Anda di halaman 1dari 17

MAINTENANCE TOOL AND FACILITY

1. PENGERTIAN
Maintenance Tools and Facility merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
pemeliharaan, dimana berfungsi untuk menunjang dan membantu kegiatan
pemeliharaan terhadap mesin, agar mesin dapat dipelihara dan dirawat secara optimal,
sehingga mesin dapat terhindar dari kerusakan secara mendadak.
Contoh alat bantu pemeliharaan mesin :
Pistol thermometer, untuk mendeteksi temperatur mesin
Dye penetran, untuk mengetahui keretakan pada logam
Ultrasonic detector, untuk mendeteksi cacat menggunakan gelombang

ultrasonic
Stetoscop industrial
Vibration meter, untuk mendeteksi getaran pada mesin

Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan peralatan dan fasilitas maintenance :

Basic work area


Work benches
Mobile and permanent toolbox
Part cleaning facilities (fasilitas pembersihan komponen)
Basic machine tools (drill, bore, frais, gerinda, bubut, gergaji
Acces for hoist, crane or forklift
Spare part or raw material storage
Welding area (are pengelasan)
Electrical are ( area kelistrikan)
Vemtilation, fume exhaust
Utilities, air, gas, water, etc

Klasifikasi :
a. Peralatan untuk mekanikal maintenance
1. Pemelihiaraa rutin
Alat perkakas tangan
Alat pelumas
Alat ukur
2. Repair
Alat handling
Alat potong
Alat las
3. Manufacturing
Mesin bubut
Frais
Skrup
Bor
B. Peralatan pemeliharaan listrik

1.

pemeliharaan rutin

Basic tool
Tool kit
2. Pemeliharaan listrik
Bengkel listrik (arus kuat)
3. Pemeliharaan elektronik
Bengkel elekttronik (arus lemah)
4. Pemeliharaan instrumen
Bengkel instrumen
C. Fasiltas Ruangan
1. Ruang kantor
Digunakan untuk melakuakn kegiatan perkantoran, seperti administrasi, keuangan,
manajemen, serta hal-hal lain yang berurusan dengan data-data perusahaan.
2. Ruang bengkel
Digunakan untuk melakukan kegitatan permesinan seperti produksi barang, ataupun
perbaikan atau perbengkelan terhadap mesin-mesin.
3. Ruang locker
Digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang karyawan, atau barang-barang
lainnya.
4. Ruang gudang
Digunakan untuk tempat penyimpanan barang-barang dalam proses produksi seperti
stock barang mentah dan barang jadi, ataupun barang yang dimiliki oleh perusahaan
yang akan dipakai diwaktu lain atau yang sudah tidak terpakai.
5. Ruang design
Digunakan untuk kegiatan design, baik design barang yang akan diproduksi ataupun
design layout (rancang pabrik).

2. JOB DESCRIPTION
A. Mengecek Kondisi alat-alat (mesin/peralatan)
Alat yang dimaksud pada bahasan ini dapat berupa peralatan maintenance atau mesin sebagai
alat praktik. Pengenalan/memahami peralatan untuk pemeliharaan merupakan kuwajiban
yang harus dilakukan oleh setiap teknisi maintenance (teknisi,guru/instruktur, pengelola)
untuk mengetahuinya. Mereka harus mengetahui dengan yakin tentang peralatan yang akan
digunakan, dengan demikian setiap alat yang akan dioperasikan harus benar-benar dalam
kondisi siap pakai. Kondisi siap pakai yang dimaksud tersebut adalah :
(1) Alat dalam kondisi tidak rusak.
(2) Alat dalam keadaan dapat beroperasi dengan baik.
(3) Alat benar-benar siap dipakai, artinya kondisi fisiknya baik dan berfungsi (ready foruse).
(4) Kondisi alat harus bersih, artinya bebas dari segala bentuk kotoran atau yanglainnya.
(5) Alat dalam kondisi terkalibrasi, sudah diseting, sudah normal.
Peralatan maintenance sebaiknya dikelompokkan berdasar penggunaannya dan diberi
penutup sebagai pelindung debu atau kotoran yang lain. Karena alat yang tidak ada
penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan,

misalnya berkarat. Untuk itu perlu dikelompokkan dalam penyimpanannya,sebagai contoh


misalnya :
(1) Untuk peralatan dari gelas ditempatkan dalam almari khusus, harus dalam keadaan bersih
dan steril.
(2) Untuk peralatan optis misal mikroskop, periscope, tank viewer dan alat optis yang lain,
ditempatkan pada ruang/almari yang kering dan tidak lembab, sebab kelembaban yang tinggi
dapat menyebabkan lensa berjamur dan membuat rusak lensa.
(3) Khusus untuk bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis sebaiknya ditempatkan pada
ruang/kamar yang dilegkapi penyedot gas, atau kipas angin (fan).
B. Cek Usia pakai mesin/peralatan
Mesin/peralatan praktik yang masih baru kondisi bagian-bagian sistim kerjanya masih sangat
kasar, sehingga kalau akan digunakan dianjurkan utuk dilakukan kalibrasi, seting,
pemanasan, dan pelumasan secara periodik sesuai yang dianjurkan oleh pembuat peralatan
atau mesin seperti yang tertera di buku manualnya. Hal tersebut dilakukan guna menekan
terjadinya penyimpangan dan laju keausan. Tahapan ini dikenal sebagaimasa penyesuaian
(running in), diharapkan setelah melewati tahapan ini suaian-suaian yang bergerak telah
sesuai/cocok/berpasangan dengan lancar , maka penyimpangan dan keausan dapat dikatakan
sangat lambat pada kondisi normal. Apabila ini dipelihara atau diikuti perawatan dengan baik,
maka umur mesin akan lebih panjang.
Secara rinci usia pakai mesin/peralatan ditentukan oleh :
(1) kondisi awal ketelitian mesin/peralatan,
(2) beban pemakaian mesin/peralatan,
(3) metode operasional mesin/peralatan,
(4) perencanaan perawatan/peralatan,
(5) pengendalian perawatan mesin/peralatan, dan
(6) lokasi penempatan mesin/peralatan.\
C. Pengelompokan mesin/peralatan di bengkel kerja
Jenis mesin/peralatan yang biasa dipakai di /bengkel kerja jenis dan ragamnya banyak sekali,
secara umum mesin/peralatan tersebut dikelompokkan sebagaiberikut :
(1) Peralatan dari gelas (glass-ware) terdiri dari peralatan-peralatan :

Gelas labu, flask,gelaslabu konis(erlenmeyer), tabung reaksi, beaker glass, gelas ukur, dan
lain sebagainya.
(2) Peralatan optis (optical equipment) terdiri dari :
a) Mikroskop dalam berbagai jenis.
b) Kamera dan video dalam berbagai jenis.
c) periscope
d) Pistol Termometer
e) tank viewer
(3) Peralatan instrumen terdiri dari:
a) Vibration meter
b) Ultrasonic flaw detector
c) ultrasonic leakage detector
d) amperemeter dan voltmeter
e) soundmeter

(4) Peralatan mesin untuk manufaktur terdiri dari :


a) Mesin-mesin perkakas untuk kerja pemesinan seperti, mesin bubut, mesin frais, mesin bor,
mesin ketam, dan sebagainya.
b) Mesin-mesin perkakas untuk kerja kayu seperti, mesin ketam kayu, mesin bubut kayu ,
mesin bor kayu, dan lain sebagainya.
c) Mesin-mesin pembangkit seperti, generator-set, generator las listrik, dan sebagainya.
d) Mesin-mesin untuk kerja otomotip seperti, mesin pembalans roda (balancing wheel),
dongkrak hidrolik untuk menaikkan mobil (hidrolic jack), mesin koter (couter machine), dan
lain sebagainya.
e) Peralatan tangan (hand tool) yang menggunakan tenaga listrik seperti, bor tangan, gerinda
tangan, gergaji tangan, dan lain sebagainya.
(5) Peralatan praktik kelistrikan, terdiri dari:
a) Oscciloscope, untk mengukur tegangan dan untuk mengetahui bentuk gelombang.
b) Ammeter dan Voltmeter.

c) Osilator atau audio generator.


d) Multimeteratau avometer,untuk mengukur hambatan, tegangan arus searah dan arus bolakbalik, juga untuk mengukur arus searah.
(6) Peralatan pendukung praktik terdiri dari:
a) Seperangkat tool set.
b) Peralatan penjepit.
c) Peralatan ukur seperti jangka sorong, mikrometer, mistar, jam ukur (dial
indicator), meteran dan lain sebagainya.

CONTOH

PROSEDUR

PENGECEKAN

TERHADAP

PERALATAN

MAINTENANCE
Pelumasan
Periksa apakah cukup pelumas di reservoir
Periksa apakah filter oli bersih
Periksa apakah pelumas yang digunakan sudah tepat.
Keselamatan kerja (Safety)
Periksa apakah tombol darurat (emergency stop) dapat berfungsi dengan baik.
Periksa lingkungan di sekitar mesin, apakah bebas dari kotoran, beram, dan potongan
benda kerja atau kotoran yang lain
Periksa apakah lantai dalam kondisi bersih dan bebas dari minyak dan tatal
Perksa fungsi penutup spindel, penutup gear box, dan sensorsensornya.
Alat ukur
(Measurement)
Periksa apakah tempat untuk melakukan pengukuran (meja rata) bersih dan siap
digunakan.
Pastikan bahwa alat ukur telah dikalibrasi.
Alat pencekam bertekanan (Clamping Pressures)
Apabila menggunakan alat pencekam dengan hidrolik dan pneumatik, setel alat ukurnya
( the gauges ) pada tekanan yang direkomendasi.

CONTOH JOB DESCRIPTION FLOW CHART PADA MULTIMETER

3. PLANNING

AND

SCHEDULING

PERALATAN

MAINTENANCE
Untuk memenuhi prosedur pemeliharaan baku, harus disiapkan data pemeliharaan dan
mulai dengan pertanyaan sederhana yaitu : peralatan apa yang akan dirawat ? dimana lokasi
penyimpanan alat ? bagaimana merawatnya ? dan kapan akan dirawat ?
1. Peralatan yang perlu pemeliharaan
Sebelum sistem pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan apa saja yang
sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar
inventaris yang lengkap untuk menjawab pertanyaan di atas. Hal tersebut merupakan
persyaratan utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun system
pemeliharaan yang baik. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat
berguna untuk sistem pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut
dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya.
Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service tool/SST), alatalat ukur dan sebagainya.
2. Lokasi penyimpanan alat
Penempatan tiap peralatan harus jelas sesuai dengan pengelompokannya sehingga
memudahkan dalam pencarian alat tersebut. Apabila terjadi pemindahan alat hendaknya
bersifat sementara dan setelah selesai digunakan dapat dikembalikan pada tempat semula.
Penyimpanan alat dan perkakas dapat dilakukan pada : panel alat, ruang gudang, ruang pusat
penyimpanan, dan kit alat-alat.
(1) Panel alat (tool panel)
Banyak pekerja yang lebih senang menggunakan panel alat untuk menyimpan dan
meletakkan alat-alat. Pada umumnya yang diletakkan pada panel alat adalah sekelompok alat
sejenis tetapi yang berbeda ukurannya misal obeng atau tang dari berbagai ukuran. Dengan
panel alat tersebut petugas peminjaman alat lebih mudah mengontrolnya. Panel alat dapat
diatur letaknya menurut keseringan penggunaan yang disusun dalam rentangan warna yang
kontras atau dalam warna-warna kombinasi yang serasi.

(2) Ruang gudang alat


Kadang-kadang tidak cukup dinding untuk meletakkan panel alat tersebut. Disamping itu
penggunaan panel alat juga tidak sesuai dengan sifat alat karena ada alat yang tidak baik
untuk disimpan di udara terbuka. Untuk menyimpan alat yang mempunyai sifat demikian
diperlukan almari kecil atau ruangan penyimpanan.
(3) Ruang pusat penyimpanan
Cara lain untuk menyimpan alat dan perkakas adalah menggunakan ruang pusat penyimpanan
alat dan perkakas. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk menyimpan berbagai alat untuk
keperluan semua jenis alat yang ada. Penyimpanan dengan cara ini lebih baik karena petugas
peminjaman alat dapat dengan mudah mengadakan pengawasan.
Kelemahannya ruang pusat tersebut tidak dapat dekat dengan semua jenis kegiatan yang
memerlukan.
(4) Kit alat-alat
Kit alat-alat didesain untuk pekerja secara individual, berisi sejumlah alat yuang lengkap
untuk suatu kegiatan perbaikan/servis. Kebaikan kit alat alat tersebut bahwa siapa saja yang
membutuhkan dapat dipenuhi dengan segera tanpa harus memilih jenis-jenis alat yang
diperlukan untuk saat itu.
3. Prosedur pemeliharaannya
Pemeliharaan preventif memerlukan suatu daftar seperti halnya pekerjaan rutin, mencakup :
jadwal pemeliharaan peralatan, data hasil pengetesan, peralatan khusus (apabila diperlukan),
keterangan pengisian pelumas, buku petunjuk pemeliharaan, tingkat pengetahuan pekerja
terhadap pekerjaan tersebut.
Untuk memberikan informasi kepada bagian pemeliharaan, maka tiap jadwal pemeliharaan
dibuat pada kartu control atau formulir yang dapat memberi
informasi dengan jelas. Pada setiap jadwal pemeliharaan dituliskan identifikasi alat dengan
nomor sandi, nama alat, nomor pengganti, dan tanggal pemasangan pertama serta pengerjaan
perawatan yang telah dilakukan.
4. Waktu pemeliharaan
Pemeliharaan rutin dilakukan secara periodic dengan selang waktu tertentu berdasarkan
hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu hari atau bulanan dicatat seperti : periodik 1

bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B, 6 bulanan = 6 B atau periodik waktu 120.000 jam, 5.000


jam, atau 1.000 jam. Tanggal pekerjaan
pemeliharaan dicatat pada papan kontrol yang diletakkan di ruang penaggung jawab dan
pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan.
Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang diganti, dan kinerja
peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat diproyeksikan dan diramalkan waktu pakai
alat, sehingga dapat direncanakan untuk menggantinya pada saat yang ditentukan.
5. Rambu-rambu Pemeliharaan Peralatan
Pemeliharaan peralatan sangat erat kaitannya dengan masalah pemakaian, perbaikan, dan
penyimpanan serta pengadministrasiannya.
a) Perbaikan alat dibedakan antara perbaikan ringan yang dapat dikerjakan sendiri oleh
pekerja dan perbaikan khusus yang harus dilakukan oleh ahlinya. Peralatan yang
diketahui rusak harus dipisahkan dan ditindaklanjuti.
b) Penyimpanan peralatan berorientasi pada prinsip kebersihan dan prinsip identifikasi.
Kebersihan mencakup persyaratan sifat kering dan tidak lembab. Rambu-rambu
penyimpanan peralatan adalah sebagai berikut :
(1) Peralatan percobaan disimpan menurut jenisnya (alat percobaan Fisika, Kimia,
dsb.)
(2) Peralatan percobaan yang bersifat umum sebagai alat aneka guna disimpan di
tempat khusus yang mudah dan cepat mendapatkannya.
(3) Peralatan yang memerlukan perlindungan dengan lapisan cat atau pelumas perlu
selalu diperiksa fungsi pelapisannya.
(4) Peralatan yang mempersyaratkan kondisi kering harus selalu diperiksa tentang
kelembaban tempat peyimpanannya.
(5) Peralatan yang terbuat dari logam, plastik, atau kayu yang pipih dan relatif
panjang disimpan dalam posisi terletak mendatar/tidur untuk menghindari
pelengkungan tetap.
(6) Peralatan

yang

berbentuk

memanjang

dan

rapuh,

dalam

mobilitas

pemindahannya harus selalu dibawa dalam posisi tegak.


c) Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan dilakukan dengan pemeriksan secara rutin
dengan penjadwalan yang pasti. Dibedakan antara pemeriksaan harian, mingguan,

bulanan dan seterusnya. Dengan pemeriksaan yang rutin dan terus menerus, maka
setiap gejala kerusakan akan segera dapat dideteksi dan ditindaklanjuti.
d) Pengadministrasian peralatan dilakukan untuk mempermudah pengendalian dalam hal
pemakaian/penggunaan, penyimpanan, perbaikan, perawatan dan pengadaan peralatan
baru. Pengendalian pengelolaan dan pengadmistrasian memerlukan perangkat
instrument yang berupa buku, lembar dan kartu, meliputi :
6. Kartu stok ; warna kartu dibedakan untuk masingmasing jenis peralatan sesuai
dengan pengelompokkannya.
7. Buku inventaris ; memuat nomor sandi, nama alat, ukuran, merek/tipe, produsen,
asal tahun, jumlah dan, kondisi
8. Daftar peralatan ; memuat kode, nama alat, dan jumlah alat
9. Buku harian ; digunakan untuk mencatat setiap kejadian yang terjadi dan yang
berkaitan dengan kegiatan di tempat kerja.

4. APLIKASI

PERALATAN

DAN

FASILITAS

MAINTENANCE DI INDUSTRI
Beberapa aplikasi peralatan dan fasilitas maintenance antara lain:
1. Vibration meter
Vibration meter merupakan alat pengukur getaran yang digunakan pada alat/mesin
yang

mempunyai

penggunaannya.

getaran

Dengan

pada

pengukuran

vibration meter ini, akan didapatkan hasil


yang akan dibandingkan dengan nilai
ambang batas yang telah ditentukan oleh
Keputusan Menteri Tenaga Kerja.
Tentunya dengan pengukuran vibration
meter ini, para pelaku industri dapat
mencegah

atau

menghindari

para

pekerjanya mendapat bahaya getaran yang parah. Cara yang dapat dilakukan adalah
pengukuran getaran dengan vibration meter lalu disesuaikan dengan nilai ambang
batas getaran yang telah ditentukan.
2. Ultrasonic detector
Secara umum sensor ultrasonik digunakan untuk menghitung jarak dari suatu objek
yang berada didepan sensor tersebut. Sehingga dengan fungsinya tersebut, sensor
ultrasonik biasa digunakan pada perangkat yang membutuhkan perhitungan jarak.
Contoh : smart robot, Kapal laut, kapal selam, dll.
Dalam bidang industri, gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi keretakan
pada logam, meratakan campuran besi dan timah, meratakan campuran susu agar
homogen, mensterilkan makanan yang diawetkan dalam kaleng, dan membersihkan
benda benda yang sangat halus. Gelombang ultrasonik juga bisa digunakan untuk
mendeteksi keberadaan mineral maupun minyak bumi yang tersimpan di dalam perut
bumi.
3. Dye penetrant
Untuk menangani masalah pada cacat permukaan umumnya menggunakan metode
Liquid penetrant testing atau sering dikenal dengan DPT (Dye penetrant test)
merupakan salah satu metode dari Non Destructive test (NDT) yang cepat dan handal
untuk mendeteksi cacat pada permukaan yang terbuka dari suau part suatu benda uji
yang terbuat dari material non poros.

Tujuan dasar dari liquid penetrant tes adalah untuk menemukan cacat di
permukaan yang tidak berpori. Liquid penetran mungkin diterapkan ke semua bahan
yang tidak berpori, tetapi untuk pemeriksaan komponen yang berbahan logam besi
lebih baik menggunakan metode MPI (magnetic partikel inspection) karena untuk
logam besi MPI lebih efektif dan juga bisa mendeteksi adanya cacat dibawah
permukaan.
4. Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik baik untuk
DC maupun AC yang ada dalam rangkaian tertutup. Amperemeter biasanya dipasang
berderet dengan elemen listrik. Jika kita akan mengukur arus yang melewati
penghantar dengan menggunakan Amperemeter maka harus kita pasang seri dengan
cara memotong penghantar agar arus mengalir melewati ampere meter.

5. Voltmeter
Voltmeter adalah alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian
listrik. Voltmeter disusun secara
paralel

terhadap

letak

komponen yang diukur dalam


rangkaian. Alat ini terdiri dari
tiga buah lempengan tembaga
yang terpasang pada sebuah
bakelite yang dirangkai dalam
sebuah tabung kaca atau plastik.
Lempengan luar berperan sebagai anode sedangkan yang di tengah sebagai katode.
Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter).

6. Ohm Meter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan atau tahanan suatu komponen. Pengukuran
hambatan ini dilakukan pada saat mesin mati, dalam keadaan tanpa arus listrik, atau
sumber arus listriknya telah diputuskan.

Pemakaian ohmmeter yang lama


akan membuat baterainya menjadi
lemah

dan

mengakibatkan

pembacaan pengukuran menjadi


tidak tepat. Sebab itu, ketika
dipakai untuk mengukur tahanan
suatu rangkaian komponen listrik atau lainnya, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi
ohmmeter.
Penggunaan ohmmeter untuk pemeriksaan tahanan system kelistrikan otomotif cukup
banyak, seperti mengukur tahanan kabel tegangan tinggi, tahanan lilitan dalam
alternator, tahanan resistor pada system pengapian konvensional (pada mbil), dsb.
7. Oskiloskop
Oscilloscope adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari
sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya.
Ini sama dengan pengambaran pada layar televisi.
Oscilloscope terdiri dari tabung vacuum dengan sebuah cathode (electrode negative )
pada satu sisi yang menghasilkan pancaran electron dan sebuah anode ( electrode
positive ) untuk mempercepat gerakannya sehingga jatuh tertuju pada layar tabung.
Susunan ini disebut dengan electron gun.
Elektron-elektron disebut pancaran sinar katoda sebab mereka dibangkitkan oleh
cathode dan ini menyebabkan oscilloscope disebut secara lengkap dengan cathode ray
oscilloscope atau CRO.
8. Feeler Gauge
Feeler gauge atau lidah ukur sering dipakai untuk mengukur celah yang sulit
dijangkau oleh alat ukur lainnya, misalnya celah katup, celah bantalan, celah samping
ring piston, dsb. Feeler gauge sering juga disebut dengan thicknes gauge. Alat ini
terdiri dari beberapa lembaran baja tipis yang memiliki presisi ukuran sampai 0,01
mm. Umumnya thicknes gauge memiliki ketebalan antara 0,03 mm sampai 1,00 mm.

Cara menggunaka feeler gauge sangat mudah, yaitu dengan menyisipkan bilah
atau lembar feeler gauge ukuran tertentu di antara dua komponen yang akan diukur.
Bila feeler gauge terasa mudah masuk dan keluar, hal tersebut menunjukkan bahwa
ukuran celah tersebut masih belum sesuai.
Gantilah ukuran feeler gauge dengan lembaran yang berbeda hingga dirasakan
ukuran adanya hambatan berupa gesekan antara lembar feeler gauge dengan sisi
komponen yang diukur saat ditarik keluar. Ukuran tebal feeler gauge sama dengan
besar celah di antara dua komponen tersebut.
9. Sound Level Meter

Sound Level Meter measurement merupakan Suatu perangkat alat uji untuk
mengukur tingkat kebisingan suara, hal tersebut sangat di perlukan terutama untuk
lingkungan industri, contoh pada industri penerbangan dimana lingkungan sekitar
harus diuji tingkat kebisingan suara atau tekanan suara yang ditimbulkannya untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar.
Sound Level Meter saat ini memiliki
standarisasi international dengan standar EC
61672:2003. Ada beberapa faktor yang menjadi
pengaruh
dalam
pengukuran
menggunakansound level meter ini hal tersebut
membuat gelombang suara yang terukur bisa
jadi tidak sama dengan nilai intensitas
gelombang suara sebenarnya. faktor tesebut sbb:
Adanya angin yang bertiup dari berbagai arah
menyebabkan tidak akuratnya nilai yang terukur oleh Sound Level Meter. Pengaruh
kecepatan angin membuat nilai intensitas suara yang terukur tidak sesuai dengan
intensitas suara dari Sound Level Meter.

SUMBER REFERENSI

Catatan Mata Kuliah Manajemen Perawatan. 2015. Muhammad Zakinura. Politeknik Negeri
Jakarta.
http://dokumen.tips/documents/pemeliharaan-peralatan-bengkel.html
http://margionoabdil.blogspot.co.id/2013/08/perawatan-perbaikan-multimeter-ampere.html
http://antonilngacademy2.blogspot.co.id/2014/04/aplikasi-liquid-penetrant-test-pada.html
https://vibrationanalyzer.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai