Hydrological Model of Upstream Aih Tripe Watershed for Drought and Flood Prediction
NASRULLAH
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik
biofisik DAS Aih Tripe Hulu serta memprediksi karakteristik debit
Sungai Aih Tripe berdasarkan aplikasi model hidrologi. Model
yang digunakan adalah model H2U yang dimodifikasi untuk
mensimulasi model debit sesaat dan model GR4J yang digunakan
untuk mensimulasi debit harian. DAS Aih Tripe Hulu memiliki
karakteristik luas 1.115,2 km2, bentuk DAS sangat memanjang
(Indeks Gravelius 4,31), panjang ekuivalen (L) 252,40 dan lebar
ekuivalen (l) 4,42, pola aliran paralel, memiliki order sungai
maksimum 5 dan kerapatan jaringan 1,37 m m-2, indeks
kemiringan global (Ig) 2,0 dan beda tinggi spesifik (Hg) sebesar
0,06. Hasil simulasi debit sesaat pada musim kemarau
menunjukkan: debit maksimum sesaat 364,8 m3 detik-1 dengan
time to peak (waktu debit puncak) 4 jam dan intensitas hujan
maksimum 29 mm jam-1, curah hujan 45,9 mm, durasi 5 jam.
Pada musim hujan, debit maksimum 605,2 m3 detik-1 dengan time
to peak 2 jam, dan intensitas maksimum 40,8 mm jam-1, curah
hujan 73,2 mm dengan durasi selama 7 jam. Simulasi Debit
Harian, debit maksimum absolut harian pada saat El Nino
mencapai 131,4 m3 detik-1 (30 September) dan debit minimum
absolut harian mencapai 8,2 m3 detik-1 (31 Maret). Simulasi debit
harian saat La Nina dengan intensitas lemah (Januari-Maret
1996), debit maksimum absolut harian mencapai 328,3 m3 detik-1
(11 Desember) dan debit minimum absolut harian sebesar 8,5 m3
detik-1 (5 Oktober).
Kata kunci : Model hidrologi, DAS Aih Tripe Hulu, Pendugaan
risiko banjir dan kekeringan
ABSTRACT
The objectives of this research is to analyze biophysic
caharacteristics of Upstream Aih Tripe Watershed and to predict
discharge characteristic of Aih Tripe River based on hydrological
models application. Modified H2U model is applied to predict
instantaneous discharge, meanwhile GR4J model is applied to
predict daily discharge. Upstream Aih Tripe characteristics are,
1,115.2 km2 wide, stretch watershed type (Gravelius index
4.31), equivalent length (L) 252.40 and equivalent width (l) 4.42,
parallel drainage pattern, maximum river order is 5 and drainage
dencity 1.37 m m-2, global slope index (Ig) 2.0 and specific high
different (Hg) 0.06. Instantaneous discharge simulation results at
dry season are: instantaneous maximum discharge is 364.8 m3 s-1
and time to peak 4 hours, rainfall maximum intensity is 29 mm
hour-1, rainfall is 45.9 mm with duration 5 hours. In rainy season,
maximum discharge is 605.2 m3 s-1 and time to peak 2 hours,
rainfall maximum intensity is 40.8 mm hour-1, rainfall is 73.2 mm
with duration 7 hours. Maximum discharge during El Nino
condition is 131.4 m3 s-1 (30 September) and minimum discharge
is 8.2 m3 s-1 (31 March). Discharge simulation during La Nina,
DAN
B. KARTIWA1
PENDAHULUAN
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu
wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh
punggung-punggung gunung yang menampung dan
menyimpan
air
hujan
untuk
kemudian
menyalurkannya ke laut melalui sungai utama
(Asdak, 2002). Pemanfaatan sumberdaya alam pada
suatu DAS secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu pemanfaatan sumberdaya
tanah (lahan) dan pemanfaatan sumberdaya air.
Pemanfaatan sumberdaya lahan dalam suatu DAS
meliputi pertanian, hutan, perkebunan, perikanan,
pertambangan, dan lain-lain. Sedangkan pemanfaatan
sumberdaya air diperuntukkan bagi suplai air irigasi,
suplai air minum, PLTA, suplai air industri, dan lainlain. Agar dapat dimanfaatkan berkelanjutan, maka
sumberdaya dalam suatu DAS harus dikelola secara
optimal.
Secara alamiah, air akan terdistribusi secara
merata dalam suatu DAS. Adanya gangguan
manusia berupa pembangunan fisik yang mengubah
penggunaan lahan menyebabkan perubahan dalam
pendistribusian air. Perubahan penggunaan lahan di
suatu DAS dapat berdampak positif maupun negatif
terhadap lingkungan. Penggunaan lahan dari hutan
menjadi lahan pertanian dan dari lahan yang
berpenutup vegetasi (vegetated land) menjadi
berpenutup non vegetasi (non vegetated land) pada
DAS cenderung meningkat intensitasnya menurut
1. Peneliti pada Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Bogor.
35
JURNAL TANAH
DAN IKLIM
36
NO. 29/2009
NASRULLAH
3. Daerah yang
kekeringan.
DAN
rawan
terhadap
banjir
dan
PREDIKSI BANJIR
DAN
KEKERINGAN
kecepatan
aliran
sungai
2. Digital Theodolit.
3. Perangkat sistem informasi geografi (SIG), untuk
membuat peta dalam format digital.
Metode penelitian
Pengukuran tinggi muka air
UNTUK
Recorder
37
JURNAL TANAH
DAN IKLIM
NO. 29/2009
a. Karakteristik geometrik
Ig =
( S )
L=
1,12
KG S
1 + 1
1,12
K G
(95%)
(5%)
b. Karakteristik morfometrik
dimana:
= Panjang persegi ekuivalen (km)
Ig
1,12
K S
l= G
1 1
1,12
K G
D=
KG = Indeks Gravelius
S
4. Indeks
kemiringan
global,
indeks
mengkarakterisasi relief suatu DAS.
38
dimana:
dimana:
[H(95%) H(5%) ]
L
S
dimana:
yang
NASRULLAH
DAN
UNTUK
PREDIKSI BANJIR
DAN
KEKERINGAN
1
1
1
1
2
2
1
3
2
3
1
3
2
3
1
1
Klasifikasi
penutup
lahan
menggunakan
klasifikasi menurut Tom Balsem dan Buurman
(1989) dalam Ditjen RRL (1998). Menurut klasifikasi
tersebut, terdapat 12 kelas utama yaitu tegalan,
sawah, perladangan perpindahan, padang rumput,
perkebunan, semak, wanatani, reboisasi, hutan, air,
tandus, dan pemukiman.
Prediksi karakteristik hidrologis DAS berdasarkan
aplikasi model hidrologi
Karakteristik
hidrologis
suatu
DAS
digambarkan oleh fluktuasi debit, baik menurut
interval sesaat dalam (menit atau jam) maupun
interval harian. Gambaran kondisi hidrologi suatu
DAS yang tidak memiliki stasiun pengamat debit
dapat diidentifikasi berdasarkan aplikasi suatu model
hidrologi.
JURNAL TANAH
DAN IKLIM
NO. 29/2009
Data landsat TM
tahun 2000 dan 2003
Peta RBI
Peta RBI
Peta penggunaan lahan
Karakteristik perubahan
penutup lahan
n.V
RH (t ) = RH
2.L
v (t ) =
Vv
lo
.e
n.VRH .t
n
1
2 1
2. L
2
.
.
t
.
e
n
2
Vv .t
Vv
lo
= Panjang
lereng
= Interval waktu
rata-rata
jalur
hidraulik
pada
lo
VRH
= Fungsi gamma
40
NASRULLAH
DAN
UNTUK
PREDIKSI BANJIR
DAN
KEKERINGAN
Gaib,
Blangkejeren,
Blangjerango,
Kabupaten
Kutapanjang,
Gayo
Luwes,
dan
Provinsi
JURNAL TANAH
DAN IKLIM
NO. 29/2009
Penurunan/
Penurunan/peningkatan
Penurunan/
peningkatan luas
luas terhadap luas
peningkatan luas*
terhadap DAS
sebelumnya
ha
. % .
46.004
27.520
- 18.484
16,24
40,18
28.099
1.329
- 26.770
23,52
95,27
1.356
39.182
37.826
33,24
2.789,53
1.386
1.356
- 30
0,03
2,16
936
917
- 19
0,02
2,03
11.329
12.760
1.431
1,26
12,63
979
1.048
69
0,06
7,05
9.541
9.104
- 438
0,38
4,59
10.910
17.390
6.480
5,69
59,40
3.272
3.206
- 66
0,06
2,02
113.812
113.812
Luas
tahun 2000
Luas
tahun 2003
42
tahun
2000).
Hutan
konversi
menurun
seluas
NASRULLAH
DAN
UNTUK
PREDIKSI BANJIR
DAN
KEKERINGAN
4,42.
tahun
2000).
Pemukiman
terjadi
luas
khawatirkan,
semak
terjadi
belukar
penambahan
cukup
luas
mengsebesar
Dalam
ukuran
yang
sama,
antara
DAS
pada
DAS
berbentuk
memanjang
akan
dibandingkan
pola
dendritik
ditinjau
dari
luasan
95%
adalah
1.400
dpl.
tinggi
spesifik
(Hg)
sebesar
0,06.
Dari
43
JURNAL TANAH
DAN IKLIM
mempengaruhi
besar
dan
lamanya
aliran
aliran
yang
lebih
tinggi,
sehingga
respon lebih
panjang,
sehingga periode
NO. 29/2009
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Rata-rata
Curah hujan
1995
1996
1999
.... mm ....
162,0
80,8
404,6
32,8
275,7
70,4
150,7
68,5
71,7
345,5
425,0
142,1
186,8
84,5
86,1
29,4
186,5
207,7
116,5
40,0
99,3
252,0
125,5
184,6
584,7
436,5
577,7
277,5
184,2
72,1
240,6
326,0
209,0
373,4
116,5
2.587,5
2.606,6
2.032,8
215,6
217,2
169,4
Figure 6.
44
NASRULLAH
DAN
Kurva
debit
dapat
ditentukan
melalui
pengukuran profil sungai, setelah diketahui arus
sungai dan tinggi muka airnya. Pengukuran dimulai
dari pinggir sungai (tanggul sungai) bagian kiri,
mengukur dasar sungai secara melintang yang
diukur setiap 1 m. Arus sungai juga diukur secara
melintang yang dilakukan setiap 1 m, prinsipnya,
pengukuran arus sungai dilakukan pada beberapa
segmen. Dimana pada setiap titik pengamatan
dilakukan pada beberapa kedalaman untuk mencari
rata-ratanya. Berdasarkan profil melintang sungai,
AWLR dipasang di sebelah kiri sungai pada
ketinggian sekitar 7 m dari dasar sungai. Sebelah
kanan sungai dengan titik tertinggi sekitar 13,5 m
adalah kaki bukit. Posisi AWLR yang tinggi (lebih
dari 5 m dari dasar sungai) akan aman dari arus
sungai yang dapat merusak bila terjadi banjir besar.
Hasil pengukuran profil sungai dan kecepatan arus
sungai disajikan pada Gambar 7.
UNTUK
PREDIKSI BANJIR
DAN
KEKERINGAN
16
14
Ketinggian
rambu ukur (m)
Ketinggian Rambu Ukur (m)
12
10
0
0
20
40
60
80
100
120
140
160
-2
Jarak horizontal
Horizontal (m)
Jarak
(m)
Gambar 7. Profil melintang Sungai Aih Tripe Hulu pada lokasi AWLR
Figure 7.
45
JURNAL TANAH
DAN IKLIM
NO. 29/2009
Penetapan
Parameter model
Simbol
Satuan
Nilai
29.855,4
Lmaks
64.000,0
46
lo
367,5
lo maks
2.250,0
S
VRH
ha
m detik-1
111.516,1
1,6
Vv
m detik-1
0,5
fungsi
produksi,
Karakteristik kelompok
hidrologi tanah
Kemiringan
0-1
1-6
>6
.............. % ..............
A
0,065
0,115
0,155
0,095
0,145
0,205
0,135
0,185
0,270
0,175
0,225
0,330
parameter
NASRULLAH
DAN
UNTUK
PREDIKSI BANJIR
DAN
KEKERINGAN
500
HujanNeto
neto
Hujan
450
Infiltrasi
Infiltrasi
3 3
-1
Debit
(m(m
detik
Debit
/s) )
DebitSimulasi
simulasi
Debit
350
10
15
300
20
250
25
200
30
150
35
100
40
50
45
Curah
hujan
(mm
jam-1)
Curah
Hujan
(mm/jam)
400
50
0
16/9/99 16/9/99 16/9/99 16/9/99 16/9/99 16/9/99 16/9/99 16/9/99 17/9/99 17/9/99 17/9/99 17/9/99 17/9/99 17/9/99
1:00
4:00
7:00
10:00 13:00 16:00 19:00 22:00
1:00
4:00
7:00
10:00 13:00 16:00
Waktu
Waktu
Gambar 8. Hidrograf debit banjir simulasi berdasarkan input kejadian hujan tanggal 16-17
September 1999, curah hujan 45,9 mm, intensitas maksimum 29 mm jam-1
Figure 8.
Simulation of flood debit hidrograph base on rainfall input on 16-17 September 1999,
rainfall 45,9 mm, maximum intensity 29 mm hour-1
47
JURNAL TANAH
DAN IKLIM
NO. 29/2009
800
700
-1
Debit (m3 detik
)
Debit (m3/s)
500
400
300
200
100
0
27/12/99
1:00
27/12/99
5:00
27/12/99
9:00
27/12/99
13:00
27/12/99
17:00
27/12/99
21:00
28/12/99
1:00
28/12/99
5:00
600
0
5
Hujan
HujanNeto
neto
10
15
Infiltrasi
Infiltrasi
20
Debit
simulasi
Debit
Simulasi
25
30
35
40
45
50
55
60
65
70
75
80
28/12/99 28/12/99 28/12/99
9:00
13:00
17:00
Waktu
Waktu
Gambar 9. Hidrograf debit banjir simulasi berdasarkan input kejadian hujan tanggal 27-28
Desember 1999, curah hujan 73,2 mm, intensitas maksimum 40,8 mm jam-1
Figure 9.
Simulation of flood debit hidrograph base on rainfall input ont 27-28 December
1999, rainfall 73.2 mm, maximum intensity 40.8 mm hour-1
puncaknya
pada
posisi
di
tengah,
dapat
menyebabkan waktu pencapaian debit puncak (time
to peak) menjadi lebih cepat. Tipe hujan demikian
akan membahayakan bila terjadi hujan yang lebih
deras, karena debit puncak (banjir) akan tercapai
dalam waktu yang singkat. Sehingga penduduk yang
berada di sekitar sungai sedikit berkesempatan
untuk menyelamatkan diri (mengungsi). Hasil
simulasi lainnya yaitu terhadap terjadinya infiltrasi di
DAS, infiltrasi yang terjadi menunjukkan kurang dari
50% curah hujan yang terinfiltrasikan, lebih rendah
dari musim kemarau. Infiltrasi yang terjadi hanya 12
mm atau hanya sebanyak 29% hujan yang meresap
ke dalam tanah dan sebanyak 29 mm mengalir
sebagai aliran permukaan atau 71% dari hujan.
48
NASRULLAH
DAN
UNTUK
PREDIKSI BANJIR
DAN
KEKERINGAN
intensitas lemah yang terjadi selama bulan JanuariMaret 1996. Debit maksimum absolut harian yang
terjadi pada tanggal 11 Desember, mencapai 328,3
m3 detik-1, sedangkan debit minimum absolut harian
sebesar 8,5 m3 detik-1 yang terjadi pada tanggal 5
Oktober.
Bila dibandingkan antara debit maksimum
absolut dengan debit minimum absolut pada saat La
Nina tahun 1996, sangat berbeda lebih dari 30 kali.
Kondisi demikian merupakan indikator bahwa DAS
Aih Tripe kritis. Sementara perbedaan pada saat El
Nino 1992, antara debit maksimum absolut dengan
debit minimum absolut sampai mencapai dua kali,
terjadi peningkatan kekritisan DAS. Terjadinya
kondisi demikian diduga karena adanya alih fungsi
lahan yang tidak terkendali sehingga pada saat
musim hujan aliran permukaan meningkat.
Analisis neraca air bulanan yang dilakukan
terhadap data harian curah hujan, evapotranspirasi
dan debit tahun 1992 menunjukkan bahwa rasio
antara curah hujan bulanan dengan debit bulanan
250
50
Debit simulasi
100
Curah hujan
150
150
100
200
50
1/6/1993
9/28/1992
11/17/1992
Tanggal
8/9/1992
6/20/1992
5/1/1992
3/12/1992
1/22/1992
250
12/3/1991
200
300
Gambar 10. Simulasi debit harian Sungai Aih Tripe saat terjadi El Nino tahun 1992
Figure 10.
JURNAL TANAH
DAN IKLIM
NO. 29/2009
400
350
50
300
Debit simulasi
100
200
150
150
200
Curah hujan
250
100
250
50
Tanggal
300
12/1/1996
10/12/1996
8/23/1996
7/4/1996
5/15/1996
3/26/1996
2/5/1996
12/17/1995
Gambar 11. Simulasi debit harian Sungai Aih Tripe saat terjadi La Nina tahun 1996
Figure 11.
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Curah
ETP
Debit, Q
hujan, P
... mm ...
80,8
122,4
61,5
275,7
120,8
154,6
68,5
144,2
35,4
131,8
123,3
33,0
84,5
133,7
36,3
186,5
113,7
104,0
40,0
127,9
37,5
125,5
112,6
26,9
47,0
129,6
30,4
184,2
95,9
53,4
326,0
107,2
145,7
373,4
119,0
372,9
Tahunan
1.923,9
Bulan
50
Curah
ETP
Debit, Q Rasio Q/P
hujan, P
... mm ...
%
61,6
35,6
76,6
124,3
86,2
132,0
43,2
50,2
57,6
172,9
28,5
49,5
156,5
144,8
30,5
19,5
240,6
131,6
44,5
18,5
50,2
119,5
55,5
110,5
85,1
122,6
27,2
31,9
296,7
120,5
107,1
36,1
220,1
120,5
122,4
55,6
137,6
128,5
126,6
92,0
212,5
112,3
133,4
62,8
163,5
145,0
98,1
60,0
1.768,2
1.485,8
893,6
50,5
1.450,3
1.091,7
Rasio Q/P
%
76,1
56,1
51,7
25,1
43,0
55,8
93,7
21,5
64,6
29,0
44,7
99,9
56,7
NASRULLAH
DAN
UNTUK
PREDIKSI BANJIR
DAN
KEKERINGAN
nya
telah
dikembangkan
mempunyai
data
pengukuran debit yang memadai. Dengan demikian
pemodelan debit dan aliran permukaan yang disusun
berdasarkan karakteristik fisik dari suatu DAS, akan
sangat membantu untuk mengetahui karakteristik
hidrologis DAS tersebut.
JURNAL TANAH
DAN IKLIM
Saran
Kegiatan ini merupakan tahap awal studi untuk
mengetahui kemampuan produksi air di DAS Aih
Tripe. Untuk mengetahui kondisi surplus ataupun
defisit air di wilayah DAS Aih Tripe hulu maupun
hilir, perlu ditelusuri sejauh mana distribusi air di
wilayah ini dengan menggunakan model-model
hidrologi. Kemudian dilakukan kuantifikasi kebutuhan
air di wilayah tersebut, baik untuk keperluan
penduduk (municipal), pertanian yang memanfaatkan
aliran air permukaan Sungai Aih Tripe, maupun
kuantifikasi untuk pemeliharaan sungai tersebut.
Dengan demikian penelitian perlu dilanjutkan dan
diarahkan untuk validasi model hidrologi yang telah
diterapkan.
NO. 29/2009
DAFTAR PUSTAKA
52
Soil
Conservation
Service.
1972.
National
Engineering Handbook, Section 4, Hydrology.
US Department of Agriculture, Washington
DC.