5 Stroke Hemoragik Dan Non Hemoragik
5 Stroke Hemoragik Dan Non Hemoragik
OLEH :
RIKA MARTA
SABILA PANCA DIKA
MIYA RATIKA
SYURA NILLAH
SHELLY MAYA LOVA
1411212004
1411212010
1411212061
1411212065
1411212068
IV / A.2
\
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas rahmat ALLAH SWT yang telah memberikan
kami kesehatan dan kesempatan sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah
ini dengan baik. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
Penyusun telah menyelesaikan makalah dengan segenap kemampuan dan
pikiran, namun kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca agar makalah yang telah kami susun dapat mencapai kesempurnaan
dan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi semua orang sehingga
mampu menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penyusun mohon maaf jika
dalam penulisan makalah terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, segala kritik dan
saran yang membangun akan senantiasa penyusun terima dengan lapang hati.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB 2 : PEMBAHASAN............................................................................................3
2.1 Pengertian Stroke................................................................................................3
2.1.1 Klasifikasi Stroke.........................................................................................4
2.2 Stroke Hemoragik...............................................................................................4
2.2.1 Pengertian....................................................................................................4
2.2.2 Klasifikasi Stroke Hemoragik......................................................................5
2.3 Stroke Non Hemoragik.......................................................................................5
2.3.1 Pengertian....................................................................................................5
2.3.2 Klasifikasi....................................................................................................6
2.4 Faktor Risiko Stroke...........................................................................................7
2.5 Epidemiologi Stroke...........................................................................................8
2.6 Upaya Pencegahan Stroke..................................................................................9
2.6.1 Pencegahan Premordial...............................................................................9
2.6.2 Pencegahan Primer....................................................................................10
2.6.3 Pencegahan Sekunder................................................................................10
2.6.4 Pencegahan Tersier....................................................................................11
2.7 Penanganan Stroke............................................................................................11
BAB 3 : PENUTUP....................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................15
3.2 Saran.................................................................................................................15
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian terbesar
di dunia. Stroke dikenal sebagai penyakit tidak menular yang menjadi kekhawatiran
semua orang. Stroke adalah penyakit yang menyebabkan terhambatnya peredaran
darah di otak sehingga jaringan otak menjadi mati dan mengakibatkan penderita
mengalami kelumpuhan dan kematian.
Stroke banyak terjadi di daerah perkotaan yang mencapai 15,9 persen dari
proporsi penyebab kematian di Indonesia (Depkes, 2008).
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stroke
Stroke merupakan suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan
oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan
gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu.
Gejala-Gejala
Subaraknoid
(PSA)
adalah
keadaan
akut
dimana
2.3.2 Klasifikasi
Stroke non haemoragik dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan
stroke trombotik.
a. Trombotik. Trombotik merupakan penyebab stroke paling sering.
Trombosis ditemukan pada 40% dari semua kasus stroke yang telah
dibuktikan oleh para ahli patologi. Biasanya ada kaitannya dengan
kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat aterosklerosis
b. Embolik Embolisme serebri termasuk urutan kedua dan merupakan 515% dari berbagai penyebab utama stroke. Dari penelitian epidemiologi
(community based) didapatkan bahwa sekitar 50% dari semua serangan
iskemia otak, apakah yang permanen atau yang transien, diakibatkan oleh
komplikasi trombotik atau embolik dari ateroma, yang merupakan
kelainan dari arteri ukuran besar atau sedang; dan sekitar 25% disebabkan
oleh penyakit pembuluh darah kecil di intra cranial dan 20% oleh emboli
dari jantung (Lumbantobing, 2001). Penderita embolisme biasanya lebih
muda dibanding dengan penderita trombosis Kebanyakan emboli serebri
berasal dari suatu thrombus dalam jantung, sehingga masalah yang
dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan penyakit jantung.
Perbedaan Stroke Hemoragik dan Non Hemoragik
Stroke Hemoragik
PIS
PSA
Gejala Klinis
Stroke Non
1.
2.
3.
Berat
Amat jarang
Menit/jam
Ringan
1-2 menit
Hemoragik
Berat/ringan
+/ biasa
Pelan (jam/hari)
4.
5.
Nyeri kepala
Muntah pada awalnya
Hebat
Sering
Sangat hebat
Sering
6.
7.
Hipertensi
Kesadaran
Hampir selalu
Bisa hilang
batang otak
Biasanya tidak
Sering kali
Bisa hilang sebentar Dapat hilang
8.
Kaku kuduk
Jarang
Tidak ada
permulaan
9.
10.
11.
12.
Hemiparesis
Deviasi mata
Gangguan bicara
Likuor
Tidak ada
Tidak ada
Jarang
Selalu berdarah
Tak ada
Bisa ada
Tak ada
Mungkin (+)
Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada orang kulit putih.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan gaya hidup. Pada tahun 2004 di
Amerika terdapat penderita stroke pada laki-laki yang berkulit putih sebesar 37,1%
dan yang berkulit hitam sebesar 62,9% sedangkan pada wanita yang berkulit putih
sebesar 41,3% dan yang berkulit hitam sebesar 58,7%.
d. Riwayat Stroke
Bila seseorang telah mengalami stroke, hal ini akan meningkatkan terjadinya
serangan stroke kembali/ulang. Dalam waktu 5 tahun, kemungkinan akan terjadi
stroke kembali sebanyak 35-42%.
e. Diabetes Mellitus
Gula darah yang tinggi (> 120 mg/100 ml) dapat mengakibatkan kerusakan
endotel pembuluh darah yang berlangsung secara progresif. Pada orang yang
menderita Diabetes Mellitus risiko untuk terkena stroke 1,5-3 kali lebih besar (risiko
relatif).
Selain itu dari faktor-faktor risiko stroke, ada beberapa yang dapat diubah dan
ada beberapa yang tidak dapat diubah. Ras usia, riwayat keluarga adalah faktor risiko
yang tidak dapat diubah sama sekali untuk mencegah terjadinya stroke. Sedangkan
faktor risiko lainnya seperti penggunaan obat terlarang, merokok, gaya hidup dan
diet masih dapat diubah dengan menghentikannya, serta melakukan pengobatan dan
memamntau faktor risiko berupa penyakit yang dialami, yang kesemuanya untuk
mencegah terjadinya stroke.
2.5 Epidemiologi Stroke
Di Amerika Serikat, stroke menempati posisi ketiga sebagai penyakit utama
yang menyebabkan kematian. Posisi di atasnya dipegang penyakit jantung dan
kanker. Di negeri Paman Sam ini, sekitar 28% penderita stroke berusia lebih dari 65
tahun.
Di Indonesia penyakit ini menduduki posisi ketiga setelah jantung dan
kanker. Sebanyak 28,5 persen penderita stroke meninggal dunia. Sisanya menderita
kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya 15 persen saja yang dapat sembuh total
dari serangan stroke dan kecacatan.
11
rehabilitasi stroke dan jumlah spesialis yang terlibat tergantung pada dampak stroke
atas pasien dan orang yang merawat.
Pencegahan tersier stroke, yaitu:
a. Gaya hidup: reduksi stree, exercise ringan, stop smoking.
b. Lingkungan: jaga keamanan dan keselamatan (rumah lanta pertama, pakai whell
chair) dan family support.
c. Biologi: kepatuhan berobat, terapi fisik dan speach therapy.
d. Pelayanan kesehatan: emergency medical technic, asuransi.
2.7 Penanganan Stroke
Manajemen penanganan stroke akut secara umum, baik itu Stroke hemoragik
atau non-hemoragik, difokuskan pada istilah 6B yaitu:
-
Breath (Pernapasan)
Blood (Darah)
Brain (Otak)
Bowel (GastroInstestinal)
a. Breath (Pernapasan)
Ini adalah bentuk penanganan pertama yang harus diperhatikan yaitu dengan
menjaga jalan nafas tetap bebas dan memastikan fungsi paru-paru cukup baik. Jika
pasien mengalami gangguan kesadaran, maka diperlukan oksigenasi yang cukup
memadai,
b. Blood (Darah)
Penanganan ini dengan mengatasi dan memantau tekanan darah, hemoglobin
(Hb), glukosa darah, dan keseimbangan elektrolit.
-
Tekanan Darah
Menjaga tekanan darah tetap tinggi agar cukup dapat mengalirkan darah
sampai ke otak. Mengukur tekanan darah dilakukan 2 sampai 4 jam pada
awalnya, dan kemudian harus dimonitor dan dikelola dengan cukup hati-hati.
Jika terjadi hipotensi, lakukan koreksi tekanan darah ke ukuran normal
12
Hemoglobin (Hb)
Kadar Hb darah harus tetap dijaga dengan baik untuk metabolisme otak.
Glukosa Darah
c. Brain (Otak)
Penanganan pada otak memfokuskan pada tiga hal yaitu penurunan
kesadaran, kejang dan peningkatan tekanan intrakranial.
-
Penurunan Kesadaran
Pemantauan tingkat kesadaran dan tanda-tanda vital dilakukan setidaknya
setiap 2 sampai 4 jam oleh staf medis dan keperawatan. Tetap lakukan
pengontrolan dan mewaspadai jangan sampai terjadi aspirasi selama periode
penurunan kesadaran.
Kejang
Kejang harus dapat dicegah dan diatasi karena dapat memperburuk proses
iskemik. Penanganannya dengan meningkatkan kebutuhan oksigen serebral.
Kejang epilepsi harus dikontrol segera. Potensi terjadinya penekanan
pernapasan harus selalu diwaspadai selama pemberian infus obat tersebut.
Setelah kejang berhenti, pemberian fenitoin intravena dapat dimulai untuk
mempertahankan dan mengontrol kejang. Untuk kejang yang tidak dapat
dikontrol dengan pemberian berbagai antikonvulsan, maka diperlukan
anestesi
barbiturat.
Tidak
direkomendasikan
penggunaan
profilaksis
13
e. Bowel (Gastrointestinal)
Pengelolaan defekasi dan nutrisi pasien stroke harus diperhatikan, tujuannya
untuk menghindari timbulnya gangguan pada sistem pencernaan, karena hal ini akan
membuat pasien stroke menjadi gelisah, contohnya karena terjadi obstipasi.
-
Nutrisi
Pemberian nutrisi normal harus dilarang pada pasien stroke akut segera
setelah onset untuk menghindari terjadinya aspirasi. Semua pasien yang
dirawat dengan stroke harus mempertahankan tanpa intake oral setidaknya
untuk 24-48 jam pertama, seperti halnya pada kasus TIA persisten atau defisit
yang lebih moderat. Perhatian khusus harus diarahkan untuk pasien dengan
infark kortikal yang besar (baik hemisfer dominan atau non-dominan). Semua
pasien tanpa intake oral harus diberikan cairan infus, yaitu normal saline
(kecuali pasien dengan gagal jantung kongestif yang signifikan atau
hipertensi).
Perdarahan Gastrointestinal
Untuk
mencegah
terjadinya
perdarahan
gastrointestinal,
pemberian
pergerakan
atau
imobilitas
dapat
menyebabkan
peningkatan
katabolisme, stasis vena, penurunan kapasitas vital, depresi psikologis, stasis urin
dan memperlambat saluran pencernaan. Komplikasi utama yang bisa terjadi seperti
pneumonia, emboli paru, ulkus dekubitus, kolesistitis, trombosis vena dalam dan
infeksi saluran kemih. Imobilitas juga dapat menyebabkan komplikasi ortopedi,
kontraktur dan kelumpuhan tekanan.
Penanganan dengan melakukan terapi fisik harus dimulai dalam waktu 2 hari
sejak onset stroke, bahkan pada pasien coma sekalipun. Cara merawat pasien stroke
dengan merubah posisi tubuh secara reguler jika pasien lumpuh atau yang mengalami
gangguan kesadaran, dan pemantauan terhadap kulit kemerahan atau yang
mengalami erosi, sangat diperlukan pada pasien stroke akut.
15
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stroke merupakan penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian
terbesar di dunia. Stroke sering terjadi pada orang berusia 50 tahun keatas dan sering
kali terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Terjadinya stroke tergantung
pada faktor risikonya.
Stroke yang sering terjadi adalah stroke iskemik atau non haemoraghik.
Stroke iskemik menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di otak. Stroke bisa
ditandai dengan beberapa gejala yaitu mengalami mati rasa, mengalami kebingungan
atau kesulitan dalam hal berbicara. Lidah terasa lemah dan kaku. Tiba-tiba
kehilangan penglihatan, menjadi kabur, gangguan lapangan pandang. Tiba-tiba
merasa pusing atau hilang keseimbangan dan vertigo. Tiba-tiba mengalami sakit
kepala yang parah.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan saran yang membangun dari semua pihak, demi
kesempurnaan makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta
http://www.artikelkedokteran.com/527/sstroke-non
hemoragik.html#sthash.CxCMQg3d.dpbs/
jurnal.unes.ac.id
http://www..jevuska.com/2007/04/11/grjala-diagosa-terapi-stroke-non-hemoragik/
17