Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Farmakognosi
Istilah farmakognosi pertama kali dicetuskan oleh C.A Seydler
(1815), seorang peneliti kedoteran di Haale Jerman, dalam disertasinya
berjudul Analecta Pharmakognostca. Farmakognosi berasal dari bahasa
Yunani, phramacon yang artinya obat (ditulis dengan tanda petik karena
obat di sini maksudnya adalah obat alami, bukan obat sintetis) gnosis yng
artinya pengetahuan. Jadi farmakognosi adalah pengetahuan tantang obatobatan alamiah (....).
Beberapa tahun sebelumnya, J.A Schmidt menggunakan istilah
farmakognosi sebagai salah satu sub judul dari buku Lehrbuch der Materia
Medika yang diterbitkan di Vienna tahun 1811. Ia mengartikan farmakognosi
sebagai pharma (obat) dan cognitive (pengenalan) jadi farmakognosi
merupakan cara pengenalan ciri-ciri/ karateristik obat yang berasal dari
bahan alam. Menurut Fluckiger, farmakognosi mencakup seni dan
pengetahuan pengibatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan,
mikroorganisme dan mineral (Gunawan, 2004)
Pada

awalnya

farmakognosi.

Oleh

masyarakat

awam

tidak

mengenal

karenanya,

mereka

tidak

biasa

istilah

mengaitkan

farmakognosi dengan bidang-bidang yang berhubungan dengan kesehatan.


Padahal, farmakognosi sebenarnya menjadi mata pelajaran yanga spesifik
dalam bidang kesehatan dan farmasi. Masyarakat telah mengetahui khasiat
dari opium (candu), kina, kelambak penisilian, digitalis, insulin, tiroid,
vaksin, polio, dan sebagainya. Namun, mereka tidak sadar bahwa yang
diketahui itu adalah bidang dari farmakognosi. Mereka pun tidak
mengetahui kalau bahan-bahan yang berbahaya seperti minyak jarak, biji
saga (sogok telik), dan tmpe bonkrek (aflatoksin) merupakan bagian dari
pembicaraan farmakognosi. Pada hakekatnya, para pengobat herbalis itulah
nyata-nyata merupakan praktisi farmakognosi yang pertama (......).
Keberadaan farmakognosi dimulai sejak manusia pertama kali mulai
mengelola penyakit, seperti menjaga kesehatan, menyembuhkan penyakit,
3

meringankan penderitaan, menanggulangi gelaja penyakitv dan rasa sakit,


serta

semua

yang

berhubungan

dengan

minuman

dan

makanan

kesehatan.Pada awalnya, farmakognosi lahir dari jampi-jampi Suku Vodoo


yang tanpa disadari telah ikut menyelamatkan resep-resep rahasia tidak
tertulis dari dukun dan leluhur. (Gunawan, 2004)
2.2

Herbarium

1. Pengertian herbarium
Herbarium berasal dari kata hortus dan botanicus, artinya kebun
botani yang di keringkan,biasanya disusun berdasarkan system klasifikasi.
Istilah herbarium lebih dikenal untuk pengawetan tumbuhan. Herbarium
adalah material tumbuhan yang telah diawetkan (disebut juga spesimen
herbarium). Herbarium juga bisa berarti tempat dimana material-material
tumbuhan yang telah diawetkan disimpan ()
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang
telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya
dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan yang diawetkan, baik data
taksonomi, morfologi, ekologi, maupun geografinya. Selain itu dalam
herbarium juga memuat waktu dan nama pengkoleksi (..)
Herbarium juga merupakan salah satu sumber pembelajaran yang
penting dalam ilmu biologi tumbuhan. Herbarium merupakan koleksi kering
yang dibuat berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dan memiliki criteria
criteria tersendiri.
Secara umum ada dua jenis herbarium,yaitu herbarium basah dan
herbarium kering.
Herbarium basah
Spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu
larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang
berbeda-beda Contoh: pengawetan pada spesimen buah atau bunga yang
memiliki bentuk yang tebal dan tidak memungkinkan dilakukan dengan
pengawetan dengan cara koleksi kering (..)
Pengolahan herbarium basah (..) :
1) Siapkan specimen yang akan digunakan

2) Sediakan formalin yang telah diencerkan


3) Masukkan spesimen pada larutan formalin yang telah ada dalam botol
dan telah diencerkan.
4) Tutup rapat botoldan kemudian beri label berisi nama spesimen tersebut
dan formalinya.
Herbarium kering
Awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat
ciri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan
perbandingan pada saat determinasi selanjutnya ()
Pengolahan herbarium kering () :
1) Diambil salah satu tanaman atau bagian tanaman syarat-syarat dalam
dalam pengambilan yaitu tanaman harus lengkap.
2) Bahan (tanaman) herbarium dibersihkan dari kotoran yang masih
melekat agar hasil herbarium maksimal.
3) Bahan (tanaman) herbarium diletakkan dikertas koran agar kandungan
air cepat kering, selanjutnya ditimpa dengan kertas Koran lalu
ditambah dengan beban agar tekanan yang dihasilkan lebih kuat.
4) Atau lapisi lagi dengan beberapa lembar Koran lengkap dengan
tripleks pada kedua sisinya lalu ikat dengan kencang, sehingga
tanaman terpres dengan kuat agar tanaman menjadi lebih cepat kering.
5) Bahan (tanaman) herbarium selanjutnya biarkan minimal dua minggu
dan terasa kering bila disentuh.
6) Ganti Koran dengan kering setiap kali Koran pembungkus tanaman
basah, lakukan berulang-ulang hingga tekanan benar-benar karing.
7) Tanaman yang akan dibuat herbarium, sebaiknya memiliki bagianbagian yang lengkap.
8) Jika buahnya mudah gugur maka masukkan bunga tersebut dalam
amplop dan selipkan pada herbarium. Daun atau bagian tanaman yang
terlalu panjang bias dilipat.
9) Tempelkan tanaman yang telah
menggunakan jahitan

dikeringkan pada Karton dengan

tali/selotip. Usahakan kenampakan atas dan

kenampakan bawah daun diperlihatkan.


10) Lengkapi keterangan yang terdapat pada kolektor book.
11) Pasang etiketnya.
12) Herbarium disimpan dalam plastic setelah ditempat dan diberi data
yang jelas agar tidak teridentifikasi dari jamur dapat ditambahkan
serbuk naftalena.

2.

Cara Kerja Membuat Herbarium :


1. ambil salah satu tanaman atau bagian dari tanaman
2. cara pertama,masukkan tanaman itu pada sasak bamboo yang telah di
buat dan keringkan tanaman dengan penjemuran terhadap cahaya
matahari.Cara kedua, atur posisi tanaman pada lembaran Koran
hingga rata. Lapisi lagi dengan beberapa lembar Koran,tangkup
dengan tripleks pada kedua sisinya lalu ikat dengan kencang sehingga
tanaman terpress dengan kuat. Ganti Koran dengan yang kering setiap
kali Koran pembungkus tanaman basah. Lakukan berulang ulang
hingga tanaman benar benar kering. Tanaman dikatakan kering jika
sudah cukup kaku dan tidak terasa dingin
3. Tanaman yang akan di buat herbarium, sebaiknya memiliki bagianbagian yang lengkap. Jika bunganya mudah gugur maka masukkan
bunga tersebut dalam amplop dan selipkan pada herbarium
4. tempelkan tanaman yang telah di keringkan pada karton dengan
menggunakan jahitan tali/selotip.
5. lengkapi keterangan yang terdapat pada collector book
6. pasang etikenya

3.

Kelemahan dan kelebihan herbarium


Terdapat beberapa kelemahan pada herbarium yaitu; spesimen
mudah mengalami kerusakan akibat perawatan yang. Kurang memadai
maupun karena frekuensi pemakaian yang cukup tinggi untuk
identifikasi dan pengecekan data secara manual, tidak bisa diakses
secara bersama-sama oleh berberapa orang, biaya besar; tidak bisa
diakses sewaktu-waktu dan tidak dapat diakses dari jarak jauh.

Sedangkan kelebihan dari herbarium adalah sebagai pelengkap


bahan praktikum yang bisa langsung dibawa di dalam kelas atau
ruangan. Cara pembutan yang tidak terlalu sulit, dan memudahkan
praktikan meneliti tumbuhannya tanpa harus mengambil sample yang
baru.
2.3

Simplisia

1. Pengertian Simplisia
Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah
bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan
proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang
telah Dikeringkan.
Penggolongan Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu () :
a.

Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh,

bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya


Datura Folium dan Piperis nigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel
yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja
dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahanbahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari
tanamannya.
b.

Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh

atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan
kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel
depuratum).
c.

Simplisia Pelikan atau Mineral


Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan

pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan
serbuk tembaga ( Dep.Kes RI,1989).
2. Cara Pembuatan Simplisia

a. Pemanenan
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus
bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang
digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau
tanah yang tidak diperlukan. Seperti rimpang, alat untuk panen dapat
menggunakan garpu atau cangkul. Bahan yang rusak atau busuk harus
segera dibuang atau dipisahkan. Penempatan dalam wadah (keranjang,
kantong, karung dan lain-lain) tidak boleh terlalu penuh sehingga bahan
tidak menumpuk dan tidak rusak. Selanjutnya dalam waktu pengangkutan
diusahakan supaya bahan tidak terkena panas yang berlebihan, karena dapat
menyebabkan terjadinya proses fermentasi/ busuk. Bahan juga harus dijaga
dari gangguan hama (hama gudang, tikus dan binatang peliharaan).
b. Penanganan Pasca Panen
Pasca panen merupakan kelanjutan dari proses panen terhadap
tanaman budidaya atau hasil dari penambangan alam yang fungsinya antara
lain untuk membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak dan memiliki
kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya. Untuk
memulai proses pasca panen perlu diperhatikan cara dan tenggang waktu
pengumpulan bahan tanaman yang ideal setelah dilakukan proses panen
tanaman tersebut. Selama proses pasca panen sangat penting diperhatikan
kebersihan dari alat-alat dan bahan yang digunakan, juga bagi pelaksananya
perlu memperhatikan perlengkapan seperti masker dan sarung tangan.
Tujuan dari pasca panen ini untuk menghasilkan simplisia tanaman obat
yang bermutu, efek terapinya tinggi sehingga memiliki nilai jual yang
tinggi.
c. Pencucian
Pencucian

bertujuan

menghilangkan

kotoran-kotoran

dan

mengurangi mikroba-mikroba yang melekat pada bahan.Pencucian harus


segera dilakukan setelah panen karena dapat mempengaruhi mutu bahan.
Pen-cucian menggunakan air bersih seperti air dari mata air, sumur atau
PAM. Penggunaan air kotor menyebabkan jumlah mikroba pada bahan tidak

akan berkurang bahkan akan bertambah. Pada saat pencucian per-hatikan


air cucian dan air bilasannya, jika masih terlihat kotor ulangi
pencucian/pembilasan sekali atau dua kali lagi.Perlu diperhatikan bahwa
pencucian harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin untuk
menghindari larut dan terbuangnya zat yang terkandung dalam bahan.
Pencucian bahan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain.
d. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada
bahan dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat
terhambat. Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak
mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu yang lama Dalam proses ini,
kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang, sehingga
suhu dan waktu pengeringan perlu diperhatikan.
e.

Pengemasan
Pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah

dikeringkan. Jenis kemasan yang digunakan dapat berupa plastik, kertas


maupun karung goni. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu
produk yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat
melindungi isi pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi
dengan isi dan kalau boleh mempunyai bentuk dan rupa yang menarik.
f . Penyimpanan
Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di ruang biasa (suhu kamar)
ataupun diruang berAC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya
cukup kering dan berventilasi. Ventilasi harus cukup baik karena hama
menyukai udara yang lembab dan panas. Perlakuan simplisia dengan iradiasi
sinar gamma dosis 10 kGy dapat menurunkan jumlah patogen yang dapat
mengkontaminasi simplisia tanaman obat (..).
Adapun syarat tempat penyimpanan simplisia adalah (..) :
1. Gudang harus terpisah dari tem-pat penyimpanan bahan lainnya ataupun
penyimpanan alat dan dipelihara dengan baik.

10

2. Ventilasi udara cukup baik dan bebas dari kebocoran atau ke-mungkinan
masuk air hujan. (Berlinda dkk, 1998).
2.3

Uraian Tanaman
2.3.1 Tanaman Bandotan
1.

Klasifikasi

(.)

Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)


Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Asteridae

Ordo

: Asterale

Genus

Spesies

Gambar 2.1 Tanaman Bandotan


Ageratum conyzoides

2. Deskripsi
Ageratum adalah herbal tahunan yang tumbuh sekitar 60 cm
tinggi dan menghasilkan bunga-bunga pink kecil di bagian atas batang
berbulu. Di beberapa negara itu dianggap sebagai gulma yang sulit
untuk mengontrol. Ageratum berkisar dari tenggara Amerika Utara ke
Amerika Tengah, tetapi pusat asal di Amerika Tengah dan Karibia.
Ageratum juga ditemukan di beberapa negara di daerah tropis dan
subtropis, termasuk Brazil.
3. Kandungan kimia
Kandungan kimia dari tanaman ini adalah asam amino, organacid,
minyak terbang coumarin, ageratochromene, friedelin, betasitosterol,
stigmasterol, potassium chlorida.

11

4. Manfaat :
Meyembuhkan luka
Mengobati sakit dada
Mengobati mata
Mengobati demam
2.3.2 Tanaman Manggis
1.
Klasifikasi (.)
Kingdom
: Tracheobionta
Super Devisi : Spermatophyte
Devisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Theales
Family
: Clusicea
Genus
: Garcinia
Spesies
: Garcinia Mangostana L
2. Deskripsi

Gambar
2.2 Manggis
Termasuk
tanaman tahunan yang masa hidupnya dapat

Garcinia Mangostana L
puluhan tahun. Susunan tubuh tanaman manggis terdiri atas organ
vegetatif dan generatif. Organ vegetatif tanaman manggis meliputi akar,
batang, dan daun yang berfungsi sebagai alat pengambil, pengangkut,
pengolah, pengedar, dan penyimpanan makanan. Batang tanaman
manggis berbentuk pohon berkayu, tumbuh tegak ke atas hingga
mencapai 25 meter atau lebih (Gambar 2.1). Kulit batangnya tidak rata
dan berwarna kecoklat-coklatan. Percabangan tanaman umumnya
simetris membentuk tajuk yang rimbun dan rindang. Daun manggis
berbentuk bulattelur sampai bulat-panjang, tumbuhnya tunggal dan
bertangkai pendek sekali tanpa daun penumpu. Struktur helai daun tebal
dengan permukaan sebelah atas berwarna hijau-mengkilap, sedangkan
permukaan bawah warnanya kekuning kuningan.
3. Kandungan kimia

12

Kulit buah manggis mengandung senyawa xanton yang


meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostinon B,
trapezifolixanton, tovophyllin B, alfa mangostin, beta mangostin,
garcinon B, mangostanol, flavonnoid epicatechin dan gartanin
(Hartanto, 2011).
4. Manfaat :
Sebagai antioksidan
Anti jamur
Anti inflamasi
Anti oksidan
Anti kanker
2.2.3 Tanaman Jarak Ulung
1. Klasifikasi
Kingdom :

Plantae

Devisi

Magnoliophyta

Kelas

Dicotyledoneae

Ordo

Euphobiales

Family

Euphorbiaceae

Genus

Jatropha

Spesie s

Jatropha gossypifolia L.

2. Deskripsi
Tanaman Jarak Ulung umumnya tumbuh liar di tepi jalan,
lapangan rumput atau di semak, pada tempat-tempat terbuka yang
terkena sinar matahari di dataran rendah. Asal tanaman Jarak Ulung,
dari Amerika Selatan. Tanaman Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi
2.3 Jarak
Ulung
1-2Gambar
m, dengan
rambut
kelenjar yang kebanyakan berbentuk bintang
Jatropha gossypifolia L.

13

yang bercabang, getahnya bersabun. Batang berkayu, bulat, warnanya


cokelat, banyak bercabang. Daun tunggal, bertangkai panjang, helaian
daun bulat telur sungsang sampai bulat, berbagi 3-5, taju runcing,
panjang 7-22 cm, lebar 6-20 cm, daun muda berwarna keunguan, daun
tua warnanya ungu kecokelatan. Bunga majemuk dalam maiai rata
bertangkai, berbentuk corong, kecil, warnanya keunguan, keluar dari
ujung batang. Dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga
betina. Buah berkendaga tiga, bulat telur, sedikit berlekuk tiga dengan
6 alur memanjang, warnanya hijau, bila masak menjadi hitam. Bijinya
bulat, coklat kehitaman.
3. Kandungan kimia
Kandungan kimia yang terdapat dalam bagian jarak ulung :
Akarnya mengandung alkaloid
Daunnya mengandung : tannin, kalsium oksalat, sulfur dan
pectic subtanse
Batangnya mengandung tannin, dan sulfur
4. Manfaat :
Susah buang air besar
Radang anak telinga
Pembengkakang dan penyakit kulit
Demam
Perangsang muntah
Lepra (morbus Hansen)

14

Anda mungkin juga menyukai