Referensi Makalah DDPPF KEL. 9
Referensi Makalah DDPPF KEL. 9
Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Leni Marlina (06111381320013)
2. Putri Paraswara Pratiwi (06111381320019)
3. Triana Nasir (06111281320003 )
Dosen Pengampuh:
Drs. Abidin Pasaribu
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Keterampilan Bertanya
Dasar dan Lanjut.
Makalah ini dibuat dengan berbagai pengumpulan data dan informasi dari berbagai buku
dan link untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Pun tak
dapat dipungkiri bimbingan dari dosen pengampu , Bapak Drs. Abidin Pasaribu. selaku dosen
mata kuliah Dasar-Dasar Pembelajaran Fisika II. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu Kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang bersifat
Membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..............................................................4Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 5
RUMUSAN MASALAH............................................................................................... 6
TUJUAN.................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 7
Defenisi dan Fungsi Pertanyaan..............................................................................7
Keterampilan Bertanya Dasar.................................................................................9
Pengertian bertanya dasar...................................................................................9
Tipe dan syarat-syarat bertanya dasar................................................................9
Komponen Keterampilan Bertanya Dasar...........................................................10
Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya Dasar.....................................................12
Keterampilan bertanya lanjut................................................................................ 14
Pengertian bertanya lanjut.................................................................................14
Tujuan dan manfaat bertanya lanjut..................................................................14
Penggolongan pertayaaan lanjut........................................................................15
Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan bertanya lanjut......16
Klasifikasi Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom.................................................18
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Dalam mengajar dibutuhkan seorang guru yang benar-benar profesional, yang mana
seorang guru tidak hanya dituntut untuk bisa mengajar saja, dan juga menguasai kelas, namun
jauh dari itu seorang guru harus memiliki ilmu pengetahuan dan skill yang banyak, sehingga
dapat menyampaikan ilmu yang diajarkannya kepada peserta didik.
Banyak kita temuai terkadang seorang guru hanya asal-asalan saja didalam mengajar, dan
tidak mempunyai keterampilan, namun tetap saja mengajar sehingga hasilnya tidak maksimal,
oleh karena itu perlu keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang guru.
Keberhasilan pengajaran selain didukung oleh keaktifan siswa yang belajar, juga
dipengaruhi oleh keterampilan guru dalam mengelola interaksi belajar mengajar. Setiap kegiatan
belajar-mengajar hampir tidak pernah lepas dari pertanyaan guru, dalam arti seseorang guru yang
sedang mengajar pasti akan memberikan pertanyaan-pertanyaan berapapun frekuensinya.
Oleh karena itu guru perlu memahami teknik-teknik (keterampilan bertanya) agar
pertanyaan mencapai sasaran yang tepat. Pertanyaan yang diajukan oleh guru mempunyai
beberapa maksud, antara lain untuk memberikan dorongan kepada siswa agar mereka
mengemukakan pendapat, sekedar apersepsi, atau untuk mendapatkan umpan balik dan
sebagainya. Guru dapat melontarkan pertanyaan tersebut kepada siswa secara individual maupun
kelompok. Adapun jenis pertanyaan yang diajukan bervariasi dari pertanyaan tingkat rendah
sampai pertanyaan dengan taraf kesulitan yang tinggi.
Ada banyak sekali keterampilan didalam mengajar, namun pada pembahasan ini kami akan
menguraikan tentang keterampilan bertanya yang harus dikuasai oleh guru didalam mendidik
anak-anaknya agar lebih termotivasi didalam belajar. Seorang guru perlu mempelajarinya dengan
maksud agar dapat menganalisis keterampilan bertanya dan dapat menggunakan dengan baik di
depan kelas.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah didalam pembahasan makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
C. TUJUAN
Merunjuk dari rumusan masalah maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN BERTANYA
Dalam proses belajar mengajar bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan
yang tersusun dengan baik dan tekhnik penyampaian yang tepat pula akan memberikan dampak
positif terhadap siswa.
Cara ini merupakan hak istimewa bagi seorang guru karena berasumsi akan mendapat
jawaban, pertanyaan dapat menjadi alat guru untuk merangsang kegiatan berfikir siswa. Guru
juga dapat menggunakan jawaban siswa untuk mengecek aktifitas pengajarannya yang sedang
berlangsung.tentu saja pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tertulis demikian pula dengan
jawabannya. Pertanyaan dan jawaban yang tertulis kiranya bersifat formal dan pada umumnya
mirip dengan latihan yang sama dari pada tanya jawab lisan yang berlangsung cepat.
Bagaimanapun pertanyaan-pertanyaan disusun menurut urutan yang berarti. Satu pertanyaan
yang kurang relevan dapat membingungkan siswa, dan siswapun akan mengalami banyak
kesukaran menjawabnya, jika rangkaian tanya jawab itu tidak diurutkan dengan baik. Dalam
pengajaran berprogram prosedur yang demikian disebut urutan penolong.
Pertanyaan juga dapat berfungsi sebagai pengatur, guru harus mendorong siswa agar
menjawab pertanyaan dengan suara yang nyaring dan tidak mengulangi jawaban siswa kecuali
jika memang perlu atau jika siswa tersebut merupakan kasus khusus.
Dalam kehidupan sehari-hari ada kalanya kita tidak mendapatkan jawaban yang
memuaskan atas pertanyaan yang diajukan. Banyak penyebab yang memungkinkan pertanyaan
tersebut tidak bisa dijawab dengan baik. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa kegagalan
dalam bertanya adalah karena belum menguasai kecakapan menggunakan keterampilan bertanya.
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru, keterampilan ini merupakan
salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. Dengan demikian
setiap guru harus terampil dalam mengembangkan pertanyaan. Pertanyaan dalam pembelajaran
bukan hanya untuk mendapatkan jawaban atau informasi dari pihak yang ditanya. Jauh lebih luas
dari itu adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Untuk menjawab pertanyaan diatas, tampaknya kita perlu mengambil satu kesepakatan.
Menurut G. A Brown dan R. Edminson (1984). Mendefenisikan pertanyaan sebagai segala
pertanyaan sebagai pernyataan yang menginginkan
mengambil defenisi ini, kalimat diatas dapat digolongkan pertanyaan. Dengan perkataan lain,
pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, tapi juga dalam bentuk kalimat pertintah
atau kalimat pertanyaan.
Fungsi pertanyaan didalam kegiatan pembelajaran Menurut
Turney (1979)
9. melibatkan
siswa
dalam
memamfaatkan
kesimpulan
yang
dapat
mendorong
Merujuk pada dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yangn diajukan
tidak selalu dalam rumusan kalimat Tanya, melainkan dalam bentuk suruhan atas pertanyaan,
selain itu dimaksudkan adanya respon siswa.
2. Tipe dan syarat-syarat bertanya dasar
Adapun Tipe dan bentuk pertanyaan sangat beragam, penggunaan dalam bentuk setiap
pertanyaan bergantung pada tujuan yang diharapkan, tipe pertanyaan yaitu:
1) Pertanyaan yang menuntut fakta-fakta, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih
daya ingat siswa terhadap sesuatu yang pernah dipelajarinya.
2) Pertanyaan yang menuntut kemampuan yang membandingkan,, yaitu pertanyaan untuk
mengembangkan atau melatih daya fakir analisis dan sintesis.
3) Pertanyaan yang menuntut kemampuan memperkirakan,
yaitu
pertanyan
untuk
Keterampilan bertanya dasar terdiri beberapa komponen yang perlu diterapkan oleh guru dalam
mengajukan berbagai jenis pertanyaan.
a) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan katakata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
b) Pemberian acuan.
Sebelum bertanya guru hendaknya memberikan acuan berupa informasi yang berkaitan
dengan isi pertanyaan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan dapat menjawab
pertanyaan guru setelah mengolah informasi yang diberikan.
c) Pemusatan pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya jangan terlalu luas sehingga membutuhkan
jawaban yang luas juga. Pertanyaan yang lebih spesifik dan sempit akan
menuntut
pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang lebih khusus. Jika yang diajukan adalah
pertanyaan yang umum maka usahakan diiringi dengan pertanyaan yang lebih spesifik.
d) Pemindahan giliran.
Pertanyaan yang rumit kadang-kadang tidak mampu dijawab oleh seorang siswa secara
lengkap. Untuk itu guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
melengkapinya. Dengan memindah giliran, siswa akan termotivasi untuk memperhatikan
jawaban yang diberikan temannya dan memungkinkan timbulnya interaksi antar siswa.
e) Penyebaran.
Jika memungkinkan dan waktu mencukupi, setiap siswa sebaiknya mendapat giliran
untuk menjawab pertanyaan guru. Tujuan penyebaran pertanyaan hampir sama dengan
pemindahan giliran yaitu meningkatkan perhatian dan partisipasi siswa. Bedanya, pada
pemindahan giliran pertanyaannya satu tetapi rumit dan dijawab oleh siswa secara
bergilir untuk saling melengkapi; sedangkan pada penyebaran masing-masing siswa
menjawab pertanyaan yang berbeda.
f) Memberi waktu berfikir.
Dalam mengajukan pertanyaan, guru tidak perlu menunjuk siswa terlebih dahulu.
Seyogyanya ajukan pertanyaan, beri waktu kepada siswa untuk berfikir kemudian
tentukan atau tunjuk siswa yang akan menjawab pertanyaan itu.
g) Memberikan tuntunan.
Sering terjadi jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan guru tidak sesuai
harapan (jawaban salah). Jika terjadi hal seperti ini guru jangan menunggu sampai ada
siswa yang menjawab dengan benar karena akan menyita waktu pembelajaran. Guru
dapat memberikan gambaran yang bisa menuntun siswa secara bertahap sehingga siswa
mampu memberikan jawaban sesuai yang diharapkan. Langkah-langkahnya seperti
berikut:
Mengulang pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana.
Mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana dengan lebih jelas.
Menjelaskan kembali informasi yang berhubungan dengan pertanyaan.
Dalam proses pembelajaran, tujuan utama pertanyaan yang diajukan guru adalah agar
siswa belajar dengan harapan memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berpikirnya, oleh karena itu komponen-komponen keterampilan bertanya dasar di atas
seharusnya merupakan keterampilan bertanya yang wajib dikuasai/dimiliki oleh seorang guru.
4. Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya Dasar
Prisip-prisip yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan bertanya antara lain:
1) Kehangatan dan keantusiasan
Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan sehingga
merasa nyaman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya mengembangkan suasana
pembelajarana yang menyenangkan antara lain yaitu bagaimana pertanyaan yang
diajukan memiliiki nuansa psikologis yang hangat dan mendorongspirit belajar ynag
tingi.
2) Memberikan waktu berfikir
3) Menurut penulis setelah mengajukan pertanyaan hendaknya guru tidak langsung
menunjuk salah seorang dari siswa untuk langsung menjawab pertanyaan yang
diajukannya tetapi memberikan kelonggaran (waktu) kepada siswa untuk memikirkan
atau menemukan jawaban atas pertanyaannya.
Disamping kedua prinsip tersebut diatas, untuk mengefektifkan keterampilan bertanya,
hendaknya menghindari hal-hal seperti berikut ini:
a. Mengulangi pertanyan sendiri
Contoh : Sebelum siswa dapat berpikir maksimal terhadap pertanyaan guru mengulangi
pertanyaan kembali akibatnya siswa tidak konsentrasi.
yang lain
mengapa
mereka datang, dan apa akibat mereka itu bagi bangsa Indonesia.
Hal ini akan mematahkan semangat siswa yang hanya sanggup menyelesaikan satu dari
semua tugas itu.
f. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan.
Akibatnya anak yang tidak ditunjuk tidak memikirkan jawabanya.
Dalam kegiatan pembelajaran diatas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan pertama atau pembuka untuk mendapatkan
keterangan atau informasi dari siswa. Utnuk menindak lanjuti pertanyaan pertama diikuti oleh
pertanyaan berikutnya atau disebut dengan pertanyaan lanjut.
Dengan demikian pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) yaitu
mengorek atau mengungkapkan kemampuan berfikir yang lebih dalam dan komperehensif dari
pihak yang diberi pertanyaan (siswa). Keberhasilan mengembangkan kemampuan berfikir yang
dilakukan melalui bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran yang
dikembangkan melalui pengggunaan pertanyaan dasar.
Kemampuan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar lebih mengutamakan
usaha mengembangkan kemampuan berfikir, memperbesar partisipasi dan mendorong lawan
bicara agar lebih aktif dan kritits mengembangkan kemampuan berfikirnya. Melalui bertanya
lanjut setiap siswa dirangsang untuk aktif berfikir melakukan berbagai aktifitas belajar, sehingga
proses dan hasil pembelajaran akan lebih dinamis dan berkualitas. Oleh karena itu bagi setiap
calon guru atau para guru keterampilan menerapkan bertanya dasar maupun lanjut harus dilatih
dan dikembangkan sehingga akan menjadi daya kekuatan utnuk menunjang kemampuan sebagai
tenaga guru yang lebih profesional.
2. Tujuan dan manfaat bertanya lanjut
Tujuan dan manfaat dari keterampilan bertanya dasar masih relevan dan berlaku pula untuk
kepentingan bertanya lanjut. Namun, untuk kepentingan bertanya lanjut, tujuan dan manfaat itu
lebih luas lagi dan ada hal-hal yang belum terjangkau oleh tujuan dan manfaat dari pertanyaan
lanjut yang dimaksud yaitu memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam
mengatasi masalah atau mengembangkan kemampuan berfikir secara lebih tajam analitis dan
komperehensif.
Lebih spesifik tujuan dan manfaat dari bertanya lanjut adalah:
1) Mengembangkan kemampuan berfikir siswa untuk menemukan, mengorganisasi
atau menilai atas informasi yang diperoleh.
2)
relevan.
3) Mendorong siswa untuk mengembangkan dan memunculkan ide-ide yang lebih
kreatif dan inovatif.
4) Memberi kesempatan untuk melakukan proses pembelajaran kepada hal-hal yang
lebih analitis, rumit dan kompleks.
3. Penggolongan pertayaaan lanjut
Prisip-prinsip yang berlaku pada keterampilan bertanya dasar berlaku pula sebagai prinsip
bertanya lanjut, prinsip-prinsip tersebut yaitu antara lain kehangatan, keantusiasan, menghindari
kebiasaan mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan
sendiri, mengajukan pertanyaan ganda dan pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
mengembangkan tingkat kognitif dari yg sifatnya rendah ke yang lebih tinggi dan
kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yg di ajukan kepada
siswa dari tingkat mengingat, kemudian pertanyaaan pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Usahkan agar jangan memberikan pertanyaan yg tidak menentu
atau yg bolak-balik, misalnya sudah sampai kepada pertanyaan analisis, kembali lagi
kepada pertanyaan ingatan, dan kemudian melonjak pada pertanyaan evaluasi. Hal ini
akan menimbulkan kebingungan pada siswa dan partisipasi siswa dalam mengikuti
pelajaran dapat menurun.
3) Melacak/ penggunaan pertanyaan pelacak
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa yang berkaitan dengan jawaban
yang dikemukakan, keterampilan melacak perlu untuk dimiliki oleh guru. Jika
pertanyaan yg diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat
ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapata mengajukan pertanyan-pertanyaan
pelcak kepada sisiwa tersebut.
Beberapa teknik pertanyaan pelacak yg dapat digunkan :
klasifikasi: jika siswa menjawab dengan kalimat yg kurang tepat, guru dapat
memberikan pertanyaan pelacak yg meminta siswa tersebut untuk
menjelaskan dengan kata-kata lain shg jawaban siswa menjadi lebih baik.
meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yg dapatmenunjang
kebenaran pandangannya dalam menjawab peranyaan guru
meminta kesempatan pandangan; guru dpat memberikan kesempatan kepada
siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolkandisertai alas an
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah, yang hanya
menuntut siswa untuk dapat mngungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta, kejadian,
definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya.
Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pengetahuan ini antara lain:
Apa?
Sebutkan!
Berilah nama!
Siapa?
Ingatlah istilah!
Golongkan!
Bilamana?
Kemukakan definisi!
Di mana?
Pasangkan!
Untuk pertanyaan pemahaman perlu diingat bahwa informasi atau bahan pelajaran harus sudah
diberikan/diajarkan kepada siswa, sehingga waktu guru memberikan pertanyaan yang
maksudnya untuk mengetahui apakah informasi yang telah diberikan telah dipahami siswa,
mereka sudah mempunyai bahan untuk menjawab.
Berapa kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan pemahaman adalah:
Bedakanlah
Terjemahkan
Terangkan
Ubahlah
Simpulkan
Berilah contoh
Bandingkanlah
Berikan interpretasi
Gunakanlah
Carilah hubungan
Tunjukkanlah
Demonstrasikan
Siapkanlah
Buatlah sesuatu
Klasifikasikanlah
d. Pertanyaan analisis
Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan
analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan menciptakan sesuatu
yang baru untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab-sebab,
motif-motif atau mengadakan deduksi (dari suatu generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori,
dicari fakta-faktanya). Oleh karena itu pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban
yang benar, melainkan berbagai alternatif. Siswa tidak lagi hanya mengahafal atau mengingatingat apakah yang telah dipelajari melainkan dituntut pemikiran kritis. Guru harus waspada
dengan jawaban siswa, mungkin jawaban itu hanya diperoleh dari bagian bab dalam buku teks
dan bukan hasil pemikirannya.
Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif sebagai berikut:
Menguraikan alasan atau sebab-sebab dari suatu kejadian
Mempertimbangkan dan menganalisis inforamsi yang tersedia agar mencapai suatu
kesimpulan atau generalisasi berdasarkan informasi
Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang menunjang atau
menyangkal kesimpulan/generalisasi itu
Dengan pertanyaan analisis dituntut kemampuan untuk meraikan suatu generalisasi ke dalam
unsur-unsur atau komponen-komponen sehingga ide-ide itu dapat dimengerti dengan jelas.
Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah:
Analisislah.
Kemukakan bukti-bukti..
Mengapa.
Identifikasikan..
Tunjukkanlah sebabnya.
Berilah alasan-alasan.
e.
Pertanyaan sintesis
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingkatan tinggi yang menuntut siswa untuk berpikir
orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan untuk menghubungkan
bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat merupakan suatu kesatuan. Mereka dituntut untuk
mendakan induksi (dari fakta-fakta/unsur-unsur/informasi, diambil suatu kesimpulan atau
generalisasi). Siswa tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus berpikir dengan sunguhsunguh. Jenis pertanyaan ini akan dapat meningkatkan kreativitas serta daya penalaran siswa.
Pertanyaan sintesis ini dapat berbentuk:
Pertanyaan yang meminta siswa mengadakan prediksi atau membuat ramalan
Pertanyaan yang diminta siswa mengungkapkan ide dan mengahasilkan komunikasi
orisinil
Pertanyaan yang menuntut pemecahan masalah
Dengan jenis pertanyaan ini, guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan daya kreasinya.
Berikut ini adalah kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis:
Ramalkanlah.
Tulislah.
Bentuk.
Ciptakanlah..
Susunlah.
Rancanglah.
f.
Kembangkan..
Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi, karena pekerjaan menialai hanya
mungkin dilakukan dengan baik bila fungsi-fungsi kognitif yang lain, dari pengetahuan sampai
dengan sintesis telah dikuasai. Untuk dapat menyatakan pendapat atau menilai berbagai ide,
karya seni, pemecahan masalah serta alasan-alasan keputusannya, harus digunakan kriteriakriteria tertentu, apakah berupa kriteria yang benar atau nilai-nilai yang dipilih oleh siswa
sendiri.
Dalam pertanyaan evaluasi adanya standar atau kriteria pengukuran merupakan sesuatu yang
mutlak. Penggunaan standar atau kriteria yang berbeda akan mengakibatkan jawaban yang
berbeda pula. Tetapi dalam mengembangkan penalaran siswa, jawaban-jawaban yang berbeda
tersebut memang diharapkan. Hal ini menunjukkan adanya pemikiran dari setiap siswa, berarti
bukan hanya menghafal atau meniru jawaban orang lain. Pertanyaan evaluasi dapat
dikategorikan sebagai berikut:
Dari pertanyaan di atas kita dapat melihat bahwa siswa akan dapat menjawab bila ia mempunya
kriteria tertentu. Mereka harus menilai sejauh mana sesuatu itu memenuhi kriteria, baik yang
menggunakan standar objektif maupun nilai yang bersifat pribadi. Kadang-kadang siswa
mempunyai pandangan yang berbeda, oleh karena itu perlu didukung oleh alasan-alasan atau
argumentasi tertentu. Dengan demikian siswa akan belajar menggunakan penalaran tingkat
tinggi.
Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan ini ialah:
Berilah pendapat..
Alternatif mana yang lebih baik.
Setujukah anda..
Berilah alasan
Nilailah..
Bandingkan..
Bedakanlah.
Kata-kata Kunci:
Pertanyaan
(comprehension)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru, keterampilan ini merupakan
salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. Dengan demikian
setiap guru harus terampil dalam mengembangkan pertanyaan. Pertanyaan dalam pembelajaran
bukan hanya untuk mendapatkan jawaban atau informasi dari pihak yang ditanya. Jauh lebih luas
dari itu adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Prisip-prisip yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan bertanya antara
lain:
a. Kehangatan dan keantusiasan, dan
b. Memberikan waktu berfikir
c. dll
B.
SARAN
Kepada para pembaca semua sebagai calon guru kami menyarankan agar dapat
menguasai keterampilan bertanya ini, karena keterampilan ini merupakan satu componen penting
didalam memotivasi minat belajar anak.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kodir Munsyi DIP.AD.ED dkk, Pedoman Mengajar Bimbingan Praktis untuk
Calon Guru, Surabaya: Al Ikhlas, 1981
Brown, George. Micro Teaching: A Programme of Teaching Skills. New York: Metheuen Inc.,
1984
Cole, G. Peter and Lorna K.S. Chan. Teaching Principles and Practice. New York: Prentice
Hall, 1990
Dadang sukirman, dkk, Pembelajaran Mikro, Bandung: Upi Press, 2006.
H. udin. S winata putra, dkk, Strategi belajar mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2002.
Jacobsen, David, Paul Eggen and Donald Kauchak. Methods for Teaching: A Skills Approach.
Ohio: Merril Publishing Company, 1989
J.J. Hasibuan, dkk, Proses belajar mengajar Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang professional (edisi kedua), Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008.
Soetomo, Dasar Dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya: Usaha Nasional, 1993.
Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi. Strategi Belajar Menagajar. Jakarta: UT, 1999
W. James Popham, dkk, Tekhnik engajar secara sistemaits. Jakarta: pt.rineka cipta, 2003.