Anda di halaman 1dari 2

Resume Percobaan Griffith.

Hasil percobaan Griffith mengambarkan suatu proses yang sekarang lebih


dikenal sebagai transformasi. Transformasi secara umum dapat diartikan sebagai
suatu proses berpindahnya suatu materi dari suatu sistem ke sistem yang
lainnya. Jika dikaitkan dengan pewarisan sifat pada organisme, maka materi
disini diartikan sebagai DNA dan sistem adalah selnya. Namun, percobaan griffith
sendiri belum sampai menjelaskan secara spesifik bahwa DNA merupakan materi
yang dipindahkan dari satu sel ke sel yang lainnya. Beliau hanya menjelaskan
bahwa ada substansi tertentu yang memang dipindahkan dari satu sel ke sel
yang lainnya yang bisa mempengaruhi sifat. Berikut adalah model eksperimen
dari Frederick Griffith :

Sumber gambar : http://bioap.wikispaces.com/)


Griffith mempelajari Streptococcus pneumoniae yang merupakan bakteri
penyebab radang paru-paru. Terdapat 2 strain Bakteri Streptococcus
pneumoniae yang digunakan yaitu bersifat patogen (tipe III-S) dan nonpatogen
(II-R). Ciri spesifik bakteri Streptococcus pneumoniae patogen adalah memiliki
selubung atau kapsul dari polisakarida yang berfungsi untuk melindungi dari
sistem imun inang. Adanya kapsul polisakarida ini menyebabkan permukaan
bakteri menjadi halus (Smoth), sedangkan Streptococcus pneumoniae yang
nonpatogen tidak memiliki kapsul polisakarida pada bagian luarnya yang
menyebabkan permukaannya kasar (Rough) sehingga mudah terdegradasi oleh
sistem imun inang. Jika dianologikan sebagai buah jeruk, Streptococcus
pneumoniae patogen merupakan jeruk yang masih memiliki kulit luar sedangkan
Streptococcus pneumoniae nonpatogen adalah buah jeruk yang sudah tidak
memiliki kulit luar.

Desain percobaan Griffith dapat dilihat dari gambar di atas. Ada 4 macam
percobaan yang dilakukan yaitu :
1. Kultur bakteri Streptococcus pneumoniae patogen (tipe S) disuntikkan ke
mencit yang sehat dan ternyata mencit tersebut kemudian mati
2. Kultur bakteri Streptococcus pneumoniae nonpatogen (tipe R) disuntikkan ke
mencit yang sehat dan ternyata mencit tersebut masih hidup
3. Kultur bakteri Streptococcus pneumoniae patogen (tipe S) dipanaskan pada
suhu 60 oC selama 3 jam yang bertujuan untuk mematikan sel dan
mengeluarkan seluruh materi yang ada di dalam sel. Kultur yang telah
dipanaskan kemudian disuntikkan ke mencit yang sehat dan ternyata mencit
tersebut masih hidup. Hal ini mengindikasikan bahwa bakteri akan bersifat
patogen apabila berada pada kondisi hidup.
4. Kultur bakteri Streptococcus pneumoniae patogen (tipe S) yang sudah mati
karena pemanasan dicampur dengan kultur bakteri Streptococcus
pneumoniae nonpatogen (tipe R). Hasil percampuran ini kemudian disuntikkan
pada mencit yang sehat dan ternyata mencit tersebut mati, dan dari hasil
otopsi diketahui terdapat bakteri tipe S (patogen) pada tikus tersebut. Dari
model percobaan yang terakhir ini diketahui bahwa ada substansi dari bakteri
tipe S (patogen) yang sudah mati yang dapat mengubah bakteri tipe R
(nonpatogen) menjadi patogen.

Anda mungkin juga menyukai