Anda di halaman 1dari 3

Tekanan Formasi Abnormal

Tekanan formasi abnormal didefinisikan sebagai tekanan yang menyimpang dari


gradient tekanan normal. Penyimpangn ini dapat lebih kecil dari 0,465 psi/ft
(subnormal pressure) atau lebih besar dari 0,465 psi/ft (over pressure). Pada
umumnya tekanan subnormal tidak banyak menimbulkan problema pemboran
jika dibandingkan dengan over pressure.
Tekanan abnormal (subnormal pressure dan over pressure) tersebut berasosiasi
dengan adanya penyekat (sealing) tersebut akan menggangu keseimbangan
tekanan yang terjadi dalam urutan proses geologi. Penyekat ini terbentuk oleh
adanya penghalang (barier) permeabilitas sebagai hasil dari proses fisika
maupun kimia. Physical seal (penyekat fisik) dihasilkan dari patahan selama
proses pengendapan atau pengendapan butir-butir material yang lebih
halus. Chemical seal (penyekat kimia) berasal dari calsium carbonate yang
terendapkan sehingga terjadi pembatas permeabilitas. Contoh lain adalah
diagenesa kimia selama proses kompaksi dari material organik. Baik proses fisik
maupun kimia dapat terjadi secara bersamaan membentuk seal (penyekat)
seperti proses penguapan gypsum.
Asal Mula Tekanan Formasi Abnormal
Tekanan formasi normal sama dengan tekanan hidrostatik fluida formasi mulamula. Umumnya fluida berubah dari air tawar dengan densitas 8,33 ppg (0,433
psi/ft) ke air asin dengan densitas 9,0 ppg (0,465 psi/ft).
Tanpa memperhatikan densitas fluida, tekanan formasi normal dapat
diterangkan sebagai suatu sistem hidrolik yang terbuka dimana dengan mudah
tekananya saling berhubungan seluruhnya. Pada formasi abnormal tidak
mempunyai hubungan tekanan yang bebas. Bila hal ini terjadi maka tekanan
tinggi akan mengalir dengan cepat dan tidak teratur yang kemudian baru akan
kembali normal setelah terjadi keseimbangan disekitarnya.
Pada formasi abnormal tidak mempunyai hubungan tekanan yang bebas. Bila
hal ini terjadi maka tekanan tinggi akan mengalir dengan cepat dan tidak teratur
yang kemudian baru akan kembali normal setelah terjadi keseimbangn
disekitarnya.
Dengan demikian maka terjadinya tekanan abnormal memerlukan mekanisme
tertentu yang dapat menjebak tekanan. Dengan adanya mekanisme tersebut
maka penyebab tekanan abnormal tergantung dari litologi, mineralogi, gayagaya tektonik dan kecepatan sedimentasi.

Subnormal Pressure
Adalah formasi-formasi yang mempunyai tekanan pori lebih kecil dari kondisi
normal (gradient tekanan 0,465 psi/ft). Asal mula terjadinya tekanan formasi
subnormal dapat diringkas sebagai berikut:
a.

Thermal Expansion.

Disebabkan karena batuan sedimen dan fluida dalam pori dipengaruhi oleh
adanya temperature. Jika fluida mengalami pengembangan maka densitas akan
berkurang dan tekanan juga akan berkurang.
b.

Formation Foreshortening (pengkerutan formasi).

Selama proses kompresi akan ada beberapa lapisan yang


melengkung. Perlapisan teratas melengkung keatas dan perlapuisan terbawah
akan melengkung kebawah sedangkan perlapisan tengah mengembang
sehingga dapat menghasilkan zona tekanan subnormal. Pada kondisi ini juga
da[pat menyebabkan tyerjadinya overpressure pada ;lapisan teratas dan
terbawah.
c.

Potentiometric surface

Mekanisme ini menunjukan relief struktur suatu formasi yang dapat


menghasilkan baik zona bertekanan subnormal maupun zona
overpressure. Potentiometric surface didefinisikan sebagai ketinggian dimana air
yang terperangkap akan muncul dalam sumur-sumur yang dibor pada akifer
yang sama. Potentiometric surface dapat mencapai ribuan feet dibawah atau
diatas ground level

3. tekanan rekah
tekanan rekah adalah tekanan yang
menyebabkan retakan pada dinding batuan formasi. Dengan
kata lain bila batuan formasi mendapat tekanan melebihi batas
tekanan rekah, maka formasi akan pecah.
tekanan rekah menggunakan konsep metode
tekanan minimum

Teori Rekahan

Sebuah formasi dapat dipecahkan dengan mengaplikasikan


tekanan fluida untuk memecah bidang. Normalnya, keretakan
akan diperluas dalam arah vertikal terhadap least principal
stress. Yang mana dari ketiga tekanan, yang terkecil dapat
diprediksi dari aktivitas retakan yang terdapat pada area tersebut
Metode Tekanan Minimum

Sama halnya dengan teori rekahan dengan memanfaatkan


least principal stress yang telah dijelaskan sebelumnya, pada
metode tekanan minimum ini merupakan metode yang memanfaatkan
uji leak-off dalam proses pemboran (Gambar 8)
untuk mengetahui nilai tekanan minimum in-situ yang dibutuhkan
untuk membuat rekahan awal pada dinding sumur bor.
Dengan demikian, dapat diestimasi besar tekanan yang aman
untuk diaplikasikan pada berat lumpur yang digunakan sehingga
tidak melebihi batas tekanan rekahan pada dinding
sumur untuk menghindari terjadinya bahaya yang lebih besar
seperti loss circulation.

Anda mungkin juga menyukai