Makalah DDPP2 K14
Makalah DDPP2 K14
OLEH :
HANA LESTARI INDAH (06111381320020)
MUTIA OKTRI ADRIANI (0611138132002024)
ALMAS GHASSINI A. W. (06111381320020)
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil dan Mengelola
Kelas.
Makalah ini dibuat dengan berbagai pengumpulan data dan informasi dari
berbagai buku dan link untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Pun tak dapat dipungkiri bimbingan dari dosen pengampu
kami, Bapak Drs. Abidin Pasaribu, M.M. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun makalah kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Kelompok 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat, setiap
orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya pengambilan
keputusan. Suatu ketika setiap orang tentu akan mengetahui bahwa ada begitu
banyak persoalan dalam lingkungan sosialnya yang tidak dapat diselesaikan secara
individu. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian dan dialog dari pribadi-pribadi
lainnya berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya..
Suatu proses pembelajaran mempunyai banyak tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan tersebut tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan juga pembentukan
keterampiIan dan sikap. Oleh sebab itu proses pembelajaran menuntut adanya model
pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta didik secara optimal, yaitu suatu
model pembelajaran yang menekankan penggunaan metode diskusi kelompok
dalarn pelaksanaanya.
Kegiatan diskusi
memungkinkan
peserta
didik
untuk
2.
3.
4.
dan komunikasi.
Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
Diskusi punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
bersifat pendudukan sikap, nilai, kebiasaan dan keterampilan.
Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya ditentukan oleh faktorfaktor yang berhubungan dengan proses pembelajaran saja, melainkan juga
ditentukan oleh keterampilan pengelolaan kelas yang dikuasainya. Keterampilan
mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar
yang optimal. Keterampilan Mengelola kelas terbagi menjadi dua jenis keterampilan
yaitu: Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian
kondisi belajar yang optimal.
Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan
tertib sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Untuk
melatih kemampuan seorang guru dalam mengelola kelas dapat melalui dua cara,
yaitu melalui pengalaman dan melalui belajar. Oleh karena itu, makalah ini dibuat
agra kita memahami dan mampu mengelola kelas dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini membahas mengenai beberapa masalah seputar inovasi pendidikan,
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
9.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
membimbing
diskusi
kelompok
kecil
adalah
keterampilan
Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaan
kerjasama
dalam
kelompok
diskusi
siswa
belajar
menghalangi
menarik
minat,
menantang
dan
memerhatikan
tingkat
dapat mendorong dan menggugah rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa
akan secara aktif mencari informasi, belajar, dan memecahkannya.
c. Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan menyimpang
dari arah diskusi. Hasil dari identifikasi dapat dijadikan masukan bagi
pimpinan diskusi untuk meluruskan pembicaraan, pertanyaan, atau
komentar lainnya, sehingga kegiatan diskusi senantiasa terjaga dan
terfokus pada masalah diskusi.
d. Merangkum hasil diskusi; rangkuman ini tidak hanya dilakukan pada
akhir diskusi, tapi selama proses berlangsung hasil pembicaraan yang inti
segera
dirangkum,
sehingga
pada
akhir
diskusi
akan
dapat
ini
jangan
dibiarkan
semakin
berkembang,
karena
akan
d. Menghindari respon siswa yang secara serentak, agar setiap siswa secara
individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas berdasarkan
pemahaman yang dimilikinya.
6. Menutup diskusi
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah menutup diskusi.
Diskusi dikatakan efektif dan efisien apabila semua peserta diskusi
berkesempatan mengemukakan ide atau pikirannya, sehingga setelah
berakhirnya dikusi diperoleh kesimpulan sebagai hasil berpikir bersama.
Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau pimpinan
diskusi dalam menutup diskusi antara lain adalah:
a. Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang
dihasilkan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan.
b. Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang
telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana diskusi pada
c.
pertemuan berikutnya.
Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah
dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi, wawancara, skala sikap dan
sebagainya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan balik untuk
mengetahui dan memberi pemahaman kepada siswa terhadap peran dan
partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut. Hal ini penting untuk lebih
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui diskusi yang
akan dilakukan pada kegiatan berikutnya.
Keterampilan
ini
menggambarkan
tingkah
laku
guru
yang
telah
Dalam keterampilan represif mengelola kelas, kita telah dihadapkan pada siswa
yang bersifat individual atau kelompok, sehingga kita perlu berhati-hati dalam
menanganinya. Biasanya teknik yang digunakan antara lain nasihat, teguran,
larangan, ancaman, teladan, hukuman dan sebagainya. Menurut James Cooper dkk.
mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas yang didalamnya terdapat
teknik-teknik yaitu:
2.4.1 Pendekatan Perilaku
Pendekatan ini bertolak dari psikologi behavioral dengan anggapan dasar bahwa
tingkah manusia yang baik maupun yang buruk dalam batas-batas tertentu
merupakan hasil belajar. Pendekatan ini memanfaatkan hasil penelitian tentang
bagaimana tingkah laku manusia terbentuk melalui hubungan manusia dengan
lingkungan guna merumuskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membina
siswa, yaitu:
Penguatan negatif yaitu: pengurangan hingga penghilangan suatu stimulus
yang tidak menyenangkan untuk mendorong terulang kembali suatu tingkah
laku yang timbul sebagai akibat dari pengurangan dan penghilangan
tersebut. Contoh: misalnya guru ingin agar siswa berani mengeluarkan
pendapat, guru selalu menunjuk langsung siswa yang tidak berani
mengeluarkan pendapat agar mengeluarkan pendapat (stimulus yang tidak
menyenangkan). Bila suatu saat siswa berani mengeluarkan pendapat tanpa
menunggu ditunjuk guru maka guru mulai mengurangi secara berangsurangsur cara menunjuk langsung (penguatan negatif). Pengurangan itu
semakin meningkat sejalan dengan semakin seringnya,siswa mengeluarkan
pendapat tanpa ditunjuk guru hingga akhirnya ditiadakan bila siswa telah
terbiasa mengeluarkan pendapat. Hal-hal yang perlu dihindarkan dalam
penggunaan penguatan negatif:
a. Hindarkan pemberian stimulus yang menyakitkan
b. Sasaranya jelas
c. Pemberian penguatan
d. dengan segera Penyajian stimulus yang bervariasi
e. Keantusiasan.
siswa
yang
menyimpang
bila
menggunakan
teknik
misal
menyebabkan
sebaiknya
teknik
siswa
ini
sekelas
tidak
tertawa
dilanjutkan
Untuk itu perlu ada koordinasi antar staf pengajar agar tidak terjadi
ada guru tidak memberikan penguatan, dipihak lain ada guru yang
tetap memberikan.Bila hal demikian terjadi akan semakin sulit
menghapus tingkah laku siswa yang menyimpang tersebut.
2.4.2
menyangkut kepentingannya).
Sikap khusus; Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel mengelompokkan tingkah
laku siswa yang biasanya mengganggu proses pembelajaran menjadi
empat macam yaitu:
a. Siswa yang memiliki tingkah laku menarik perhatian akan selalu
berusaha memakai berbagai cara untuk menarik perhatian guru. la
mungkin tertawa lebih keras dibanding dengan teman-temannya,
sering menggoda teman disebelahnya, pura-pura sakit, pura-pura
tidak mengerti sehingga bertanya terus dan sebagainya. Hal yang
demikian sebaiknya dibiarkan saja.
b. Siswa yang memiliki tingkah laku menguasai akan selalu berusaha
mengalahkan orang lain. Bila tidak dapat secara wajar, ia akan
marah dan melakukan tindakan agresif, atau sebaliknya menarik diri
sama sekali dan tidak mau melaksanakan kewajibannya. Hal ini
dapat diatasi dengan memberikan tugas untuk memimpin yang
membutuhkan keberanian atau kekuatan fisik.
c. Siswa yang memiliki tingkah laku membalas dendam akan selalu
melakukan tindakan yang menyakiti orang lain baik secara fisik
maupun psikis. Hal ini sebaiknya diserahkan pada psikolog dan guru
hanya membantu pelaksanaanya di kelas.
d. Siswa yang memiliki tingkah laku merasa tidak mampu akan selalu
mengatakan bahwa ia tidak mampu mengerjakan tugas. Karena
biasanya ia yakin akan gagal atau merasa gagal sebelum mulai. Hal
ini jangan disalahkan langsung melainkan berikan dorongan dan
bimbingan.
2.4.3
anggapan dasar bahwa proses pembelajaran yang efektif dan efisien berlangsung
dalam konteks kelompok, yaitu kelompok kelas. Oleh karena itu, peranan guru dalam
rangka pengelolaan kelas adalah menciptakan kelompok kelas yang mempunyai
ikatan yang kuat serta dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pada awal pelajaran,
para siswa biasanya masih merupakan kerumunan orang dengan tujuan, pikiran,
perasaan yang sangat berbeda.
Tugas guru adalah memadu kepentingan-kepentingan perseorangan tersebut
menjadi kepentingan kelompok, kemudian membentuk kerumunan tersebut menjadi
satu kelompok dengan ikatan yang kuat dan mampu bekerja sama secara produktif.
Untuk mengikat kerumunan siswa menjadi satu kelompok yang mempunyai ikatan
yang kuat, ada sejumlah unsur yang diperlukan. Unsur-unsur penting yang amat
diperlukan adalah tujuan, aturan, dan pemimpin.
d. Tujuan Kelompok; siswa biasanya hadir di kelas dengan tujuan yang
berbeda, maka tugas guru yang pertama adalah mengarahkan para siswa ke
tujuan kelas, khususnya indikator. Tujuan yang dapat mendorong usaha
untuk mencapainnya antara lain adalah tujuan yang jelas dan realistis. Oleh
sebab
itu,
guru
perlu
merumuskan
tujuan
yang
realistis
serta
dan
memeratakan
komunikasi,
partisipasi,
mengatasi
mengurangi
pertentangan
ketegangan,
antarpribadi
atau
individu
terhadap
lingkungannya.
Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah
kelas
Mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efektif dan efesien.
Dalam
mengelola
kelas
sering
ditemui
kendala-kendala
yang
dapat
Guru harus dapat mengelola waktu karena berkaitan dengan disiplin diri
siswa.
Memberikan penjelasan yang jelas, sederhana, sistematis dan tidak berteletele.
Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan melaksanakan
langkah-langkah sebagai berikut.
teman-temannya.
Mengakhiri pelajaran (ending the lesson). Pada akhir pelajaran diharapkan
siswa memiliki kesan yang baik selama kegiatan berlangsung sehingga siswa
selalu mengingat hal-hal yang berupa pengalaman selama kegiatan. Maka
dari itu, seorang guru harus membuat klimaks naik pada saat pertemuan
sehingga siswa berharap adanya kegiatan lanjut yang lebih menarik pada
pertemuan berikutnya.
2.7 Kelebihan dan Kekurangan
2.7.1 Kelebihan Kelompok Diskusi Kecil
Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil :
Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik
Termotivasi oleh kehadiran teman
Mengurangi sifat pemalu
Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok
Meningkatkan pemahaman diri anak
Melatih sisa untuk berfikir kritis
Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya
Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa
2.7.2 Kelemahan Kelompok Diskusi Kecil
Waktu belajar lebih panjang
Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif
Dominasi siswa tertentu dalam diskusi
Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap
mengikuti kegiatan pembelajaran
Semua kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang matang dan
keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas, memahami
kesulitan siswa, dan membagi perhatian pada semua kelompok. Tidak hanya
pengetahuan siswa yang bertambah, diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa
kebersamaan dan berbagi sesama siswa, Untuk mendapatkan hasil maksimal di
dalam diskusi kelompok kecil, ada hal-hal yang harus dihindari oleh guru dalam
memimpin diskusi kelompok. Hal-hal yang harus dihindari tersebut adalah :
Topik diskusi yang tidak sesuai dengan minat dan pengalaman siswa.
Terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan
2.7.3
2.7.4
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam memimpin diskusi kelompok kecil, guru dituntut untuk bisa mengatur
jalannya diskusi sehingga metode diskusi tersebut dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Pada dasarnya, diskusi merupakan metode pembelajaran yang
mengupayakan bagi semua siswa untuk proaktif dalam berfikir dan mengungkapkan
pendapat. Untuk itu, pelaksanaan diskusi harus dilaksanakan dalam iklim terbuka
yang memungkinkan semua anggota kelompok untuk berpartisipasi. Selain itu guru
sebagai pembimbing diskusi kelompok kecil, harus mempersiapkan jalannya diskusi
kelompok tersebut dengan berbagai persiapan. Persiapan itu meliputi pemilihan topik
diskusi yang menarik dan sesuai dengan indikator, perumusan masalah yang
mengundang jawaban kompleks, memberi pengetahuan awal yang melatarbelakangi
topik diskusi, serta penetapan besar anggota kelompok dan penataan tempat duduk.
Dalam Pengelolaan kelas adalah pengadaan kelas oleh guru dengan cara-cara
atau pendekatan-pendekatan tertentu sehingga siswa merasa nyaman dan optimal
selama pembelajaran. Pengelolaan kelas bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan siswa semaksimal mungkin baik secara individual maupun kelompok,
membantu mengatasi hambatan siswa, membantu siswa belajar sesuai dengan tingkat
emosional dan intelektualnya di dalam kelas dengan penyediaan fasilitas sebaik
mungkin, membina dan membimbing siswa sesuai dengan keadaan dan latar
belakang siswa, menciptakan suasana sosial yang berimbang, disiplin, tertib,
perkembangan intelektual, emosional, sikap, dan apresiasi siswa sehingga tercapai
tujuan pengajaran secara efektif
3.2 Saran
Untuk itu guru diharapkan menguasai komponen keterampilan dalam memimpin
diskusi kelompok kecil. Komponen-koponen keterampilan itu antara lain adalah
memusatkan perhatian agar diskusi tetap terarah pada tujuan ahir pembelajaran.
Memperjelas masalah dan meningkatkan urunan, kemampuan menganalisis
pendapat siswa, kemampuan meningkatan urunan siswa dan menyebarkan
kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Andri.
2008. Teknik
Memimpin
Diskusi
Kelompok,
(Online),
(http://putraindo.blogspot.com/2008/12/teknik-memimpin-diskusikelompok.html, diakses 1 Maret 2016).
2009.
Kemampuan
memimpin
Diskusi
Kecil,
(Online),
(http://www.mirat.cc.cc/2009/08/kemampuan-memimpin-diskusikecil.html, diakses 1 Maret 2016).
Sukarni.
2010. Keterampilan
Membimbing
Diskusi,
(Online),
(http://sukarnidhm.blogspot.com/2010/02/keterampilan-membimbingdiskusi.html, diakses 1 Maret 2016).
Sukiraman,D M.Pd. Drs. dan Drs. Mamad Kasmad,
PEMBELAJARAN MIKRO Bandung:UPI PRESS.
S.Pd.
2006.
Tamwifi,
Irfan.
2011. Ketrampilan
Mengelola
Kelas, (Online),
(http://www.unjabisnis.net/2010/11/8-keterampilan-mengelola-kelas.html),
diakses 1 Maret 2016.
Wahidin,
Dadan.
2008. Keterampilan
Mengelola
Kelas, (Online),
(http://makalahkumakalahmu.wordpress.com), diakses 1 Maret 2016.
Wartono.2003.Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan
Malang.