Anda di halaman 1dari 28

KETERAMPILAN BERTANYA DASAR & LANJUT

Diajukan untuk memenuhi tugas


Dasar-Dasar Pembelajaran Fisika II

Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Leni Marlina (06111381320013)
2. Putri Paraswara Pratiwi (06111381320019)
3. Triana Nasir (06111281320003 )

Dosen Pengampuh:
Drs. Abidin Pasaribu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Keterampilan Bertanya
Dasar dan Lanjut.
Makalah ini dibuat dengan berbagai pengumpulan data dan informasi dari berbagai buku
dan link untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Pun tak
dapat dipungkiri bimbingan dari dosen pengampu , Bapak Drs. Abidin Pasaribu. selaku dosen
mata kuliah Dasar-Dasar Pembelajaran Fisika II. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu Kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang bersifat
Membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Palembang, Februari 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..............................................................4Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 5
RUMUSAN MASALAH............................................................................................... 6
TUJUAN.................................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 7
Defenisi dan Fungsi Pertanyaan..............................................................................7
Keterampilan Bertanya Dasar.................................................................................9
Pengertian bertanya dasar...................................................................................9
Tipe dan syarat-syarat bertanya dasar................................................................9
Komponen Keterampilan Bertanya Dasar...........................................................10
Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya Dasar.....................................................12
Keterampilan bertanya lanjut................................................................................ 14
Pengertian bertanya lanjut.................................................................................14
Tujuan dan manfaat bertanya lanjut..................................................................14
Penggolongan pertayaaan lanjut........................................................................15
Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan bertanya lanjut......16
Klasifikasi Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom.................................................18
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 27

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Di Dalam mengajar dibutuhkan seorang guru yang benar-benar profesional, yang mana
seorang guru tidak hanya dituntut untuk bisa mengajar saja, dan juga menguasai kelas, namun
jauh dari itu seorang guru harus memiliki ilmu pengetahuan dan skill yang banyak, sehingga
dapat menyampaikan ilmu yang diajarkannya kepada peserta didik.
Banyak kita temuai terkadang seorang guru hanya asal-asalan saja didalam mengajar, dan
tidak mempunyai keterampilan, namun tetap saja mengajar sehingga hasilnya tidak maksimal,
oleh karena itu perlu keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang guru.
Keberhasilan pengajaran selain didukung oleh keaktifan siswa yang belajar, juga
dipengaruhi oleh keterampilan guru dalam mengelola interaksi belajar mengajar. Setiap kegiatan
belajar-mengajar hampir tidak pernah lepas dari pertanyaan guru, dalam arti seseorang guru yang
sedang mengajar pasti akan memberikan pertanyaan-pertanyaan berapapun frekuensinya.
Oleh karena itu guru perlu memahami teknik-teknik (keterampilan bertanya) agar
pertanyaan mencapai sasaran yang tepat. Pertanyaan yang diajukan oleh guru mempunyai
beberapa maksud, antara lain untuk memberikan dorongan kepada siswa agar mereka
mengemukakan pendapat, sekedar apersepsi, atau untuk mendapatkan umpan balik dan
sebagainya. Guru dapat melontarkan pertanyaan tersebut kepada siswa secara individual maupun
kelompok. Adapun jenis pertanyaan yang diajukan bervariasi dari pertanyaan tingkat rendah
sampai pertanyaan dengan taraf kesulitan yang tinggi.
Ada banyak sekali keterampilan didalam mengajar, namun pada pembahasan ini kami akan
menguraikan tentang keterampilan bertanya yang harus dikuasai oleh guru didalam mendidik
anak-anaknya agar lebih termotivasi didalam belajar. Seorang guru perlu mempelajarinya dengan

maksud agar dapat menganalisis keterampilan bertanya dan dapat menggunakan dengan baik di
depan kelas.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah didalam pembahasan makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Apa itu definisi dan fungsi bertanya ?


Bagaimana keterampilan bertanya dasar ?
Bagaimana komponen keterampilan bertanya dasar ?
Bagaimana prinsip-prinsip keterampilan bertanya dasar ?
Bagaimana tentang keterampilan bertanya lanjut ?
Apa saja jenis-jenis pertanyaan yang baik ?
Apa saja kelebihan dan kelemahannya ?
Apa saja klasifikasi pertanyaan menurut taksonomi Bloom?

C. TUJUAN
Merunjuk dari rumusan masalah maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengetahui Pengertian dan fungsi bertanya .


Mengetahui Keterampilan bertanya dasar dan Lanjut.
Mengetahui Komponen keterampilan bertanya dasar dan Lanjut.
Mengetahui Prinsip-prinsip keterampilan bertanya dasar Lanjut.
Mengetahui Jenis-jenis pertanyaan yang baik.
Mengetahui kelebihan dan kelemahan keterampilan bertanya dasar Lanjut.
Untuk mengetahui klasifikasi pertanyaan menurut taksonomi bloom.

BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN BERTANYA

a. Defenisi dan Fungsi Pertanyaan

Dalam proses belajar mengajar bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan
yang tersusun dengan baik dan tekhnik penyampaian yang tepat pula akan memberikan dampak
positif terhadap siswa.
Cara ini merupakan hak istimewa bagi seorang guru karena berasumsi akan mendapat
jawaban, pertanyaan dapat menjadi alat guru untuk merangsang kegiatan berfikir siswa. Guru
juga dapat menggunakan jawaban siswa untuk mengecek aktifitas pengajarannya yang sedang
berlangsung.tentu saja pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tertulis demikian pula dengan
jawabannya. Pertanyaan dan jawaban yang tertulis kiranya bersifat formal dan pada umumnya
mirip dengan latihan yang sama dari pada tanya jawab lisan yang berlangsung cepat.
Bagaimanapun pertanyaan-pertanyaan disusun menurut urutan yang berarti. Satu pertanyaan
yang kurang relevan dapat membingungkan siswa, dan siswapun akan mengalami banyak
kesukaran menjawabnya, jika rangkaian tanya jawab itu tidak diurutkan dengan baik. Dalam
pengajaran berprogram prosedur yang demikian disebut urutan penolong.
Pertanyaan juga dapat berfungsi sebagai pengatur, guru harus mendorong siswa agar
menjawab pertanyaan dengan suara yang nyaring dan tidak mengulangi jawaban siswa kecuali
jika memang perlu atau jika siswa tersebut merupakan kasus khusus.
Dalam kehidupan sehari-hari ada kalanya kita tidak mendapatkan jawaban yang
memuaskan atas pertanyaan yang diajukan. Banyak penyebab yang memungkinkan pertanyaan
tersebut tidak bisa dijawab dengan baik. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa kegagalan
dalam bertanya adalah karena belum menguasai kecakapan menggunakan keterampilan bertanya.

Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru, keterampilan ini merupakan
salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. Dengan demikian
setiap guru harus terampil dalam mengembangkan pertanyaan. Pertanyaan dalam pembelajaran
bukan hanya untuk mendapatkan jawaban atau informasi dari pihak yang ditanya. Jauh lebih luas
dari itu adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Untuk menjawab pertanyaan diatas, tampaknya kita perlu mengambil satu kesepakatan.
Menurut G. A Brown dan R. Edminson (1984). Mendefenisikan pertanyaan sebagai segala
pertanyaan sebagai pernyataan yang menginginkan

tanggapan Verbal ( lisan). Dengan

mengambil defenisi ini, kalimat diatas dapat digolongkan pertanyaan. Dengan perkataan lain,
pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, tapi juga dalam bentuk kalimat pertintah
atau kalimat pertanyaan.
Fungsi pertanyaan didalam kegiatan pembelajaran Menurut

Turney (1979)

mendefenisikan 12 fungsi pertanyaan seperti itu :


1. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik.
2. Memusatkan perhatian pada masalan tertentu.
3. menggalakkan penerapan belajar aktif.
4. merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
5. menstruktur tugas tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal.
6. mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
7. mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif
dalam pembelajaran.
8. menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang
informasi yang diberikan.

9. melibatkan

siswa

dalam

memamfaatkan

kesimpulan

yang

dapat

mendorong

mengembangkan proses berfikir.


10. mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau pernyataan guru.
11. memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi.
12. menyatakan perasaan dan pikiran yang murni kepada siswa.
Masih banyak lagi fungsi pertanyaan yang dilaporkan oleh para peneliti namun dari daftar
diatas, sudah dapat kita simpulkan bahwa fungsi pertanyaan tersebut sangat bervariasi.

b. Keterampilan Bertanya Dasar


1. Pengertian bertanya dasar

Pengertian keterampilan bertanya dasar secara etimologis bertanya diuraikan menjadi


dua suku kata yaitu terampil dan tanya. Menurut kamus bahasa Indonesia bertanya berasal
dari kata tanya yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata terampil
memiliki arti cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan. Dengan demikian
keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan
seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi
lawan bicara.
Menurut John. I. Bolla dalam proses pembalajaran setiap pertanyaan baik berupa
kalimat tanya atau suruhan, yang menuntut respon siswa, sehingga siswa memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir, dimasukkan pertanyaan. Pendapat serupa
dikemukakan oleh G.A. Brown dan R.Edmonson dalam Siti Julaeha, pertanyaan adalah segala
pertanyaan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan).

Merujuk pada dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yangn diajukan
tidak selalu dalam rumusan kalimat Tanya, melainkan dalam bentuk suruhan atas pertanyaan,
selain itu dimaksudkan adanya respon siswa.
2. Tipe dan syarat-syarat bertanya dasar

Adapun Tipe dan bentuk pertanyaan sangat beragam, penggunaan dalam bentuk setiap
pertanyaan bergantung pada tujuan yang diharapkan, tipe pertanyaan yaitu:
1) Pertanyaan yang menuntut fakta-fakta, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih
daya ingat siswa terhadap sesuatu yang pernah dipelajarinya.
2) Pertanyaan yang menuntut kemampuan yang membandingkan,, yaitu pertanyaan untuk
mengembangkan atau melatih daya fakir analisis dan sintesis.
3) Pertanyaan yang menuntut kemampuan memperkirakan,

yaitu

pertanyan

untuk

mengembangkan atau melatih kemampuan atau membuat perkiraan-perkiraan.


4) Pertanyaan yang menuntut kemampuan analisis, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan dan
melatih kemampuan daya analisis.
5) Pertanyaan yang menuntut pengorganisasian, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau
melatih kemampuan berfikir secara teratur.
6) Pertanyan yang tidak perlu dikemukakan jawabannya, yaitu pertanyaan untuk memberikan
penegasan atau meyakinkan tentang sesuatu kepada siswa, pertanyaan ini digolongkan
dengan pertanyan retorika yang tidak perlu mendapatkan jawaban.
Syarat pertanyaan yang harus diperhatikan agar pertanyaan yang diajukan kepada siswa
mendapat respon yangn baik adalah:
1) pertanyaan yang disampaikan dengan menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah
ditangkap oleh pihak yang ditanya (siswa).
2) pertanyan diajukan secara klasikal, berikan waktu untuk berfikir kemudian baru diajukan
salah seorang yang diminta untuk menjawabnya.
3) beri kesempatan secara adil dan merata kepada setiap siswa untuk mendapatkan pertanyaan.
4) penunjukan siswa yang diminta jawaban tidak dilakukan secara berurutan atau
sistematis,akan tetapi harus diusahakan secara acak agar setiap siswa memusatkan perhatian
dan memiliki kesiapan untuk menjawab pertanyaan.
3. Komponen Keterampilan Bertanya Dasar

Keterampilan bertanya dasar terdiri beberapa komponen yang perlu diterapkan oleh guru dalam
mengajukan berbagai jenis pertanyaan.
a) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan katakata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
b) Pemberian acuan.
Sebelum bertanya guru hendaknya memberikan acuan berupa informasi yang berkaitan
dengan isi pertanyaan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan dapat menjawab
pertanyaan guru setelah mengolah informasi yang diberikan.
c) Pemusatan pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya jangan terlalu luas sehingga membutuhkan
jawaban yang luas juga. Pertanyaan yang lebih spesifik dan sempit akan

menuntut

pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang lebih khusus. Jika yang diajukan adalah
pertanyaan yang umum maka usahakan diiringi dengan pertanyaan yang lebih spesifik.
d) Pemindahan giliran.
Pertanyaan yang rumit kadang-kadang tidak mampu dijawab oleh seorang siswa secara
lengkap. Untuk itu guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
melengkapinya. Dengan memindah giliran, siswa akan termotivasi untuk memperhatikan
jawaban yang diberikan temannya dan memungkinkan timbulnya interaksi antar siswa.
e) Penyebaran.
Jika memungkinkan dan waktu mencukupi, setiap siswa sebaiknya mendapat giliran
untuk menjawab pertanyaan guru. Tujuan penyebaran pertanyaan hampir sama dengan
pemindahan giliran yaitu meningkatkan perhatian dan partisipasi siswa. Bedanya, pada
pemindahan giliran pertanyaannya satu tetapi rumit dan dijawab oleh siswa secara
bergilir untuk saling melengkapi; sedangkan pada penyebaran masing-masing siswa
menjawab pertanyaan yang berbeda.
f) Memberi waktu berfikir.
Dalam mengajukan pertanyaan, guru tidak perlu menunjuk siswa terlebih dahulu.
Seyogyanya ajukan pertanyaan, beri waktu kepada siswa untuk berfikir kemudian
tentukan atau tunjuk siswa yang akan menjawab pertanyaan itu.
g) Memberikan tuntunan.
Sering terjadi jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan guru tidak sesuai
harapan (jawaban salah). Jika terjadi hal seperti ini guru jangan menunggu sampai ada
siswa yang menjawab dengan benar karena akan menyita waktu pembelajaran. Guru

dapat memberikan gambaran yang bisa menuntun siswa secara bertahap sehingga siswa
mampu memberikan jawaban sesuai yang diharapkan. Langkah-langkahnya seperti
berikut:
Mengulang pertanyaan dengan cara lain yang lebih sederhana.
Mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana dengan lebih jelas.
Menjelaskan kembali informasi yang berhubungan dengan pertanyaan.
Dalam proses pembelajaran, tujuan utama pertanyaan yang diajukan guru adalah agar
siswa belajar dengan harapan memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan
berpikirnya, oleh karena itu komponen-komponen keterampilan bertanya dasar di atas
seharusnya merupakan keterampilan bertanya yang wajib dikuasai/dimiliki oleh seorang guru.
4. Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya Dasar

Prisip-prisip yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan bertanya antara lain:
1) Kehangatan dan keantusiasan
Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan sehingga
merasa nyaman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya mengembangkan suasana
pembelajarana yang menyenangkan antara lain yaitu bagaimana pertanyaan yang
diajukan memiliiki nuansa psikologis yang hangat dan mendorongspirit belajar ynag
tingi.
2) Memberikan waktu berfikir
3) Menurut penulis setelah mengajukan pertanyaan hendaknya guru tidak langsung
menunjuk salah seorang dari siswa untuk langsung menjawab pertanyaan yang
diajukannya tetapi memberikan kelonggaran (waktu) kepada siswa untuk memikirkan
atau menemukan jawaban atas pertanyaannya.
Disamping kedua prinsip tersebut diatas, untuk mengefektifkan keterampilan bertanya,
hendaknya menghindari hal-hal seperti berikut ini:
a. Mengulangi pertanyan sendiri
Contoh : Sebelum siswa dapat berpikir maksimal terhadap pertanyaan guru mengulangi
pertanyaan kembali akibatnya siswa tidak konsentrasi.

b. Mengulangi jawaban siswa


Menyebabkan waktu terbuang, siswa tidak mendengar jawaban dari temanya

yang lain

karena guru akan mengulanginya.


c. Menjawab pertanyaan sendiri
Pertanyaan dijawab guru sebelum siswa mendapatkan kesempatan cukup untuk
memikirkan jawabanya sehingga anak beranggapan tidak perlu memikirkan jawabanya
karena guru akan memikirkan jawabanya.
d. Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
Contoh : Apa ibu kota RI?
Akibatnya guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang benar dan menutut
kemungkinan terjadi interaksi selanjutnya.
e. Mengajukan pertanyan ganda
Contoh : Siapa pemimpin orang belanda yang pertama datang ke Indonesia,

mengapa

mereka datang, dan apa akibat mereka itu bagi bangsa Indonesia.
Hal ini akan mematahkan semangat siswa yang hanya sanggup menyelesaikan satu dari
semua tugas itu.
f. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan.
Akibatnya anak yang tidak ditunjuk tidak memikirkan jawabanya.

c. Keterampilan bertanya lanjut


1. Pengertian bertanya lanjut

Dalam kegiatan pembelajaran diatas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan pertama atau pembuka untuk mendapatkan
keterangan atau informasi dari siswa. Utnuk menindak lanjuti pertanyaan pertama diikuti oleh
pertanyaan berikutnya atau disebut dengan pertanyaan lanjut.
Dengan demikian pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) yaitu
mengorek atau mengungkapkan kemampuan berfikir yang lebih dalam dan komperehensif dari
pihak yang diberi pertanyaan (siswa). Keberhasilan mengembangkan kemampuan berfikir yang
dilakukan melalui bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran yang
dikembangkan melalui pengggunaan pertanyaan dasar.
Kemampuan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar lebih mengutamakan
usaha mengembangkan kemampuan berfikir, memperbesar partisipasi dan mendorong lawan
bicara agar lebih aktif dan kritits mengembangkan kemampuan berfikirnya. Melalui bertanya
lanjut setiap siswa dirangsang untuk aktif berfikir melakukan berbagai aktifitas belajar, sehingga
proses dan hasil pembelajaran akan lebih dinamis dan berkualitas. Oleh karena itu bagi setiap
calon guru atau para guru keterampilan menerapkan bertanya dasar maupun lanjut harus dilatih
dan dikembangkan sehingga akan menjadi daya kekuatan utnuk menunjang kemampuan sebagai
tenaga guru yang lebih profesional.
2. Tujuan dan manfaat bertanya lanjut

Tujuan dan manfaat dari keterampilan bertanya dasar masih relevan dan berlaku pula untuk
kepentingan bertanya lanjut. Namun, untuk kepentingan bertanya lanjut, tujuan dan manfaat itu
lebih luas lagi dan ada hal-hal yang belum terjangkau oleh tujuan dan manfaat dari pertanyaan
lanjut yang dimaksud yaitu memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam
mengatasi masalah atau mengembangkan kemampuan berfikir secara lebih tajam analitis dan
komperehensif.
Lebih spesifik tujuan dan manfaat dari bertanya lanjut adalah:
1) Mengembangkan kemampuan berfikir siswa untuk menemukan, mengorganisasi
atau menilai atas informasi yang diperoleh.

2)

Meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan mengungkapkan


pertanyaan-pertanyan yang didasarkan atas informasi yang lebih lengkap dan

relevan.
3) Mendorong siswa untuk mengembangkan dan memunculkan ide-ide yang lebih
kreatif dan inovatif.
4) Memberi kesempatan untuk melakukan proses pembelajaran kepada hal-hal yang
lebih analitis, rumit dan kompleks.
3. Penggolongan pertayaaan lanjut

1) Pertanyaan ingatan (knowledge), pertanyaan ingatan adalah jenis pertanyaan yang


mengharapkan siswa dapat mengenal atau mengingat informasi
2) Pertanyaan pemahaman (comprehension) adalah pertanyaan yang diarahkan untuk
membuktikan bahwa siswa telah mempunyai pengertian yang cukup untuk
mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui sebelumnya.
3) Pertanyaan
penerapan
(application)
adalah
kemampuan
mengingat,
menginterpretasikan atau mendiskripsikan (menggambarkan) diperlukan dan menjadi
salah satu indicator dari hasil pembelajaran.
4) Pertanyaan analisis (analysis) yaitu pertanyaan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir siswa secara lebih rinci, kritis dan mendalam, yaitu pertanyan analisis.
5) Pertanyaan sintesis (syntesis) pertanyaan ini digolongkan pada pertanyaan tingkat
tinggi yang meminta siswa menampilakan pikiran-pikiran yang original dan kreatif.
6) Pertanyaan evaluasi. Pertanyaan ini digolongkan kepada pertanyaan tinggi bahkan
merupakan puncaknya.
4.

Prinsip penggunaan bertanya lanjut

Prisip-prinsip yang berlaku pada keterampilan bertanya dasar berlaku pula sebagai prinsip
bertanya lanjut, prinsip-prinsip tersebut yaitu antara lain kehangatan, keantusiasan, menghindari
kebiasaan mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa, menjawab pertanyaan
sendiri, mengajukan pertanyaan ganda dan pertanyaan yang memancing jawaban serentak.

5. Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan bertanya


lanjut

1) terjadinya Pengubahan tuntunan tingkat kognitif pertanyaan


untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa diperlukan pengubahan tuntunan
tingkat kognitif pertanyaan. Pertanyaan yang dikemukakan guru dapat mengandung
proses mental yang berbeda-beda, dari proses mental yg rendah sampai proses mentl
yang tinggi.Oleh karena itu, guru dalam mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha
mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan dari tingkat
mengikat kembali fakta-fakta ke bebagai tingkat kognitif lainnya yg lebih tinggi
seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
2) Urutan pertanyaan
pertanyaan yang diajukan

haruslah mempunyai urutan yang logis. Untuk

mengembangkan tingkat kognitif dari yg sifatnya rendah ke yang lebih tinggi dan
kompleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yg di ajukan kepada
siswa dari tingkat mengingat, kemudian pertanyaaan pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Usahkan agar jangan memberikan pertanyaan yg tidak menentu
atau yg bolak-balik, misalnya sudah sampai kepada pertanyaan analisis, kembali lagi
kepada pertanyaan ingatan, dan kemudian melonjak pada pertanyaan evaluasi. Hal ini
akan menimbulkan kebingungan pada siswa dan partisipasi siswa dalam mengikuti
pelajaran dapat menurun.
3) Melacak/ penggunaan pertanyaan pelacak
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa yang berkaitan dengan jawaban
yang dikemukakan, keterampilan melacak perlu untuk dimiliki oleh guru. Jika
pertanyaan yg diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat
ditingkatkan menjadi lebih sempurna, guru dapata mengajukan pertanyan-pertanyaan
pelcak kepada sisiwa tersebut.
Beberapa teknik pertanyaan pelacak yg dapat digunkan :
klasifikasi: jika siswa menjawab dengan kalimat yg kurang tepat, guru dapat
memberikan pertanyaan pelacak yg meminta siswa tersebut untuk
menjelaskan dengan kata-kata lain shg jawaban siswa menjadi lebih baik.
meminta siswa memberikan alasan (argumentasi) yg dapatmenunjang
kebenaran pandangannya dalam menjawab peranyaan guru
meminta kesempatan pandangan; guru dpat memberikan kesempatan kepada
siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan atau penolkandisertai alas an

terhadap jawaban rekannya, agar diperoleh pandangan yg dapata diterima oleh


semua pihak
meminta kesempatan jawaban; guru dapat meminta siswa untuk meninjau
kembali jawaban yg diberikannya biladianggap kurtepat
meminta jawaban yg lebih relevan; bila jawaban siswa kurang relevan, guru
dapat meminta jawaban yg benar dan relevan dari siswa tersebut
meminta contoh
meminta jawaban yg lebih kompleks
4) Keterampilan mendorong interaksi antar siswa.

d. Klasifikasi Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom


Pada uraian di atas telah disinggung bahwa pertanyaan yang hanya menuntut siswa
mengingat kembali fakta/informasi yang telah diterima, namun ada pula pertanyaan yang
menuntut tingkat berpikir yang lebih tinggi. Untuk memudahkan anda dalam membuat
pertanyaan, taksonomi Bloom dapat dipakai sebagai pedoman untuk mengklasifikasikan
pertanyaan. Sebelumnya perlu anda ketahui bahwa taksonomi Bloom merupakan salah satu cara
yang dipakai dalam merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga diterapkan untuk
mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas.
Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domein) yang dikemukan Bloom dan kawankawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang menyangkut aspek pikir); afektif (yang
menyangkut aspek sikap); psikomotor (yang menyangkut aspek keterampilan).
Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini, kita gunakan domein yang pertama ialah
kognitif oleh karena seseorang yang bertanya berarti ia berpikir (aspek pikir yang diutamakan).
Untuk domein kognitif ini ada enam tingkatan, yang masing-masing tingkat dituntut proses
berpikir yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesukarannya dari keenam tingkatan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan ialah:
a. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah.
1) Pengetahuan (knowledge)
2) Pemahaman (comprehension)
3) Penerapan (application)
b. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi:
1) Analisis (analysis)
2) Sintesis (synthesis)
3) Evaluasi (evaluation)
Dari keenam tingkatan tersebut secara berturut-turut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pertanyaan pengetahuan (knowledge)

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah, yang hanya
menuntut siswa untuk dapat mngungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta, kejadian,
definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya.
Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pengetahuan ini antara lain:

Apa?

Sebutkan!

Berilah nama!

Siapa?

Ingatlah istilah!

Golongkan!

Bilamana?

Kemukakan definisi!

Di mana?

Pasangkan!

b. Pertanyaan pemahaman (comprehension)


Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau memahami sesuatu. Ia
dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan
kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Jadi pada tingkat ini
siswa sudah tidak lagi mengingat dan menghafal informasi yang diperoleh, melainkan harus
dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut.
Bentuk pertanyaan jenis ini adalah:

Memberkan penjelasan dengan kata-kata sendiri


Menyatakan ide-ide pokok tentang sesuatu dengan kata-kata sendiri
Membedakan atau membandingkan
Menerangkan dengan grafik
Mengubah bahan dari bentuk yang satu ke dalam bentuk lain

Untuk pertanyaan pemahaman perlu diingat bahwa informasi atau bahan pelajaran harus sudah
diberikan/diajarkan kepada siswa, sehingga waktu guru memberikan pertanyaan yang

maksudnya untuk mengetahui apakah informasi yang telah diberikan telah dipahami siswa,
mereka sudah mempunyai bahan untuk menjawab.
Berapa kata yang dapat digunakan untuk pertanyaan pemahaman adalah:

Bedakanlah

Terjemahkan

Terangkan

Ubahlah

Simpulkan

Berilah contoh

Bandingkanlah

Berikan interpretasi

Jelaskan dengan kata-katamu sendiri


c. Pertanyaan penerapan (aplikasi)
Kalau pada tingkat lebih rendah siswa hanya diminta mengingat kembali, kemudian setelah
memahami sesuatu pelajaran ia dapat mengungkapakan kembali yang telah dipelajari, maka
kecakapan itu harus diingatkan lagi. Siswa harus dapat menggunakan informasi yang telah
dipelajari itu untuk diterpkan pada suatu atau pada kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini, yang
dimaksud dengan pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu
jawaban dengan menggunakan informasi yang telah diperoleh seelumnya.
Disini siswa dihadapkan pada pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan pengetahuan
yang telah dipelajarinya. Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang
dipeajari sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap
masalah itu.
Beberapa kata yang sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah:

Gunakanlah

Carilah hubungan

Tunjukkanlah

Tuliskan suatu contoh

Demonstrasikan

Siapkanlah

Buatlah sesuatu

Klasifikasikanlah

d. Pertanyaan analisis
Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan
analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan menciptakan sesuatu
yang baru untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab-sebab,
motif-motif atau mengadakan deduksi (dari suatu generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori,
dicari fakta-faktanya). Oleh karena itu pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban
yang benar, melainkan berbagai alternatif. Siswa tidak lagi hanya mengahafal atau mengingatingat apakah yang telah dipelajari melainkan dituntut pemikiran kritis. Guru harus waspada
dengan jawaban siswa, mungkin jawaban itu hanya diperoleh dari bagian bab dalam buku teks
dan bukan hasil pemikirannya.
Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif sebagai berikut:
Menguraikan alasan atau sebab-sebab dari suatu kejadian
Mempertimbangkan dan menganalisis inforamsi yang tersedia agar mencapai suatu
kesimpulan atau generalisasi berdasarkan informasi
Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang menunjang atau
menyangkal kesimpulan/generalisasi itu
Dengan pertanyaan analisis dituntut kemampuan untuk meraikan suatu generalisasi ke dalam
unsur-unsur atau komponen-komponen sehingga ide-ide itu dapat dimengerti dengan jelas.
Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah:

Analisislah.
Kemukakan bukti-bukti..
Mengapa.
Identifikasikan..
Tunjukkanlah sebabnya.
Berilah alasan-alasan.
e.

Pertanyaan sintesis

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingkatan tinggi yang menuntut siswa untuk berpikir
orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan untuk menghubungkan
bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat merupakan suatu kesatuan. Mereka dituntut untuk
mendakan induksi (dari fakta-fakta/unsur-unsur/informasi, diambil suatu kesimpulan atau
generalisasi). Siswa tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus berpikir dengan sunguhsunguh. Jenis pertanyaan ini akan dapat meningkatkan kreativitas serta daya penalaran siswa.
Pertanyaan sintesis ini dapat berbentuk:
Pertanyaan yang meminta siswa mengadakan prediksi atau membuat ramalan
Pertanyaan yang diminta siswa mengungkapkan ide dan mengahasilkan komunikasi
orisinil
Pertanyaan yang menuntut pemecahan masalah
Dengan jenis pertanyaan ini, guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan daya kreasinya.
Berikut ini adalah kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis:

Ramalkanlah.

Tulislah.

Bentuk.

Bagaimana kita dapat memecahkan.

Ciptakanlah..

Apa yang terjadi seaindainya

Susunlah.

Bagaimana kita dapat memperbaiki.

Rancanglah.

f.

Kembangkan..

Pertanyaan evaluasi

Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi, karena pekerjaan menialai hanya
mungkin dilakukan dengan baik bila fungsi-fungsi kognitif yang lain, dari pengetahuan sampai
dengan sintesis telah dikuasai. Untuk dapat menyatakan pendapat atau menilai berbagai ide,
karya seni, pemecahan masalah serta alasan-alasan keputusannya, harus digunakan kriteriakriteria tertentu, apakah berupa kriteria yang benar atau nilai-nilai yang dipilih oleh siswa
sendiri.
Dalam pertanyaan evaluasi adanya standar atau kriteria pengukuran merupakan sesuatu yang
mutlak. Penggunaan standar atau kriteria yang berbeda akan mengakibatkan jawaban yang
berbeda pula. Tetapi dalam mengembangkan penalaran siswa, jawaban-jawaban yang berbeda
tersebut memang diharapkan. Hal ini menunjukkan adanya pemikiran dari setiap siswa, berarti
bukan hanya menghafal atau meniru jawaban orang lain. Pertanyaan evaluasi dapat
dikategorikan sebagai berikut:

pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat tentang berbagai persoalan


pertanyaan yang menilai suatu ide
pertanyaan yang meminta siswa menetapkan suatu cara pemecahan masalah
pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik

Dari pertanyaan di atas kita dapat melihat bahwa siswa akan dapat menjawab bila ia mempunya
kriteria tertentu. Mereka harus menilai sejauh mana sesuatu itu memenuhi kriteria, baik yang
menggunakan standar objektif maupun nilai yang bersifat pribadi. Kadang-kadang siswa
mempunyai pandangan yang berbeda, oleh karena itu perlu didukung oleh alasan-alasan atau
argumentasi tertentu. Dengan demikian siswa akan belajar menggunakan penalaran tingkat
tinggi.
Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan ini ialah:

Berilah pendapat..
Alternatif mana yang lebih baik.
Setujukah anda..
Berilah alasan
Nilailah..
Bandingkan..
Bedakanlah.

Kata-kata Kunci:

Keterampilan bertanya dasar

Pertanyaan penerapan (application)

Keterampilan bertanya lanjut

Pertanyaan analisis (analysis)

Pertanyaan pengetahuan (knowledge)

Pertanyaan sintesis (synthesis)

Pertanyaan

pemahaman Pertanyaan evaluasi (evaluation)

(comprehension)

A. Jenis-Jenis Pertanyaan Yang Baik


1. Jenis pertanyan menurut maksudnya
a. pertanyaan permintaan, yakni pertanyaan yang mengharapkan agar siswa mematuhi
perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
b. Pertanyaan retoris, yakni pertnayaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab
sendiri oleh guru.
c. Pertanyaan yang mengarahkan atau menuntun, yaitu pertanyaan yang diajukan untuk
memberi arah kepada siswa dalamm proses berfikir.
d. Pertanyaan menggali,yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong murit untuk lebih
mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama.
2. Jenis pertanyaan menurut luas sempitnya sasaran.
a. Pertanyaan sempit, pertanyan ini membutuhkan jawaban yang tertutup dan biasanya
kunci jawabannya telah tersedia.
Pertanyaan sempit informasi langsung

Pertanyaan sempi memusat.


b. Pertanyaan luas
Pertanyaan luas terbuka
Pertanyaan luas memusat
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi pertanyaan
6. Sebelum memberi pertanyaan hendaknya guru sudah mengetahui jawaban yang dimaksud,
sehingga jawaban yang menyimpang dari siswa akan segera dapat diketahui dan diatasi.
7. Guru harus mengetahui pokok masalah yang ditanyakan dan memberi pertanyaan sesuai
dengan pokok yang dibahas.
8. Hendaknya guru memberi pertanyaan dengansikap hangat dan antusias agar murid
berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, maka guru harus menunjukkan sikap yang
baik diwaktu bertanya dan menerima jawaban dari siswa.
Ada beberapa sikap yang perlu diperhatikan guru dalam bersikap diwaktu bertanya atau
menerima jawaban.
a. Menunjukkan gaya, ekspresi wajah, posisi badan dan gerakan badan yang baik dan
tepat diwaktu memberi pertanyaan dan menerima jawaban.
b. Memberi penguatan bagi siswa yang menjawab dengan benar
c. Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan
cara yang simpatik.
d. Apabila guru tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diajukan siswa
hendaknya tidak langsung menjawab dengan berbelit-belit atau menjawab dengan
sekedarnya.
e. Menerima jawaban siswa dengan menggunakan sebagai tolak uraian selanjutnya. Hal
ini penting untuk mengaitkan bahan yang dibahas dengan materi yang sudah dimiliki
siswa berdasarkan jawaban itu.
9. Hendaknya guru menghindari beberapa kebiasaan yang tidak perlu, yang bisa
merugikan siswa dalam proses belajarnya
B. Kelemahan dan kelebihannya
a. Kelamahan
i. mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.
ii. Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada sentiment
pribadi.
iii. Tidak semua anak mengerti dan bisa mengajukan pendapat.
b. Kelebihan

1) mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.


2) Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara merdeka, sehingga
pelajaran akan lebih menarik.
3) Menghilangkan verbalisme, individualisme dan intelektaulisma.

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru, keterampilan ini merupakan

salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. Dengan demikian
setiap guru harus terampil dalam mengembangkan pertanyaan. Pertanyaan dalam pembelajaran
bukan hanya untuk mendapatkan jawaban atau informasi dari pihak yang ditanya. Jauh lebih luas
dari itu adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Prisip-prisip yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan bertanya antara
lain:
a. Kehangatan dan keantusiasan, dan
b. Memberikan waktu berfikir
c. dll
B.

SARAN
Kepada para pembaca semua sebagai calon guru kami menyarankan agar dapat

menguasai keterampilan bertanya ini, karena keterampilan ini merupakan satu componen penting
didalam memotivasi minat belajar anak.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kodir Munsyi DIP.AD.ED dkk, Pedoman Mengajar Bimbingan Praktis untuk
Calon Guru, Surabaya: Al Ikhlas, 1981
Brown, George. Micro Teaching: A Programme of Teaching Skills. New York: Metheuen Inc.,
1984
Cole, G. Peter and Lorna K.S. Chan. Teaching Principles and Practice. New York: Prentice
Hall, 1990
Dadang sukirman, dkk, Pembelajaran Mikro, Bandung: Upi Press, 2006.
H. udin. S winata putra, dkk, Strategi belajar mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2002.
Jacobsen, David, Paul Eggen and Donald Kauchak. Methods for Teaching: A Skills Approach.
Ohio: Merril Publishing Company, 1989
J.J. Hasibuan, dkk, Proses belajar mengajar Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang professional (edisi kedua), Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008.
Soetomo, Dasar Dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya: Usaha Nasional, 1993.
Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi. Strategi Belajar Menagajar. Jakarta: UT, 1999
W. James Popham, dkk, Tekhnik engajar secara sistemaits. Jakarta: pt.rineka cipta, 2003.

Anda mungkin juga menyukai