Oleh
Wiwid Hidayah
1008012044
Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana
Kupang
2013
BAB I
Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Tidur merupakan suatu kegiatan yang pasti dilakukan oleh setiap manusia yang
hidup di dunia. Hal ini merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan
dan memakan sekitar sepertiga dari waktu hidup manusia. Tidur sangat relevan dengan
psikiatri, karena gangguan tidur terjadi dalam hampir semua penyakit kejiwaan dan
sering menjadi bagian dari kriteria diagnostik untuk ganggan tertentu. [9]
Fungsi dari tidur secara persis belum diketahui sampai saat ini, namun sangat jelas
diperlukan untuk menjalani kehidupan, karena kurang tidur berkepanjangan
menyebabkan gangguan fisik dan kognitif parah dan akhirnya kematian. Fungsi tidur
telah dipelajari selama ini oleh berbagai macam penelitian dan banyak peneliti
mengemukakan bahwa tidur bermanfaat untuk restoratif, fungsi homeostasis dan
sangat penting untuk thermoregulasi normal dan konservasi energi. Kurang tidur dalam
periode yang panjang dapat membuat disorganisasi ego, halusinasi, dan delusi. [9]
Selain tidur, setiap manusia melakukan berbagai macam aktivitas dan mendapatkan
tantangan baru tiap harinya. Di antaranya bisa menyenangkan maupun kurang
menyenangkan. Hal yang kurang menyenangkan bagi sebagian orang dapat sulit untuk
di kelola sehingga menimbulkan emosi negatif seperti depresi, kecemasan, dan stress
baik sementara maupun yang berkepanjangan.
kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, baik itu dari luar maupun dari
dalam diri sendiri. Penyebab dari luar yakni perubahan pola hidup, pekerjaan, kesulitan
dalam berhubungan, masalah finansial, terlalu sibuk dan karena anak atau keluarga
sedangkan penyebab dari dalam bisa muncul karena ketidak mampuan untuk menerima
sesuatu dengan baik, pesimisme, berbicara hal negatif dengan diri sendiri, ekspektasi
yang tidak realistis, dan perfeksionisme.
Ganguan cemas merupakan suatu keadaan seseorang dimana ia mengalami perasaan
gelisah atau cemas dengan aktivitas system saraf otonom dalam berespon terhadap
suatu ancaman tertentu. Gangguan cemas mempengaruhi sekitar 12% populasi di
Kanada yang menyebabkan gangguan ringan sampai berat. Menurut data Riskesdas
tahun 2007, Gangguan kecemasan dan depresi pada orang dewasa secara nasional
mencapai 11,6 %. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Jiwa
pada tahun 1996 di Indonesia diperkiakan enam juta penduduknya mengalami
gangguan cemas dan setiap 20 orang per 1000 anggota keluarga menderita gangguan
cemas.[1]
Mahasiswa Fakultas kedokteran seringkali menghadapi perkuliahan dengan jadwal
yang cukup padat. Karena itu seringkali waktu istirahat khususnya tidur pun menjadi
berkurang. Kurangnya kualitas tidur bisa menyebabkan berbagai macam gangguan baik
fisik maupun mental. Gangguan-gangguan tersebut dapat mempengaruhi proses
pembelajaran dan penyerapan materi perkuliahan yang akhirnya menyebabkan prestasi
perkuliahan mahasiswa tersebut menjadi kurang memuaskan .
Berdasarkan gambaran diatas dan fenomena yang sering ditemukan dilapangan serta
mengingat diperlukannya istirahat dan tidur yang cukup agar seseorang dapat
melakukan aktifitasnya dengan optimal dan berpikir secara jernih tanpa mengalami
kecemasan yang dapat mengganggu aktivitasnya, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Hubungan Kualitas tidur dengan tingkat kecemasan pada
Mahasiswa Tingkat I-III Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana tahun 2012.
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada sub bab latar belakang masalah, dapat dirumuskan suatu
masalah yaitu, apakah ada pengaruh penggunaan anti radiasi terhadap perubahan
refraksi mata pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana tahun
2013?
I.3
Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umum
Tujuan umum pada penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh
penggunaan anti radiasi terhadap perubahan refraksi mata pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Nusa Cendana tahun 2013.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat perubahan refraksi mata.
2. Mengetahui efektifitas dari peggunaan anti radiasi.
3. Mengetahui adanya pengaruh penggunaan anti radiasi terhadap perubahan refraksi
mata pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana tahun 2013.
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, khususnya
2.
3.
Mirani E
Judul Penelitian
Pengaruh
Konseling
dan perlakuan
Pre post test group
pemeriksaan gen
Hubungan Karakteristik
berbeda gendernya
Ada hubungan antara
mahasiswa/i
FK
jenis
Veteran
2010/2011,
gangguan
Pengisian kuesioner
pada
tingkat
design,Penderita
ambigus
terhadap
genitalia,wawancara &
Penentuan
cemas
saat
UPN
kelamin
dengan
antara
usia,pengalaman
tidak
semester
lulus,
ganjil
2010/2012
Angkat DN
Hasil
Konseling genetik
berpengaruh terhadap
penurunan tingkat
kecemasan dan
depresi orang tua dengan
anak ambigus genitalia,
terutama pada orang tua
dengan anak yang
genetik
Junior DC
Desain,subjek perlakuan,
ada
kos/tidak
kos,
tidur
tekanan
yang
kualita
kuesioner
tekanan darah
dengan
Tanjung Morawa
berarti
antara
tidur
dengan
Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada hubungan kualitas tidur dengan
tingkat kecemasan sehingga penelitian ini akan berbeda dengan penelitian sebelumnya.
BAB II
Tinjauan Pustaka
II. 1. Tidur
II.1.1 Definisi Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan
pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. [5]
Tidur merupakan perubahan keadaan kesadaran yang terjadi secara terusmenerus dan berulang untuk menyimpan energi dan kesehatan.
menit.
Hal-hal penting dalam Tidur dengan pergerakan mata cepat :
1. Biasa disertai mimpi yang aktif dan pergerakan otot tubuh yang aktif.
2. Orang akan lebih sulit dibangunkan dengan rangsangan sensorik selama tidur
gelombang lambat namun orang sering terbangun secara spontan dipagi hari
sewaktu episode tidur dengan pergerakan mata cepat.
3. Tonus otot seluruh tubuh sangat berkurang dan ini menunjukan adanya hambatan
yang kuat pada area pengaturan otot di spinal.
4. Frekuensi denyut jantung dan pernapasan biasanya menjadi irregular dan
merupakan sifat dari keadaan tidur dengan mimpi.
5. Pada tidur dengan pergerakan mata cepat, otak menjadi sangat aktif, dan
metabolisme di seluruh otak meningkat sebanyak 20%.
II.1.3 Teori Dasar Tidur
Teori lama menyatakan bahwa area eksitatori pada batang otak bagian atas, yang disebut
sebagai system aktivasi reticular, mengalami kelelahan setelah seharian terjaga sehingga
menjadi inaktif. Keadaan ini disebut teori pasif dari tidur. Teori terbaru telah mengubah
pandangan ini menjadi tidur disebabkan oleh proses penghambatan aktif. Hal ini terbukti
dengan pemotongan batang tak setinggi region midpontil menghasilkan otak dengan kortex
tidak pernah tertidur.
[5]
Perangsangan pada beberapa daerah spesifik otak dapat menimbulkan keadaan tidur dengan
sifat-sifat mendekati tidur yang alami. Daerah-daerah tersebut adalah :
a. Nuklei rafe, terletak pada separuh bagian bawah pons dan medulla
b. Nukleus traktus solitarius, daerah ini merupakan region sensoris medulla dan pons
yang dilewati oleh sinyal sensorik visceral yang memasuki otak melalui syarafsyaraf vagus dan glossofaringeus yang akan menimbulkan tidur.
c. Beberapa region diensefalon, yaitu bagian rostral hipotalamus terutama suprakiasma
dan nuclei difus thalamus
penilaian PSQI > 5, maka kemungkinan orang tersebut kemungkinan memiliki gangguan
tidur yang signifikan.
II.2. Kecemasan
banyak perintah dari luar dan sulit untuk memecahkan masalahnya sendiri.
d. Panik
Seseorang kehilangan kendali dirinya sendiri dan perhatiannya menghilang, tidak
dapat melakukan hal apapun meskipun telah diberikan berbagai arahan maupun
perintah. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, hilangnya fungsi rasional dan
berpikir dengan cara yang sangat tidak efektif.
II.2.4 Reaksi Terhadap Kecemasan
a. Reaksi Konstruktif
Seseorang belajar untuk dapat melihat suatu tantangan untuk melakukan suatu perubahan
positif yang akan menghasilkan keuntungan bagi dirinya.
b. Reaksi Destruktif
Seseorang berperilaku maladaptif dan disfungsional.
II.2.5 Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA).
Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA) merupakan alat yang sangat valid
digunakan untuk mengukur berat ringannya kecemasan pasien.Pengisian kuesioner ini
harus dilakukan oleh sorang dokter berpengalaman yang mewawancarai pasien.
HRSA mengandung 4 parameter dan membutuhkan waktu 15-20 menit untuk
wawancara keseluruhan dan hasil penilaian. Setiap bagian mengandung rentangan nilai dari
0 ( tidak ada gangguan) sampai 4 (berat) .
Fungsi utama HRSA adalah untuk menilai respon pasien terhadap terapi, dan
diagnostic juga alat untuk melakukan screening . Dengan alat ini, maka seorang dokter
dapat mendokumentasikan hasil terapi obat maupun psikoterapi.
Dikembangkan pada tahun 1959 oleh Dr. M. Hamilton, skala ini telah terbukti berguna
tidak bagi pasien perseorangan melainkan pada penelitian dengan pasien dengan jumlah
banyak.
Ringan
Sedang
Lingkung
Kelelahan
Tingkat
Kecemasan
Merokok
Konsumsi Alkohol &
Stimulant
Stress Psikologik
Berat
Keadaan Sakit
Variabel Dependen
Penggunaan anti
radiasi
Refraksi mata
TV
Makanan
-
Panik
Variabel Perancu
(Bagan 2. Kerangka Konsep)
III.4 Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang disusun
dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ada hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa
Tingkat I-III Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana tahun 2012.
BAB III
Metodologi Penelitian
III.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian
potong lintang (cross sectional). Penelitian analitik menyangkut pengujian hipotesis yaitu
hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa mahasiswa
Tingkat I-III Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana tahun 2012.
III.2 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana yang
beralamat pada Jalan Adisucipto, Penfui, Kupang, NTT. Penelitian ini dimulai dari bulan
April 2012.
III.3 Populasi dan Sampel
III.3.1 Populasi
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas kedokeran Universitas Nusa
Cendana Semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 yang masih aktif mengikuti perkuliahan.
Jumlah keseluruhan mahasiswa adalah 147 orang mahasiswa.Dengan penjumlahan dari
masing-masing tingkat :
Tingkat 1 : 49 orang
Tingkat 2 : 48 orang
Tingkat 3 : 50 orang
III.3.2 Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini merupakan mahasiswa Fakultas
kedokeran Uinversitas Nusa Cendana Semester ganjil Tahun ajaran 2012/2013 yang
masih aktif mengikuti perkuliahan.
Besar sampel minimal yang digunakan dalam penelitian ditentukan dengan Rumus
Yamane [8] yaitu :
n=
N
Nd2 + 1
147
= 107
147. 5% + 1
Jadi jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah 107 orang responden, akan
tetapi karena jumlah mahasiswa tiap angkatan berbeda maka responden tiap angkatan
ditentukan dengan menggunakan Teknik Sampling Random Berstrata / Proporsionate
Stratifield Random Sampling (PSRS) dengan rumus :
Banyak sampel x banyaknya populasi pertingkat
Banyak populasi
Maka,
Tingkat I : 107/147 x 49 = 36 responden
3.
No
1
Variabel
Kualitas Tidur
Definisi
Tingkatan kualitas
Alat Ukur
Kuesioner
tidur berdasarkan
baik
- >21 : Kualitas Tidur
Pittsburg Sleep
Buruk
Quality Index
2
(PSQI)
Tingkatan status
Tingkat
Kecemasan
Kriteria
Skala Ukur
- 0-21 : Kualitas tidur Nominal
Kuesioner
kecemasan
berdasarkan
Hamilton Rating
Scale for Anxiety
(HRSA).
III.10 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian untuk mendapatkan data dengan cara
pengisian kuesioner. Digunakan untuk mendapatkan data kualitatif mengenai Kualitas tidur
dan tingkat kecemasan dari responden. Bentuk pertanyaan yang digunakan pada kuesioner
ini adalah pertanyaan terbuka dan tertutup.
a. Kualitas tidur dengan Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI)
Diukur menggunakan pertanyaan menggunakan kusioner dengan ketentuan :
- Menjawab sesuai pertanyaan yang diberikan.
- Memberikan tanda check pada pernyataan checklist yang diberikan
b. Tingkat kecemasan dengan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA).
Diukur menggunakan pertanyaan menggunakan kusioner dengan ketentuan :
- Jawaban 0, jika tidak pernah mengalami semua gejala yang disebutkan.
- Jawaban 1, jika mengalami satu gejala yang disebutkan.
- Jawaban 2, Jika mengalami setengah gejala yang disebutkan.
- Jawaban 3, jika mengalami lebih dari setengah gejala yang disebutkan.
- Jawaban 4, jika mengalami semua gejala yang disebutkan.
III.11 Kerangka Operasional
a. Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan
4
Penyusuna
n Proposal
Presentasi
PUP
Presentasi
UP
Persiapan
2012
Bulan
8
10
11
12
2013
Bulan
1
2
Instrumen
&
lapangan
Seminar
tinjauan
pustaka
(1)
Seminar
tinjauan
pustaka
(2)
Pengumpu
lan data
Pengolaha
n Data
Analisis
Data
Penyusuna
n Laporan
Ujian Pra
tesis
Ujian Tesis
b. Daftar Fasilitas
Alat dan Bahan
Alat Tulis menulis
Kuisioner PSQI
Kuisioner DASS 42
Satuan
Satu paket
150 lembar
150 lembar
Sumber
Beli
Jasa
jasa
Satuan
Jumlah
Alat Tulis
Menulis
Kuisioner PSQI
Paket
Lembar
150
Biaya
Satuan
Rp.
50.000,RP. 150,-
Lembar
150
RP. 150,-
Paket
150
Rp. 5.000,-
Paket
Rp.1.000.0
00,-
Kuisioner DASS
42
Hadiah untuk
sampel
Lain-lain
Total
Rp.
50.000,Rp.
22.500,Rp.
22.500,Rp.
750.000,Rp.1.000.0
00,-
Sumber
Dana
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Pribadi
Daftar Pustaka
1. Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Kementrian
Kesehatan RI. Jakarta. 2007
2. Buysse DJ, Hall ML, Strollo PJ, Kamarck TW, Owens J, Lee L Reis E, Matthews KA.
Relationships between the Pittsburgh Sleep Quality Index (psqi), Epworth Sleepiness
Scale (ess), and clinical/ polysomnographic measures in a community sample. J Clin
Sleep Med 2008;4(6):563-571.
3. Buysse D J, Reynolds III CF, Monk TH, Berman SR, Kupfer D J. Pittsburgh Sleep
Quality Index (psqi). Handbook of Psychiatric Measures. Washington DC, 2000
4. Calhoun SL, Vgontzas AN, Fernandez-Mendoza J, Mayes SD, Tsaoussoglou
M, Basta M, Bixler EO. Prevalence and risk factors of excessive daytime
sleepiness in a community sample of young children: the role of obesity,
asthma, anxiety/depression, and sleep. SLEEP 2011;34 (4):503-507.
5. Guyton, Hall. Buku ajar fisiologi kedokteran (edisi 9). Jakarta. EGC. 2005
Lampiran
Lampiran 1. Lembaran informasi dan persetujuan penelitian
LEMBAR INFORMASI
FORMULIR PERSETUJUAN
Mengetahui
Peneliti,
Penelitian,
(Prakosa Wicaksono)
)
Mei 2012
Menyetujui
Peserta
Nomor :
Umur
Jenis Kelamin
Hari/Tanggal :
INSTRUKSI
Pertanyaan pertanyaan di bawah ini adalah pertanyaan yang berhubungan
dengan kebiasaan tidur anda satu bulan yang lalu. Jawaban yang anda berikan
adalah jawaban yang mayoritas anda alami dan lakukan selama satu bulan
yang lalu. Silahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Selama sebulan yang ini, jam berapa anda biasanya mulai tidur di
malam hari?
Jam mulai Tidur_______________
2. Selama sebulan yang ini, berapa menit anda habiskan waktu ditempat
tidur, sebelum akhirnya anda tertidur?
Jumlah Menit______________
3. Selama Sebulan ini, jam berapakah anda biasanya bangun setiap pagi?
Jam bangun tidur___________
4. Selama sebulan ini, berapa jam anda tidur pulas di malam hari?
Jumlah jam pada tidur malam______
5. Untuk pertanyaan berikut, pilih salah satu jawaban yang sesuia.
A. Tidak dapat tidur selama 30 menit
Tidak ada selama sebulan yang ini
Kurang dari sekali dalam seminggu
Satu atau dua kali seminggu
Tiga atau lebih dalam seminggu
B. Bangun tidur di tengah malam atau bangun terlalu pagi
Tidak ada selama sebulan ini
Kurang dari sekali dalam seminggu
Satu atau dua kali seminggu
Tiga atau lebih dalam seminggu
C. Pergi
J.
:
:
:
:
:
GEJALA KECEMASAN
0
1. Perasaan cemas (ansietas)
- Cemas
- Firasat buruk
- Takut akan pikiran sendiri
- Mudah tersinggung
2. ketegangan
- merasa tegang
- lesu
- tidak bisa istirahat tenang
- mudah terkejut
- mudah menangis
- gemetar
- gelisah
3. ketakutan
- pada gelap
- pada orang asing
- di tinggal sendiri
- pada binatang besar
- pada keramaian lalu lintas
- pada kerumunan banyak orang
4. gangguan tidur
- sukar masuk tidur
- terbangun malam hari
- tidur tidak nyenyak
- banyak mimpi
- mimpi buruk
- mimpi menakutkan
5. gangguan kecerdasan
- sukar konsentrasi
- daya ingat menurun
- daya ingat buruk
SKOR
2
3
- gigi gemerutuk
- suara tidak stabil
8. gejala somatic / fisik (sensorik)
- tinnitus (telingan berdenging)
- penglihatan kabur
- muka merah atau pucat
- merasa lemas
- perasaaan di tusuk-tusuk
9. gejala kardiovasculer (jantung dan pembuluh darah)
- takikardi (denyut jantung cepat)
- berdebar-debar
- nyeri dada
- denyut nadi mengeras
- rasa lesu/lemas seperti mau pingsan
- detak jantung menghilang (berhenti sejenak)
10. gejala respiratori (pernafasan)
- rasa tekan atau sempit di dada
- rasa tercekik
- sering menarik nafas
- nafar pendek/ sesak
11. gejala gastrointestinal (pencernaan)
- sulit menelan
- perut melilit
- gangguan pencernaan
- nyeri sebelum dan sesudah makan
- perasaan terbakar di perut
- rasa penuh atau kembun
- mual/muntah
- buang air besar lembek
- sukar buang air besar (konstipasi)
- kehilangan berat badan
12. Gejala urogenital
- Sering buang air kecil
- Tidak dapat menahan air seni
- Tidak datang bulan
- Darah haid berlebihan
13. gejala otonom
- mulut kering
- muka merah
- mudah berkeringat
- kepala pusing
- kepala terasa berat
- kepala terasa sakit
- bulu-bulu berdiri
14. tingkah laku (sikap) pada wawancara
gelisah
tidak tenang
jari gemetar
kerut kening
muka tegang
otot tegang / mengeras
nafar pendek dan cepat
muka merah