BANYAK KENCING
SKENARIO
Seorang pria umur 50 tahun, datang ke dokter dengan keluhan sering kencing yang
dialami sejak 2 bulan terakhir. Penderita sering terbangun 4-5 kali semalam untuk
buang air kecil. Penderita juga mengeluh selalu haus dan tenggorokan terasa kering.
Sekitar 3 bulan yang lalu penderita mengalami kecelakaan lalu lintas dan sempat tidak
sadar selama 5 hari.
KLARIFIKASI KATA SULIT
Sering kencing
Nocturia
KATA KUNCI
Pria umur 50 tahun
Sering kencing
Sering kencing tengah malam ( 4-5 kali)
Selalu haus dan tenggorokan kering
Pernah kecelakaan dan tidak sadarkan diri
PERTANYAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Akbar CIII 06
170
9.
JAWABAN PERTANYAAN :
1. Organ yang paling berkaitan dengan poliuria ini adalah ginjal
Anatomi Ginjal :
Lokasi
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen.
Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di
bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar
suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang
melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga
L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi
tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas.
Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak
pararenal) yang membantu meredam goncangan.
1. Renal pyramid
2. Efferent artery
3. Renal artery
4. Renal vein
5. Renal hilum
6. Renal pelvis
7. Ureter
8. Minor calyx
9. Renal capsule
10. Inferior renal capsule
11. Superior renal capsule
Akbar CIII 06
170
tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri
eferen.
Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula
Bowman terdapat tiga lapisan:
1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus,
melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula
Bowman dalam bentuk filtrat glomerular.
Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein yang
besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini.
Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter
per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan
glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang
mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi
proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada
tubulus konvulasi distal.
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob
Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam
pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus
memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan
terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan
berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam
tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.
Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang
terdiri dari:
Akbar CIII 06
170
tubulus penghubung
Akbar CIII 06
170
Jaringan
ginjal.
Warna
biru
Aldosteron
Angiotensin II
Hormon paratiroid
Sindrom nocturi-polyuria
Pschogenic polydipsia
Hiperkalsemia
4. Patomekanisme terjadinya poliuria :
Terjadinya poliuria dapat disebabkan banyak hal tegantung dari penyakitnya,
tetapi dapat disederhanakan menjadi :
1. Intake air seseorang yang banyak, semkin banyak air yang kita minum
makan volume air dalam tubuh meningkat sehingga produksi urin juga
meningkat.
2. Pada penyakit-penyakit tertentu seperti Dm, poliuria disebabkan
karena glukosa banyak yang keluar bersama urin, sementara glukosa
mampu mengikat air, jadi semakin banyak glukosa yang keluar
semakin banyak pula air yang keluar. Pada penyakit gagal ginjal kronik
poliuria dapat disebabkan karena ginjal yang telah rusak atau fungsi
ginjal sdah terganggu.
3. Hormon ADH yang diproduksi kurang atau tidak ada, akibatnya
tubulus kolektivus inpermeabel terhadap air. Sehingga air yang
seharusnya direabsorbsi di tubulus ini karena Adh tidak ada maka air
tidak bisa diabsorbsi, akibatnya banyak air yang keluar bersama urin.
Dikenal dengan penyakit diabetes insipidus sentral.
Akbar CIII 06
170
hipotalamus. Jika bagian ini rusak karena trauma tadi maka ADH yang diproduksi
kurang akibatnya sistem reabsorbsi air di tubulus ginjal terganggu dan terjadilah
poliuri, dilain pihak terjadinya poliuria mengakibatkan osmolalitas tubuh
meningkat, sehingga terjadi rangsangan pada pusat haus untuk meningkatkan
intake cairan ke dalam tubuh.
Akbar CIII 06
170
(Adapted from: Rijnberk A. (1996) Clinical Endocrinology of dogs and cats, Kluwer
Academic Publishers, NL. page 221)
Akbar CIII 06
170
Pria
+++
50 Tahun
++
Poliuria
+++
Polidipsi
+++
Nokturia
+++
Kecelakaan
+++
+++
++
+++
+++
+++
nefrogenik
Diabetes
+++
++
+++
+++
+++
mellitus
Gagal
++
++
++
++
akut/kronik
Polidipsi
++
++
+++
+++
+++
insipidus
sentral
Diabetes
insipidus
ginjal
psikogenik
9. Dasar Terapi
MEDICATION
Treat diabetes insipidus (DI) with desmopressin and/or nonhormonal drugs. In central
DI, the primary problem is a hormone deficiency; therefore, physiologic replacement
with desmopressin usually is effective. Use a nonhormonal drug if response is
incomplete or desmopressin is too expensive. Nonhormonal drugs usually are more
effective in treating nephrogenic DI.
Drug Category: Hormones
These agents prevent complications of DI and reduce morbidity.
Drug Name
Desmopressin (DDAVP)
Description
Adult Dose
5-20
mcg
intranasal
0.05-0.8 mg PO once or more daily
Pediatric Dose
0.05-0.3 mg/d PO
qd/bid
170
Precautions
Drug Name
Vasopressin (Pitressin)
Description
Adult Dose
5-10 U SC q3-6h
Pediatric Dose
2.5-10 U SC bid/qid
Contraindications
Interactions
Pregnancy
Precautions
Drug Name
Chlorpropamide (Diabinese)
Description
Adult Dose
125-250 mg PO bid
Pediatric Dose
Not recommended
NSAIDS,
salicylates,
sulfonamides,
Coumadin, MAOIs, and beta-blockers may
enhance hypoglycemia
Pregnancy
Precautions
Carbamazepine (Tegretol)
Description
Adult Dose
100-300 mg PO bid
Pediatric Dose
Not recommended
Contraindications
Interactions
Pregnancy
Precautions
170
Clofibrate (Atromid-S)
Description
Adult Dose
500 mg PO bid
Pediatric Dose
Not recommended
Contraindications
Interactions
Pregnancy
Precautions
Consider
tumorigenicity;
caution
in
breastfeeding,
cardiac
disease,
and
hypothyroidism
Hydrochlorothiazide
HydroDIURIL, Microzide)
Description
Adult Dose
Pediatric Dose
Not recommended
Contraindications
Documented
dysfunction
Interactions
hypersensitivity;
(Esidrix,
renal
Akbar CIII 06
170
Pregnancy
Precautions
Motrin)
or
Description
Adult Dose
600-800 mg PO tid
Pediatric Dose
Not recommended
Contraindications
Interactions
Pregnancy
Precautions
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang patomekanisme, penyakitpenyakit yang menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih dan volume urine secara
abnormal, pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebab poliuria, gejala-gejala
Akbar CIII 06
170
lain, cara penanganan dan komplikasi dari penyakit yang menyebabkan terjadinya
poliuria, khususnya bidang endokrinologi dan metabolisme.
INFORMASI TAMBAHAN
Diabetes Insipidus
Background
Central diabetes insipidus (DI) is characterized by decreased secretion of antidiuretic
hormone (ADH), also known as arginine vasopressin (AVP), that results in polyuria
and polydipsia by diminishing the patient's ability to concentrate urine. Diminished or
absent ADH can be the result of a defect in one or more sites involving the
hypothalamic
osmoreceptors,
supraoptic
or
paraventricular
nuclei,
or
the
Pathophysiology
Hipofunctioning or absent ADH
Akbar CIII 06
170
Water reabsorpsion
Blader
distension
Urine
osmolality
Serum osmolality
Serum
osmolality
Interupted
sleep
hypernatremia
hydronephrosi
s
Urine specific
gravity
Interrupted
ADLs
Osmoreceptor stimulating
Severe thirst
Renal
insuffiency
Fluid in take
tachycardia
hypernatremia
hypotension
restlessness
Hypovolemik
shock
agitation
refleksi
zeisures
Pathofisiology of Diabetes Insipidus
Universal Symptoms of Diabetes Insipidus
Increased thirst
Increased drinking
Akbar CIII 06
170
Increased urination
Variable Symptoms of Diabetes Insipidus
Bed-wetting
Getting up at night to urinate
The Universal and Variable Symptoms of Diabetes Insipidus occur:
in the absence of high blood and/or urine sugar
are sometimes associated with various other symptoms due to concomitant damage to
other hormones or organs.
Potential Results of Increased Sodium Levels:
An unmanaged sodium level may result in dehydration. A sodium level greater than
140-150 mEq/1 indicates dehydration. If it gets no higher than 155 mEq/1, the
dehydration is relatively mild and is unlikely to cause a severe problem but it could
and probably would produce slight brain damage that could gradually increase over
long periods of time. Therefore, an effort should be made to keep the sodium below
150 mEq/1.
Diagnosis
In order to distinguish DI from other causes of excess urination, blood glucose,
bicarbonate and calcium need to be tested. Electrolytes can show substantial
derangement; hypernatremia (excess sodium levels) are common in severe cases.
Urinalysis shows low electrolyte levels, and measurement of urine osmolarity (or
specific gravity) is generally low.
A fluid deprivation test helps determine whether DI is caused by:
1. excessive intake of fluid
2. a defect in ADH production
3. a defect in the kidneys' response to ADH
This test measures changes in body weight, urine output, and urine composition when
fluids are withheld. Sometimes measuring blood levels of ADH during this test is also
necessary.
Akbar CIII 06
170
reabsorbsi cairan. Akibatnya walaupun ADH dan hormon lainnya tetap baik, karena
sel-sel ginjal telah rusak maka reabsorbsi air tetap terganggu, salah satu penyebab
gagal ginjal akut adalah nekrosis tubular akut. Karena tubulus ginjal rusak maka
pengeluaran urin bisa mencapai lebih dari 400 ml per hari ( stadium diuresis), inilah
yang menyebabkan dia polyuria. Sedangkan semakin tua seseorang maka sel-sel
tubuhnya akan semakin rentan, apalagi sel-sel ginjal yang tiap hari menyaring darah
dan sisa-sisa metabolisme. Karena volume urin yang dihasilkan terlalu banyak
akibatnya pria ini sering terbangun kalau malam hari untuk berkemih (nocturia) hal
ini di pengaruhi oleh tubulus ginjal yang telah rusak. Kecelakaan yang dialaminya
mungkin merusak hipotalamus atau posterior pituitarinya sehingga regulasi hormon di
dalam tubuh terganggu baik fungsi dan produksinya seperti hormon-hormon yang
berperan pada pengaturan urin.
BAB II
DIAGNOSIS BANDING
Akbar CIII 06
170
Iskemia/nefrotoksin
Penurunan aliran
darah ginjal
Kerusakan sel
tubulus
Kerusakan
glomerulus
Penurunan aliran
darah glomerulus
Peningkatan
hantaran NaCl ke
macula densa
Obstruksi
tubulus
Penururnan
ultrafiltrasi
glomerulus
Kebocoran
filtrat
Penurunan GFR
Perjalan klinis gagal ginjal akut
Stadium oliguria
Stadium diuresis ( out put utine meningkat lebih dari 400 ml per hari)
Stadium penyembuhan
Pengobatan
Gagal ginjal akut dapat sembuh apabila ditangani dengan cepat dan tepat. Hal yang
harus di perhatikan adalah memonitoring intake cairan dan output dengan
menggunakan
cateter. Hiperkalemia
dan metabolisme
asidosis
memerlukan
Akbar CIII 06
170