Secara umum simptom akut pyelonefritis berkembang secara cepat dari beberapa
jam atau hari meliputi demam, kedinginan, mual, muntah, abdominal pain, diare.
Simptom cystitis biasanya ada. Selain demam, tachycardi, dan nyeri tekan pada
otot seluruh tubuh, pemeriksaan fisik secara umum didapatkan nyeri tekan pada
satu atau kedua costovertebral angle, atau pada palpasi abdomen dalam. Derajat
keparahan penyakit ini luas. Beberapa pasien derajat ringan: sign dan simptom
dari gram negatif sepsis menonjol. Kebanyakan pasien: signifikan leukositosis dan
bakteri ditemukan pada urine. Leukosit cast ditemukan pada beberapa urin pasien,
apabila ditemukan cast ini merupakan tanda patognomonis. Hematuria mungkin
ditemukan selama fase akut pada penyakit ini, jika hematuria masih ada setelah
manifestasi akut, harus dipikirkan kemungkinan tumor, batu, atau tuberkulosis
(Harrison Internal Medicine)
Kecuali pada individu dengan papillary necrosis, formasi abses, atau obstruksi
saluran kemih, gejala akut pyelonefritis biasanya respon terhadap terapi yang
sesuai dalam waktu 48-72 jam. Walaupun gejala tidak ada, bakteriuria atau pyuria
biasanya tetap ada. Pada pyelonefritis yang berat, demam tuun perlahan atau
mungkin tidak hilang selama beberapa hari, walaupun setelah diberikan terapi
yang sesuai. Demam yang menetap atau gejala lebih dari 72 jam disarankan untuk
urologik imaging (Harrison Internal Medicine).
MANIFESTASI KLINIS AKUT PYELONEFRITIS (Current Diagnosis &
Treatment Nephrology & Hypertension)
Fever (380 C dengan atau tanpa menggigil)
Flank/back pain
Mual
Muntah
Tachycardia
Nyeri tekan pada costovertebral angle
1.
2.
3.
4.
Penyebaran hematogen jauh lebih jarang, pyelonefritis akut dapat timbul akibat
menyemainya bakteri sewaktu septikemia atau endokarditis infektif di ginjal.
Rute tersering dan terpenting bagi bakteri untuk mencapai ginjal. Langkah
pertama adalah terjadi perlekatan bakteri ke permukaan mukosa, diikuti oleh
kolonisasi uretra distal (dan introitus pada perempuan). Dari sini organisme
mendapat akses ke kandung kemih, dengan pertumbuhan ekspansif koloni dan
bergerak melawan arus urine. Hal ini dapat terjadi saat instrumentasi uretra,
termasuk kateterisasi dan sistoskopi, yang merupakan faktor predisposisi penting
pada patogenesis UTI. Tanpa instrumentasi, UTI paling sering mengenai
perempuan. Karena letak uretra yang dekat dengan rektum, bakteri enterik mudah
melakukan kolinisasi. Selain itu, uretra yang pendek, dan trauma uretra saat
berhubungan kelamin mempermudah masuknya bakteri ke dalam kandung kemih.
Biasanya urine kandung kemih steril dan tetap demikian, karena sifat antimikroba
mukosa kandung kemih dan karena efek pembilasan yang ditimbulkan oleh proses
berkemih secara periodik. Namun, pada obstruksi aliran keluar atau disfungsi
5.
6.
7.
8.