1. PENGERTIAN
Maintenance Tools and Facility merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
pemeliharaan, dimana berfungsi untuk menunjang dan membantu kegiatan
pemeliharaan terhadap mesin, agar mesin dapat dipelihara dan dirawat secara optimal,
sehingga mesin dapat terhindar dari kerusakan secara mendadak.
Contoh alat bantu pemeliharaan mesin :
Pistol thermometer, untuk mendeteksi temperatur mesin
Dye penetran, untuk mengetahui keretakan pada logam
Ultrasonic detector, untuk mendeteksi cacat menggunakan gelombang
ultrasonic
Stetoscop industrial
Vibration meter, untuk mendeteksi getaran pada mesin
Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan peralatan dan fasilitas maintenance :
Klasifikasi :
a. Peralatan untuk mekanikal maintenance
1. Pemelihiaraa rutin
Alat perkakas tangan
Alat pelumas
Alat ukur
2. Repair
Alat handling
Alat potong
Alat las
3. Manufacturing
Mesin bubut
Frais
Skrup
Bor
B. Peralatan pemeliharaan listrik
1.
pemeliharaan rutin
Basic tool
Tool kit
2. Pemeliharaan listrik
Bengkel listrik (arus kuat)
3. Pemeliharaan elektronik
Bengkel elekttronik (arus lemah)
4. Pemeliharaan instrumen
Bengkel instrumen
C. Fasiltas Ruangan
1. Ruang kantor
Digunakan untuk melakuakn kegiatan perkantoran, seperti administrasi, keuangan,
manajemen, serta hal-hal lain yang berurusan dengan data-data perusahaan.
2. Ruang bengkel
Digunakan untuk melakukan kegitatan permesinan seperti produksi barang, ataupun
perbaikan atau perbengkelan terhadap mesin-mesin.
3. Ruang locker
Digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang karyawan, atau barang-barang
lainnya.
4. Ruang gudang
Digunakan untuk tempat penyimpanan barang-barang dalam proses produksi seperti
stock barang mentah dan barang jadi, ataupun barang yang dimiliki oleh perusahaan
yang akan dipakai diwaktu lain atau yang sudah tidak terpakai.
5. Ruang design
Digunakan untuk kegiatan design, baik design barang yang akan diproduksi ataupun
design layout (rancang pabrik).
2. JOB DESCRIPTION
A. Mengecek Kondisi alat-alat (mesin/peralatan)
Alat yang dimaksud pada bahasan ini dapat berupa peralatan maintenance atau mesin sebagai
alat praktik. Pengenalan/memahami peralatan untuk pemeliharaan merupakan kuwajiban
yang harus dilakukan oleh setiap teknisi maintenance (teknisi,guru/instruktur, pengelola)
untuk mengetahuinya. Mereka harus mengetahui dengan yakin tentang peralatan yang akan
digunakan, dengan demikian setiap alat yang akan dioperasikan harus benar-benar dalam
kondisi siap pakai. Kondisi siap pakai yang dimaksud tersebut adalah :
(1) Alat dalam kondisi tidak rusak.
(2) Alat dalam keadaan dapat beroperasi dengan baik.
(3) Alat benar-benar siap dipakai, artinya kondisi fisiknya baik dan berfungsi (ready foruse).
(4) Kondisi alat harus bersih, artinya bebas dari segala bentuk kotoran atau yanglainnya.
(5) Alat dalam kondisi terkalibrasi, sudah diseting, sudah normal.
Peralatan maintenance sebaiknya dikelompokkan berdasar penggunaannya dan diberi
penutup sebagai pelindung debu atau kotoran yang lain. Karena alat yang tidak ada
penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan,
Gelas labu, flask,gelaslabu konis(erlenmeyer), tabung reaksi, beaker glass, gelas ukur, dan
lain sebagainya.
(2) Peralatan optis (optical equipment) terdiri dari :
a) Mikroskop dalam berbagai jenis.
b) Kamera dan video dalam berbagai jenis.
c) periscope
d) Pistol Termometer
e) tank viewer
(3) Peralatan instrumen terdiri dari:
a) Vibration meter
b) Ultrasonic flaw detector
c) ultrasonic leakage detector
d) amperemeter dan voltmeter
e) soundmeter
CONTOH
PROSEDUR
PENGECEKAN
TERHADAP
PERALATAN
MAINTENANCE
Pelumasan
Periksa apakah cukup pelumas di reservoir
Periksa apakah filter oli bersih
Periksa apakah pelumas yang digunakan sudah tepat.
Keselamatan kerja (Safety)
Periksa apakah tombol darurat (emergency stop) dapat berfungsi dengan baik.
Periksa lingkungan di sekitar mesin, apakah bebas dari kotoran, beram, dan potongan
benda kerja atau kotoran yang lain
Periksa apakah lantai dalam kondisi bersih dan bebas dari minyak dan tatal
Perksa fungsi penutup spindel, penutup gear box, dan sensorsensornya.
Alat ukur
(Measurement)
Periksa apakah tempat untuk melakukan pengukuran (meja rata) bersih dan siap
digunakan.
Pastikan bahwa alat ukur telah dikalibrasi.
Alat pencekam bertekanan (Clamping Pressures)
Apabila menggunakan alat pencekam dengan hidrolik dan pneumatik, setel alat ukurnya
( the gauges ) pada tekanan yang direkomendasi.
3. PLANNING
AND
SCHEDULING
PERALATAN
MAINTENANCE
Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus disiapkan data pemeliharaan dan
mulai dengan pertanyaan sederhana yaitu : peralatan apa yang akan dirawat ? dimana lokasi
penyimpanan alat ? bagaimana merawatnya ? dan kapan akan dirawat ?
1. Peralatan yang perlu pemeliharaan
Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan apa saja yang
sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar
inventaris yang lengkap untuk menjawab pertanyaan di atas. Hal tersebut merupakan
persyaratan utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun system
pemeliharaan yang baik. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat
berguna untuk sistem pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut
dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya.
Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service tool/SST), alatalat ukur dan sebagainya.
2. Lokasi penyimpanan alat
Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya sehingga
memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya
bersifat sementara dan setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula.
Penyimpanan alat dan perkakas dapat dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang pusat
penyimpanan, dan kit alat-alat.
(1) Panel alat (tool panel)
Banyak pekerja yang lebih senang menggunakan panel alat untuk menyimpan dan
meletakkan alat-alat. Pada umumnya yang diletakkan pada panel alat adalah sekelompok alat
sejenis tetapi yang berbeda ukurannya misal obeng atau tang dari berbagai ukuran. Dengan
panel alat tersebut petugas peminjaman alat lebih mudah mengontrolnya. Panel alat dapat
diatur letaknya menurut keseringan penggunaan yang disusun dalam rentangan warna yang
kontras atau dalam warna-warna kombinasi yang serasi.
yang
berbentuk
memanjang
dan
rapuh,
dalam
mobilitas
bulanan dan seterusnya. Dengan pemeriksaan yang rutin dan terus menerus, maka
setiap gejala kerusakan akan segera dapat dideteksi dan ditindaklanjuti.
d) Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah pengendalian dalam hal
pemakaian/penggunaan, penyimpanan, perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan
baru. Pengendalian pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat
instrument yang berupa buku, lembar dan kartu, meliputi :
6. Kartu stok ; warna kartu dibedakan untuk masingmasing jenis peralatan sesuai
dengan pengelompokkannya.
7. Buku inventaris ; memuat nomor sandi, nama alat, ukuran, merek/tipe, produsen,
asal tahun, jumlah dan, kondisi
8. Daftar peralatan ; memuat kode, nama alat, dan jumlah alat
9. Buku harian ; digunakan untuk mencatat setiap kejadian yang terjadi dan yang
berkaitan dengan kegiatan di tempat kerja.
4. APLIKASI
PERALATAN
DAN
FASILITAS
MAINTENANCE DI INDUSTRI
Beberapa aplikasi peralatan dan fasilitas maintenance antara lain:
1. Vibration meter
Vibration meter merupakan alat pengukur getaran yang digunakan pada alat/mesin
yang
mempunyai
penggunaannya.
getaran
Dengan
pada
pengukuran
atau
menghindari
para
pekerjanya mendapat bahaya getaran yang parah. Cara yang dapat dilakukan adalah
pengukuran getaran dengan vibration meter lalu disesuaikan dengan nilai ambang
batas getaran yang telah ditentukan.
2. Ultrasonic detector
Secara umum sensor ultrasonik digunakan untuk menghitung jarak dari suatu objek
yang berada didepan sensor tersebut. Sehingga dengan fungsinya tersebut, sensor
ultrasonik biasa digunakan pada perangkat yang membutuhkan perhitungan jarak.
Contoh : smart robot, Kapal laut, kapal selam, dll.
Dalam bidang industri, gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi keretakan
pada logam, meratakan campuran besi dan timah, meratakan campuran susu agar
homogen, mensterilkan makanan yang diawetkan dalam kaleng, dan membersihkan
benda benda yang sangat halus. Gelombang ultrasonik juga bisa digunakan untuk
mendeteksi keberadaan mineral maupun minyak bumi yang tersimpan di dalam perut
bumi.
3. Dye penetrant
Untuk menangani masalah pada cacat permukaan umumnya menggunakan metode
Liquid penetrant testing atau sering dikenal dengan DPT (Dye penetrant test)
merupakan salah satu metode dari Non Destructive test (NDT) yang cepat dan handal
untuk mendeteksi cacat pada permukaan yang terbuka dari suau part suatu benda uji
yang terbuat dari material non poros.
Tujuan dasar dari liquid penetrant tes adalah untuk menemukan cacat di
permukaan yang tidak berpori. Liquid penetran mungkin diterapkan ke semua bahan
yang tidak berpori, tetapi untuk pemeriksaan komponen yang berbahan logam besi
lebih baik menggunakan metode MPI (magnetic partikel inspection) karena untuk
logam besi MPI lebih efektif dan juga bisa mendeteksi adanya cacat dibawah
permukaan.
4. Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk
DC maupun AC yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang
berderet dengan elemen listrik. Jika kita akan mengukur arus yang melewati
penghantar dengan menggunakan Amperemeter maka harus kita pasang seri dengan
cara memotong penghantar agar arus mengalir melewati ampere meter.
5. Voltmeter
Voltmeter adalah alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian
listrik. Voltmeter disusun secara
paralel
terhadap
letak
6. Ohm Meter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan atau tahanan suatu komponen. Pengukuran
hambatan ini dilakukan pada saat mesin mati, dalam keadaan tanpa arus listrik, atau
sumber arus listriknya telah diputuskan.
dan
mengakibatkan
Cara menggunaka feeler gauge sangat mudah, yaitu dengan menyisipkan bilah
atau lembar feeler gauge ukuran tertentu di antara dua komponen yang akan diukur.
Bila feeler gauge terasa mudah masuk dan keluar, hal tersebut menunjukkan bahwa
ukuran celah tersebut masih belum sesuai.
Gantilah ukuran feeler gauge dengan lembaran yang berbeda hingga dirasakan
ukuran adanya hambatan berupa gesekan antara lembar feeler gauge dengan sisi
komponen yang diukur saat ditarik keluar. Ukuran tebal feeler gauge sama dengan
besar celah di antara dua komponen tersebut.
9. Sound Level Meter
Sound Level Meter measurement merupakan Suatu perangkat alat uji untuk
mengukur tingkat kebisingan suara, hal tersebut sangat di perlukan terutama untuk
lingkungan industri, contoh pada industri penerbangan dimana lingkungan sekitar
harus diuji tingkat kebisingan suara atau tekanan suara yang ditimbulkannya untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar.
Sound Level Meter saat ini memiliki
standarisasi international dengan standar EC
61672:2003. Ada beberapa faktor yang menjadi
pengaruh
dalam
pengukuran
menggunakansound level meter ini hal tersebut
membuat gelombang suara yang terukur bisa
jadi tidak sama dengan nilai intensitas
gelombang suara sebenarnya. faktor tesebut sbb:
Adanya angin yang bertiup dari berbagai arah
menyebabkan tidak akuratnya nilai yang terukur oleh Sound Level Meter. Pengaruh
kecepatan angin membuat nilai intensitas suara yang terukur tidak sesuai dengan
intensitas suara dari Sound Level Meter.
SUMBER REFERENSI
Catatan Mata Kuliah Manajemen Perawatan. 2015. Muhammad Zakinura. Politeknik Negeri
Jakarta.
http://dokumen.tips/documents/pemeliharaan-peralatan-bengkel.html
http://margionoabdil.blogspot.co.id/2013/08/perawatan-perbaikan-multimeter-ampere.html
http://antonilngacademy2.blogspot.co.id/2014/04/aplikasi-liquid-penetrant-test-pada.html
https://vibrationanalyzer.wordpress.com/