari
penyakit-penyakit yang berpotensi terjadi KLB secara
mingguan seb`agai upaya SKD-KLB. Data-data yang telah
terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data untuk
penyusunan rumusan kegiatan perbaikan oleh tim
epidemiologi (Dinkes Kota Surabaya, 2002).
fa. `
fb. Berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang
wabah penyakit menular serta Peraturan Menteri
Kesehatan No. 560 tahun 1989, maka penyakit DBD harus
dilaporkan segera dalam waktu kurang dari 24 jam.
Undang-undang No. 4 tahun 1984 juga menyebutkan
bahwa wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat, yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat
menimbulkan
malapetaka.
Dalam
rangka
mengantisipasi wabah secara dini, dikembangkan istilah
penyuluhan
kesehatan
pada
1. Laporan kewaspadaan
ga. 1.
Mengidentifikasi Wabah
gb.
Wabah merupakan peningkatan kejadian kasus penyakit yang
lebih banyak daripada keadaan normal di suatu area tertentu atau pada
suatu kelompok tertentu, selama suatu periode waktu tertentu. Informasi
tentang terjadinya wabah biasanya datang dari sumber-sumber
masyarakat, yaitu laporan pasien, keluarga pasien, kader kesehatan, atau
warga masyarakat. Tetapi informasi tentang terjadinya wabah bisa juga
berasal dari petugas kesehatan, laporan kematian, laporan hasil
gf. (3)
Kesalahan
laboratorium);
diagnosis
(misalnya,
kesalahan
hasil
pemeriksaan
gg.
(4)
Peningkatan kesadaran petugas kesehatan (meningkatkan
intensitas pelaporan);
gh.
(5)
benar.
gi.
Terjadinya wabah dan teridentifikasinya sumber dan penyebab
wabah perlu ditanggapi dengan tepat. Jika terjadi kenaikan signifikan
jumlah kasus sehingga disebut wabah, maka pihak dinas kesehatan yang
berwewenang harus membuat keputusan apakah akan melakukan
investigasi wabah. Sejumlah faktor mempengaruhi dilakukan atau
tidaknya investigasi wabah yaitu Keparahan penyakit, Potensi untuk
menyebar, Perhatian dan tekanan dari masyarakat, Ketersediaan sumber
daya.
gj.
Beberapa penyakit menimbulkan manifestasi klinis ringan dan
akan berhenti dengan sendirinya (self-limiting diseases), misalnya flu
biasa. Implikasinya, tidak perlu dilakukan investigasi wabah maupun
tindakan spesifik terhadap wabah, kecuali kewaspadaan. Tetapi wabah
lainnya akan terus berlangsung jika tidak ditanggapi dengan langkah
pengendalian yang tepat. Sejumlah penyakit lain menunjukkan virulensi
tinggi, mengakibatkan manifestasi klinis berat dan fatal, misalnya flu
burung. Implikasinya, sistem kesehatan perlu melakukan investigasi
wabah dan mengambil langkah-langkah segera dan tepat untuk
mencegah penyebaran lebih lanjut penyakit itu.
gk. 2.
gn.
(2) Kriteria epidemiologis karakteristik orang yang terkena, tempat
dan waktu terjadinya wabah);
go.
gp.
Investigasi selanjutnya adalah investigasi penyebab terjadinya
wabah. Pada investigasi penyebab terjadinya wabah dapat dilakukan
dengan wawancara dan epidemiologi deskriptif. Pada wawancara intinya,
tujuan wawancara dengan kasus dan nara sumber terkait kasus adalah
untuk menemukan penyebab terjadinya wabah. Dengan menggunakan
kuesioner dan formulir baku, peneliti mengunjungi pasien (kasus), dokter,
laboratorium, melakukan wawancara dan dokumentasi untuk memperoleh
informasi berikut:
gq.
gx.
Bila investigasi kasus dan penyebab telah memberikan fakta
tentang penyebab, sumber, dan cara transmisi, maka langkah
pengendalian hendaknya segera dilakukan, tidak perlu melakukan studi
analitik yang lebih formal. Prinsipnya, makin cepat respons pengendalian,
makin besar peluang keberhasilan pengendalian. Makin lambat repons
pengendalian, makin sulit upaya pengendalian, makin kecil peluang
keberhasilan pengendalian, makin sedikit kasus baru yang bisa dicegah.
Prinsip intervensi untuk menghentikan wabah sebagai berikut:
gy.(1) Mengeliminasi sumber pathogen, meliputi :
gz. Eliminasi atau inaktivasi pathogen, Pengendalian dan pengurangan
sumber infeksi (source reduction), Pengurangan kontak antara penjamu
rentan dan orang atau binatang terinfeksi (karantina kontak, isolasi kasus,
dan sebagainya), Perubahan perilaku penjamu dan/ atau sumber (higiene
perorangan, memasak daging dengan benar, dan sebagainya),
Pengobatan kasus.
ha.
he. 4.
hf.
Pada tahap ini, langkah yang dilakukan sama dengan langkah
pada mengidentifikasi wabah. Pada tahap ini, dilakukan dengan mencari
informasi tentang terjadinya wabah biasanya datang dari sumber-sumber
masyarakat, yaitu laporan pasien, keluarga pasien, kader kesehatan, atau
warga masyarakat. Informasi juga bisa berasal dari petugas kesehatan,
laporan kematian, laporan hasil pemeriksaan laboratorium, atau media
lokal (suratkabar dan televisi). Hal ini untuk menganalisis apakah program
penanganan wabah dapat menurunkan kasus yang terjadi.
hg.
hh. 5.
Pelaporan Wabah
hi.
Peneliti wabah memberikan laporan tertulis dengan format
yang lazim, terdiri dari: introduksi, latar belakang, metode, hasil-hasil,
pembahasan, kesimpulan, dan rekomendasi. Laporan tersebut mencakup
langkah pencegahan dan pengendalian, catatan kinerja sistem kesehatan,
dokumen untuk tujuan hukum, dokumen berisi rujukan yang berguna jika
terjadi situasi serupa di masa mendatang.
hj.
Selain itu pada pelaporan wabah terdapat tahap akhir dari
investigasi wabah yaitu evaluasi program. Peneliti wabah perlu melakukan
evaluasi kritis untuk mengidentifikasi berbagai kelemahan program
maupun defisiensi infrastruktur dalam sistem kesehatan. Evaluasi
tersebut memungkinkan dilakukannya perubahan-perubahan yang lebih
mendasar untuk memperkuat upaya program, sistem kesehatan,
termasuk surveilans itu sendiri.
hk.
hl.
hm.
hn.
ho.
hp.
hq.
hr.
hs.
ht.
hu.
hv.
hw.
hx.
hy.
hz.
ia.
ib.
ic.
id.
ie. LO.2 Memahami
Epidemiologi
Dan
Menjelaskan
Penyelidikan
if. Definisi
ig. Penyelidikan Epidemiologi merupakan suatu kegiatan
penyelidikan
atau
survey
yang
bertujuan
untuk
mendapatkan gambaran terhadap masalah kesehatan atau
penyakit secara lebih menyeluruh.
ih.Tujuan
ii. Tujuan dalam Penyelidikan Epidemiologi :
1. Mendapatkan besaran masalah yang sesunguhnya
2. Mendapatkan gambaran klinis dari suatu penyakit
3. Mendapatkan gambaran kasus menurut variabel Epidemiology
4. Mendapatkan informasi tentang faktor risiko (lingkungan, vektor,
perilaku, dll) dan etiologi, Dari ke empat tujuan di tersebut dapat
dianalisis sehingga dapat memberikan suatu penanggulangan atau
pencegahan dari penyakit itu.
ij.
ik. Hal-hal yang penting untuk diketahui: Konsep terjadinya
penyakit, Natural history of disease, Dinamika penularan
atau mekanisme penularan, Aspek lingkungan, Aspek
Manfaat Epidemiologi
io.
ip.Kegiatan
Yang
dilakukan
Epidemiologi (PE)
dalam
Penyelidikan
penanggulangan
dan
Pengobatan penderita
Isolasi kasus
iv. 2. Tindakan pencegahan :
Surveilans yg ketat
Perbaikan mutu lingkungan
Proteksi diri
Perbaikan status kes masyarakat
iw.
ix.
iy.
iz.
ja.
jb.
jc.
jd.
je.
1.
2.
3.
4.
Kasus adalah mereka dimana suatu agen infektif telah masuk dan
tinggal dalam tubuh mereka, beredar di dalam infeksi yang inapparent
dan telah ada gejala infeksi
7.
Karier adalah mereka yang menyimpan agen infektif di dalam
tubuhnya. Menurut jenis dibagi : Tampa gejala misalnya polio, hepatitis.
Karier dalam penyembuhan misalnya diphteriae. Karier kronik misalnya
S. Typhosa
8.
Incidence rate (IR) suatu penyakit adalah jumlah kasus baru yang
terjadi dikalangan penduduk selama periode waktu tertentu. Incidence
rate = Attack Rate = incidence rate pada suatu epidemi. IR dapat
dihitung dengan membagi jumlah kasus baru penyakit selama stau
periode waktu tertentu dibagi dengan populasi yang mempunyai resiko
9.
Mekanisme transmisi dapat dilihat dari Transmisi langsung dan
Transmisi tidak langsung (Melalui benda, vektor dan udara (droplet
nuclei dan dust))
jr. Tahapan penyelidikan Epidemiologi KLB/wabah
js. Pengertian
dan
Pemahaman
dalam
Tahapan
penyelidikan
Epidemiologi
KLB/wabah
dapat
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
jt.
1.
Ketika laporan tentang penyakit yang dicurigai sebagai KLB/Wabah
dalam format W1 per jam, hari, tanggal - DITERIMA-, tetapkan
segera diagnosa KLB/Wabah. Selalu harus mempertimbangkan Apakah
Laporan (W1) Permulaan Benar? dan Apakah didiagnosa dari
pemeriksaan klinis dan laboratorium? Kalau sudah benar tetapkan
kriteria (definisi operasional) sebagai kasus dengan klasifikasi
berdasarkan gejala dan hasil laboratorium atau keduanya yaitu buatkan
Definisi Kasusnya, Cara pengukurannya dan Kriteria kasusnya.
2.
Selanjutnya dalam waktu 24 jam lakukan penelusuran kasus
KLB/Wabah, bila memenuhi syarat dinyatakan sebagai KLB/wabah maka
selanjutnya tetapkan adanya KLB/Wabah. Tunjukkan adanya kelebihan
kasus pada waktu ini dibandingkan dengan waktu yang lalu. Atau
Tunjukkan adanya kebijakan operasional yang menyatakan kasus
yang terjadi adalah KLB/wabah.
3.
Setelah Penetapan KLB/Wabah oleh Pimpinan SKPD (Kesehatan)
dalam
suatu Surat
Penetapan
KLB/Wabah,
selanjutnya
menetapkan Surat
Perintah
Tugas kepada
Tim
Penyelidikan
Epidemiologi untuk melakukan penyelidikan KLB/Wabah, termasuk
juga Surat
Perintah
Tugas pembentukan
Tim
Penanggulangan
KLB/Wabah
untuk
melakukan
upaya
penanggulangan
dan
pemberantasan KLB/Wabah.
ju.
jv. Penarikan
Kesimpulan
dan
rekomendasi
dari
KLB/Wabah
jw. Pengertian dan Pemahaman Penarikan Kesimpulan dan
rekomendasi dari KLB/Wabah merupakan tahapan lanjutan
dari penelusuran kasus 24 jam, setelah dinyatakan sebagai
KLB/Wabah dan melaksanakan Surat Perintah Tugas untuk
melakukan penyelidikan KLB/Wabah dilokasi yang telah
dinyatakan sebagai KLB/wabah.
jx. Surat
Perintah
Tugas menunjukkan
Semua
orang
(stakeholder) harus terlibat karena konsekwensi Penetapan
KLB/Wabah adalah penerapan Undang-Undang RI nomor 4
tahun 1984 tentang wabah penyakit menular pasal 14 ayat
1 yang mengatakan : Barang siapa yang sengaja
menghalangi
pelaksanaan
penanggulangan
wabah
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini diancam
dengan pidana penjara selama lamanya 1 (satu) tahun
dan/atau denda setinggi-tingginya Rp. 1.000.000.- (satu
juta rupiah)
1.
2.
3.
4.
yang tidak terpapar dan Uji statistik bila perlu verifikasi dan
Pemeriksaan laboratorium lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
kc.
kd. Membuat laporan Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah
yang berisi
Membuat uraian deskriptif dan analisis data,
Menjawab hipotesis
Penyebab KLB/Wabah
Penilaian terhadap pemberantasan yang dilakukan yang dilakukan
Tim Penanggulangan
Rekomendasi untuk pencegahan diwaktu yang akan datang
ke.
kf. Keseimpulannya dalam penyelidikan epidemiologi (PE)
maka setiap kasus penyakit yang dinyatakan sebagai
KLB/wabah dapat diketahui penyebab, tahu cara terjadinya,
tahu sumber terjadinya dan tahu faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya pada induvidu sebagai host dari
kasus penyakit yang terjadi. Dengan mengerti dan
memahami ini semua maka upaya pencegahan dapat
dilakukan, kasus penyakit tidak akan muncul dengan
penyebab yang sama.
kg. LO.3 Memahami Dan Menjelaskan Cakupan
Imunisasi Dan Rujukan Kesehatan
kh.
ki.
kj.
kk.
kl.
km.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Learning Issue
negatif berupa lipopolisakarida (LPS) pada membran luar dari dinding sel yang pada
keadaan tertentu bersifat toksik pada inang tertentu. [1] Lipopolisakarida ini disebut
endotoksin karena terikat pada bakteri dan dilepaskan saat mikroorganisme
mengalami lisis atau pecahnya sel.[1] Beberapa juga dilepaskan saat penggandaan
bakteri.[2]Komponen toksik pada LPS adalah bagian lipid atau lemak, yang disebut lipd
A. [2]. Komponen lipid A ini bukanlah struktur makromolekuler tunggal melainkan terdiri
dari susunan kompleks dari residu-residu lipid.[2] Endotoksin hanya ada pada bakteri
gram negatif berbentuk basil/batang dan kokus dan tidak secara aktif dilepaskan dari sel
serta dapat menimbulkan demam, syok, dan gejala lainnya.[2]`
kp.
yang menghasilkan LPS tersebut dikodekan oleh gen-gen pada kromosom bakteri
daripada plasmid atau DNA bakteriofage yang biasanya mengkodekan
eksotoksin. [2] Toksisitas endotoksin lebih rendah dibandingkan dengan eksotoksin,
namun beberapa organisme memiliki endotoksin yang lebih efektif dibanding yang lain.
[2]
Endotoksin adalah antigen yang lemah dan menginduksi antibodi dengan lemah
[2]
Keberadaan
1. Demam karena pelepasan `makrofag oleh interleukin-1 yang beraksi karena pusat
p`engaturan temperatur hip`otalamus.[2] Selain itu, demam juga dapat disebabkan oleh
ka`rena endotoksin dapat memicu pelepasan protein pirogen endogen (protein di dalam
sel`) yang memengaruhi pusat pengatur suhu tubuh di dalam otak.[3]
2. Hipo`tensi karena meningkatnya permeabilitas pembuluh darah. [2]
3. Aktivasi jalur alternatif dari jalur komplemen sehingga terjadi peradangan dan kerusakan
jaringan. [2]
4. Aktivasi makrofag, peningkatan kemampuan fagosit, dan aktivasi dari banyak klon
limfosit B sehingga meningkatkan produksi antibodi.[2]
kr. Efek langsun`g maupun tak langsung lain dari endotoksin termasuk stimulasi
pembentukan sel granulosit,` penggumpalan dan degenerasi dari
sel trombosit
ks. Neisseria me`ningitidis
N.meningitidis `adalah bakteri gram negatif berbentuk kokus dengan kapsul
polisakarida dan setidaknya 13 j`enis serotipe yang berbeda.[5] Endotoksin
pada diding sel N. meningitidis adalah lipopolisakarida` yang mirip dengan
liopolisakarida yang ada pada bakteri gram negatif berbentuk batan`g. [5]
kt. Haemophilus in`fluenzae
H.influenzae adalah bagian dari mikroflora normal pada bagian atas saluran
pernapasan pada manusia. H.influenzae bergerak di antara selsel epitel pada saluran pernapasan untuk menginvasi dan menimbulkan
penyakit.[5] H.influenzae mempunyai endotoksin yang dapat menyebabkan
peradangan dan sebagian diasosiasikan dengan kejut septik.[5]
ku. Eksotoksin adalah racun diekskresikan oleh mikroorganisme seperti
bakteri,jamur,ganggang dan protozoa.`
kv. Eksotoksin dapat memnyebabkan kerusakan pada host dengan
menghancurkan sel sel atau mengganggu metabolisme sel normal. mereka
sangat ampuh dan dapat menyebabkan kerusakan besar pada tuan rumah .
kw. Eksotoksin merupakan protein bakteri yang diproduksi dan dikeluarkan ke
lingkungan selama pertumbuhan bakteri patogen. Ada beberapa cara
eksotoksin untuk dapat menimbulkan penyakit. Pertama eksotoksin
dikeluarkan ke makanan, akibatnya manusia terserang penyakit asal
makanan. Kedua, eksotoksin dikeluarkan ke permukaan mukosa menyerang
sel inang atau dapat terbawa ke sistem peredaran darah untuk menyerang
jaringan yang rentan. Ketiga, bakteri patogen membentuk abses (luka) dan
Cytotoxins, membunuh atau mengganggu berfungsinya sel sel dari tuan rumah,penyakit
dan eksotoksin.
kx.