2
6. Indent untuk menunjukkan struktur system secara hirarki. Kata-kata pada level
hirarki yang sama harus diindentkan dengan jumlah spasi yang sama.
7. Bila dokumentasi dibagi ke dalam beberapa modul, gunakan baris pertama masingmasing modul untuk label pengindentifikasi dan berikan baris kosong diantara
modul.
8. Tiap modul harus hanya memiliki point entry dan exit tunggal.
Bila pembuatan SE dilakukan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan di atas, maka SE
yang akan terbentuk semakin mudah dimengerti dan mudah dikomunikasikan dengan
profesional system lainnya.
entri-entri
yang
ada
dimulai
dengan
kata
kerja
seperti
3
Struktur urutan. Bila struktur urutan didokumentasikan, entri-entri dituliskan
pada margin yang sama satu sama lain, misalkan :
READ
COMPUTE
WRITE
Struktur Pilihan IF-THEN Bila struktur pilihan didokumentasikan gunakan
format IF-THEN sebagai berikut
IF (kondisi)
THEN
Tindakan bila kondisi benar
END IF
Perlu diingat bahwa IF dan END dituliskan pada margin yang sama
Contoh :
IF (JAM = or < 40)
THEN
COMPUTE PEMBAYARAN-KOTOR = TARIF-UPAH . JAM-KERJA
END IF
Dari contoh di atas terlihat bahwa kondisi ditandai dengan tanda kurung
Struktur Pilihan IF-THEN-ELSE Gunakan format berikut untuk situasi
IF-THEN-ELSE. Format ini adalah :
IF (kondisi)
THEN
Tindakan bila kondisi benar
ELSE
Tindakan bila kondisi salah
END IF
Perlu diingat bahwa THEN dan ELSE dan aksi benar dan salah ditulis pada
margin yang sama. Contoh struktur isi adalah sebagai berikut :
IF (JAM =or < 40)
THEN
COMPUTE PEMBAYARAN-KOTOR = TARIF-UPAH . JAM-KERJA
ELSE
COMPUTE PEMBAYARAN-KOTOR = (TARIF-UPAH . 40) + ((JAMKERJA . 40) . TARIF-UPAH . 1,5)
END IF
4
Dan contoh diatas, terlihat bahwa asterisk atau . Mewakili operasi perkalian.
Pada SE sintaks pemrograman tidak perlu selalu diikuti, sehingga lambang perkalian .
Dapat diganti dengan x. Jadi contoh diatas dapat diubah penulisannya dengan Tarifupah x Jam-kerja. Perlu diingat bahwa tanda kurung yang diberikan untuk
mengendalikan perhitungan sama dengan tanda kurung yang digunakan dalam kode
program. Begitu juga dengan baris kedua dari statement COMPUTE ditulis lebih masuk
ke dalam, teknik ini disarankan untuk digunakan bagi entry-entry yang panjang.
Untuk struktur pilihan, lebih baik mengikuti format seperti yang ditampilkan pada
Gambar 1
IF (kondisi-1)
THEN
aksi-1
ELSE
IF (kondisi-2)
THEN
aksi-2
ELSE
aksi-3
END IF
END IF
5
DO WHILE (masih ada record gaji)
COMPUTE GAJI KOTOR
COMPUTE PAJAK PENDAPATAN
COMPUTE GAJI BERSIH
END DO
Struktur Perulangan DO UNTIL. Format DO UNTIL akan dapat dibuat seperti
format di bawah ini :
DO UNTIL (kondisi)
Tindakan
END DO
Contoh berikut adalah suatu model matematika yang mengaktifkan file persediaan dan
mencetak jumlah stock tiap hari sampai jumlah hari yang telah ditentukan tercapai.
Format-format untuk ketiga struktur ini digunakan oleh banyak programmer ketika
menggunakan permrograman terstruktur.
6
Dari contoh-contoh di atas terlihat bahwa hampir semua kata menggunakan
huruf besar, hal ini karena banyak dan kata-kata tersebut merupakan nama nama
record atau elemen data, atau kata-kata yang merupakan sintaks dalam bahasa
pemrograman. Contoh pendokumentasian yang menggunakan kata-kata huruf kecil
dapat dilihat pada gambar 2.
Dari gambar 2 terlihat bahwa kata-kata yang ditulis dengan huruf kecil adalah
kata-kata yang bukan merupakan nama-nama data ataupun sintaks dalam bahasa
pemrograman.
Pembuatan SE untuk suatu program atas system lebih baik dibagi ke dalam
beberapa modul. Gambar 3 menggambarkan teknik pembuatan SE ke dalam modul.
Tiap modul diberi nama dan antara modul satu dengan yang lain dipisahkan dengan
satu baris kosong. Contoh pada gambar 3 memasukkan logika yang digunakan untuk
menghitung komisi dari salesman-salesman.
Perlu diingat bahwa format yang ada pada gambar 3 mengikuti pemrograman
terstruktur dengan modul utama adalah Proses-data-penjualan.
START
Pemberian harga awal
TOTAL.PENJUALAN, TOTAL.KOMISI = 0
Proses data penjualan
DO UNTIL (akhir file)
PERFORM Baca-data
PERFORM Proses-data
PERFORM Cetak-data
END DO
Total akhir
PRINT TOTAL.PENJUALAN, TOTAL.KOMISI
STOP
Baca-data
READ RECORD PENJUALAN
Proses-data
IF (JUMLAH.PENJUALAN > 1000000)
THEN
KOMISI = 100000 + (JUMLAH PENJUALAN 1000000) . 0,15
ELSE
KOMISI = JUMLAH.PENJUALAN . 0,10
END IF
Akumulasikan TOTAL.PENJUALAN, TOTAL.KOMISI
Cetak-data
PRINT baris detail
8
2. PSEUDOCODE
Pseudocode merupakan suatu alternative dari SE dan mirip dengan beberapa
kode pemrograman, seperti COBOL, PL\1, Fortran, PASCAL. Dengan demikian mudah
bagi para programmer untuk menggunakan dan mengerti pseudocode, tetapi
pseudocode tidak cocok bagi sesorang yang bukan programmer. Apabila SE
digunakan, beberapa rincian seperti pembukaan dan penutupan file-file, pemberian
harga awal, atau pemakaian flag tidak termasuk dalam bentuk SE, sedangkan
pseudocode mengikutsertakan semua hal tersebut.
Seperti halnya SE, pseudocode juga tidak memiliki standar penulisan dan
memiliki 3 bentuk pemrograman terstruktur, seperti urutan, seleksi/kondisi dan
perulangan/iterasi.
Struktur
urutan
sintak
merupakan
kumpulan
berbagai
pernyataan
instruksi
IF (kondisi) THEN
Tindakan bila kondisi benar
ELSE
Tindakan bila kondisi salah
ENDIF
9
Contoh struktur ini adalah sebagai berikut :
IF (JAM = or < 40) THEN
COMPUTE PEMBAYARAN-KOTOR = TARIF-UPAH . JAM-KERJA
ELSE
COMPUTE PEMBAYARAN-KOTOR = (TARIF-UPAH. 40) +
((JAM-KERJA 40) . TARIF-UPAH . 1,5)
ENDIF
Dari format dan contoh struktur seleksi di atas terlihat bahwa struktur seleksi
dimulai dengan statemen IF dan diakhiri dengan statemen THEN.
Struktur Pilihan CASE. Statemen CASE dapat digunakan bila suatu masalah
melibatkan suatu seleksi dari beberapa langkah pilihan. Bentuk umum statemen CASE
adalah sebagai berikut :
SELECT keadaan
CASE (nilai 1) PERFORM tindakan 1
CASE (nilai 2) PERFORM tindakan 2
CASE (nilai 3) PERFORM tindakan 3
DEFAULT CASE PERFORM tindakan-n
ENDSELECT
Struktur Perulangan REPEAT UNTIL. Format REPEAT UNTIL akan dapat dilihat
seperti format di bawah :
REPEAT
Tindakan
UNTIL (kondisi)
Contoh berikut adalah suatu contoh untuk menghitung jumlah persediaan dan
mencetak jumlah persediaan tiap hari sampai jumlah hari yang telah ditentukan
tercapai.
REPEAT
READ STOCK AWAL, PEMBELIAN, PENJUALAN
COMPUTE STOCK.AKHIR = STOCK.AWAL + PEMBELIAN - PENJUALAN
WRITE STOCK.AWAL, PEMBELIAN, PENJUALAN, STOCK.AKHIR
UNTIL (JUMLAH.HARI = BATAS.HARI)
10
Struktur Perulangan DO. Format struktur perulangan DO dapat dilihat seperti format
di bawah
DO indeks = awal TO akhir
PERFORM tindakan
ENDDO
Contoh di bawah adalah contoh untuk mencetak slip gaji untuk 20 orang pegawai.
DO JUMLAH PEGAWAI 1 TO 20
PERFORM Cetak-slip.gaji
ENDDO
3. TABEL KEPUTUSAN
Tabel keputusan (decision table) adalah tabel yang digunakan sebagai alat bantu
untuk menyederhanakan logika struktur keputusan yang betingkat-tingkat di dalam
program. Algoritma yang berisi keputusan bertingkat yang banyak sekali dan sangat
sulit digambarkan langsung dengan structured English atau pseudocode dan dapat
dibuat terlebih dahulu dengan menggunakan tabel keputusan. Dengan demikian tabel
keputusan efektif digunakan bilamana kondisi yang akan diseleksi di dalam program
jumlahnya cukup banyak dan rumit.
11
Condition sub berisi kondisi-kondisi yang akan diseleksi. Condition entry berisi
kemungkinan-kemungkinan dari kondisi yang diseleksi, yaitu terpenuhi (diberi symbol
Y) dan tidak terpenuhi (diberi symbol T). Setiap kondisi yang diseleksi akan
mempunyai dua kemungkinan kejadian, yaitu terpenuhi dan tidak terpenuhi.
Bila ada x kondisi yang diseleksi, maka akan terdapat N kemungkinan kejadian, yaitu
sebesar N = 2x. Action sub berisi pernyataan-pernyataan yang akan dikerjakan baik
kondisi yang diseleksi terpenuhi maupun tidak terpenuhi. Action entry digunakan untuk
memberi tanda tindakan mana yang akan dilakukan dan mana yang tidak akan
dilakukan.
12
RINGKASAN
Peralatan non-grafikal yang digunakan secara umum untuk mengembangkan
system informasi adalah kamus data, structured English dan pseudocode.
Kamus data adalah kumpulan informasi mengenai penamaan, kalsifikasi atau
dokumentasi struktur dari data. Suatu data pada kamus data dapat merupakan suatu
elemen dat tunggal atau satu kelompok elemen data. Pembuatan kamus data dapat
dilakukan dengan menggunakan form atau notasi
Structured English dan pseudocode merupakan alat perancangan system secara
detil yang mirip satu sama lain. Kedua matode ini sama-sama tidak memiliki struktur
penulisan standar, tetapi kedua-duanya membagi system ke dalam tiga struktur dasar
pada bahasa pemrograman terstruktur, yaitu stryktur urutan, seleksi/kondisi dan
iterasi/perulangan. Selain adanya persamaan-persamaan di atas , structured English
dan pseudocode memiliki perbedaan. Structured English menggunakan penulisan
seperti grammer dalam bahasa Inggris, sedangkan pseudocode menggunakan
penulisan seperti penulisan kode pemrograman terstruktur.