Anda di halaman 1dari 19

PENATALAKSANAAN

DIET PENYAK.IT HATI


No. Dokumen

:SPOIMJNWGIZl/14/2015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

: 18Mei 2015

Halaman

:ldari.2

SPO 1-------+------------

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA

1. Hepatitis ada1ah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu
atau

Pengertian

karena virus.
2. Sirosis Hati ada1ah kerusakan hati yang menetap, disebakan oleh Hepatitis Kronis,
Alkohol, penyumbatan saluran empedu dan berbagai kelainan metabolisme.
3. Penatalaksanaan diet hati adalah suatu pengaturan makan yang bertujuan untuk
membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olah raga untuk mendapatkan

Tujuan

kontrol metabolisme yang lebih baik:.


Sebagai acuan dalam memberikan penatalaksanaan diet penyakit hati

Kebijakan

SK Kepala Puskesmas nomor 012.N tahun 2015 tentang Pelayanan Klinis

Referensi

Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi
Dietisien Indonesia, Gramedia Tahun 2004.

Prosedur

1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan berikut ini :


b. Kartu Status POZI

c. Timbangan
d. Microtoise
e. Kalkulator
f.

Alat tulis

g. Leaflet Diet Penyakit Hati


h. LeafletDaftarBahanMakanPenukar

2. Petugas melakukan assesment awal dengan menanyakan :


a. Nama
b. Jenis kelamin
c.

Umur

d. Perubahan BB 2 minggu -6 bulan terakhir


e.

Perubahan nafsu makan


f. Ada tidaknya disfagia (kesulitan menelan)

g. Ada tidaknya rasa mual, muntah dan diare


h. Ada tidaknya alergi makanan atau makanan pantangan
1. Riwayat penyakit pasien dan riwayat penyakit keluarga
j.

. Hasil pemeriksaan laboratorium (Kadar Hb, SGOT, SGPT)

k.

Pemeriksaan tekanan darah


1. Frekuensi makan dan Recall makan 24jam

3. Petugas m.engukur berat badan dan tinggi badan pasien kemudian menentukan status gizi
pasien

PENATALAKSANAAN
DIET PENYAK.IT HATI
No. Dokumen

:SPOIMJNWGIZl/14/2015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

: 18Mei 2015

Halaman

:2dari2

SPO 1-------+------------

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA

4. Petugas melakukan perbitungan kebutuhan gizi pasien dengan rumus ''Harris Benedict"
5. Petugas menjelaskan tentang diet yang akan dijalankan pasien sesuai leaflet
6. Petugas merencanakan menu makanan da1am satu hari
7. Petugas mengevaluasi kejelasan pasien tentang diet yang akan dijalankan

Unit Terkait

8. Petugas mencatat dalam buku. rekam medik, kartu status POZI, dan register konsultasi
gizi
1. Gizi

2. BPU

Rekaman historis perubahan


Isi
perubahan

Tgl. Mulai
Diberlakukan

PENATALAKSANAAN
DIET PENYAK.IT JANTUNG
No. Dokumen

:SPOIMJNWGIZl/15/2015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

: 18Mei 2015

Halaman

:ldari.2

SPO 1-------+------------

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA

Pengertian

Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, climana jantung secara berangsur
kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal. Pada awal penyakit ,
jantung mampu mengkompensasi ketidakefisien fungsinya dan mempertahankan sirkulasi

darah normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi (Comperisated Heart Disease).
Penatalaksanaan Diet Jantung adalah suatu pengaturan makan yang bertujuan untuk
memberikan makanan sucukupnya tanpa memberatkan fungsi jantung, mencegah atau
menghilangkan penimbunan garam atau air dan menurunkan berat bad.an bila terlalu gemuk.

Tujuan

Sebagai acuan dalam memberikan penatalaksanaan diet penyakit jantung

Kebijakan

SK Kepala Puskesmas nomor 012.N tahun 2015 tentang Pelayanan Klinis

Referensi

Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi
Dietisien Indonesia, Gramedia Tahun 2004.

Prosedur

1. Petugas mempersiapkan alat clan bah.an berikut ini


:
a.

Kartu Status POZI

b.

Timbangan

c.

Microtoise

d.

Kalkulator

e.

Alat tulis

f.

Leaflet Diet Penyakit Jantung

g.

Leaflet Daftar Bah.an Makan Penukar


2. Petugas melakukan assesment awal dengan menanyakan :

a. Nama
b. Jenis kelamin

c. Umur
d. Perubahan BB 2 minggu -6 bulan terakhir

e. Perubahan nafsu makan


f.

Ada tidak:nya disfagia (kesulitan menelan)

g. Ada tidak:nya rasa mual dan muntah


h. Ada tidak:nya diare atau konstipasi
1. Ada tidak:nya alergi makanan atau makanan pantangan
J.

Riwayat penyakit pasien dan riwayat penyakit keluarga

k. Hasil pemeriksaan laboratorium


1. Pemeriksaan tekanan darah
m. Pemeriksaan frak:si lipid
n. Frekuensi makan dan Recall makan 24jam

PENATALAKSANAAN
DIET PENYAK.IT JANTUNG
No. Dokumen

:SPOIMJNWGIZl/15/2015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

: 18Mei 2015

Halaman

:2dari2

SPO 1-------+------------

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA

3. Petugas m.engukur berat badan dan tinggi badan pasien kemudian menentukan status
gizi pasien
4. Petugas melakukan perhitungan kebutuhan gizi pasien dengan rumus "Harris Benedict"

5. Petugas menjelaskan tentang diet yang akan dijalankan pasien sesuai leaflet
6. Petugas merencanakan menu makanan da1am satu hari
7. Petugas mengevaluasi kejelasan pasien tentang diet yang akan dijalankan

Unit Terkait

8. Petugas mencatat dalam buku rekam medik, kartu status POZI, dan register konsultasi
gizi
1. Gizi

2. BPU

Rekaman historis perubahan


Isi
perubahan

Tgl. Mulai
Diberlakukan

PENATALAKSANAAN DIET
RENDAH KALORI
No. Dokumen

:SPOIMJNWGIZl/16/2015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

: 18Mei 2015

Halaman

:ldari.2

SPO 1-------+------------

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA
Pengertian

Diet Rendah Kalori adalah diet yang kandungan energinya dibawah kebutuhan normal, cukup
vitamin clan mineral, serta banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam proses
penurunan berat badan. Diet ini membatasi makan padat energi, seperti kue-kue yang
ban.yak mengandung karbohidrat sederhana dan lemak serta goreng-gorengan.
Penatalaksanaan Diet Rendah kalori adalah suatu pengaturan makan yang bertujuan unruk
memperbaiki kebiasaan makan, mempertahankan status gizi clan olahraga unruk mendapatkan
control metabolis yang lebih baik.

Tujuan

Sebagai acuan dalam memberikan penatalaksanaan diet rendah kalori

Kebijakan

SK Kepala Puskesmas nomor 012.N tahun 2015 tentang Pelayanan Klinis

Referensi

Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi
Dietisien Indonesia, Gramedia Tahun 2004.

Prosedur

1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan berikut ini


:
a. Kartu Status POZI
b. Timbangan
c. Microtoise
d. Kalkulator

e. Alat tulis
f.

Leaflet Diet Rendah Kalori

g. LeafletDaftarBahanMakanPenukar
2. Petugas melakukan assesment awal dengan menanyakan :

a. Nama
b. Jenis kelamin

c. Umur
d. Perubahan BB 2 minggu -6 bulan terakhir

e. Perubahan nafsu makan


f.

Ada tidak:nya disfagia (kesulitan menelan)

g. Ada tidak:nya rasa mual dan muntah


h. Ada tidak:nya diare atau konstipasi
1. Ada tidaknya alergi makanan atau makanan pantangan
J.

Perubahan nafsu makan

k. Hasil laboratorium bila diperlukan


1. Pemeriksaan tekanan darah
m. Riwayat penyakit pasien dan riwayat penyakit keluarga
n. Frekuensi makan dan Recall makan 24jam

PENATALAKSANAAN DIET
RENDAH KALORI
No. Dokumen

:SPOIMJNWGIZl/16/2015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

: 18Mei 2015

Halaman

:2dari2

SPO 1-------+------------

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA

3. Petugas m.engukur berat badan dan tinggi badan pasien kemudian m.enentukan status
gizi
pasien
4. Petugas melakukan perhitungan kebutuhan gizi pasien dengan rumus "Harris Benedict"

5. Petugas menjelaskan tentang diet yang akan dijalankan pasien sesuai leaflet
6. Petugas merencanakan menu makanan dalam satu hari
7. Petugas mengevaluasi kejelasan pasien tentang diet yang akan dijalankan

Unit Terkait

8. Petugas mencatat dalam buku rekam medik, kartu status POZI, dan register konsultasi

1. Gizi

2. BPU

Rekaman historis perubahan


Isi
perubahan

Tgl. Mulai
Diberlakukan

PENATALAKSANAAN DIET
TINGGI KALORI
TINGGI PROTEIN TKTP

SPO

No. Dokumen

: SPO/MJNWGIZI/17/2015

No. Revisi

:0

1-------+------------1

Tanggal Terbit
Halaman

: 18 Mei
:ldari2
2015

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA
Pengertian

drg. Ambarwati Triwinahyu

NIP196612212006042001

Diet Tinggi K.alori Tinggi Protein (TKTP) adalah diet yang mengandung energi dan protein
diatas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk Ma.kanan Biasa ditambah bahan
makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging atau dalam bentuk minuman
Enteral K.alori Tinggi Protein Tinggi.

Tujuan

Sebagai acuan dalam memberikan penatalaksanaan diet tinggi kalori tinggi protein,

Kebijakan

SK Kepala Puskesmas nomor 012.N tahun 2015 tentang Pelayanan Klinis

Referensi

Penuntun Diet Edisi Baru, Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunk:usumo dan Asosiasi
Dietisien Indonesia; Gramedia Tahun 2004.

Prosedur

1.Petugas mempersiapkan alat dan bah.an berikut ini :


b. K.artu Status POZI
c. Timbangan
d. Microtoise
e. K.alkulator
f. Alat tulis
g. Leaflet Diet TKTP

h.

LeafletDaftarBahanMakan.Penukar

2. Petugas melakukan assesment awal dengan menanyakan :


a. Nama

b. Jenis kelamin
c. Umur

d. Perubahan BB 2 minggu -6 bulan terakhir


e. Perubahan nafsu makan
f.

Ada tidaknya disfagia (kesulitan menelan)

g. Ada tidaknya rasa mual, muntah dan diare


h. Ada tidaknya alergi makanan atau makanan pantangan
1. Riwayat penyakit pasien dan riwayat penyakit keluarga
j.

Hasil laboratorim

k. Pemerik:saan tekanan darah

1. Frekuensi makan dan Recall makan 24 jam


3. Petugas m.engukur berat badan dan tinggi badan pasien k.emudian menentukan status
gizi pasien
4. Petugas melakukan perhitungan kebutuhan gizi pasien dengan rum.us ''Harris Benedict''

5. Petugas menjelaskan tentang diet yang ak:an dijalankan pasien sesuai leaflet
Halaman

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA

:2dari2

PENATALAKSANAAN DIET
TINGGI KALORI
TINGGI PROTEIN TKTP

SPO

No. Dokumen

: SPO/MJNWGIZI/17/2015

No. Revisi

:0

1-------+------------1

Tanggal Terbit
drg.
Amb

: 18 Mei
arwat
2015
i

Triwinahyu
NIP196612212006042001

6. Petugas merencanakan menu makanan da1atn satu hari


7. Petugas mengevaluasi kejelasan pasien tentang diet yang akan dijalankan
8. Petugas mencatat dalam buku rekam med.ik, kartu status POZI, dan register konsultasi gizi

Unit Terkait

1. Gizi

2. BPU

Rekaman historis perubahan


Isi
perubahan

Tgl. Mulai
Diberlakukan

KONSELING GIZI CALON


PENGANTIN
i

No. Dokumen

SPO

No. Revisi
t-----

:SPO/MJNII/GIZI/18/2015
:0
---------t

Tanggal Terbit

: 18Mei 2015

Halaman

:ldari2

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA
Pengertian

d
N

Penatalaksanaan diet bagi calon pengantin adalah pengaturan rnakanan bagi pasangan calon
pengantin agar dapat mempersiapkan gizi saat hamil, menyusui dan gizi keluarga pada
wnumnya.

Tujuan

Sebagai acuan petugas gizi dalam memberikan konseling gizi pada calon pengantin.

Kebijakan

SK Kepala Puskesmas nomor 012.N tahun 2015 tentang Pelayanan Klinis

Referensi

Pedoman Konsultasi Gizi untuk. Calon Pengantin (Catin), Seksi Gizi Dinas Kesehatan Propinsi
DIY tahun 2012

Prosedur

1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan berikut ini :


b. Kartu Status POZI
c.

Timbangan

d. Microtoise
e.

Kalkulator

f. Alat tulis
g. Leaflet : Gernas 1000 Hari Pertama Kehidupan, Anemia, Rendah Kalori atau
TKTP
2. Petugas melalrukan assesment awal dengan menanyakan :

a. Nama
b. Jenis kelamin

c. Umur
d. Hasil laboratorium (Kadar Hb)

e. Perubahan berat badan 2 -6 bulan terakhir


f.

Perubahan nafsu makan

g. Ada tidak disfagia (kesulitan menelan )


h. Ada tidaknya mual, mun.tab dan diare
1. Ada tidaknya alergi makanan atau makanan pantangan
j.

Riwayat penyak:it pasien dan riwayat penyakit keluarga

k. Frekuensi makan
3. Petugas memberikan konseling difokuskan sesuai indikasi :
:Gernas 1000 Hari Pertama Kehidupan

a.

Gizi baik

b.

Gizi kurang :anemia, KEK, diet TKTP

c.

Gizi Lebih

:Diet Rend.ah Kalori

4. Petugas mengukur berat bad.an dan tinggi bad.an pasien kemudian menentukan status
gizi
pasien

5. Petugas menghitung kebutuhan gizi pasien dengan menggunak:an rwnus "Harris Benedict"
6. Petugas menjelaskan tentang diet yang akan dijalani pasien sesuai leaflet

KONSELING GIZI CALON


PENGANTIN
i

No. Dokumen

SPO

No. Revisi
t-----

:SPO/MJNII/GIZI/18/2015
:0
---------t

Tanggal Terbit

: 18 Mei 2015

Halaman

:2dari2
d

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA

7. Petugas merencanakan menu makan dalam satu hari


8. Petugas mengevaluasi kejelasan pasien tentang diet yang akan dijalani
9. Petugas mencatat dalam buku rekam medik. kartu status POZI, dan register k.onsultasi gizi

Unit Terkait

1. Gizi

2. BPU
3. KIA
Rekaman historis perubahan
lsi perubahan

Tgl. Mulai
Diberlakukan

ANALISA DATA

SPO ,

No. Dokumen

:SPO/MJ/ I 12015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

: 18Mei 2015

Halaman

: 1dari 1

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA

1. Analisa Data adalah proses pengolahan data basil pemantauan I pengukuran untuk:

PENGERTIAN

mendeteksi adanya penyimpangan-penyimpangan atau ketidaksesuaian dalam proses


pelayanan.
2. Proses kritis ada1ah semua proses yang berkaitan langsung atau tidak langsung yang
dapat mempengaruhi mutu pelayanan, kepuasan pelanggan dan sistem manajemen
mutu.

TUJUAN

Sebagai acuan dalam melaksanakan analisa data

KEBIJAKAN

Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta nomor 22.D tahun 2015 ten.tang
Akred.itasi Puskesmas clan Tim Pen.damping Akred.itasi Puskesmas Kota Yogyakarta

REFERENSI

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 46 tahun 2015 ten.tang Akreditasi Puskesmas.

PROSEDUR

1. Petugas mengidentifikasi setiap proses kritis


2. Petugas menetapkan sasaran proses dalam parameter-parameter spesifik dan terukur
(Variabeljelas).
3. Petugas mentukan frekuensi analisa sesuai keperluan.
4. Petugas melakukan analisis data dengan menggunakan metode yang sesuai.

5.

Petugas menyajikan basil analisa data dalam presentasi yang mudah d.ipahami.
6. Petugas mendiskusikan basil analisa data dengan pihak-pihak terkait untuk.
menentukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan.
7. Petugas memberikan pelatihan tehnik analisa data sesuai kebutuhan pada personil yang
terlibat dalam proses pekerjaaan dan analisa data

UNIT

1. Poltja Admen

TERKAIT

2. Poltja UKM
3. Poltja UKP

Rekaman historis perubahan


Isi perubahan

Tgl. Mulai Berlaku

ANESTESI LOKAL DENGAN


SPRAY
No. Dok:umen

SPO

:SPOl7.7.1.3-2/MJ/2015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

:6 Januari 2015

Halaman

:ldari.2

PEMERINTAB
KOTA
YOGYAKARTA

Pengertian

d
N

Tindakan menghilangkan nyeri/sakit secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran dengan
cara disemprotkan.

Tujuan

Menghilangkan rasa nyeri atau sakit pada saat dilakukan tindakan med.is.

Kebijakan

Langkah-langkah didalam proses anestesi lokal dengan spray dengan menerapkan langkap
langkah SPO yang telah ditetapkan.
Tindakan ini dilakukan pada pasien yang telah diperiksa dan di diagnosa serta membutuhkan
tindakan medis yang memerlukan anestesi loka menggunakan spray.

Referensi
Prosedur

Anestesi lokal dengan spray dengan menggunakan ethyl chloride .

A. Petugas mempeniapkan alat dan bahan:


a) Ethyl chloride spray
b) Larutan Iodin Povidon 10%
B. Jika

menggunakan

memastikan
a.

ethyl

chloride

petugas

bukan merupakan kontraindik:asi,meliputi:

Penderita hipersensitifterhadah ethyl chloride

b. Penderita dengan gangguan vaskuler pada kaki dan tangan


c.

Tidak boleh disemprotkan pada kulit Iuka terbuka

C. Petugas mempeniapkan pasien :


a) Identitas pasien
b) Memberitahukan pasien/keluarga atas tindakan yang akan dilakukan dengan
pengisian lembar persetujuan tindakan medis (informed consent)
c) Mempersilakan pasien untulc posisi berbaring yang nyaman.
D. Langkah-langkah kegiatan:
1. Petugas mengidentifikasi daerah yang akan dilak:ukan tindakan medis yang
memerlukan anestesi lokal dengan spray.
2. Petugas mencuci tangan, kemudian memakai sarung tangan
3. Petugas membersihkan Iuka pasien dengan larutan Iodin Povidon 10%
4. Petugas m.elakukan anestesi pada daerah yang akan dilakukan tindakan m.edis
dengan ethyl chloride dengan meneteskan/disemprotkan pada daerah yang akan
dilakukan tindakan menurut k.ebutuhan dengan jarak. semprot 30 cm.
5. Setelah pasien teranestesi kemudian petugas melakukan tindakan medis.

Unit Terkait

Sub unit BP Umum

Sub unit BP Gigi

ANESTESI LOKAL DENGAN


SPRAY
No. Dok:umen

SPO

:SPOl7.7.1.3-2/MJ/2015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

:6 Januari 2015

Halaman

:2dari2

PEMERINTAB
KOTA
YOGYAKARTA

d rg. Ambarwati Triwinahyu


NIP.196612212006042001

Isi perubahan

Tgl. Mulai
Diberlakukan

AUDIT INTERNAL

SPO ,

No. Dokumen

:SPO/MJ/ I 12015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

: 18Mei 2015

Halaman

: 1dari 2

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA
PENGERTIAN

Audit adalah kegiatan mengumpullcan informasi faktual dan signifikan melalui


interaksi
secara sistematis, obyektif dan terdokum.entasi, yang berorientasi pada azas manfaat.
Audit internal adalah audit yang dilakukan oleh auditor internal yang
merupakan pegawai puskesmas untuk kepentingan internal puskesmas.
Tim audit adalah suatu tim yang terdiri dari minimal dua pegawai
Puskesmas Mantrijeron, dibentuk untuk menjalankan audit sistem manajemen mutu
yang diterapkan.

TUJUAN

KEBIJAKAN
REFERENSI
PROSEDUR

Auditor adalah orang yang melakukan audit


Sebagai acuan dalam melaksanakan Audit Internal
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta nomor 22.D tahun 2015
tentang
Akreditasi Puskesmas dan Tim Pendamping Akreditasi Puskesmas Kota Yogyakarta
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas.
1. Persiapan Audit Internal.
a.

Tim Audit melaksanakan pertemuan untuk membuat jadual audit.

b.

Tim Audit memberitahukan secara tertulis kepada Auditee.

2. Pelaksanaan audit internal :


a.

Dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan..

b.

Audit Internal dilaksanakan dengan cara dan teknik untuk


mengumpullcan informasi I data yang ada di auditee, seperti :telaah
dokumen, observasi, wawancara, peragaan, cross check dan lain-lain.

c.

Auditor mencatat semua temuan audit yang telah disetujui oleh auditee.

d.

Tim Audit mengadakan pertemuan untuk :


1)

Membahas temuan audit internal.

2)

Membuat laporan ketidaksesuaian dan rekomendasi tindakan perbaikan


menggunakan Formulir Tindakan Perbaikan dan Pencegahan yang dikirim
ke auditee.

e.

Setelah menerima formulir, auditee :


I)

Mengadakan tindakan perbaikan sesuai batas waktu. yang telah


ditetapkan dengan memperhatikan rekomendasi Tim Audit

2)

Membuat laporan hasil perbaikan dengan mengisi Formulir Tindakan

AUDIT INTERNAL

SPO ,

No. Dokumen

:SPO/MJ/ I /2015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

: 18Mei 2015

Halaman

:2dari2

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA

N
Perbaikan dan Pencegahan.

f. Auditor mengadakan pemeriksaan ke auditee terkait sesuai waktu yang


ditetapkan untulc menilai tindakan perbaikan dan pencegahan.
g. Jika belum selesai atau dinilai belum cukup dan perlu tinjauan I
verifikasi ulang, maka auditor akan melakukan audit I verifikasi
ulang.

h.
UNIT

TERKAIT

Tim Audit membuat laporan hasil Audit Internal dan menyerahkan kepada

Wakil Manajemen dan Kepala Puskesmas.


Auditor Internal
PokjaAdmen
PokjaUKM
Pokja UKP

Rekaman historis perubahan

Isi perubahan

Tgl. Mulai Berlaku

BACK UP DATA SIMPUS


No.Dokumen

SOP

SPO/MJNIWRM/1/2015

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

: 18Mei 2015

Halaman

:ldaril
Drg. Ambarwati
Triwinahyu
: NIP196612212006042001

PEMERINTAH KOTA
YOGYAKARTA
Pengertian

Data Sim.pus adalah data komputer yang berisi identitas pasien dan catatan medis beserta
pengobatannya.
Media penyimpanan data cadangan berupa hard disk internal, flash disk dan CD ROM

Tujuan

Agar data simpus dapat tersimpan dengan baik


Sebagai dolrumen cadangan apabila terjadi kerusakan atau kehilangan komputer
SK Kepala Puskesmas no 022.L Tahun 2015 tentang Penyimpanan Rekam Medis

Kebijakan
Referensi
Prosedur

Unit

1. Sebelum pelayanan dimulai petugas menghidupkan komputer server


2. Petugas menyalakan komputer yang digunakan untuk entri data pasien
3. Petugas menjalankan program si.mpus
4. Petugas SIK dinas kesehatan kota Yogyalcarta melakukan back up data simpus pada
hard disk internal
5. Petugas mematikan komputer setelah selesai selesai pelayanan
Unit Penda:ftaran dan Rekam Medis
UnitBPU
UnitKWKB
Unit BP Gigi
Unit Farmasi

Rekaman historis perubahan


No
perubahan

Isi

Tgl. Mulai
Diberlakukan

COMMOND COLD
: SP0/7.6.l.1/Unit/BPU
/MJ/2015

No.Dokumen

SPO

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

:6 Januari 2015

Halaman

:ldari4
drg. Ambarwati
Triwinahyu

PEMERINTAB

KOTA
YOGYAKARTA
Pengertian

:NIP.196612212006042001

Commond cold termasuk infeksi daluran nafas atas,dengan gejala gangguan di hidung seperti
pilek, hidung tersumbat dan bersin-bersin lebih menonjol, dapat disertai demam, sakit kepala,
nyeri otot atau nyeri sendi, biasanya penyakit ini sembuh sendiri dalam 3-5 hari. Banyak
macam virus penyebabnya, antara lain Rhinovirus, Coronavirus, Vlrus Influenza A dan B,

Parainjluenza, Adenovirus, Enterovirus.

Tujuan

Sebagai acuan petugas dalam menentukan diagnosis dan penatalaksanaan commond cold.

Kebijakan

Prosedur ini digunakan setiap menentukan diagnosis dan penatalaksanaan commond cold.

Referensi

Panduan pengobatan Di Puskemas Kota Yogyakarta Revisi I, Dinas Kesehatan Kota

Yogyakarta, 2012

Prosedur

1. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat


penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga).
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan
3. Petugas melak:ukan pemeriksaan fisik yang diperlukan I yang sesuai
4. Jika ada indikasi petugas melakukan pemeriksaan penunjang

5. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis berdasarkan basil


anamnesa,pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang Gika
diperlukan)
6. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
Pengobatan simptomatis untuk menghilangkan gejala yang berat atau mengganggu:

a. Analgetik/antipiretik:
Parasetamol

dosis dewasa 500 mg tiap 6-8 jam

dosis anak: 10 mg/kg BB tiap 6-8 jam

Ibuprofen

dosis dewasa 200-400 mg tiap 6-8jam,

dosis anak:
1-6bulan: 5 mg/kg BB tia
6-12 bulan: 50 mg tiap 6-8jam,
1-2 tahun: 50 mg tiap 6-8 jam
2-7 tahun: 100 mg tiap 6-8jam

>7 tahun: 200 mg tiap 6-8jam


(maks 40mg/kg BB/hari)
b. Nasal Dekongestan:

COMMOND COLD
: SP0/7.6.l.1/Unit/BPU
/MJ/2015

No.Dokumen

SPO

No. Revisi

:0

Tanggal Terbit

:6 Januari 2015

Halaman

:2dari4
drg. Ambarwati
Triwinahyu
:NIP.196612212006042001

PEMERINTAB

KOTA
YOGYAKARTA
Efedrin

dosis dewasa: 10-30 mg tiap 8jam

dosis anak:: 0,2-0,4 mg/.k:g BB tiap 6-8jam

c.

Ekspektoran, Mukolitik Gllseril Guaikolat


Ambroksol

dosis dewasa: 60-120 mg/hr dalam dosis terbagi (2-3)

dosis anak::
<2 tahun: 7,5 mg tiap 12jam
2-5 tahun: 7,5 mg tiap 8-12jam
6-12 tahun: 15mg tiap 8-12jam

cL Antibiotik. jika terjadi infeksi sekunder


Amoksisilin

dosis dewasa: 250-500 mg tiap 8jam atau 500-875 mg

dosis anak::
bayi < 3 bulan: males 30 mg/kg/BB/hr tiap 12jam
:::; 10t.ahun: 125-250 mg tiap 8jam
< 40 kg BB: 20-40 mg/kg BB/hari tiap 8jam

Eritromisin

dosis dewasa: 250-500 mg tiap 6jam atau 0,5-1 g tiap 12 jam

dosis anak:
bayi: 12,5 mg/.k:g tiap 6jam
1-2tahun: 125 mg tiap 6jam
2-8 tahun: 250 mg tiap 6jam
>8 t.ahun: sama dengan dosis dewasa

7. Petugas memberikan edukasi kepada pasien:

Anjuran untuk istirahat dan banyak minum

Perbanyak buah dan sayuran

8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke sub unit fannasi
9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa , terapi, rujukan yang telah
dilakukan dalam rekam medis pasien

COMMOND COLD
No.Dokumen

SPO

No. Revisi
>------

: SP0/7.6.l.1/Unit/BPU

/MJ/2015
- :0
-+------------- -

Tanggal Terbit

:6Januari 2015

Halaman

:3dari4
drg. Ambarwati
Triwinahyu

PEMERINTAB

KOTA
YOGYAKARTA

:NIP.196612212006042001
10. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry
11. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan , diagnosa clan terapi yang
sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus.

Unit Terkait

Sub unit BP Umum


Sub unit Farmasi
Sub unit Laboratorium

Rekaman historis perubahan


Isi
perubahan

Tgl. Mulai
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai