Anda di halaman 1dari 13

BAB III

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN


LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN

3.1. Keadaan Cadangan Batubara


3.1.1.

Keadaan Lapisan Batubara dan Tanah Penutup

Berdasarkan data penyebaran batubara. Yang terdiri dari 1 3


seam dan masing-masing mempunyai ketebalan antara 1 m 8 m,
dengan arah penyebaran timur laut hingga barat daya, dengan
kemiringan lapisan antara 8 hingga 25.
Jurus ( Long Strike ) perlapisan batubara hampir utara selatan
dan berkisar antara N 2E N 268E, dengan kemiringan lapisan ( Up
dip dan down dip ) berkisar antara 8 hingga 25 menuju kearah
timur.
Berdasarkan hasil pemetaan geologi bahwa batuan atau tanah
penutup yang menyusun di lokasi penambangan dari hasil eksplorasi
adalah sebagai berikut :
1. Batu Pasir
Berwarna abu-abu terang sebagian abu-abu kehijauan, besar
butir halus sangat kasar, terpilah bail, membulat tanggung
menyudut tanggung, porositas baik, padat, lunak keras,
ketebalan dari beberapa centimeter hingga 30 meter.
2. Batu Lempung
Berwarna kecoklatan, lunak elstic, tebal dari beberapa centi
hingga 2 meter
3. Batulempung Lanau
Berwarna au-abu kehitaman, lunak, struktur kayu, sebagian
elastic, tebal 10 centimeter hingga 20 centimeter
4. Batubara
Berwarna hitam, mengkilap, pecahan concidial, berittle
agak keras, mengandung sulfur terdapat dammar (resin),
tebal 1 meter 8 meter.
Gambar 3.1.1 Visual Cutting

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

3.1.2.
Cadangan Batubara dan Tanah Penutup
Dalam perhitungan cadangan batubara dan volume penutup
menggunakan metoge USGS dan aplikasi pada daerah penambangan
dengan dip < 30 berupa panjang lintasan batubara ( down dip ) 700
meter.Dimana ratio yang digunakan adalah untuk tambang
kedalaman 10 meter dan 30 meter, maka cadangan yang terambil
sebesar
1.508.000 MT, volume lapisan tanah penutup sebesar
4.825.600 BCM dan straping ratio 1 : 3,2
TABEL 3.1.2 HASIL PERHITUNGAN

NO

CODE

TEBAL
(M)

KETERANGA
N

TERUKU
R
( TON )

BSA - 01

Seam 1

624.000

TERINDIKA
SI
( TON )
-

TERDUG
A
( TON )
-

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

8,5

Seam 2

TOTAL ..

3.1.3.

884.000
1.508.00
0

Kualitas Batubara

Dari hasil analisa yang telah dikirim kelaboratorium PT.


Sucofindo Banjarmasin, di peroleh nilai untuk tiap parameter kualitas
rata-rata sebagai berikut :
- Kadar air total (TM)
:
33,80 % (ar)
- Kadar abu (ash)
:
4,44 % (adb)
- Zat Terbang (VM)
:
42,8 % (adb)
- Karbon tertambat (FC) :
40,34 % (adb)
- Total Sulfhur (TS)
:
0,39 % (adb)
- Nilai Kalori (CV)
:
5598 Kcal/kg
Gambar 3.1.3a : Report Analisis

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

Gambar 3.1.3b : Report Analisis

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

Gambar 3.1.3c : Report Analisis

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

Gambar 3.1.3d : Report Analisis

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

3.2.
Penambangan
3.2.1. Sistem dan Metode Penambangan
Bentuk dan karakteristik endapan batubara merupakan faktor
dasar dan penting dalam menentukan konsep penambangan yang
sesuai. Daerah Petangis dicirikan oleh daerah perbukitan dan bentuk
lapisan batubara yang bervariasi dan memiliki kemiringan yang
landai kurang dari 30.

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

Berdasarkan bentuk dan karakteristik endapan batubara serta


lapisan tanah penutupnya maka sistim tambang terbuka yang dapat
diterapkan adalah metode open pit dengan manambang lapisan
batubara dari singkapan sampai kedalaman tertentu dan sepanjang
daerah tambang.
Sistim back filling merupakan pilihan yang tepat untuk
diterapkan dengan membagi tambang menjadi beberapa blok
penambangan. Sistim back filling ini dimulai dengan menerapkan
sistim box cut pada awalnya yaitu dengan membuang lapisan tanah
penutup keluar lokasi tambang pada tempat yang aman dan untuk
selanjutnya pada blok penambangan berikutnya lapisan tanah
penutup dibuang pada blok tambang sebelumnya yang telah
terbuka, demikian seterusnya.
Metode penggalian yang paling tepat pada daerah
penyelidikan adalah dengan menggunakan dan memadukan
kombinasi excavator back hoe dengan dump truck sedangkan untuk
keadaan tertentu seperti pada kondisi batuan yang relatif keras
dapat dibantu oleh bulldozer dengan bantuan hooper / ripper yang
dimilikinya untuk menggerus, memberai serta menggusur batuan.

3.2.2

Rencana Tambang

Rencana
tambang
yang
akan
diterapkan
harus
mengutamakan prinsip-prinsip K-3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja). Dimana keselamatan dan kesehatan pekerja harus mendapat
perhatian
utama salah satunya adalah dalam perencanaan
kestabilan lereng.
Guna menjaga kestabilan lereng yang dibuat agar tidak
longsor maka, pit dibuat berjenjang dengan kemiringan jenjang
tunggal yang direncanakan adalah 60 o dengan tinggi lereng 6 m dan
berm 4 m sehingga sudut lereng keseluruhan adalah 38, sedangkan
untuk waste dump memiliki perlakuan yang berbeda mengingat
tanah timbunan merupakan partikel lepas yang memiliki struktur
yang labil sehingga dimensi bench yang direncanakan lebih landai

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

yaitu tinggi 5 m dan dengan kemiringan 45 serta lebar berm 4 m


dengan kemiringan keseluruhan 28 .
Selain itu jalan tambang juga harus direncanakan dengan
baik karena jalan tambang akan digunakan untuk mengangkut
batubara dari lokasi tambang menuju stock pile pelabuhan yang
terletak di Sungai Apar Kecil yang berjarak < 3 Km, serta untuk
mengangkut lapisan tanah penutup keluar tambang maupun untuk
back filling.
Jalan tersebut dibuat dengan menggunakan bulldozer yang
berfungsi sebagai penggusur sekaligus sebagai pengeras tanah dan
dibantu oleh grader yang berfungsi sebagai perata tanah. Lebar
jalan yang direncanakan untuk jalur dua adalah miminal 12 m,
sedangkan untuk satu jalur + 6 m dan untuk memudahkan
pengangkutan kemiringan maksimal jalan dibuat kurang dari 15o.
3.2.3. Tahapan Penambangan
Tahapan kegiatan penambangan yang dilakukan dengan acara
open pit mining terdiri dari :
1. Pembersihan lahan (Land Clearing)
2. Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil Prestripping)
3. Pengupasan Tanah Penutup (Overburden interburden stripping)
yaitu penggalian, pemuatan dan pengangkutan tanah penutup.
4. Penggalian Batubara
5. Pemuatan dan Pengangkutan Batubara.
3.2.3.1. Pembersihan Lahan
Secara umum daerah penyelidikan yang akan ditambang pada
saat ini merupakan daerah perbukitan ringan dan merupakan daerah
hutan sekunder dan semak belukar. Oleh karena itu pembersihan
lahan
dilakuakan dengan menggunakan bulldozer kecuali untuk
pohon keras yang sebaiknya ditebang terlebih dahulu dengan
menggunakan gergaji atau chain saw agar kayunya dapat
dimanfaatkan.
3.2.3.2. Penanganan Tanah Pucuk
Pertimbangan penanaman kembali daerah bekas tambang
manggunakan strategi pengelolaan lingkungan sacara menyeluruh
terutama dalam hal penanganan tanah pucuk (top soil) yang kaya
akan unsur hara. Tanah humus ini dikupas sampai kedalaman 50 cm
dengan mengunakan bulldozer yang kemudian ditumpuk dan

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

ditimbun pada suatu tempat yang aman dari kegiatan panambangan


agar nantinya dapat dimanfaatkan kembali dalam kegiatan reklamasi.

3.2.3.3. Penggalian dan Pengangkutan Lapisan Tanah


Penutup
Pengupasan tanah penutup dilakukan dengan penggaruan
oleh bulldozer. Pembongkaran tanah yang terletak diatas lapisan
batubara level kerja dilakukan dengan penggaruan dan penggusuran.
Alat mekanis yang digunakan adalah bulldozer
yang dilengkapi
dengan bilah tipe straight dan alat garu.
Pemidahan mareial hasil penggalian lapisan penutup ini,
menggunakan excavator
sebagai alat muat, dan dump truck
sebagai alat angkut. Lapisan penutup diangkut dari daerah
penambangan ke lokasi penimbunan (dumping area) yang telah
direncanakan, berupa daerah penambangan terdekat atau daerahdaerah kosong yang ada disekitar tambang. Timbunan lapisan
penutup ini harus ditutup dengan lapisan tanah subur agar dapat
ditanami kembali
Kemajuan pengupasan lapisan tanah penutup tegak lurus
lapisan batubara sampai lereng akhir penambangan. Secara umum
arah pengupasan tanah penutup mengikuti arah dan urutan
penambangan batubara.
3.2.3.4. Penggalian dan Pengangkutan Batubara
Rencana pembongkaran batubara dengan menggunakan
excavator . Excavator ini dinilai lebih selektif dalam hal stripping
permukaan batubara. Setelah batubara terbongkar kemudian
dikumpulkan dengan bulldozer blade atau dengan bucket excavator
yang langsung dimuat ke atas truck.
Penambangan batubara dimulai dari area yang sudah
ditentukan
menuju
arah jurus ke down dip. Batubara hasil
penambangan dimuat ke dump truck diangkut ke rom stock ataupun
langsung ke crushing plant yang menggunakan alat peremuk untuk
pengecilan ukuran dan selanjutnya ditimbun di stock pile atau dekat
dengan jetyy /pelabuhan.

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

3.2.3.5. Operasi Penanganan Air Tambang


Operasi penanganan air tambang atau penirisan tambang
mutlak diperlukan, karena lantai tambang yang berair selain
mengganggu kelancaran produksi juga dapat menimbulkan
kecelakaan kerja, baik melalui tergelincirnya roda dump truck maupun
bahaya sengatan listrik apabila ada kabel listrik yang menyentuh
permukaan air. Sumber air tambang dapat berasal dari ai tanah tetapi
yang terbesar yang berasal dari air hujan.
Untuk menangani air tambang yang terdapat didalam bukaan
tambang digunakan pompa yang ditempatkan pada elevasi paling
rendah dibukaan tambang dimana semua aliran air akan mengalir ke
elevasi tersebut. Selanjutnya air tersebut akan dipompa keluar
melalui pipa dan saluran, meuju permukaan tambang dan ditampung
pada settling pond agar melalui proses pengendapan terlebih dahulu
sebelum dialirkan keluar area penambangan.
Penanganan terhadap air yang masuk ke dalam tambang
dilakukan dengan membuat beberapa saluran pembuangan yang
direncanakan sebagai berikut :
a. Saluran di sekeliling tambang
Saluran ini berfungsi untuk menegah air yang berasal dari
luar tambang masuk kedalam tambang. Dalam pembuatan
saluran ini perlu diperhatikan keadaan topografi sekitar
tambang agar dapat ditentukan daerah penampungan air
hujan secara tepat.

b. Saluran diatas jenjang


Saluran ini berfungsi untuk mengalirkan air yang berada
diatas jenjang menuju lantai tambang sehingga tidak terjadi
genangan air diatas jenjang yang dapat mempengaruhi
kemantapan lereng
c. Saluran di lantai tambang
Saluran ini berfungsi untuk mengalirkan air yang masuk
kelantai tambang berasal dari jenjang maupun air hujan yang
jatuh langsung dilantai tersebut. Dengan pembuatan saluran
ini, maka dapat menghindari terjadinya genangan air dilantai
tambang sehingga tidak mengganggu kerja peralatanperalatan tambang. Selain pembuatan saluran-saluran

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

tersebut maka dilantai tambang perlu juga dibuat sumuran


yang selanjutnya dilakukan pemompaan keluar.
3.2.4. Rencana Produksi
Rencana produksi batubara adalah sebesar 240.000 MT untuk
per tahun pertama disesuaikan dengan jumlah dan kemampuan alat.
3.2.5. Jadwal Produksi dan Umur Tambang
Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan pada daerah
penyelidikan diketahui
jumlah cadangan batubara tertambang
adalah 1.508.000 MT. Dengan target produksi per tahunnya sebesar
240.000 MT maka
daerah cadangan batubara pada daerah
penyelidikan dapat ditambang selama 6,5 tahun.

3.3.

Pengolahan dan Pemurnian

3.3.1. Rencana Pengolahan Batubara


Batubara hasil penambangan di wilayah PT. Borneo Surya
Abadi rencananya akan dijual berbentuk butiran dengan ukuran 0 50
mm, rencana produksi batubara yang akan diolah sebesar 20.000 MT
per bulan. Batu bara yang telah dieksploitasi pada lokasi tambang
diangkut dengan menggunakan dump truck ke crushing plant dan
selanjutnya ditumpuk untuk dikapalkan.
Berdasarkan besar cadangan batubara, kualitas batubara,
metode penambangan batubara yang dipilih, dan kualitas permintaan
pasar batubara, proses pengelohan batubara yang direncanakan
mempunyai runag lingkup proses sebagai berikut :
Pemisahan ukuran melalaui pengayakan (vibrating screen)
Reduksi ukuran (size reduction) melalui penggerusan
(crushing)
Penumpukan batubara (stock pile) hasil pengolahan.
3.3.2. Jenis dan Kualitas Pengolahan
Secara umum kualitas batubara yang terdapat di lokasi PT.
Borneo Surya Abadi termasuk antara bituminous dan sub bituminous.
Setelah dilakukan uji laboraturium terhadap sample batubara pada

Page

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
LAPORAN RENCANA REKLAMASI TAMBANG

daerah penyelidikan diperoleh data kualitas batubara yang tertera


pada data hasil analisis tersebut diatas . Berikut persyaratan kualitas
pasar domestic adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3.2 : Persyaratan Kualitas Pasar Domestik


NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9

JENIS KUALITAS BATUBARA


Nilai Kalori (adb)
Total Sulfur (adb)
Ash (adb)
Total Moisture (adb)
Air lembab ( IM ) adb
Zat Terbang ( VM ) adb
Karbon tertambat (adb)
HGI
Size

PASAR BATUBARA
DOMESTIK
5.300 5.800 kkal /kg
0.68 %
9% Max
10 33 %
4 16 %
49%
14,20 50,96% data
45 55
50 mm max.

3.4.
Fasilitas Penunjang
Pada tahapan persiapan akan dibangun beberapa infra struktur
sebagai penunjang kegiatan penambangan yaitu :
1. Kantor dan Mess
2. Workshop dan gudang
3. Pembuatan jalan angkut,
4. Pembuatan settling pond
5. Penataan areal pengolahan dan pelabuhan muat
6. Penataan stock pile pelabuhan
7. Instalasi unit pengolahan
8. Pembangunan jetty
9. Bangunan lain ( Pos jaga, bangunan genzet, pos pelabuhan, tangki
dan gudang BBM )

Page

Anda mungkin juga menyukai