Anda di halaman 1dari 110

ANALISIS PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEMOTONGAN,

PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN


PASAL 21 PADA PT. HIKERTA PRATAMA

(Studi Kasus Pada PT. Hikerta Pratama)

Oleh :

Ahmad Najiyullah
106082002520

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2010 M

Hari ini Senin Tanggal Tiga Belas Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ahmad Najiyullah NIM: 106082002520
dengan judul Skripsi ANALISIS Penghitungan, Pemotongan, Penyetoran dan
Pelaporan wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada PT. Hikerta Pratama.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, Maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Desember 2010

Tim Penguji Skripsi

Prof. Azzam Jasin., MBA


Pembimbing I

Fitri Damayanti., SE., M.Si


Pembimbing II

Drs. Abdul Hamid Cebba., AK., MBA


Penguji Ahli I

iii

Afif Sulfa, SE., AK., M.Si


Penguji Ahli II

ANALISIS PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEMOTONGAN,


PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
PADA PT. HIKERTA PRATAMA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ahmad Najiyullah
NIM : 106082002520

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Azzam Jasin., MBA


NIP.

Fitri Damayanti, SE., MSi


NIP.19810731200604 2003

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2010 M

Hari ini Senin Tanggal Tiga Belas Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ahmad Najiyullah NIM: 106082002520
dengan judul Skripsi ANALISIS Penghitungan, Pemotongan, Penyetoran dan
Pelaporan wajib Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada PT. Hikerta Pratama.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, Maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Desember 2010

Tim Penguji Skripsi

Prof. Azzam Jasin., MBA


Ketua

Fitri Damayanti., SE., M.Si


Seketaris

Drs. Abdul Hamid Cebba., AK., MBA


Penguji Ahli I

iii

Afif Sulfa., SE., AK., M.Si


Penguji Ahli II

KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Indonesia

Telp : (62-21) 7493318, 7496006, 74715705, Fax (62-21) 7496006, 74715705


Website : www.uinjkt.ac.id email : feis@uinjkt.ac.id / uinjkt@indo.net.id

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa

: Ahmad Najiyullah

NIM

: 106082002520

Jurusan

: Akuntansi

Dengan ini menyatakan skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan
hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan plagiat
maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat maka skripsi ini dianggap gugur dan
harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta
gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari
menjadi tanggung jawab saya,

Jakarta, 15 Desember 2010

( Ahmad Najiyullah )

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil Alamin, dengan segala kerendahan hati, puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta Salam
semoga tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat
beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan
kebahagiaan dengan ilmu pengetahuan yang benar.
Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik
penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan
pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang penulis miliki. Meskipun
demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang
diperolah adalah berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.

Ayahanda H. Yahya dan Ibunda Hj. Aisyah serta kakak dan adik yang
penulis sangat cintai. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang, doa,
dorongan, semangat, pengorbanan, perhatian dan dukungan yang kalian
berikan kepadaku. Semoga karyaku ini bisa membanggakan kalian.

2.

Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Bapak Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas


Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.

4.

Ibu Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi


dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.

viii

5.

Bapak Prof. Azzam Jasim MBA. selaku dosen pembimbing I, yang telah
bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan kepada
penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

6.

Ibu Fitri Damayanti, SE.,Ak., selaku dosen pembimbing II, yang begitu sabar
dalam memberikan penjelasan, bimbingan, pengarahan dan dorongannya
kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7.

Bapak Afif Sulfa SE.,Ak.,M.Si, Ibu Erika Amelia.,SE.M.Si dan Ibu Rini
SE.,Ak.,M.Si selaku penguji komprehensif. Terima kasih telah memberikan
ilmu kepada penulis.

8.

Seluruh dosen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya dosen
jurusan akuntansi yang memiliki peran yang sangat besar bagi saya dalam
proses perkuliahan.

9.

Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuannya
kepada penulis.

10. Teman-teman akun A, B, C, D dan E terima kasih atas doa, dukungan,


perhatian dan persahabatan kalian dari semester 1 sampai sekarang.
11. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala bantuannya.
Semoga Allah

SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam masa perkuliahan dan proses


penyelesaian skripsi ini. Wassalam.

Jakarta, 15 Desember 2010


Penulis

Ahmad Najiyullah
ix

ANALISIS PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEMOTONGAN,


PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 PADA PT. HIKERTA PRATAMA

(Studi Kasus Pada PT. Hikerta Pratama)

Oleh :

Ahmad Najiyullah
106082002520

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2010 M

Hari ini Jumat Dua Puluh Dua Oktober Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Ahmad Najiyullah NIM: 106082002520 dengan
judul

Skripsi:

PEMOTONGAN,
PENGHASILAN

ANALISIS

PENERAPAN

PENYETORAN
PASAL

21

PADA

DAN
PT.

PENGHITUNGAN,

PELAPORAN
HIKERTA

PAJAK

PRATAMA.

Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka


skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Oktober 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Rini, SE., Ak., M.Si


Penguji II

Erika Amelia, SE., M.Si


Penguji III

Afif Sulfa, SE.,AK.,M.Si


Penguji I

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................... i


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ v
ABSTRACT .............................................................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .............................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Gambaran Umum Perpajakan ................................................ 10
1. Definisi Pajak .................................................................. 10
2. Fungsi Pajak .................................................................... 11
3. Sistem Pemungutan Pajak ............................................... 12
B. Pajak Penghasilan Pasal 21 .................................................... 12

1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 ............................ 12


2. Pemotong Pajak Penghasilan ........................................... 13
3. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 .................................. 15
4. Tidak Termasuk Objek Pajak .......................................... 16
5. Objek Penghasilan Pasal 21 ............................................ 16
6. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 ..................................... 19
7. Pengurangan Yang Diperbolehkan .................................. 19
8. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ................................ 20
9. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ........................... 20
10. Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 ............... 21
11. Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak ............................... 24
12. Hak dan Kewajiban Penerima PenghasilannyaYang Dipotong PPh Pasal 21 .......................................... 28
13. Hak Dari Wajib Pajak yang PenghasilannyaDipotong PPh Pasal 21 .................................................... 29
C. Surat Pemberitahuan ( SPT ) ................................................. 30
1. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) ............................ 30
2. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) .................................. 30
3. Jenis Surat Pemberitahuan (SPT) .................................... 31
4. Lampiran Surat Pemberitahuan (SPT) ............................. 31
5. Batas Waktu Surat Pemberitahuan (SPT) ........................ 32
6. Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT) .......................... 32
7. Sanksi Administrasi dan Sanksi Pidana Sehubungan-

xi

Dengan Surat Pemberitahuan (SPT) ................................ 33


D. Surat Setoran Pajak ............................................................. 34
1. Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) .............................. 34
2. Fungsi Surat Setoran Pajak (SSP) .................................... 34
3. Tempat Pembayaran dan Penyetoran Pajak ..................... 34
4. Batas Waktu Pembayaran dan Penyetoran Pajak ............. 34
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 37
B. Metode Penelitian ............................................................. 37
C. Metode Pengumpulan Data ............................................... 38
D. Metode Analisa ................................................................. 39
E. Operasi Variabel Penelitian ................................................ 40
BAB IV PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................ 42
1. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................... 42
2. Visi, Misi Perusahaan ................................................... 43
3. Lini Produk ................................................................... 43
4. Struktur Organisasi ....................................................... 45
5. Pembagian Kerja ........................................................... 46
B. Hasil dan Pembahasan ...................................................... 50
1. Unsur-unsur Penghasilan dan Pengurangan .................... 50
2. Analisis Penerapan Penghitungan, Pemotongan,

xii

Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21


Terhadap Penghasilan Pegawai Tetap Menurut
Undang-undang No. 36 Tahun 2008 .............................. 53
3. Analisis Penerapan Penghitungan, Pemotongan,
Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 Antara
PT. Hikerta Pratama Dengan Praturan Perpajakan .......... 60
4. Analisis Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21 ............ 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................... 69
B. Saran ............................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 72
LAMPIRAN

........................................................................................ 74

xiii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan

Halaman

1.1

Tarif Pasal 17 Undang-undang No. 17 Tahun 2000 ........................... 5

1.2

Tarif Pasal 17 Undang-undang No. 36 Tahun 2008 ........................... 6

2.1

Tarif Pasal 17 Undang-undang No. 36 Tahun 2008 ........................... 19

2.2

Penghitungan PPh PPh Pasal 21 atas Pengjhasilan yangDiterima Tenaga Ahli yang Melakukan Pekerjaan Bebas ................... 23

2.3

Tinjauan Terdahulu ........................................................................... 35

4.1

Penghasilan Tidak Kena Pajak .......................................................... 52

4.2

Penyetoran dan Penyampaian ............................................................ 67

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan

Halaman

1.

Surat Keterangan Riset ..................................................................... 75

2.

Daftar Gaji Karyawan Tetap ............................................................. 76

3.

Daftar Upah Tenaga Harian Lepas .................................................... 80

4.

Penghitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap


Menurut PT. Hikerta Pratama ........................................................... 82

5.

Penghitungan PPh Pasal 21 Upah Tenaga HarianLepas Menurut PT. Hikerta Pratama ................................................. 86

6.

Penghitungan PPh Pasal 21 Karyawan Tetap Menurut


Penulis Dengan Mengacu Pada Undang-undang
Pajak Penghasilan No. 36 Tahun2008................................................ 88

7.

Penghitungan PPh Pasal 21 Upah Tenaga Harian Lepas


Menurut Penulis Dengan Mengacu Pada Undang-undang
Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 ............................................... 92

xv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perubahan tatanan kehidupan bangsa Indonesia yang bergulir cepat
sejak runtuhnya rezim kekuasaan orde baru adalah proses perubahan dalam
segala bidang, citacita untuk mewujudkan negara yang maju memacu
perubahanperubahan yang mendasar diberbagai sektor dan tahapan.
Peraturan

perpajakan

selalu

disempurnakan

sejalan

dengan

perkembangan ekonomi dan sosial. Perubahan selalu dibuat untuk


menyesuaikan kondisi yang ada, karena itu peraturan

perpajakan selalu

mengalami perubahan dari waktu ke waktu Salah satu adalah terhadap UU


Pajak Penghasilan.
Perubahan diatas merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk
lebih memberikan keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak
serta agar lebih dapat diciptakan kepastian hukum. Oleh karena itu,
Pemerintah mengeluarkan Undangundang Pajak Penghasilan No. 7 Tahun
1983, dan Undang undang Pajak Penghasilan No. 10 Tahun 1994 dan
sebagaimana telah diubah dengan Undang undang Pajak Penghasilan No.
17 Tahun 2000. Terakhir diubah dengan Undangundang No. 36 Tahun 2008.

Perubahan Undangundang Pajak Penghasilan tersebut, dilakukan


dengan tetap berpegang teguh pada prinsip prinsip perpajakan yang dianut
secara universal, yaitu keadilan, kemudahan/efisiensi administrasi dan
produktifitas penerimaan negara serta tetap mempertahankan self assessment
system.
Sistem pemungutan pajak dengan self assessment system, yaitu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang, dalam self assessment system
wajib pajak bersifat aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang menurut Undangundang pada suatu masa pajak,
sedangkan fiskus tidak ikut campur, hanya mengawasi.
Hal ini berarti bahwa wajib pajak bertanggung jawab atas kewajiban
pajak menurut Peraturan Undang undang mulai dari saat pendaftaran
sebagai wajib pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
menghitung, menyetorkan pajak yang terutang dan melaporkannya ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP)
Kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah dalam self assessment
system, mewajibkan kepada wajib pajak untuk memliki kemampuan dalam
memahami dan menerapkan peraturan perpajakan yang sedang berlaku,
mengikuti informasi terhadap peraturan perpajakan yang sedang berkembang,
mempunyai kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan pentingnya
membayar pajak.

Banyaknya upaya perubahan untuk memperbaiki peraturan perpajakan,


namun kenyataannya dalam pelaksanaan masih banyak wajib pajak yang
kurang mengerti dan memahami dalam penerapan pajak penghasilan Pasal 21
dalam hal penghitungan, pelaporan dan penyetoran kewajiban perpajakannya.
Selain ketentuan Peraturan Undang undang Perpajakan diatas, dasar
hukum yang dipakai dalam penghitungan, pemotongan, pelaporan dan
penyetoran PPh Pasal 21 adalah Peraturan Direktorat Jendral Pajak No. PER31/PJ./2009.
Begitu banyak peraturan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah,
namun dalam pelaksanaannya seringkali terjadi pelanggaran yang tidak sesuai
dengan dasar hukum pajak. Adapun jenis penyimpangan yang sering terjadi
adalah banyaknya wajib pajak yang tidak membayar kewajibannya secara
penuh. Hal tersebut akibat adanya pemalsuan dokumentasi atau proses
penahapan yang dilakukan tidak sesuai prosedur. Dengan adanya perubahan
Undangundang Perpajakan

tersebut diharapkan wajib pajak juga dapat

memenuhi kewajiban perpajakannya secara lebih baik.


Terdapat beberapa penelitian terhadap pajak penghasilan Penelitian
sebelumnya dilakukan oleh Fitri Damayanti (2004) pada PT.Unitra
Adhiwijaya. Ia menyimpulkan bahwa perusahaan tersebut belum menerapkan
penghitungan terhadap pajak penghasilan Pasal 21 sesuai dengan Undang
undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000. Didalam penelitiannya ia
menyebutkan terdapat penyesuaian terhadap Undang undang Pajak

Penghasilan Tidak kena Pajak (PTKP) yang mana terdapat kenaikan jumlah
PTKP yang diberlakukan Tahun 2005 sesuai dengan Keputusan Mentri
Keuangan No.564/KMK.3/2004 tentang penyesuaian besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak ( PTKP ) yaitu :
1. Rp 2.880.000,00

untuk diri wajib pajak orang pribadi, disesuaikan

menjadi sebesar Rp 12.000.000,00


2. Rp 1.440.000,00 tambahan untuk wajib pajak yang kawin disesuaikan
menjadi sebesar Rp 1.200.000,00
3. Rp 2.880.000,00 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami disesuaikan menjadi sebesar Rp
12.000.000,00
4. Rp 1.440.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan
keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap
keluarga, disesuaikan menjadi sebesar Rp 1.200.000,00
Selanjutnya Mohamad Arif Hidayat (2006) pada Rumah Sakit
Bhineka Bakti Husada. Ia menyimpulkan bahwa Perusahaan tersebut belum
menerapkan penghitungan terhadap pajak penghasilan Pasal 21 sesuai dengan
Undang undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000. Dimana dalam
penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 ada beberapa kekeliruan yang
mengakibatkan ketidaksesuaian antara jumlah penghitungan PPh Pasal 21
terutang menurut Rumah Sakit dengan jumlah penghitungan PPh Pasal 21

terutang menurut Peneliti dengan mengacu kepada Undang udang Pajak


Penghasilan No.17 Tahun 2000.
Adapun perbedaan antara peneliti sebelumnya dengan penulis,
Peneliti sebelumnya melakukan Riset terhadap Pajak Penghasilan mengacu
kepada Undang undang No. 17 Tahun 2000, Sedangkan Penulis melakukan
Riset terhadap Pajak Penghasilan mengacu kepada Undang undang yang
terbaru yaitu Undang undang No. 36 Tahun 2008 yang akan diberlakukan 1
Januari Tahun 2009.

Dalam penelitian ini untuk menghitung Pajak Penghasilan yaitu


dengan mengalikan tarif PPh dengan Penghasilan kena Pajak (PKP).
Sedangkan tarif PPh dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2005 s.d. 2008

Tabel 1.1
Tarif Pasal 17, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Sampai dengan Rp 25.000.000,00
Diatas Rp 25.000.000,00 s.d. Rp
50.000.000,00
Diatas Rp 50.000.000,00 s.d. Rp
100.000.000,00
Diatas Rp 100.000.000,00 s.d. Rp
200.000.000,00
Diatas Rp 200.000.000,00

Tarif Pajak
5%
10%
15%
25%
35%

2. Wajib Pajak Orang Pribadi Mulai Tahun 2009

Tabel 1.2
Tarif Pasal 17, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008
Lapisan penghasilan kena pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,00
Diatas Rp 50.000.000,00 s.d. Rp
250.000.000,00
Diatas Rp.250.000.000,00 s.d. Rp
500.000.000,00
Diatas Rp 500.000.000,00

Tarif pajak
5%
15%
25%
30%

Untuk menghitung penghasilan kena pajak orang pribadi adalah


jumlah penghasilan bersih dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Sedangkan PTKP sebagai berikut :

1. PTKP Tahun 2005 s.d. 2008

a. Rp 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) untuk diri
wajib pajak orang pribadi
b. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk
wajib pajak yang kawin
c. Rp 13.200.000,00 (tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) tambahan
untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan
suami dengan syarat : Istri sebagai karyawati yang memperoleh
penghasilan yang telah dipotong PPh 21, dan pekerjaan istri tidak ada
hubungan dengan usaha dan pekerjaan bebas suami
d. Rp 1.200.000,00 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk
setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan


sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga

2. PTKP Mulai Tahun 2009

a. Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu


rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi.
b. Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan
untuk wajib Pajak yang kawin.
c. Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung
dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(1) dan
d. Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan
untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam
garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

Besarnya penghasilan neto pegawai tetap ditentukan berdasar


penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan.
1. Biaya Jabatan Tahun 2006 s.d. 2008
Biaya Jabatan, yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dengan jumlah maksimum yang
diperkenankan sejumlah Rp 1.296.000,00 (satu juta dua ratus sembilan puluh

enam ribu rupiah) setahun atau Rp 108.000,00 (seratus delapan ribu rupiah)
sebulan
2. Biaya Jabatan Mulai Tahun 2009
Besarnya Biaya Jabatan mulai 1 Januari 2009 telah berubah.
Ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK250/PMK. 03/2008. Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi
pegawai tetap ditetapkan sebesar 5% dari Penghasilan Bruto, setinggitingginya Rp 6.000.000,00 setahun atau Rp 500.000,00 sebulan.
Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan diatas maka penulis
memutuskan mengajukan skripsi dengan konsentrasi perpajakan khususnya
pajak atas penghasilan orang pribadi dalam negeri pada suatu perusahaan.
Adapun judul yang diajukan oleh penulis yaitu Analisis Penerapan
Penghitungan,

Pemotongan,

Penyetoran

dan

Pelaporan

Pajak

Penghasilan Pasal 21 Berdasarkan Undang undang Nomor 36 Tahun


2008 Pada PT. Hikerta Pratama.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah:
apakah PT. Hikerta Pratama dalam menetapkan kewajiban atas pajak
penghasilan Pasal 21 telah sesuai dengan Undangundang Perpajakan No. 36
Tahun 2008.
C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk
mengetahui apakah pelaksanaan penghitungan, pemotongan, penyetoran
dan pelaporan pajak penghasilan Pasal 21 oleh PT. Hikerta Pratama sesuai
dengan Undangundang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000 sebagai
mana telah diubah terakhir dengan Undangundang No. 36 Tahun 2008.
2. Manfaat Penelitian
a.

Bagi Peneliti
Berharap dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
mengikuti perkuliahan dan menjadi pengetahuan apabila nanti terjun
secara langsung kelapangan. Serta merupakan persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

b.

Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat menjadi masukan dan menjadi bahan evaluasi
berkenaan dengan penerapan penghitungan dan pelaporan pajak
selanjutnya, khususnya Pajak Penghasilan Pasal 21.

c.

Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menambah wawasan mengenai aspekaspek
perpajakan, khususnya dalam hal penghitungan dan pelaporan pajak
penghasilan Pasal 21 sesuai dengan Undang undang yang berlaku.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu


Tabel 2.3
Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian

Judul

Arja Sadjiarto
( 2006 )

Variasi Penghitungan dan


Penyetoran Pajak penghasilan Pasal
21

Amber
Pengaruh Kebijakan Pajak
Lumbantoruan Penghasilan Pasal 21 Terhadap
( 2002 )
Penghasilan Badan pada PDAM
Bayumas

35

Perbedaan

Persamaan

Alat Analisis

Hasil

Penghitungan dan
Variasi dan KEP545/PJ/2000.
Penyetoran pajak
PER-15/PJ/2006.
Penghasilan Pasal 21
UU No. 17 Tahun 2000.
Biaya jabatan
Tarif pajak
PTKP

Metode kualitatif
Dalam melakukan
dengan pendekatan penghitungan dan penyetoran
study kasus
PPh Pasal 21 bagi pegawai
tetap untuk menghindari lebih
bayar pada SPT Tahuunan
dengan cara menerapkan
system kumulatif.

Pajak Penghasilan
Badan Pada PDAM.
UU No.17 Tahun 2000,
Biaya jabatan,
Tarif pajak,
PTKP,

Metode penelitian
arsip dan Analisis
statistic deskriptif,
Statistic inferensial
parametik

Pajak Penghasilan
Pasal 21

Menyatakan kebijakan pajak


penghasilan pasal 21 dalam
bentuk tunjangan pajak lebih
menguntungkan bagi
perusahaan dari pada subsidi
pajak.

Lanjutan
Tabel 2.3
Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian

Judul

Perbedaan

Persamaan

Alat Analisis

Hasil

Yunita Christy Hubungan Keakuratan


( 2003 )
Penghitungan Pajak Penghasilan
Pasal 21 Antara fiskus dan Wajib
Pajak pada RS Immanuel

Hubungan Keakuratan. Penghitungan PPh


Fiskus dan Wajib Pajak Pasal 21
pada RS Immanuel.
UU No. 17 Tahun 2000.
Biaya jabatan,
Tarif pajak,
PTKP

Metode Deskriftif
analitis

Jumlah pajak penghasilan


Pasal 21 yang dihitung
Rumah Sakit Imanuel per
bulan sama dengan jumlah
pajak penghasilan pasal 21
yang dihitung oleh fiskus
berdasarkan undang- undang
perpajakan No.17 Tahun
2000.

Yuwono
(2007 )

Penerapan Pemotongan,
Penyetoran.
UU No.17 Tahun 2000,
KEPNo.564/KMK.3/2004,
Biaya jabatan,
Tarif
PTKP

Metode Deskriptif
kualitatif

Dalam penghitungan dan


pelaporan pajak penghasilan
terdapat ketidak kesesuaian
antara peneliti dengan
perusahaan dalam hal
penghitungan penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP)

Analisis Pelaksanaan Penghitungan


dan Pelaporan Pajak Penghasilan
Pasal 21 pada PT. XYZ
( Produksi Biskuit)

36

Penghitungan dan
Pelaporan pajak
Penghasilan Pasal 21

37

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Adapun yang menjadi objek pajak penelitian ini adalah PT. Hikerta
Pratama penelitian ini dibatasi hanya pada masalah bagaimana cara pelaksanaan
penghitungan, pemotongan, pelaporan dan penyetoran pajak penghasilan Pasal
21 terhadap pegawai tetap dan tenaga lepas harian

yang berkerja pada

perusahaan tersebut.
B. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah studi kasus yang
bersifat deskriptif untuk tujuan analisis. Untuk penghitungan penulis mengambil
108 sampel SPT form 1721 A Tahunan secara random dimana penghitungannya
didasarkan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Adapun sampel yang
diambil berdasarkan pertimbangan terhadap pegawai tetap dan tenaga harian
lepas yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Pegawai tetap yang penghasilan neto-nya melebihi PTKP
2. Pegawai tetap yang berkerja mulai awal tahun hingga akhir tahun
3. Pegawai tetap yang bekerja mulai awal tahun dan berhenti pada pertengahan
tahun

37

4. Tenaga harian lepas yang dibayarkan secara bulanan


C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian deskriptif ini penulis melakukan penelitian untuk
memperoleh data-data yang diperlukan dengan metode:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian Kepustakaan yaitu usaha yang dilakukan oleh penulis untuk
memperoleh data-data sekunder yang diperlukan dengan cara membaca,
mempelajari, menelaah dan menganalisis sumber kepustakaan yang relavan
seperti buku, Undang-undang peraturan perpajakan, serta diklat-diklat kuliah
yang berkaitan dengan pembahasan skripsi sebagai dasar perbandingan antara
teori yang relavan dengan peraktik yang terjadi dalam operasi perusahaan.
2. Penelitian Lapangan (field Research)
Penelitian Lapangan yaitu usaha yang dilakukan penulis dalam rangka
memperoleh data primer dan skunder berupa wawancara (interview) dengan
pihak-pihak yang dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini seperti
dengan pihak humas, personalia, akuntansi dan bagian perpajakan.
3. Dokumentasi (Documentation)
Dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menelaah atas
dokumen -dokumen yang terkait dalam hal penghitungan dan pelaporan pajak
penghasilan Pasal 21 pada PT. Hikerta Pratama. Dokumen ini berupa Surat

38

Pemberitahunan (SPT) PT. Tahunan beserta Surat Setoran Pajak (SSP) nya,
profil Perusahaan, daftar gaji karyawan, serta dokumen-dokumen yang terkait.
D. Metode Analisa
Dalam skripsi ini metode analisa data yang penulis terapkan adalah metode
deskriftif kuantitatif dan metode deskriftif kualitatif. Data-data yang telah penulis
kumpulkan dari penelitian lansung maupun literatur akan dijabarkan melalui
analisa guna memperoleh jawaban atas rumusan yang ada. Analisis yang
digunakan dalam menjabarkan penelitian ini adalah:
1. Analisis Kualitatif, yaitu analisis dengan cara mempelajari dan menguji
apakah ketentuan Undang-undang Perpajakan yang berlaku telah ditetapkan
oleh perusahaan dalam penghitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan
pajak penghasilan Pasal 21 telah sesuai dengan Undang - undang Perpajakan
yang berlaku.
2. Analisis kuantitatif, yaitu analisis atas penelitian dengan cara penghitungan
angka- angka. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang nyata
mengenai penghitungan dan pemotongan pajak penghasilan Pasal 21
diperusahaan dengan cara memperoleh data data mengenai gaji, tunjangan
serta iuran yang berlaku diperusahaan kemudian mengujinya dengan
penghitungan pajak penghasilan Pasal 21 yang berlaku.

39

E. Operasi Variabel Penelitian


Dalam penelitian ini, penulis mengindentifikasi variabel-variabel yang
digunakan dalam membahas masalah tersebut:
1. Penghasilan Bruto
Penghasilan Bruto yaitu penghasilan yang diterima oleh karyawan berupa
gaji, tunjangan-tunjangan dan lain-lain.
2. Biaya Jabatan
Biaya jabatan yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan yang besarnya 5% dari penghasilan bruto sebesar- besarnya Rp
6.000.000,00 (enam juta rupiah ) setahun atau Rp 500.000,00 ( lima ratus ribu
rupiah) sebulan.
3. Penghasilan Neto
Penghasilan Neto yaitu penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan.
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak
Penghasilan Tidak Kena Pajak yaitu: jumlah pengurangan terhadap
penghasilan neto yang besarnya ditentukan oleh Undang undang Perpajakan
dan Peraturan Dirjen Pajak.
5. Penghasilan Kena Pajak
Penghasilan Kena Pajak yaitu dasar penghitungan pajak terutang yang
diperoleh dari jumlah penghasilan neto dikurangi PTKP.

40

6. Pajak Terutang
Pajak Terutang yaitu pajak yang harus dibayar pada suatu masa pajak,
besarnya pajak terutang dihitung dari jumlah PKP yang diperoleh lalu
dikalikan dengan tarif pajak Pasal 17 Undang undang Nomor 36 Tahun
2008.

41

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Dasar Perpajakan


1. Pengertian Pajak
Dalam membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan
batasan tentang pajak, diantara pengertian pajak yang dikemukakan oleh
Prof. Dr. Rocmat Soemitro, dan Mardiasmo (2009:1):
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang
undang (yang dapat dipaksakan ) dengan tiada mendapat jasa timbal balik
( kontraprestasi ) yang lansung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.

Menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani,Guru Besar Hukum Pajak


Universitas Amsterdam, yang telah di terjemahkan oleh R.Santoso
Brotidihatjo, dalam bukunya, Pengantar Ilmu Hukum Pajak (Waluyo
dan Wirawan B.Ilyas 2009:4)
Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh wajib pajak yang membayarnya menurut peraturanperaturan, dengan
tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang
gunanya untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara harus menyelenggarakan pemerintahan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa caracara yang
melekat dalam pengertian pajak adalah:

10

a.

Iuran rakyat, dalam perundangundangan pajak negara kita ditugaskan


bahwa pajak merupakan perwujudan keikutsertaan warga negara
dalam pembangunan nasional.

b.

Kepada Kas Negara, UU KUP menegaskan bahwa pajak harus dibayar


ke kas negara atau badan keuangan yang ditujukan secara resmi oleh
pemerintah (UU KUP Pasal 10).

c.

Pajak dipungut berdasarkan UU serta aturan pelaksanaan yang


sifatnya dapat dipaksakan.

d. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditujukan adanya Kontraprestasi


individual oleh pemerintah.
e. Digunakan

untuk

pengeluaranpengeluaran

negara

yang

bila

pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public


investment.
2. Fungsi Pajak
Ada 2 Fungsi Pajak :
a. Fungsi Budgeter (Penerimaan)
Pajak sebagai sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai
pengeluaranpengeluarannya.
b. Fungsi Regulerent (Mengatur)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

11

3. Sistem Pemungutan Pajak


a.

Official Assessment System


Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak. Dalam official assessment system wajib pajak bersifat
pasif dan utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak
oleh fiskus.

b. Self Assessment System


Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib
pajak untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Dalam Self
Assessment System wajib pajak bersifat aktif, mulai dari menghitung,
menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sedangkan
fiskus tidak ikut campur, hanya mengawasi.
c.

With Holding System


Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak
ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

B. Pajak Penghasilan Pasal 21


1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak penghasilan Pasal 21 merupakan pajak yang dipotong oleh
pihak lain atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan

12

dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh
wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
Dasar pengenaan pajak penghasilan Pasal 21 adalah Undangundang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000 sebagai mana telah diubah
terakhir dengan Undangundang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008.
2. Pemotongan pajak PPh Pasal 21
Pemotongan pajak PPh Pasal 21 diantaranya adalah :
a.

Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik
merupakan pusat maupun cabang, perwakilan atau unit, bentuk usaha
tetap, yang membayar gaji, upah, honorium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan
dengan perkerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan
pegawai.

b. Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan pada pemerintah


pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah,
lembaga-lembaga negara lainnya dan kedutaan besar RI di luar negeri
yang membayar gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran lain
dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa
dan kegiatan.
c. Dana pensiun, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, tenaga kerja, dan
badanbadan lain yang membayar uang pensiun dan Tabungan Hari
Tua atau Jaminan Hari Tua.

13

d.

Perusahaan, Badan dan Bentuk Usaha Tetap, yang membayar


honorium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan
kegiatan, jasa, termasuk jasa tanaga ahli dengan status wajib pajak
dalam negeri yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk
dan atas nama persekutuannya.

e. Perusahaan, Badan dan Bentuk Usaha Tetap, yang membayar


honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan
dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan
status wajib pajak luar negeri.
f. Yayasan ( termasuk yayasan dibidang kesejahteraan, rumah sakit,
pendidikan kesenian, olah raga , kebudayaan), lembaga, kepanitiaan,
asosiasi, perkumpulan, organisasi masa, organisasi sosial politik dan
organisasi lainnya dalam bentuk apapun dalam segala bidang kegiatan
sebagai pembayaran gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan
nama apapun sehubungan dengan perkerjaan, jasa, kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi.
g. Perusahaan, Badan, dan Bentuk Usaha Tetap, yang membayarkan
honorarium atau imbalan lain kepada perserta didik, pelatihan, dan
pemanggangan.
h. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah, organisasi
termasuk organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi serta
lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan) yang membayar
honorarium, hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada

14

wajib pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu


kegiatan.
3. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21
Menurut Waluyo dan Wirawan B. Ilyas (2009:14) penerimaan
penghasilan yang dipotong pajak penghasilan Pasal 21 yaitu:
a.

Pegawai adalah setiap orang pribadi, yang melakukan pekerjaan


berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik tertulis maupun
tidak tertulis, termasuk yang melakukan pekerjaan dalam jabatan
negeri atau Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah.

b. Penerima uang pensiun adalah orang pribadi atau ahli warisnya yang
menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan
dimasa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima
Tabungan Hari Tua.
c. Penerima honorarium adalah orang pribadi yang menerima atau
memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan, atau kegiatan
yang dilakukan.
d. Penerima upah adalah orang pribadi yang menerima upah harian, upah
mingguan, upah borongan, atau upah satuan.
e. Orang pribadi lainnya yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan dari pemotong pajak.

15

4. Tidak Termasuk Objek Pajak Penghasilan Pasal 21


Dalam Pasal 8 Keputusan Direktorat Jendral Pajak No. KEP
31/PJ/2009, yang tidak termasuk objek pajak penghasilan Pasal 21, yaitu:
a. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi
kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.
b. Penerima dalam betuk natura dan kenikmatan kecuali yang diberikan
oleh bukan wajib pajak.
c. Iuran

pensiun

yang

dibayarkan kepada dana

pensiun

yang

pendiriannya telah disahkan Mentri Keuangan serta Iuran Tabungan


Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua (THT) kepada badan penyelenggara
jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja.
d. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja.
e. Zakat yang diterima oleh Pribadi yang berhak dari badan atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.
f. Beasiswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l
Undang-undang Pajak Penghasilan.
5. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21
Dalam Pasal 3 Peraturan Direktorat Jendral Pajak No. PER31/PJ/2009, yang menjadi objek pajak penghasilan adalah:
a.

Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji,


uang pensiun bulanan,

upah, honorarium (termasuk honorarium

anggota dewan komisariat atau anggota dewan pengawas) premi


bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi,
16

tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan kemahalan, tunjangan


jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak,
tunjangan pensiun, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, premi
asuransi yang dibayar pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya
dengan nama apapun.
b.

Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa


jasa produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya,
tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis
lainnya yang sifatnya tidak tetap.

c.

Upah harian, upah mingguan, upah satuan dan upah borongan.

d.

Uang tebusan pensiun, uang pesangon, uang Tabungan Hari Tua atau
Jaminan Hari Tua, dan pembayaran lain sejenis.

e.

Honorarium, uang saku, hadiah, atau penghargaan dengan nama dan


dalam bentuk apapun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh wajib pajak dalam negeri, terdiri dari :
1) Tenaga ahli
2) Pemain musik, pembawa acara, pelawak,bintang film,bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, crew film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis,
dan seniman lainnya.
3) Olahragawan
4) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator.

17

5) Pengarang, peneliti, dan penerjamaah.


6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer, dan
sistem aplikasinya, telekomunikasi, elekronika, fotografi, ekonomi
dan sosial.
7) Agen iklan.
8) Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada
suatu kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas
lainnya dalam segala bidang kegiatan.
9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan.
10) Peserta perlombaan.
11) Petugas penjaga barang dagangan.
12) Petugas dinas luar asuransi.
13) Peserta pendidikan dan pelatihan
14) Distributor perusahaan multilevel marketing atau dierect selling
dan kegiatan sejenis lainnya.
f.

Gaji, gaji kehormatan, tunjangantunjangan lain yang terkait dengan


gaji yang diterima oleh pejabat negara dan PNS.

g.

Uang pensiun dan tunjangantunjangan lain yang sifatnya terkait


dengan uang pensiun yang diterima oleh pensiunan termasuk janda
atau duda dan atau anakanaknya.

h.

Penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama


apapun yang diberikan oleh bukan wajib pajak.

18

6. Tarif Pajak Penghasilan


Tabel 2.1.
Tarif Pasal 17, Undangundang Nomor 36 Tahun 2008
Lapisan Penghasilan kena Pajak
Sampai dengan RP
50.000.000,00
Diatas Rp 50.000.000,00 s.d.
Rp 250.000.000,00
Diatas Rp 250.000.000,00 s.d.
Rp 500.000.000,00
Diatas Rp 500.000.000,00

Tarif Pajak
5%
15 %
25 %
30 %

Sumber : Undang-undang Perpajakan No.36 Tahun 2008

7. Pengurangan yang diperbolehkan:


Dalam Pasal 1 Keputusan Jendral Pajak No. KEP 250/PJ/2009,
yang menjadi pengurangan pajak Penghasilan Pasal 21 adalah:
a.

Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto


untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi pegawai
tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36
Tahun 2008 ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan
bruto, setinggi-tingginya Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun
atau Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sebulan.

b.

Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan


bruto untuk penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan bagi

19

pensiunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) UndangUndang

Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 36 Tahun 2008 ditetapkan sebesar 5% (lima persen)
dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 2.400.000,00 (dua juta
empat ratus ribu rupiah) setahun atau Rp 200.000,00 (dua ratus ribu
rupiah) sebulan.
8. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor pokok wajib pajak adalah nomor yang diberikan kepada
wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajibannya.
Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang tidak
memiliki NPWP, dikenakan pemotong PPh Pasal 21 dengan tarif lebih
tinggi 20% dari pada tarif yang diterapkan terhadap wajib pajak yang
memiliki NPWP. Artinya jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah
sebesar 120% dari jumlah yang seharusnya dipotong dalam hal yang
bersangkutan memiliki NPWP.
9. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari seorang
pegawai dihitung berdasarkan penghasilan netonya dikurangi dengan

20

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Atas besarnya PTKP dalam


Undang undang Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 dan Peraturan
Direktorat Jendral Pajak No. PER-31/PJ./2009 sebagai berikut:
a.

Rp. 15.840.000,00. (Lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) untuk diri wajib orang pribadi.

b.

Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)
tambahan untuk wajib pajak yang sudah menikah.

c.

Rp. 15.840.000,00. (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung
dengan suami.

d.

Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)
tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan anggota keluarga
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi
tanggungan sepenuhnya. Paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.

10. Cara Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21


a.

Contoh Penghitungan PPh 21 Terhadap Penghasilan Pegawai


Tetap
Hasan bekerja pada Perusahaan PT ABC dengan memperoleh gaji
sebulan Rp. 2.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp.
50.000,00. Hasan menikah dan mempunyai 1 anak

21

Perhitungan PPh Pasal 21


Gaji sebulan
Pengurangan
Biaya Jabatan :
5% X Rp. 2.000.000,00.
Rp. 100.000,00.
Iuran Pensiun :
Rp. 50.000,00.
Penghasilan neto sebulan
Penghasilan neto setahun
12 X Rp. 1.850.000,00.
PTKP setahun
Untuk WP sendiri
Rp.15.840.000,00.
Tambahan WP kawin
Rp. 1.320.000,00.
Tambahan 1 anak
Rp. 1.320.000,00.
Penghasilan Kena Pajak Setahun
PPh Pasal 21 Terutang :
5% X Rp. 3.720.000,00 = Rp. 186.000,00
PPh Pasal 21 Sebulan :
Rp. 102.000.000,00. : 12 = Rp. 15.500,00
b.

Rp. 2.000.000,00.

Rp. 150.000,00
Rp. 1.850.000,00
Rp. 22.200.000,00

Rp. 18.480.000,00
Rp. 3.720.000,00.

Penghitungan Pemotongan PPh 21 Atas Penghasilan yang


Diterima Peserta Kegiatan
Taufiq adalah seorang pemain bulu tangkis professional yang
bertempat tinggal di Indonesia, ia menjuarai turnamen Indonesia
terbuka dan memperoleh hadiah sebesar Rp. 200.000.000,00.
PPh terutang atas hadiah turnamen Indonesia terbuka tersebut adalah:
5% Rp 50.000,000,00.

= Rp. 2.500,000,00.

15% Rp.150.000,000,00. = Rp. 22,500.000,00. Rp. 25.000,000,00.


c.

Ir. Garda Suganda, adalah seorang arsitek, pada bulan Maret 2009
menerima fee sebesar Rp 100.000.000,00 dari PT. Selaras Propertindo
sebagai imbalan pemberian jasa yang dilakukannya. Pada bulan Juli
2009 menerima pelunasan sisa fee sebesar Rp 50.000.000,00
22

Penghitungan PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong atas


penghasilan Ir. Garda Suganda adalah sbb :

Table 2.2
Penghitungan Pemotong PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Yang
Diterima Tenaga Ahli yang Melakukan Pekerjaan Bebas

Bulan

Penghasilan
bruto
(Rupiah)

Dasar
Pemotongan
PPH Pasal 21
(Rupiah)

(1)
(2)
(3)=50%x(2)
Maret
100.000.000 50.000.000
Juli
50.000.000
25.000.000
Jumlah 150.000.000 75.000.000
Sumber : Perpajakan edisi revisi 2009

Dasar
Tariff
Pemotongan
Pasal 17
PPH Pasal
ayat 1
21 kumulatif
huru a
(Rupiah)
UUD PPh
(4)
(5)
50.000.000
5%
75.000.000
15%

PPH Pasal
21 Terutang
(6)=(3)x(5)
2.500.000
3.750.000
6.250.000

Penjelasan Penghitungan:
Pada bulan Maret 2009, jumlah kumulatif 50% dari penghasilan
bruto yang dibayarkan kepada Ir. Garda Suganda sebesar Rp
50.000.000,00 (belum lebih dari 50 juta), sehingga atas penghasilan yang
dibayarkan kepada Ir. Garda Suganda harus dipotong PPh Pasal 21 sebesar
5% dari 50% Jumlah penghasilan bruto yang diterima. Sementara itu, Pada
bulan Juli 2009, jumlah kumulatif 50% dari penghasilan bruto yang
dibayarkan kepada Ir. Garda Suganda telah melebihi Rp 50.000.000,00
sehingga tarif yang berlaku adalah 15% dari 50% Jumlah penghasilan
bruto.

23

11. Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak


Berdasarkan

Peraturan

Direktorat

Jendral

Pajak

No.Kep-

31/PJ/2009. Hak dan kewajiban pemotong pajak penghasilan pasal 21


adalah sebagai berikut :
a. Setiap pemotong pajak wajib mendaftarkan diri kekantor pelayanan
pajak atau kantor penyuluhan pajak setempat.
b. Pemotong pajak mengambil sendii formulirformulir yang diperlukan
dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakannya pada kantor
pelayanan pajak atau kantor penyuluhan setempat.
c. Pemotongan pajak wajib mengundang, memotong, dan menyetorkan
PPh Pasal 21 yang terutang untuk setiap bulan takwim.
d. Penyetor pajak dilakukan dengan menggunakan surat setoran pajak
(SSP) kekantor pos atau Bank Usaha Milik Negara atau Badan Usaha
Milik Daerah, atau bankbank lain yang ditunjuk oleh dirjen
Anggaran, selambat- lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikutnya.
e. Pemotong pajak wajib melaporkan penyetoran tersebut sekalipun nihil
dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa ke kantor
pelayanan

pajak

atau

kantor

penyuluhan

pajak

setempat,

selambatlambatnya pada Tanggal 20 takwim.


f. Apabila dalam satu bulan takwim terjadi kelebihan penyetoran PPh
Pasal 21, maka kelebihan tersebut dapat diperhitungkan dengan PPh
Pasal 21 yang terutang pada bulan berikutnya dalam tahun takwim
yang bersangkutan.
24

g. Pemotong pajak wajib memberikan Bukti pemotongan PPh Pasal 21


baik diminta maupun tidak pada saat diberlakukannya pemotongan
pajak kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap, penerima
uang tebusan pensiun, penerima Jaminan Hari Tua, penerima uang
pesangon, dan penerima dana pensiun.
h. Pemotongan pajak wajib memberikan bukti pemotong PPh pasal 21
Tahun kepada pegawai tetap, termasuk penerima pensiun bulanan,
dengan menggunakan formulir yang ditentukan oleh Dirjen Pajak
dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir.
i. Apabila pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiun pada bagian
tahun takwim, maka bukti pemotongan diberikan oleh pemberi kerja
selambatlambatnya

(satu)

bulan

setelah

pegawai

yang

bersangkutan berhenti bekerja atau pensiun.


j. Dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir, pemotong
pajak berkewajiban menghitung kembali jumlah PPh Pasal 21 yang
terutang oleh pegawai tetap dan penerima pensiun bulanan menurut
tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang undang No. 17
Tahun 2000 tentang pajak Penghasilan sebagai mana telah diubah
terakhir dengan Undang undang No. 36 Tahun 2008.
k. Jumlah penghasilan yang menjadi dasar penghitungan PPh Pasal 21 di
dasarkan pada kewajiban pajak subjektif yang melekat pada pegawai
tetap yang bersangkutan dan untuk pegawai tetap yang berkewajiban
pajak sebjektifnya berawal atau berakhir dalam tahun pajak

25

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (5) Undangundang


No.17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undangundang No. 36 Tahun 2008
penghitungannya sebagai berikut :
1) Dalam hal pegawai tetap adalah wajib pajak dalam negeri dan
mulai atau berhenti bekerja dalam tahun berjalan, penghitungan
PPh Pasal 21 didasarkan pada jumlah penghasilan yang sebenarnya
diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak yang bersangkutan
dan tidak disetahunkan
2) Dalam tahun pegawai tetap adalah wajib pajak dalam negeri yang
merupakan pendatang dari luar negeri, yang mulai bekerja di
Indonesia dalam tahun berjalan, penghitungan PPh pasal 21
didasarkan pada jumlah penghasilan yang sebenarnya diperoleh
dalam bagian tahun pajak yang bersangkutan yang disetahunkan
l. Apabila jumlah pajak yang terutang lebih besar dari jumlah pajak
yang telah dipotong, kekurangannya dipotongkan dari pembayaran
gaji pegawai yang bersangkutan untuk bulan pada waktu dilakukannya
penghitungan kembali
m. Apabila jumlah pajak terutang lebih rendah dari jumlah pajak yang
telah dipotong, kelebihannya dipenghitungkan dengan pajak yang
terutang atas gaji untuk bulan pada waktu dilakukan penghitungan
kembali.

26

n. Setiap

pemotong

pajak wajib

mengisi,

menandatangani dan

menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal 21 ke Kantor Pelayanan


Pajak tempat pemotongan pajak terdaftar atau kantor penyuluhan
pajak setempat.
o. Surat Pemberitahuan Tahun PPh Pasal 21 harus disampaikan
selambatlambatnya tanggal 31 Maret tahun takwim berikutnya.
p. Pemotong

pajak

dapat

mengajukan

permohonan

untuk

memperpanjang jangka waktu.


q. Permohonan diajukan secara tertulis selambat- lambatnya tanggal 31
Maret tahun takwim berikutnya dengan menggunakan formulir yang
ditentukan oleh Dirjen pajak disertai surat pernyataan mengenai
penghitungan sementara PPh Pasal 21 yang terutang dan bukti
pelunasan kekurangan pembayaran PPh Pasal 21 yang terutang untuk
takwim yang bersangkutan.
r. Surat Pemberitahunan Tahun PPh Pasal 21 harus dilampiri dengan
lampiran-lampiran yang ditentukan dalam petunjuk pengisian SPT
Tahunan PPh pasal 21 untuk tahun pajak yang bersangkutan.
s. Apabila terdapat pegawai berkembang asing, maka SPT Tahunan PPh
Pasal 21 yang bersangkutan harus dilampiri foto copy surat izin
bekerja yang dikeluarkan oleh Dapartemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi atau Instansi yang berwenang.
t. Dalam hal jumlah PPh Pasal 21 yang terutang dalam satu tahun
takwim

lebih

besar

dari

Penghasilan

yang

telah

disetor,

27

kekurangannya harus disetor sebelum penyampaian SPT Tahunan PPh


Pasal 21 selambat-lambatnya tanggal 25 Maret tahun takwim
berikutnya.
u. Dalam hal jumlah PPh Pasal 21 yang terutang dalam satu tahun
takwim lebih kecil dari PPh Pasal 21 yang telah disetor, kelebihan
tersebut dipenghitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terutang untuk
bulan pada waktu dilakukannya penghitungan tahunan, dan jika masih
ada sisa kelebihan, maka diperhitungkan untuk bulan-bulan lainnya
dalam tahun berikutnya.
v. Dalam hal pemotong pajak adalah badan, SPT Tahunan PPh Pasal 21
harus di tandatangani oleh pengurus atau direksi.
w. Dalam hal SPT Tahunan PPh Pasal 21 ditandatangani dan di isi oleh
orang lain selain yang dimaksud dalam Ayat (1), harus dilampiri
dengan surat kuasa khusus.
12. Hak dan Kewajiban Penerima Penghasilan yang dipotong PPh
Pasal 21
Kewajiban dari wajib pajak yang penghasilannya dipotong pajak
penghasilan Pasal 21 adalah:
a. Pada saat seorang mulai bekerja atau mulai pensiun, untuk
mendapatkan pengurangan PTKP, penerimaan penghasilan harus
menyerahkan

surat

peryataan

kepada

pemotong

pajak

yang

menyatakan jumlah tanggungan keluarga pada permulaan tahun


takwim atau pada permulaan menjadi subjek pajak dalam negeri.
28

b. Penerimaan penghasilan berkewajiban untuk menyerahkan bukti


pemotongan PPh Pasal 21 kepada:
1) Pemotong pajak kantor cabang baru dalam hal yang bersangkutan
dipindah tugaskan.
2) Pemotong pajak tempat bekerja yang baru dalam hal yang
bersangkutan pindah kerja.
3) Pemotong pajak dana pensiun dalam hal yang bersangkutan mulai
menerima pensiun dalam tahun berjalan.
13. Hak Dari Wajib Pajak Yang Penghasilannya Dipotong Pajak
Penghasilan Pasal 21 adalah:
a. Wajib pajak mempunyai hak untuk mengajukan keberatan atas suatu
ketetapan pajak dengan mengajukan keberatan secara tertulis kepada
Direktur Jendral Pajak paling lambat 3 bulan sejak tanggal surat
ketetapan, dan atas keberatan tersebut Direktur Jendral pajak akan
memberikan keputusan paling lama dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan sejak surat keberatan diterima.
b. Wajib pajak mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan
kerahasiaan atas segala suatu informasi yang telah disampaikannya
kepada Direktorat Jendral Pajak dalam rangka menjalankan ketentuan
perpajakan. Disamping itu pihak lain yang melakukan tugas dibidang
perpajakan juga dilarang mengungkapkan kerahasiaan wajib pajak,
termasuk tenaga ahli, seperti ahli bahasa, akuntan, pengacara yang

29

ditunjuk oleh Direktur Jendral Pajak untuk membantu pelaksanaan


Undang-undang Perpajakan. Kerahasiaan wajib pajak antara lain:
Surat Pemberitahuan, Laporan Keuangan, dan dokumen lainnya yang
dilaporkan oleh wajib pajak, data dari pihak ketiga yang bersifat
rahasia, dokumen atau rahasia wajib pajak lainnya sesuai ketentuan
perpajakan yang berlaku.
C. Surat Pemberitahuan (SPT)
1. Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)
Pasal 1, angka 10 Undang undang No.16 Tahun 2009 tentang tata cara
umum dan tata cara perpajakan menyebutkan bahwa pengertian Surat
Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan peraturan perundang undangan perpajakan
2. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT)
a. Fungsi SPT bagi wajib pajak penghasilan yaitu:
1) Sarana melaporkan dan mempertanggukan jawaban penghitungan
pajak yang sebenarnya terutang.
2) Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan
pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.
3) Melaporkan pembayaran dan pemotongan atau pemungutan pribadi
atau badan lain dari satu masa pajak, sesuai peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

30

b. Fungsi SPT bagi pengusaha Kena Pajak yaitu:


1) Sarana

melaporkan

dan

mempertanggungkan

jawaban

penghitungkan jumlah pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan


atas barang mewah yang sebenarnya terutang.
2) Melaporkan perkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran.
3) Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undagan yang
berlaku.
c. Fungsi SPT bagi pemungutan atau pemotongan pajak yaitu:
1) Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungkan
jawaban pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.
3. Jenis Surat Pemberitahuan (SPT)
Jenis-jenis Surat Pemberitahuan ada dua macam yaitu:
a. Surat Pemberitahuan Masa adalah surat yang oleh wajib pajak
digunakan untuk memberitahukan pajak yang terutang dalam suatu
masa pajak atau pada suatu saat.
b. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah surat yang oleh wajib pajak
digunakan untuk memberitahukan pajak yang terutang dalam suatu
tahun pajak.
4. Lampiran Surat Pemberitahuan (SPT)
a. Pengisian Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan oleh wajib pajak
yang wajib melakukan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan

31

keuangan berupa neraca dan penghitungan rugi laba serta keteranganketerangan lain yang diperlukan untuk menghitungkan besarnya
penghasilan kena pajak.
b. Bagi wajib pajak yang menggunakan norma penghitungan, dalam
SPT-nya

harus

dilampiri

atau

dilengkapi

penghitungan

dan

pembayaran pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak.


5. Batas Waktu Surat Pemberitahuan (SPT)
a. Untuk Surat Pemberitahuan Masa, selambat-selambatnya dua puluh
hari setelah akhir masa pajak.
b. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan, selambat -lambatnya Tiga bulan
setelah akhir tahun pajak.
6. Pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT)
Apabila diketahui terdapat kesalahan pada SPT wajib pajak dapat
melakukan pembetulan SPT atas kemauan sendiri dengan menyampaikan
pernyataan tertulis dalam jangka waktu dua tahun saat terutang pajak atau
saat berakhirnya masa pajak dengan syarat Dirjen Pajak belum melakukan
pemeriksaan pajak. Dalam hal ini wajib pajak dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2 % sebulan atas jumlah pajak yang
kurang bayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai
tanggal pembayaran karena pembetulan SPT tersebut.

32

7. Sanksi Administrasi dan Sanksi Pidana Sehubungan Dengan Surat


Pemberitahuan (SPT)
Kepada wajib pajak yang tidak memenuhi ketentuan yang telah
ditetapkan dalam UU sehubungan dengan SPT dikenakan sanksi
administrasi dana dan sanksi pidana yaitu:
a. Wajib pajak yang terlambat menyampaikan SPT dikenakan sanksi
administrasi berupa untuk SPT Masa Rp. 50.000,00 dan untuk SPT
Tahunan sebesar Rp. 100.000,00 ( Pasal 7 UU KUP ).
b. Pasal 38 UU No. 16 Tahun 2009 menyatakan apabila wajib pajak
tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak
benar atau tidak lengkap dalam melampiri keterangan karena kealpaan
wajib pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian dalam pendapatan
negara, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun dan
atau denda setinggi -tingginya 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang bayar.
c. Pasal 29 UU No. 16 Tahun 2009 menyatakan apabila dengan sengaja
wajib pajak tidak menyampaikan SPT dan atau keterangan dan isinya
tidak benar atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian
pada pendapatan negara diancam dengan hukuman penjara paling
lama 6 tahun dan denda setinggi- tingginya 4 kali jumlah pajak yang
terutang yang tidak atau kurang bayar.

33

D. Surat Setoran Pajak (SSP)


1. Pengertian Surat Setoran Pajak (SSP)
Surat setoran pajak (SSP) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas
Negara atau ketempat pembayaran lain yang telah ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
2. Fungsi Setoran Pajak (SSP) adalah:
a.

Sebagai sarana untuk membayar pajak

b.

Sebagai bukti dan laporan pembayaran pajak

3. Tempat pembayaran dan penyetoran pajak adalah :


a. Bank-bank yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pajak
b.

Kantor Pos dan Giro

4. Batas Waktu Pembayaran dan Penyetoran Pajak


a. Pembayaran masa untuk PPh Pasal 21 selambat-lambatnya tanggal 10
bulan takwim berikutnya setelah masa pajak berakhir. Pembayaran
kekurangan pajak terutang berdasarkan SPT Tahunan harus dibayar
sembat-lambatnya 25 bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir
sebelum SPT itu disampaikan ke kantor pelayanan pajak, berakhir
sebelum SPT itu disampaikan kekantor pelayanan pajak, SKP,
SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan dan putusan banding yang menyebabkan jumlah pajak yang
harus dibayarkan bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1
(satu) bulan sejak tanggal diterbitkan surat-surat tersebut.

34

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Hikerta Pratama didirikan pada Tahun 1992 atas pembiayaannya
melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan kegiatanya sebagai
perusahaan manufacturing dengan memproduksi barang barang penyaring.
Pada Tahun 1995 PT. Hikerta Pratama berkerja sama dengan PT. Duta
Nichirindo, kini statusnya menjadi perusahaan joint venture atau perusahaan
gabungan.
Kegiatan dagang dimulai pada Tahun 1993, saat ini PT. Hikerta
Pratama hanya memproduksi komponen bahan penyaring selanjutnya,
sejumlah mesin dan peralatan tambahan dipasang dalam pabrik, dan hasilnya
pada Tahun 1995 PT. Hikerta Pratama telah meluaskan lini produknya dengan
memproduksi jenis penyaring spin-on ( Spin-on Filter ) dan merakit suku
cadang yang kemudian dimanufactur menjadi barang jadi.
Didukung dengan teknologi dan keahlian dari PT. Duta Nichirindo
yang maju dan telah berpengalaman selama 60 Tahun dalam membuat bahan

42

penyaring di Jepang, maka PT. Hikerta Pratama sanggup memberikan kepada


para pelanggannya produk produk dengan mutu standar yang tinggi.
2. Visi PT. Hikerta Pratama
Visi dari PT. Hikerta Pratama adalah menjadi salah satu perusahaan
terdepan penghasilan suku cadang manufacturing yang berfokus pada produk
filtrasi yang besar dalam kapasitas.
Misi PT. Hikerta Pratama
untuk dapat memberikan Produk dengan kualitas prima sehingga dapat
memfasilitasi para konsumsi dalam menjalankan bisnisnya dengan lebih
efektif & efisien.
3. Lini Produk
PT. Hikerta Pratama membagi produknya manjadi 2 (dua) bagian yaitu :
a. Produk Filtrasi : Filter oksigen, filter pelumas, filter bahan baker, dan
hidrolik.
b. Komponen pengepresan logam
Produk PT. Hikerta Pratama banyak digunakan untuk keperluan
kendaraan ( Mobil dan Motor), peralatan berat, peralatan tangan, mesin
pembangkit dan mesin mesin untuk keperluan industry. Produk PT. Hikerta
Pratama merupakan original equitment manufaqcturing ( OEM ) atau

43

peralatan orisinil dan original, equipment for service (OES) atau peralatan
untuk reparasi yang dipasarkan kedalam pasar pasar domestic dan luar
negeri, sebagian kecil dijual untuk pesanan khusus.
Untuk penjualan dipasar dalam negeri diajukan pada pasar otomotif
dan peralatan berat juga untuk counter penjual suku cadang resmi. Sedangkan
untuk pasar luar negeri PT. Hiketa Pratama melakukan ekspor produk filter ke
Jepang dan Negara-negara bagian Asia Tenggara lainnya seperti Singapura,
Taiwan, Cina.
PT. Hikerta Pratama juga membuat produk atas dasar spesifikasi
teknis orientasi pelanggan yang meliputi pengembangan pada divisi branding
( Merek ) dan Packaging ( Pembukusan ). Atas dasar produk besar besaran
tersebut pelanggan dijamin mendapatkan kepuasan dengan memakai produk
produk PT. Hikerta Pratama.

44

45

4. Pembagian kerja
Pembagian kerja pada PT. Hikerta Pratama adalah sebagai berikut :
a.

Presiden Direktur
Presiden direktur mengarahkan dan memberikan saran kepada perusahaan
atas masalah yang penting serta bersama wakil direktur dan direktur
bertanggung jawab terhadap para pemegang saham
1) Membuat strategi dan kebijakan perusahaan
2) Pengembangan bisnis dan financial perusahaan
3) Konsisten dalam komitmen untuk memajukan system manajemen
4) Memberikan sumber daya yang baik sebagai hasil produk yang
ditawarkan kepada pelanggan
5) Melaksanakan evaluasi secara komprehensif

b. Wakil Presiden Direktur


Mendukung dan bertanggung jawab terhadap presiden direktur untuk
melaksanakan strategi dan kebijakan perusahaan dengan penekanan
terhadap pemasaran perusahaan dengan tanggung jawab fungsional
1) Menjaga dan mengembangkan hubungan bisnis dengan seluruh
pelanggan

46

2) Membuat perancangan dan strategi pemasaran termasuk prediksi


penjualan analisa pelanggan dan pasar
c. Direktur
Membantu dan bertanggung jawab terhadap presiden untuk melaksanakan
strategi dan kebijakan perusahaan dengan penekanan pada control pabrik
dengan tanggung jawab fungsional
1) Pengendalian

produksi

untuk

meningkatkan

efisiensi

dan

pendayagunaan peralatan kerja, bahan baku, dan kekuatan perusahaan


2) Memelihara dan memajukan system kualitas untuk meminisasi produk
non korfomitas
3) Menetapkan

kebijakan

jangka

menengah

untuk

kualitas,

manufacturing, ppic, peralatan, sumber daya manusia dan keamanan


d. Perwakilan Manajemen
1) System manajemen dikembangkan, diterapkan, diperbaiki sesuai
dengan strategi manajemen, kebijakan, tujuan, dan ISO 9001 : 2000
2) Melaporkan kinerja QMS kepada manajemen puncak
3) Mempromosikan kesadaran dan penerapan system manajemen kualitas
disemua level departemen
4) Menganalisa kinerja QMS secara berkala dan mengembangkan analisa
system kinerja

47

5) Bertindak sebagai penengah terhadap semua masalah berhubungan


dengan kualitas
e. Manajer
Manajer

bertanggung

jawab

untuk

melaksanakan

QMS

dan

menjalankannya sesuai proses manajer bertanggung jawab atas direktur


dengan kegiatan
1) Mangatur aktivitas rutin serta menentukan target dan rencana
f. Proses Kepemilikan
Peran pemilik dalam Model Proses Kunci adalah
1) Memberikan batasan proses
2) Mengatur proses
3) Memperbaiki proses melalui penataan tujuan mengukur kinerja kerja
g. Pengawas Dokumentasi
Secara lansung bertanggung jawab terhadap perwakilan manajemen dalam
hal pendokumentasian serta menjaga :
1) Semua dokumentasi QMS berada dalam revisi dan control
2) Semua catatan kinerja dijunjung tinggi sebagai hasil dari mekanisme
perbaikan kinerja
h. Personalia
Seluruh karyawan dan staf memiliki tanggung jawab untuk :
1) Menjalankan strategi, kebijakan dan tujuan perusahaan

48

2) Memastikan seluruh pekerjaan dimulai dan diakhiri sesuai dengan


prosedur kerja
3) Melaporkan penurunan kerja dan memberikan ide untuk kemajuan
QMS
i.

Waktu Kerja
Waktu kerja adalah waktu yang ditentukan perusahaan untuk jam
operasional kerja tidak jauh berbeda dengan perusahaan perusahaan
lainnya. Adapun ketentuan ketentuan jam kerja dari PT. Hikerta Pratama :
Senin S/d Sabtu dibagi dengan 3 SIF
1) Sif 1 dari jam 07.00 15.00
Jam istirahat 12.00 01.00
2) Sif 2 dari jam 15.00 23.00
Jam istirahat 18.00 19.00
3) Sif 3 dari jam 23.00 07.00
Jam istirahat 03.00 04.00
Sedangkan untuk waktu lembur

jam kerjanya diatur tersendiri sesuai

dengan sifat kerjanya.


j.

Penggolongan Karyawan
Karyawan yang berkerja di PT. Hikerta Pratama dibedakan statusnya
menjadi sebagai berikut :

49

1) Pekerja Tetap yaitu pekerja yang diangkat oleh perusahaan sebagai


karyawan tetap dan menerima gaji serta tunjangan tunjangan sesuai
dengan besarnya gaji yang harus diterima berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan oleh perusahaan.
2) Pekerja Tidak Tetap adalah karyawan yang direkrut oleh perusahaan
apabila perusahaan memperoleh tender atau proyek proyek besar
yang

membutuhkan tenaga pembantu yang tidak bisa dihendel

sepenuhnya oleh karyawan tetap.


B. Hasil dan Pembahasan
1. Unsur unsur Penghasilan dan Pengurangan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis, data yang diambil
hanya sebagian dari SPT Tahunan Formulir 1721-A Terhadap status
karyawan di PT. Hikerta Pratama terhadap pegawai tetap sebanyak 80 orang
pada Tahun 2009, dan 28 tenaga harian lepas. Dalam melakukan
penghitungan dan pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 untuk karyawan
tetap perusahaan dan tenaga harian lepas, penulis terlebih dahulu
mengumpulkan data mengenai pegawai tetap yang penghasilannya diatas
PTKP dan jenis jenis penghasilan yang diterima karyawan PT. Hikerta
Pratama diantaranya yaitu :
a. Data Mengenai Pegawai Tetap dan Tenaga Harian Lepas

50

1) Pegawai tetap yang penghasilan neto-nya melebihi PTKP berjumlah


37 orang.
2) Pegawai tetap yang berkerja mulai awal tahun dan berakhir
dipertengahan tahun berjumlah 10 orang karena berhenti bekerja,
namun perusahaan melaporkan dengan masa kerja setahun penuh.
3) Pegawai tetap yang berkerja mulai awal tahun hingga akhir tahun 33
orang
4) Upah harian yang diterima tenaga harian lepas dibayarkan secara
bulanan berjumlah 28 orang
b. Jenis Penghasilan :
1) Gaji Pokok, gaji yang dibayarkan secara bulanan oleh PT. Hikerta
Pratama.
2) Tunjangan, berupa Tunjangan makan, Tunjangan transportasi,
Tunjangan kehadiran, dan Tunjangan jabatan.
3) Uang Lembur .
c. Jenis Pengurangan :
Jenis jenis Pengurangan yang ditetapkan oleh PT. Hikerta Pratama
dalam penghitungan pajak penghasilan berdasarkan Jendral Pajak No.
KEP 250/PJ/2009 dan Undang undang Nomor 36 Tahun 2008.

51

1) Biaya Jabatan, yaitu 5 % dari gaji bruto yang diterima karyawan,


setinggi tingginya Rp.6.000.000,00 setahun dan Rp.500.000,00
sebulan
2) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yaitu pengurangan pajak yang
besarnya ditentukan berdasarkan status. Besarnya penghasilan tidak
kena pajak yang dipakai dalam pengisian SPT Masa / Tahunan wajib
pajak PPh Pasal 21 dan SPT Tahunan Orang Pribadi adalah :
Table 4.1
Penghasilan Tidak Kena Pajak
PTKP
TK/0

Per 1 Januari 2009


Rp.15.840.000,00

TK/1

RP.17.160.000,00

TK/2

RP.18.480.000,00

TK/3

Rp.19.800.000,00

K/0

Rp.17.160.000,00

K/1

Rp.18.480.000,00

K/2

Rp.19.800.000,00

K/3

Rp.21.120.000,00

K/1/0

Rp.33.000.000,00

K/1/1

Rp.34.320.000,00

K/1/2

Rp.35.640.000,00

K/1/3

Rp.36.960.000,00

Sumber : Undang-undang Perpajakan No.36 Tahun 2008

52

Keterangan :
TK/0 : Tidak Kawin dan Tanpa Tanggungan
TK/1 : Tidak Kawin dan Satu Tanggungan
TK/2 : Tidak Kawin dan Dua Tanggungan
TK/3 : Tidak Kawin dan Tiga Tanggungan
K/0 : Kawin dan Tanpa Tanggungan
K/1 : Kawin dan Satu Tanggungan
K/2 : Kawin dan Dua Tanggungan
K/3 : Kawin dan Tiga Tanggungan
K/1/0 : Kawin dan Penghasilan Istri digabung, Tanpa Tanggungan
K/1/1 : Kawin dan Penghasilan Istri digabung, Satu Tanggungan
K/1/2 : Kawin dan Penghasilan Istri digabung, Dua Tanggungan
K/1/3 : Kawin dan Penghasilan Istri digabung, Tiga Tanggungan
2. Analisis

Penerapan

Penghitungan,

Pemotongan,

Penyetoran

dan

Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Penghasilan Pegawai


Tetap Menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2008.

53

Penerapan Penghitungan, Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan


Pasal 21 terhadap penghasilan pegawai tetap dan tenaga harian lepas menurut
Undang undang No. 36 Tahun 2008 adalah :
a. Besarnya penghasilan neto bagi pegawai tetap ditentukan berdasarkan
penghasilan bruto dikurangi dengan :
1) Biaya jabatan, sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto,
setinggi-tingginya Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) sebulan atau
Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah) setahun.
2) Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan atau
badan penyelenggara Tunjangan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua yang
dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan.
b. Besarnya penghasilan neto bagi penerima pensiun berkala yang dipotong
PPh Pasal 21 adalah seluruh jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan
biaya jabatan, sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto, setinggitingginya Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) sebulan atau Rp
2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) setahun.
c. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari seorang pegawai
dihitung berdasarkan penghasilan netonya dikurangi dengan Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP).

54

1) Rp. 15.840.000,00. (Lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) Atau Rp 1.320.000,00 untuk diri wajib orang pribadi.
2) Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) atau Rp
110.000,00 tambahan untuk wajib pajak yang sudah menikah.
3) Rp. 15.840.000,00. (lima belas juta delapan ratus empat puluh ribu
rupiah) atau Rp 110.000,00 tambahan untuk seorang istri yang
penghasilannya digabung dengan suami.
4) Rp. 1.320.000,00. (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) tambahan
untuk setiap anggota keluarga sedarah dan anggota keluarga dalam
garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.
d. Dalam hal karyawati kawin dapat menunjukan keterangan tertulis dari
pemerintah daerah setempat

serendah-rendahnya kecamatan yang

menyatakan suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan,


besarnya PTKP adalah PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk
status kawin dan PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan
sepenuhnya.
e. Besarnya PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun
kalender. Adapun bagi pegawai yang baru datang dan menetap di
Indonesia dalam bagian tahun kalender, besarnya PTKP tersebut dihitung

55

berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun kalender yang
bersangkutan.
f. Penghasilan bruto yang diterima pegawai harian, pegawai mingguan,
pemagang dan calon pegawai, dan pegawai tetap lainnya berupa upah
harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian
yang jumlahnya tidak melebihi dari Rp. 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus
dua puluh ribu rupiah), berlaku ketentuan sebagai berikut:
1) Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan
sehari atau rata-rata penghasilan sehari belum melebihi Rp 150.000,00
(seratus lima puluh ribu rupiah).
2) Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, dalam hal penghasilan sehari
atau rata-rata penghasilan sehari melebihi Rp 150.000,00 (seratus lima
puluh ribu rupiah), dan jumlah sebesar Rp 150.000,00 (seratus lima
puluh ribu rupiah) tersebut merupakan jumlah yang dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto.
g. Pegawai harian, pegawai mingguan, pemagang dan calon pegawai, serta
pegawai tidak tetap lainnya yang menerima upah harian, upah mingguan,
upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian yang besarnya melebihi
Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah), sehari tetapi dalam satu
bulan kalender jumlahnya tidak melebihi Rp. 1.320.000.00 (satu juta tiga
ratus dua puluh ribu rupiah).

56

h. Dalam hal penghasilan dalam satu bulan kalender jumlahnya melebihi Rp.
1.320.000,00 ( satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah), maka besarnya
PTKP yang dapat dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan
jumlah PTKP yang sebenarnya dari penerima penghasilan yang
bersangkutan dibagi dengan 360.
i.

Atas penghasilan yang dibayarkan kepada pegawai tetap yang dihitung


berdasarkan upah harian dilakukan pengurangan PTKP.

j.

Atas penghasilan berupa beasiswa yang diterima atau diperoleh pegawai,


setelah digabungkan dengan penghasilan sebagai pegawai dilakukan
pengurangan PTKP.

k. Atas penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada tenaga ahli yang
melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri pengacara, akuntan, arsitek,
dokter, konsultan, notaris, dikenakan pemotong PPh Pasal 21 berdasarkan
perkiraan penghasilan neto.
l.

Perkiraan penghasilan neto adalah sebesar 50% (lima puluh persen) dari
penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan lain dengan nama dan
dalam bentuk apapun.

m. Tarif berdasarkan Pasal 17 Undang undang No. 17 Tahun 2000 tentang


pajak penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang undang No. 36 Tahun 2008, diterapkan atas penghasilan kena
pajak dari:

57

1) Pegawai tetap, termasuk pejabat Negara, pegawai Negri sipil, anggota


TNI/Polri, pejabat Negara lainnya, Pegawai BUMN dan BUMD, dan
anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang merangkap
sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama.
2) Penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan.
3) Pegawai tidak tetap, pemagang, dan calon pegawai yang dibayarkan
secara bulanan.
n. Besarnya Penghasilan Kena Pajak adalah :
1) Bagi pegawai tetap adalah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya
jabatan, iuran pensiun yang dibayarkan sendiri oleh pegawai kepada
dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Mentri Keuangan,
termasuk Iuran Tabungan Hari Tua atau jaminan Hari Tua yang
dibayar sendiri oleh pegawai kepada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Tenaga Kerja yang dipersamakan dengan dana pensiun, dan
PTKP, yang diterima atau diperoleh selama 1 (satu) tahun takwim atau
jumlah yang disetahunkan.
2) Diterima atau diperoleh selama 1 (satu) tahun takwim atau jumlah
yang disetahunkan
3) Bagi penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan adalah
penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun dan PTKP yang

58

diterima atau yang diperoleh selama 1 (satu) tahun takwim atau jumlah
disetahunkan.
o. Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21
dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) dari pada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak. Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong adalah sebesar 120%
(seratus dua puluh persen) dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya
dipotong dalam hal yang bersangkutan memiliki Nomor Pokok Wajib
Pajak.
p. Pemotong pajak wajib menghitung, memotong dan menyetorkan Pajak
Penghasilan Pasal 21 yang terutang untuk setiap bulan takwim.
q. Penyetor pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP)
kekantor pos atau Bank Usaha Milik Negara atau Bank Badan Usaha
Milik Daerah, atau bank bank lain yang ditunjuk oleh Direktur Jendral
Anggaran, selambat lambatnya Tanggal 10 bulan takwin berikutnya
r. Pemotong pajak wajib melaporkan penyetoran tersebut sekalipun nihil
dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa kekantor
pelayanan pajak atau kantor penyuluhan setempat, selambat lambatnya
pada Tanggal 20 bulan takwim.

59

s. Apabila dalam satu bulan takwim terjadi kelebihan penyetoran PPh Pasal
21, maka kelebihan tersebut dapat dipenghitungkan dengan PPh Pasal 21
yang terutang pada bulan berikutnya dalam bulan takwim yang
bersangkutan.
t. Pemotong pajak wajib memberikan Bukti Pemotong PPh Pasal 21
Tahunan kepada pegawai tetap, termasuk penerima pensiun bulanan,
dengan menggunakan Formulir yang ditentukan oleh Direktur Jendral
Pajak dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun takwim berakhir.
u. Pemotong pajak wajib membuat catatan atau kertas kerja penghitungan
PPh Pasal 21 untuk masing masing penerima penghasilan, yang menjadi
dasar pelaporan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dan wajib
menyimpan catatan atau kertas kerja tersebut selama 10 (sepuluh) Tahun
sejak berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.
3. Analisis

Penerapan

Penghitungan,

Pemotongan,

Penyetoran

dan

Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Antara PT. Hikerta Pratama


dengan Peraturan Perpajakan.
Penghitungan PPh yang terutang selama setahun, diambil dari SPT
Tahunan Formulir 1721-A, Bukti Pemotong PPh yang penghitungannya
secara lengkap dan terinci disajikan dalam bentuk tabel yang terdapat dalam
lampiran 3 dan 4 ( menurut penghitungan PT. Hikerta Pratama ) sedangkan
lampiran 5 dan 6 adalah penghitungan PPh menurut penulis dengan mengacu

60

pada Undang undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008, dan Keputusan
Direktorat Jendral Pajak No KEP-31/PJ/2009.
Dibawah ini akan diambil beberapa contoh penghitungan yang
diterapkan oleh PT. Hikerta Pratama.
a. Penghitungan Pegawai Tetap yang Penghasilan Neto-nya melebihi PTKP
Hendro Kusbianto karyawan tetap dengan status K/3 bekerja di PT. Hikerta
dengan memperoleh Penghasilan Gaji setahun Rp 48.000.000, Lembur Rp
143.000, Tunjangan transport Rp 3.120.000, Tunjangan makan Rp 3.120.000,
Tunjangan jabatan Rp 6.000.000, dan Tunjangan kehadiran 10% dari Gaji
Pokok. Besarnya pajak yang dikenakan dalam satu tahun adalah :
Penghitungan PPh Pasal 21 menurut PT. Hikerta
Penghasilan Bruto setahun
Pengurangan :
Biaya Jabatan
(5% x Rp 65.040.000,) =
Penghasilan neto setahun
PTKP (K/3)
PKP setahun
PPh Pasal 21 terutang :
5% x Rp 40.668.000, = Rp 2.033.400,

Rp 65.040.000

Rp 3.252.000,
Rp 61.788.000,
Rp 21.120.000,
Rp 40.668.000,

Penghitungan PPh Pasal 21 menurut Penulis dengan mengacu pada Undang


-undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008.
Penghasilan Bruto setahun
Pengurangan :
Biaya Jabatan
(5% x Rp 65.183.000,) =

Rp 65.183.000,

Rp 3.259.150,
61

Penghasilan neto setahun


PTKP (K/3)
PKP setahun
PPh Pasal 21 terutang :
5% x Rp 40.803.850, = Rp 2.040.192,

Rp 61.923.850,
Rp 21.120.000,
Rp 40.803.850,

Dari penghitungan diatas terdapat perbedaan jumlah pajak terutang


menurut PT. Hikerta Pratama dengan Penghitungan menurut Penulis, yaitu
sebesar Rp 2.033.400, dan Rp 2.040.192, selisihnya sebesar Rp 6.792,
merupakan kurang bayar bagi PT. Hikerta Pratama. Hal tersebut disebabkan
karena Perusahaan tidak memasukan uang lembur sebesar Rp 143.000,
b. Penghitungan Pegawai Tetap yang Bekerja Mulai Awal Tahun Hingga Akhir
Tahun.
Firman ardiansyah karyawan tetap dengan status K/3 bekerja di PT. Hikerta
dengan memperoleh Gaji setahun Rp 30.000.000, Lembur Rp 117.000, dan
Tunjangan transport Rp 3.120.000, Tunjangan makan Rp 3.120.000,
Tunjangan jabatan Rp 6.000.000, serta Tunjangan kehadiran 10% dari gaji
pokok. Besarnya pajak yang harus dibayar adalah :

Penghitungan PPh Pasal 21 menurut PT. Hikerta

Penghasilan Bruto setahun


Pengurangan :
Biaya Jabatan
(5% x Rp 45.240.000,) =
Penghasilan Neto setahun
PTKP (K/3)
PKP setahun
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 21.858.000, = Rp 1.092.900,

Rp 45.240.000,

Rp
Rp
Rp
Rp

2.262.000,
42.978.000,
21.120.000,
21.858.000,

62

Penghitungan PPh Pasal 21 menurut Penulis dengan mengacu pada


Undang undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008.
Penghasilan bruto setahun
Pengurangan :
Biaya Jabatan
(5% x Rp 45.357.000,) =
Penghasilan Neto setahun
PTKP (K/3)
PKP setahun
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 21.969.150, = Rp 1.098.457,

Rp 45.357.000,

Rp
Rp
Rp
Rp

2.267.850,
43.089.150,
21.120.000,
21.969.150,

Dari penghitungan diatas terdapat perbedaan jumlah pajak terutang


menurut PT. Hikerta Pratama dengan Penghitungan menurut Penulis, yaitu
sebesar Rp 1.092.900, dan Rp 1.098.457, selisihnya sebesar Rp 5.557,
merupakan kurang bayar bagi PT. Hikerta Pratama. Hal tersebut disebabkan
karena Perusahaan tidak memasukan uang lembur sebesar Rp 117.000,
c. Penghitungan Pegawai Tetap yang Bekerja Mulai Awal Tahun dan Berhenti
Pada Pertengahan Tahun.
Edward Halim karyawan tetap dengan status k/1 berhenti bekerja pada PT.
Hikerta bulan Agustus dengan masa kerja 8 bulan. Edward memperoleh Gaji
setahun Rp 19.200.000, Lembur Rp 130.000, dan Tunjangan transport Rp
3.120.000, Tunjangan makan Rp. 3.120.000, Tunjangan Jabatan Rp
3.000.000, serta Tunjangan kehadiran 10% dari Gaji pokok, besarnya pajak
yang harus dibayar adalah :

63

Penghitungan PPh Pasal 21 menurut PT. Hikerta


Penghasilan bruto setahun
Pengurangan
Biaya Jabatan
(5% x Rp 30.360.000,)=
Penghasilan neto setahun
PTKP (K/1)
PKP setahun
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 10.362.000, = Rp 518.100,

Rp 30.360.000,

Rp 1.518.000,
Rp 28.842.000,
Rp 18.480.000,
Rp 10.362.000,

Penghitungan PPh Pasal 21 menurutPenulis dengan mengacu pada Undang


undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008.
Penghasilan bruto setahun
Pengurangan
Biaya Jabatan
(5% x Rp 30.490.000,) =
Penghasilan neto setahun
PTKP (K/1)
PKP setahun
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 10.485.500, = Rp 524.275,

Rp 30.490.000,

Rp 1.524.500,
Rp 28.965.500,
Rp 18.480.000,
Rp 10.485.500,

Dari penghitungan diatas terdapat perbedaan jumlah pajak terutang


menurut PT. Hikerta Pratama dengan Penghitungan menurut Penulis, yaitu
sebesar Rp 518.100, dan Rp 524.275, selisihnya sebesar Rp 6.175, merupakan
kurang bayar bagi PT. Hikerta Pratama. Hal tersebut disebabkan karena
Perusahaan tidak memasukan uang lembur sebesar Rp 130.000,
d. Penghitungan Upah Harian yang diterima Tenaga Harian Lepas Dibayarkan
Secara Bulanan.

64

Aan Kurniawan bekerja pada PT. Hikerta dengan dasar upah harian yang
dibayarkan secara bulanan dalam bulan Mei 2009. Aan dengan status Tk/0
hanya bekerja 26 hari kerja dengan upah harian Rp 60.000, besarnya pajak
yang harus dibayar adalah :

Penghitungan PPh Pasal 21 menurut PT. Hikerta

Upah Maret 2009 ( 26 x Rp 60.000,)


Tunjangan makan (26 x Rp 5.000,)
Penghasilan bruto sebulan
Penghasilan neto setahun
(12 x Rp 1.690.000,) =
PTKP (Tk/0)
PKP setahun
PPh Pasal 21 Terutang
5% x Rp 4.440.000, = Rp 222.000,
PPh pasal 21 sebulan
Rp 240.000, : 12
= Rp 18.500,

Rp 1.560.000,
Rp 130.000,
Rp 1.690.000,
Rp 20.280.000,
Rp 15.480.000,
Rp 4.440.000,

Penghitungan PPh Pasal 21 menurut Penulis dengan mengacu pada


Undang undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008.
Upah Maret 2009 ( 26 x Rp 60.000,)
Tunjangan makan (26 x Rp 5.000,)
Penghasilan bruto sebuln
Penghasilan neto setahun
(12 x Rp 1.690.000,) =
PTKP (Tk/0)
PKP setahun
PPh Pasal 21 Terutang
5% x Rp 4.440.000, = Rp 222.000,
PPh pasal 21 sebulan
Rp 240.000 : 12
= Rp 18.500,

Rp 1.560.000,
Rp 130.000,
Rp 1.690.000,
Rp 20.280.000,
Rp 15.480.000,
Rp 4.440.000,

65

Bila dilihat perbedaan penghitungan satu persatu, maka jumlah perbedaannya


tidak teralu besar. Tetapi bila diakumulasikan dari data yang ada, maka
perbedaannya menjadi besar untuk perusahaan tersebut.
Dalam Prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan Pasal 21
terhadap penghasilan

karyawan tetap terdapat perbedaan antara jumlah

penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut PT. Hikerta Pratama dengan


jumlah Penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut Penulis dengan mengacu
pada Undang undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008. Dan
Keputusan Direktorat Jendral Pajak No.KEP-31/PJ/2009.
Untuk prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan pasal 21
bagi Tenaga Kerja Harian lepas telah sesuai antara PT. Hikerta Pratama
dengan Penulis, mengacu kepada Undang-undang Pajak Penghasilan No. 36
Tahun 2008 dan Keputusan Direktorat Jendral Pajak No.KEP-31/PJ/2009.
Untuk penghitungan lengkapnya dapat dilihat dilampiran 3 dan 4 ( menurut
PT. Hikerta Pratama) dan lampiran 5 dan 6 ( menurut Penulis ).
4. Analisa Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21
PT. Hikerta Pratama melakukan penyetoran dan pelaporan atas
pajaknya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Tangerang.
a. Berdasarkan SPT Tahunan dan SSP

66

Untuk menentukan bahwa pelaporan terhadap pajak penghasilan


Pasal 21 telah sesuai dengan aturan perpajakan maka penulis mengambil
data dari laporan SPT Masa PPh Pasal 21 Tahunan berserta SSP-nya
untuk Tahun 2009.
b. Berdasarkan SPT Tahunan dan SSP
Untuk pembayaran kekurangan pajak yang terutang berdasarkan
SPT Tahunan harus dibayar lunas selambat lambatnya untuk
penyampaian SPT Tahunan, harus disampaikan paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah akhir pajak tahun pajak. Berarti untuk penyampaian SPT
Tahunan tahun pajak 2009, paling lambat bulan Maret Tahun 2010.
Untuk menggambarkan apakah PT. Hikerta Pratama telah
melakukan pembayaran / penyetoran pajaknya yang terutang untuk tahun
2009 dan menyampaikan SPT-nya dengan tepat, berikut penulis sajikan
dalam tabel 4.2 sebagai berikut :
Table 4.2
Penyetoran dan Penyampaian SPT Tahunan
Tahun Pajak
2009

Tanggal Pembayaran/
Penyetoran Pajak
23-03-2010

Tanggal Penyampaian
SPT
23-03-2010

Sumber: Internal Perusahaan

67

Dari tabel diatas terlihat bahwa PT. Hikerta Pratama telah


melakukan pembayaran atau penyetoran atas pajak yang terutang berserta
penyampaian SPT untuk Tahun 2009 yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
Untuk Tahun 2009 pembayaran atau penyetoran atas pajak yang
terutang telah sesuai dengan peraturan perpajakan. Begitu pula halnya
dengan penyampaian SPT Tahun 2009 telah sesuai dengan peraturan
perpajakan.

68

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan

pembahasan

dan

analisis

mengenai

penghitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak

penerapan
Penghasilan

Pasal 21 di PT. Hikerta Pratama, maka pada bab terakhir ini diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam Prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan Pasal 21
terhadap penghasilan

karyawan tetap tidak sesuai antara jumlah

penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut PT. Hikerta Pratama dengan


jumlah Penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut Penulis dengan
mengacu pada Undang undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008.
Dan Keputusan Direktorat Jendral Pajak No.KEP-31/PJ/2009.
Hal tersebut dikarenakan uang lembur yang diberikan tiap bulan
kepada karyawan tidak dimasukan sebagai penambah penghasilan bruto,
karena

menurut

perusahaan

yang

dimasukan sebagai penambah

penghasilan bruto hanyalah penghasilan yang teratur diterima dalam


jangka waktu yang sama ( dalam hal ini setiap bulan ), juga dalam jumlah
yang sama ( dalam hal ini gaji pokok dan uang kehadiran ).

69

Seharusnya yang benar menurut Undang undang Perpajakan No. 36


Tahun 2008. Uang lembur merupakan salah satu komponen penambah
penghasilan bruto. Oleh karena pertimbangan pertimbangan tersendiri
yang dilakukan oleh inilah yang menyebabkan adanya selisih kurang
bayar antara PPh Pasal 21 yang telah dipotong oleh perusahaan dengan
Penulis.
2. Dalam Prosedur penerapan penghitungan pajak penghasilan Pasal 21
terhadap tenaga kerja harian lepas yang dibayarkan secara bulanan telah
sesuai antara jumlah penghitungan PPh Pasal 21 terutang menurut PT.
Hikerta Pratama dengan jumlah Penghitungan PPh Pasal 21 terutang
menurut Penulis dengan mengacu pada Undang undang Pajak
Penghasilan No. 36 Tahun 2008 dan Keputusan Direktorat Jendral Pajak
No.KEP-31/PJ/2009.
3. PT. Hikerta Pratama melaporkan dan menyetorkan SPT Tahunan Tahun
2009 Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan menggunakan SPT dan SSP
Tahunan telah sesuai dengan peraturan dan ketentuan ketentuan yang
berlaku dengan baik dan benar. Menurut Undang undang Pajak
Penghasilan No.36 Tahun 2008.
4. Dari data data Penghitungan mengenai penerapan Jumlah PTKP, Biaya
jabatan dan Tarif atas Pajak Penghasilan yang diberlakukan oleh PT.

70

Hikerta Pratama Kepada Karyawannya telah sesuai dengan Undang


undang Perpajakan No. 36 Tahun 2008.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dari bab bab sebelumnya. Penulis memberikan
sedikit saran yang dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat kepada
pihak pihak yang membutuhkan adapun saran saran yang dikemukakan
oleh penulis sebagai berikut :
1. PT. Hikerta Pratama untuk lebih terus mempertahankan dan meningkatkan
kepatuhan terhadap peraturan Perpajakan guna menghindari masalah serta
pelanggaran pelanggaran dan tetap mengamati informasi informasi
yang terbaru mengenai perubahan perubahan terbaru yang diberlakukan
oleh Mentri Keuangan, maupun Direktorat Jendral Pajak.
2. PT. Hikerta Pratama khususnya bagian keuangan akan jauh lebih baiknya
jika melampirkan cara penghitungan pajak beserta contohnya pada slip
gaji karyawan, agar karyawan bisa mengerti cara penghitungan pajaknya.
3. Bagi para pembaca dapat jadi tambahan pengetahuan khususnya pada
jurusan perpajakan,

71

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Tjahjono, Muhammad Fachri H,Edisi Sembilan, Perpajakan


UPP STIM YKPN, Jakarta, 2009.
Anastasia Diana Lilis Setiawati, Perpajakan Indonesia, CV.Andi Offset,
Yogyakarta, 2009.
Didik Budi Waluyo, Petunjuk Pemotongan Pajak Penghasilan 21/26,
PT.Gramedia, Jakarta, 2009.
Gunadi, Ketentuan Dasar Pajak Penghasilan. Salemba Empat, Jakarta,
2010.
Mardiasmo, Perpajakan. Edisi 9, Andi Yogyakarta, 2009.
Purno

Murtopo,Susunan Satu Naskah Delapan Undang-Undang


Perpajakan Berserta Penjelasan, Mitra Wacana Media, Jakarta
2002.

Peraturan Direktur Jendal Pajak Nomor PER-57/PJ/2009 tentang


Petunjuk,Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi.
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 tentang
Petunjuk,Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan
Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 Sehubungan dengan
Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi.
Setu Setyawan, Perpajakan Indonesia, Umum Press, Jakarta, 2009.
Siti Kurnia Rahayu,Perpajakan Indonesia Konsep Dan Aspek Formal,
Graha Ilmu Yogyakarta,Yogyakarta, 2010
Undang Undang Pajak Lengkap Tahun 2010, Mitra Wacana Media,
Jakarta, 2010.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat Atas Undang Undang Nomor 7 tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan.

72

Peraturan
Mentri
Keuangan
No.250/PMK/.03/2008,
Dan
No.254/PMK.03/2008. Tentang Penyesuaian besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak.
Waluyo, Akuntansi Pajak, Salemba Empat, Jakarta, 2009
Waluyo, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2010.
www.Pajak.go.id
www.Depkeu.go.id
http/www.pajakpribadi.com.
http/www.infopajak.com/pereturan.htm.
http/www.pajak.net/info/pph21.htm.
http/id.wikipedia.org/wiki/pajak_Penghasilan.

73

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Tempat Tanggal Lahir :
Agama
:
Orang Tua: 1. Ayah :
2. Ibu
:
Anak ke dari
:
Alamat
:

Telepon
e-mail

Ahamad Najiyullah
Laki-laki
Tangerang, 21 November 1987
Islam
H. Yahya
Hj. Aisyah
5 dari 8 bersaudara
Jl. Gatot Subroto Km.7 Rt.05 / 02 Jatake Jatiuwung
Tangerang

: (021) 5907917 / 08568242828


: Ize_tea87@yahoo.co.id
najiyullaha@yahoo.com

Pendidikan Formal
1994 2000
2000 2003
2003 2006
2006 2010

:
:
:
:

SDN Asmaul Husna Tigaraksa


Tsanawiyah Tarbiyatul Mubtadiin Tigaraksa
Aliyah Miftahul Huda Tigaraksa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jurusan Akuntansi

Pengalaman Organisasi
2002 2003
2007 2008
2007 2008
2007 - 2008
2008 2009

: Ketua Orah raga Osis Tarbiyatul Mubtadiin


: Panitia PROPESA BEM Jurusan Akuntansi
: Panitia Mapaba PMII
: Bagian Humas PMII
: Anggota Divisi Olahraga BEM Fakultas Ekonomi dan
Bisnis

Lampiran 1
PT. HIKERTA PRATAMA
PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
(Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan)

No

Nama

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Didi
Daus
Sidik
Amel
Adelia
Hendro
Madsani
Herdy
Mami
Arifin
Rohman
Windy
Lukas
Katto
Faisal
Cecep
Iwan
Aif
Rifki
Zaesudi
Dede
Basuki
Tatang
76

Status
K/2
Tk/0
K/0
K/0
K/1
K/3
K/2
K/1
K/0
K/0
K/1
K/0
K/2
K/2
K/2
K/2
K/2
K/0
K/0
K/1
K/1
K/1
K/1

Gaji
Sebulan
2.666.666
4.500.000
2.500.000
2.000.000
1.500.000
4.000.000
5.000.000
2.750.000
1.500.000
1.208.333
2.157.500
1.750.000
2.500.000
1.250.000
1.250.000
1.500.000
2.500.000
1.833.333
3.000.000
1.166.666
1.666.666
2.083.333
1.583.333

Gaji
Setahun
31.999.992
54.000.000
30.000.000
24.000.000
18.000.000
48.000.000
60.000.000
33.000.000
18.000.000
14.499.996
25.890.000
21.000.000
30.000.000
15.000.000
15.000.000
18.000.000
30.000.000
21.999.996
36.000.000
13.999.992
19.999.992
24.999.996
18.999.996

Lembur
195.000
195.000
182.000
130.000
123.500
143.000
149.500
97.500
97.500
97.500
97.500
110.500
130.000
156.000
143.000
136.500
123.500
123.500
97.500
117.000
104.000
156.000
162.500

Tunjangan
Hadir
3.200.000
5.400.000
3.000.000
2.400.000
1.800.000
4.800.000
6.000.000
3.300.000
1.800.000
1.450.000
2.589.000
2.100.000
3.000.000
1.500.000
1.500.000
1.800.000
3.000.000
2.200.000
3.600.000
1.400.000
2.000.000
2.500.000
1.900.000

Tunjangan
Makan
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

Tunjangan
Transport
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

Tunjangan
Jabatan
2.400.000
3.600.000
3.000.000
4.800.000
1.800.000
6.000.000
4.200.000
2.400.000
1.800.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
4.800.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.000.000
3.000.000
1.800.000
1.800.000

Total
Penghasilan
44.034.992
69.435.000
42.422.000
37.570.000
27.963.500
65.183.000
76.589.500
45.037.500
27.937.500
24.087.496
37.216.500
31.850.500
44.170.000
24.696.000
25.283.000
28.576.500
42.363.500
34.163.496
49.537.500
24.756.992
31.343.992
35.695.996
29.102.496

PT. HIKERTA PRATAMA


PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
(Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan)
No
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

Nama
Doni
Slamet
Jeki w
Aji
Firman
Umam
Sandi
Fery
Toto m
Sunarja
Sodik
Deden
Iman
Karma
Rival
Yanto
Iwan
Ricky
Wawan
Dian
Rina
Titin
77

Status
K/0
K/3
K/0
K/2
K/3
K/2
K/0
K/2
K/0
K/0
K/0
K/0
K/1
K/2
K/0
K/0
K/3
K/2
K/1
K/1
K/3
K/3

Gaji
Sebulan
4.000.000
3.600.000
2.800.000
1.297.083
2.500.000
1.719.323
903.236
1.586.599
1.426.528
2.083.333
1.470.833
1.130.133
1.719.323
903.236
1.839.402
1.111.041
2.463.333
1.881.666
1.472.203
1.323.333
1.329.166
2.600.000

Gaji
Setahun
48.000.000
43.200.000
33.600.000
15.564.996
30.000.000
20.631.876
10.838.832
19.039.188
17.118.336
24.999.996
17.649.996
13.561.596
20.631.876
10.838.832
22.072.824
13.332.492
29.559.996
22.579.992
17.666.436
15.879.996
15.949.992
31.200.000

Lembur
169.000
149.500
130.000
117.000
117.000
97.500
97.500
123.500
130.000
104.000
117.000
130.000
130.000
130.000
130.000
97.500
104.000
136.500
143.000
162.500
182.000
162.500

Tunjangan
Hadir
4.800.000
4.320.000
3.360.000
1.556.500
3.000.000
1.346.100
1.945.690
2.063.188
1.083.883
1.903.918
1.711.834
2.500.000
1.765.000
1.356.160
2.207.282
1.333.250
2.956.000
2.258.000
1.766.644
1.588.000
1.595.000
3.120.000

Tunjangan
Makan
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

Tunjangan
Transport
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

Tunjangan
Jabatan
4.800.000
4.800.000
3.600.000
1.800.000
6.000.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
1.800.000
2.400.000
1.800.000
2.400.000
3.000.000
2.400.000
1.800.000
1.800.000
3.600.000

Total
Penghasilan
64.009.000
58.709.500
46.930.000
25.278.496
45.357.000
30.115.476
21.522.022
29.865.876
26.372.219
35.647.914
28.118.830
24.831.596
31.166.876
20.364.992
33.050.106
22.803.242
41.259.996
34.214.492
28.216.080
25.670.496
25.766.992
44.322.500

PT. HIKERTA PRATAMA


PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
(Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan)

No

Nama

46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66

Yayah
Yuli
Edward
Leni
Ayu
Nani
Mimi
Fery
Suhendi
Rian
Oman
Saiful
Bakrie
Soleh
Pendi
Maman
Rizki
Budi
Deni.k
Devi
Iman

78

Status
K/1
K/2
K/1
K/2
K/3
K/2
K/1
K/1
K/3
K/3
K/3
K/1
K/1
K/3
K/2
K/1
K/1
K/1
K/2
K/0
K/0

Gaji
Sebulan
2.916.666
1.519.973
1.600.000
1.908.906
1.291.462
1.666.666
1.496.711
2.916.666
2.483.333
2.000.000
1.250.000
1.878.408
1.575.000
2.500.000
2.671.666
1.398.333
1.124.166
2.583.333
1.945.491
1.706.462
1.583.333

Gaji
Setahun
34.999.992
18.239.676
19.200.000
22.906.872
15.497.544
19.999.992
17.960.532
34.999.992
29.799.996
24.000.000
15.000.000
22.540.896
18.900.000
30.000.000
32.059.992
16.779.996
13.489.992
30.999.996
23.345.892
20.477.544
18.999.996

Lembur
136.500
130.000
130.000
123.500
97.500
97.500
97.500
97.500
97.500
130.000
110.500
156.000
162.500
149.500
136.500
136.500
104.000
143.000
143.000
156.000
97.500

Tunjangan
Hadir
3.500.000
1.823.968
1.920.000
2.290.688
1.549.754
2.000.000
1.796.054
3.500.000
2.980.000
2.400.000
1.500.000
2.254.090
1.890.000
3.000.000
3.206.000
1.678.000
1.349.020
3.100.000
2.334.589
2.047.755
1.900.000

Tunjangan
Makan
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

Tunjangan
Transport
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

Tunjangan
Jabatan
3.600.000
2.400.000
3.000.000
2.400.000
1.800.000
3.000.000
2.400.000
3.600.000
3.600.000
3.000.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
3.000.000
3.600.000
2.400.000
1.800.000
3.000.000
2.400.000
2.400.000
1.800.000

Total
Penghasilan
48.476.492
28.833.644
30.490.000
33.961.060
25.184.798
31.337.492
28.494.086
48.437.492
42.717.496
35.770.000
24.650.500
33.590.986
29.592.500
42.389.500
45.242.492
27.234.496
22.983.012
43.482.996
34.463.481
31.321.299
29.037.496

PT. HIKERTA PRATAMA


PENGHITUNGAN GAJI KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
(Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan)

No
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

79

Nama
Zami
Lukman
Ade
Pandi
Danu
Jaelani
Maya
Usman
Lucki
Salim
Asep
Aris
Azis
Parto

Status
K/3
K/1
K/2
K/3
K/1
K/1
K/2
K/0
Tk/0
K/1
K/1
Tk/0
K/0
Tk/0

Gaji
Sebulan
2.352.162
575.590
1.861.180
2.500.000
1.250.000
1.066.391
1.142.058
1.000.000
1.250.000
1.250.000
948.750
1.300.000
1.100.000
950.000

Gaji
Setahun
28.225.944
6.907.080
22.334.160
30.000.000
15.000.000
12.796.692
13.704.696
12.000.000
15.000.000
15.000.000
11.385.000
15.600.000
13.200.000
11.400.000

Lembur
97.500
97.500
175.500
188.500
175.500
136.500
97.500
97.500
117.000
130.000
149.500
136.500
156.000
97.500

Tunjangan
Hadir

Tunjangan
Makan

Tunjangan
Transport

Tunjangan
Jabatan

Total
Penghasilan

2.822.594
1.690.708
2.233.416
3.000.000
1.500.000
1.279.670
1.370.470
1.200.000
1.500.000
1.500.000
1.138.500
1.560.000
1.320.000
1.140.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

2.400.000
1.800.000
2.400.000
3.000.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
2.400.000
1.800.000
3.000.000
3.000.000
2.400.000

39.786.038
16.735.288
33.383.076
42.428.500
24.715.500
22.252.862
23.212.666
21.337.500
24.657.000
25.270.000
20.713.000
26.536.500
23.916.000
21.277.500

Lampiran 2

PT. HIKERTA PRATAMA


PENGHITUNGAN UPAH TENAGA HARIAN LEPAS
TAHUN 2009
( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )

Bintang

K/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000

Total Penghasilan
Setahun
20,280,000

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kamelia
Cika
Yuyun
Eli
Indah
Indar
Padilah
Tuti.t
Erna
Putra
Fitri
Hesti
Lisna

K/1
K/2
K/1
K/1
K/1
TK/0
K/2
K/0
Tk/0
K/1
K/2
K/2
K/0

1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000

18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000

1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000

20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000

No

80

Nama

Status

Upah Sebulan

Upah Setahun

Tunjangan Makan

PT. HIKERTA PRATAMA


PENGHITUNGAN UPAH TENAGA HARIAN LEPAS
TAHUN 2009
( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )
No
15
16
17
18
19
21
22
23
24
25
26
27
28

81

Nama
Linda
Weny
Zahro
Fuji
Lala
Egi.m
Himelda
Taufan
Enda
Hakim
Reza
Aan k
imam

Status

Upah Sebulan

K/0
K/0
K/1
K/1
K/1
K/2
TK/0
TK/0
K/2
K/1
K/2
TK/0
K/2

1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000

Upah Setahun
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000

Tunjangan Makan
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000

Total Penghasilan
Setahun
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000

Lampiran 3
PT. HIKERTA PRATAMA
PENGHITUNGAN PPh KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )
No

Nama

Status

Gaji

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Bruto

Biaya

Neto

Setahun

Hadir

Makan

Transport

Jabatan

Setahun

Jabatan

Setahun

PTKP

PKP

PPh 21
Setahun

Didi

K/2

32,000,000

3,200,000

3,120,000

3,120,000

2,400,000

43,840,000

2,192,000

41,648,000

19,800,000

21,848,000

1,092,400

Daus

Tk/0

54,000,000

5,400,000

3,120,000

3,120,000

3,600,000

69,240,000

3,462,000

65,778,000

15,840,000

49,938,000

2,496,900

Sidik

K/0

30,000,000

3,000,000

3,120,000

3,120,000

3,000,000

42,240,000

2,112,000

40,128,000

17,160,000

22,968,000

1,148,400

Amel

K/0

24,000,000

2,400,000

3,120,000

3,120,000

4,800,000

37,440,000

1,872,000

35,568,000

17,160,000

18,408,000

920,400

5
6

Adelia
Hendro

K/1
K/3

18,000,000
48,000,000

1,800,000
4,800,000

3,120,000
3,120,000

3,120,000
3,120,000

1,800,000
6,000,000

27,840,000
65,040,000

1,392,000
3,252,000

26,448,000
61,788,000

18,480,000
21,120,000

7,968,000
40,668,000

398,400
2,033,400

Madsani

K/2

50,000,000

6,000,000

3,120,000

3,120,000

4,200,000

66,440,000

3,322,000

63,118,000

19,800,000

43,318,000

2,165,900

Herdy

K/1

33,000,000

3,300,000

3,120,000

3,120,000

2,400,000

44,940,000

2,247,000

42,693,000

18,480,000

24,213,000

1,210,650

Mami

K/0

18,000,000

1,800,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

27,840,000

1,392,000

26,448,000

17,160,000

9,288,000

464,400

10

Arifin

K/0

14,500,000

1,450,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

23,990,000

1,199,500

22,790,500

17,160,000

5,630,500

281,525

11

Rohman

K/1

25,890,000

2,589,000

3,120,000

3,120,000

2,400,000

37,119,000

1,855,950

35,263,050

18,480,000

16,783,050

839,153

12

Windy

K/0

21,000,000

2,100,000

3,120,000

3,120,000

2,400,000

31,740,000

1,587,000

30,153,000

17,160,000

12,993,000

649,650

13

Lukas

K/2

30,000,000

3,000,000

3,120,000

3,120,000

4,800,000

44,040,000

2,202,000

41,838,000

19,800,000

22,038,000

1,101,900

14

Katto

K/2

15,000,000

1,500,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

24,540,000

1,227,000

23,313,000

19,800,000

3,513,000

175,650

15

Faisal

K/2

15,000,000

1,500,000

3,120,000

3,120,000

2,400,000

25,140,000

1,257,000

23,883,000

19,800,000

4,083,000

204,150

16

Cecep

K/2

18,000,000

1,800,000

3,120,000

3,120,000

2,400,000

28,440,000

1,422,000

27,018,000

19,800,000

7,218,000

360,900

17

Iwan

K/2

30,000,000

3,000,000

3,120,000

3,120,000

3,000,000

42,240,000

2,112,000

40,128,000

18,480,000

21,648,000

1,082,400

18

Aif

K/0

22,000,000

2,200,000

3,120,000

3,120,000

3,600,000

34,040,000

1,702,000

32,338,000

17,160,000

15,178,000

758,900

19

Rifki

K/0

36,000,000

3,600,000

3,120,000

3,120,000

3,600,000

49,440,000

2,472,000

46,968,000

17,160,000

29,808,000

1,490,400

20

Zaesudi

K/1

14,000,000

1,400,000

3,120,000

3,120,000

3,000,000

24,640,000

1,232,000

23,408,000

18,480,000

4,928,000

246,400

82

PT. HIKERTA PRATAMA


PENGHITUNGAN PPh KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )
No

Nama

Status

Gaji

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Bruto

Biaya

Neto

Setahun

Hadir

Makan

Transport

Jabatan

Setahun

Jabatan

Setahun

PTKP

PKP

PPh 21
Setahun

21

Dede

K/1

20,000,000

2,000,000

3,120,000

3,120,000

3,000,000

31,240,000

1,562,000

29,678,000

18,480,000

11,198,000

559,900

22

Basuki

K/1

25,000,000

2,500,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

35,540,000

1,777,000

33,763,000

18,480,000

15,283,000

764,150

23

Tatang

K/1

19,000,000

1,900,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

28,940,000

1,447,000

27,493,000

18,480,000

9,013,000

450,650

24

Doni

K/0

48,000,000

4,800,000

3,120,000

3,120,000

4,800,000

63,840,000

3,192,000

60,648,000

17,160,000

43,488,000

2,174,400

25

Slamet

K/3

43,200,000

4,320,000

3,120,000

3,120,000

4,800,000

58,560,000

2,928,000

55,632,000

21,120,000

34,512,000

1,725,600

26

Jeki w

K/0

33,600,000

3,360,000

3,120,000

3,120,000

3,600,000

46,800,000

2,340,000

44,460,000

17,160,000

27,300,000

1,365,000

27

Aji

K/2

15,565,000

1,556,500

3,120,000

3,120,000

1,800,000

25,161,500

1,258,075

23,903,425

19,800,000

4,103,425

205,171

28

Firman

K/3

30,000,000

3,000,000

3,120,000

3,120,000

6,000,000

45,240,000

2,262,000

42,978,000

21,120,000

21,858,000

1,092,900

29

Umam

K/2

13,461,000

1,346,100

3,120,000

3,120,000

1,800,000

22,847,100

1,142,355

21,704,745

19,800,000

1,904,745

95,237

30

Sandi

K/0

19,456,902

1,945,690

3,120,000

3,120,000

2,400,000

30,042,592

1,502,130

28,540,462

17,160,000

11,380,462

569,023

31

Fery

K/2

20,631,880

2,063,188

3,120,000

3,120,000

2,400,000

31,335,068

1,566,753

29,768,315

19,800,000

9,968,315

498,416

32

Toto m

K/0

10,838,839

1,083,883

3,120,000

3,120,000

1,800,000

19,962,722

998,136

18,964,586

17,160,000

1,804,586

90,229

33

Sunarja

K/0

19,039,189

1,903,918

3,120,000

3,120,000

2,400,000

29,583,107

1,479,155

28,103,952

17,160,000

10,943,952

547,198

34

Sodik

K/0

17,118,343

1,711,834

3,120,000

3,120,000

2,400,000

27,470,177

1,373,509

26,096,668

17,160,000

8,936,668

446,833

35

Deden

K/0

25,000,000

2,500,000

3,120,000

3,120,000

2,400,000

36,140,000

1,807,000

34,333,000

17,160,000

17,173,000

858,650

36

Iman

K/1

17,650,000

1,765,000

3,120,000

3,120,000

2,400,000

28,055,000

1,402,750

26,652,250

18,480,000

8,172,250

408,613

37

Karma

K/2

13,561,603

1,356,160

3,120,000

3,120,000

1,800,000

22,957,763

1,147,888

21,809,875

19,800,000

2,009,875

100,494

38

Rival

K/0

22,072,827

2,207,282

3,120,000

3,120,000

2,400,000

32,920,109

1,646,005

31,274,104

17,160,000

14,114,104

705,705

39

Yanto

K/0

13,332,500

1,333,250

3,120,000

3,120,000

1,800,000

22,705,750

1,135,288

21,570,463

17,160,000

4,410,463

220,523

83

PT. HIKERTA PRATAMA


PENGHITUNGAN PPh KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )

No
40

Nama
Iwan

Status
K/3

Gaji

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Bruto

Biaya

Neto

Setahun

Hadir

Makan

Transport

Jabatan

Setahun

Jabatan

Setahun

2,956,000

3,120,000

2,400,000

41,156,000

2,057,800

39,098,200

21,120,000

17,978,200

898,910

1,703,900

32,374,100

19,800,000

12,574,100

628,705

29,560,000

3,120,000

PTKP

PKP

PPh 21
Setahun

41

Ricky

K/2

22,580,000

2,258,000

3,120,000

3,120,000

3,000,000

34,078,000

42

Wawan

K/1

17,666,440

1,766,644

3,120,000

3,120,000

2,400,000

28,073,084

1,403,654

26,669,430

18,480,000

8,189,430

409,471

43

Dian

K/1

15,880,000

1,588,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

25,508,000

1,275,400

24,232,600

18,480,000

5,752,600

287,630

44

Rina

K/3

15,950,000

1,595,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

25,585,000

1,279,250

24,305,750

21,120,000

3,185,750

159,288

45

Titin

K/3

31,200,000

3,120,000

3,120,000

3,120,000

3,600,000

44,160,000

2,208,000

41,952,000

21,120,000

20,832,000

1,041,600

46

Yayah

K/1

35,000,000

3,500,000

3,120,000

3,120,000

3,600,000

48,340,000

2,417,000

45,923,000

18,480,000

27,443,000

1,372,150

47

Yuli

K/2

18,239,682

1,823,968

3,120,000

3,120,000

2,400,000

28,703,650

1,435,183

27,268,468

19,800,000

7,468,468

373,423

48

Edward

K/1

19,200,000

1,920,000

3,120,000

3,120,000

3,000,000

30,360,000

1,518,000

28,842,000

18,480,000

10,362,000

518,100

49

Leni

K/2

22,906,881

2,290,688

3,120,000

3,120,000

2,400,000

33,837,569

1,691,878

32,145,691

19,800,000

12,345,691

617,285

50

Ayu

K/3

15,497,545

1,549,754

3,120,000

3,120,000

1,800,000

25,087,299

1,254,365

23,832,934

21,120,000

2,712,934

135,647

51

Nani

K/2

20,000,000

2,000,000

3,120,000

3,120,000

3,000,000

31,240,000

1,562,000

29,678,000

19,800,000

9,878,000

493,900

52

Mimi

K/1

17,960,540

1,796,054

3,120,000

3,120,000

2,400,000

28,396,594

1,419,830

26,976,764

18,480,000

8,496,764

424,838

53

Fery

K/1

35,000,000

3,500,000

3,120,000

3,120,000

3,600,000

48,340,000

2,417,000

45,923,000

18,480,000

27,443,000

1,372,150

54

Suhendi

K/3

29,800,000

2,980,000

3,120,000

3,120,000

3,600,000

42,620,000

2,131,000

40,489,000

21,120,000

19,369,000

968,450

55

Rian

K/3

24,000,000

2,400,000

3,120,000

3,120,000

3,000,000

35,640,000

1,782,000

33,858,000

21,120,000

12,738,000

636,900

56

Oman

K/3

15,000,000

1,500,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

24,540,000

1,227,000

23,313,000

21,120,000

2,193,000

109,650

57

Saiful

K/1

22,540,900

2,254,090

3,120,000

3,120,000

2,400,000

33,434,990

1,671,750

31,763,241

18,480,000

13,283,241

664,162

84

PT. HIKERTA PRATAMA


PENGHITUNGAN PPh KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )
Tunjangan
Hadir

Tunjangan
Makan

Tunjangan
Transport

Tunjangan
Jabatan

18,900,000

1,890,000

3,120,000

3,120,000

30,000,000

3,000,000

3,120,000

3,120,000

K/2

32,060,000

3,206,000

3,120,000

K/1

16,780,000

1,678,000

3,120,000

Rizki

K/1

13,490,200

1,349,020

63

Budi

K/1

31,000,000

64

Deni.k

K/2

23,345,895

65

Devi

K/0

66

Iman

67

Zami

68

No

Nama

Status

Gaji

58
59

Bakrie

K/1

Soleh

K/3

60

Pendi

61

Maman

62

Bruto

Biaya

Neto

PTKP

2,400,000

29,430,000

1,471,500

27,958,500

18,480,000

9,478,500

473,925

3,000,000

42,240,000

2,112,000

40,128,000

21,120,000

19,008,000

950,400

3,120,000

3,600,000

45,106,000

2,255,300

42,850,700

19,800,000

23,050,700

1,152,535

3,120,000

2,400,000

27,098,000

1,354,900

25,743,100

18,480,000

7,263,100

363,155

3,120,000

3,120,000

1,800,000

22,879,220

1,143,961

21,735,259

18,480,000

3,255,259

162,763

3,100,000

3,120,000

3,120,000

3,000,000

43,340,000

2,167,000

41,173,000

18,480,000

22,693,000

1,134,650

2,334,589

3,120,000

3,120,000

2,400,000

34,320,484

1,716,024

32,604,460

19,800,000

12,804,460

640,223

20,477,551

2,047,755

3,120,000

3,120,000

2,400,000

31,165,306

1,558,265

29,607,041

17,160,000

12,447,041

622,352

K/0

19,000,000

1,900,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

28,940,000

1,447,000

27,493,000

17,160,000

10,333,000

516,650

K/3

28,225,945

2,822,594

3,120,000

3,120,000

2,400,000

39,688,539

1,984,427

37,704,112

21,120,000

16,584,112

829,206

Lukman

K/1

16,907,089

1,690,708

3,120,000

3,120,000

1,800,000

26,637,797

1,331,890

25,305,907

18,480,000

6,825,907

341,295

69
70

Ade
Pandi

K/2
K/3

22,334,166
30,000,000

2,233,416
3,000,000

3,120,000
3,120,000

3,120,000
3,120,000

2,400,000
3,000,000

33,207,582
42,240,000

1,660,379
2,112,000

31,547,203
40,128,000

19,800,000
21,120,000

11,747,203
19,008,000

587,360
950,400

71

Danu

K/1

15,000,000

1,500,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

24,540,000

1,227,000

23,313,000

17,160,000

6,153,000

307,650

72

Jaelani

K/1

12,796,700

1,279,670

3,120,000

3,120,000

1,800,000

22,116,370

1,105,819

21,010,552

18,480,000

2,530,552

126,528

73

Maya

K/2

13,704,705

1,370,470

3,120,000

3,120,000

1,800,000

23,115,175

1,155,759

21,959,416

19,800,000

2,159,416

107,971

74

Usman

K/0

12,000,000

1,200,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

21,240,000

1,062,000

20,178,000

17,160,000

3,018,000

150,900

75

Lucki

Tk/0

15,000,000

1,500,000

3,120,000

3,120,000

1,800,000

24,540,000

1,227,000

23,313,000

15,840,000

7,473,000

373,650

76

Salim

K/1

15,000,000

1,500,000

3,120,000

3,120,000

2,400,000

25,140,000

1,257,000

23,883,000

18,480,000

5,403,000

270,150

77

Asep

K/1

11,385,000

1,138,500

3,120,000

3,120,000

1,800,000

20,563,500

1,028,175

19,535,325

18,480,000

1,055,325

52,766

78

Aris

Tk/0

15,600,000

1,560,000

3,120,000

3,120,000

3,000,000

26,400,000

1,320,000

25,080,000

15,840,000

9,240,000

462,000

79

Azis

K/0

13,200,000

1,320,000

3,120,000

3,120,000

3,000,000

23,760,000

1,188,000

22,572,000

17,160,000

5,412,000

270,600

80

Parto

Tk/0

11,400,000

1,140,000

3,120,000

3,120,000

2,400,000

21,180,000

1,059,000

20,121,000

15,840,000

4,281,000

214,050

85

PKP

PPh 21

86

Lampiran 4

PT. HIKERTA PRATAMA


PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 TENAGA HARIAN LEPAS
TAHUN 2009
( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )
No

Nama

Status

Upah

Upah

Tunjangan

Neto

Sebulan

Setahun

Makan

Setahun

PTKP

PKP

PPh Pasal 21

PPh Pasal 21

Setahun

Sebulan

Bintang

K/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

17,160,000

3,120,000

156,000

13,000

Kamelia

K/1

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

18,480,000

1,800,000

90,000

7,500

Cika

K/2

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

19,800,000

480,000

24,000

2,000

Yuyun

K/1

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

18,480,000

1,800,000

90,000

7,500

Eli

K/1

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

18,480,000

1,800,000

90,000

7,500

Indah

K/1

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

18,480,000

1,800,000

90,000

7,500

Indar

TK/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

15,840,000

4,440,000

222,000

18,500

Padilah

K/2

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

19,800,000

480,000

24,000

2,000

Tuti.t

K/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

17,160,000

3,120,000

156,000

13,000

10

Erna

Tk/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

15,840,000

4,440,000

222,000

18,500

11

Putra

K/1

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

18,480,000

1,800,000

90,000

7,500

12

Fitri

K/2

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

19,800,000

480,000

24,000

2,000

13

Hesti

K/2

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

19,800,000

480,000

24,000

2,000

14

Lisna

K/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

17,160,000

3,120,000

156,000

13,000

86

PT. HIKERTA PRATAMA


PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 TENAGA HARIAN LEPAS
TAHUN 2009
( Sesuai Dengan Penghitungan Perusahaan )
No

Nama

Status

Upah

Upah

Tunjangan

Neto

Sebulan

Setahun

Makan

Setahun

PTKP

PKP

PPh Pasal 21

PPh Pasal 21

Setahun

Sebulan

15

Linda

K/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

17,160,000

3,120,000

156,000

13,000

16

Weny

K/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

17,160,000

3,120,000

156,000

13,000

17

Zahro

K/1

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

18,480,000

1,800,000

90,000

7,500

18

Fuji

K/1

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

18,480,000

1,800,000

90,000

7,500

19

Lala

K/1

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

18,480,000

1,800,000

90,000

7,500

20

Karmila

K/2

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

19,800,000

480,000

24,000

2,000

21

Egi.m

K/2

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

19,800,000

480,000

24,000

2,000

22

Himelda

TK/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

15,840,000

4,440,000

222,000

18,500

23

Taufan

TK/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

15,840,000

4,440,000

222,000

18,500

24

Enda

K/2

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

19,800,000

480,000

24,000

2,000

25

Hakim

K/1

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

15,840,000

4,440,000

222,000

18,500

26

Reza

K/2

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

19,800,000

480,000

24,000

2,000

27

Aan k

TK/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

15,840,000

4,440,000

222,000

18,500

28

Imam

K/2

1,560,000

18,720,000

1,560,000

20,280,000

19,800,000

480,000

24,000

2,000

87

Lampiran 5
PENULIS
PENGHITUNGAN PPh 21 KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
(Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 )
No

Nama

Status

Didi

K/2

Daus

Tk/0

Sidik

K/0

Amel

K/0

Adelia

K/1

Hendro

K/3

Madsani

K/2

Herdy

K/1

Mami

K/0

10

Arifin

K/0

11

Rohman

K/1

12

Windy

K/0

13

Lukas

K/2

14

Katto

K/2

15

Faisal

K/2

16

Cecep

K/2

17

Iwan

K/2

18

Aif

K/0

19
20

Rifki
Zaesudi

K/0
K/1

88

Gaji
Setahun

32.000.000
54.000.000
30.000.000
24.000.000
18.000.000
48.000.000
50.000.000
33.000.000
18.000.000
14.500.000
25.890.000
21.000.000
30.000.000
15.000.000
15.000.000
18.000.000
30.000.000
22.000.000
36.000.000
14.000.000

Lembur

195.000
195.000
182.000
130.000
123.500
143.000
149.500
97.500
97.500
97.500
97.500
110.500
130.000
156.000
143.000
136.500
123.500
123.500
97.500
117.000

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Bruto

Biaya

Neto

Hadir

Makan

Transport

Jabatan

Setahun

Jabatan

Setahun

3.200.000
5.400.000
3.000.000
2.400.000
1.800.000
4.800.000
6.000.000
3.300.000
1.800.000
1.450.000
2.589.000
2.100.000
3.000.000
1.500.000
1.500.000
1.800.000
3.000.000
2.200.000
3.600.000
1.400.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

2.400.000
3.600.000
3.000.000
4.800.000
1.800.000
6.000.000
4.200.000
2.400.000
1.800.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
4.800.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
3.000.000
3.600.000
3.600.000
3.000.000

44.035.000
69.435.000
42.422.000
37.570.000
27.963.500
65.183.000
66.589.500
45.037.500
27.937.500
24.087.500
37.216.500
31.850.500
44.170.000
24.696.000
25.283.000
28.576.500
42.363.500
34.163.500
49.537.500
24.757.000

2.201.750
3.471.750
2.121.100
1.878.500
1.398.175
3.259.150
3.329.475
2.251.875
1.396.875
1.204.375
1.860.825
1.592.525
2.208.500
1.234.800
1.264.150
1.428.825
2.118.175
1.708.175
2.476.875
1.237.850

41.833.250
65.963.250
40.300.900
35.691.500
26.565.325
61.923.850
63.260.025
42.785.625
26.540.625
22.883.125
35.355.675
30.257.975
41.961.500
23.461.200
24.018.850
27.147.675
40.245.325
32.455.325
47.060.625
23.519.150

PTKP

PKP

19.800.000
15.840.000
17.160.000
17.160.000
18.480.000
21.120.000
19.800.000
18.480.000
17.160.000
17.160.000
18.480.000
17.160.000
19.800.000
19.800.000
19.800.000
19.800.000
18.480.000
17.160.000
17.160.000
18.480.000

22.033.250
50.123.250
23.140.900
18.531.500
8.085.325
40.803.850
43.460.025
24.305.625
9.380.625
5.723.125
16.875.675
13.097.975
22.161.500
3.661.200
4.218.850
7.347.675
21.765.325
15.295.325
29.900.625
5.039.150

PPh 21
Setahun

1.101.663
2.506.163
1.157.045
926.575
404.266
2.040.192
2.173.001
1.215.281
469.031
286.156
843.784
654.899
1.108.075
183.060
210.943
367.384
1.088.266
764.766
1.495.031
251.958

PENULIS
PENGHITUNGAN PPh 21 KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
(Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 )
No

Nama

Status

21

Dede

K/1

22

Basuki

K/1

23

Tatang

K/1

24

Doni

K/0

25

Slamet

K/3

26

Jeki w

K/0

27

Aji

K/2

28

Firman

K/3

29

Umam

K/2

30

Sandi

K/0

31

Fery

K/2

32

Toto m

K/0

33

Sunarja

K/0

34

Sodik

K/0

35

Deden

K/0

36

Iman

K/1

37

Karma

K/2

38

Rival

K/0

39

Yanto

K/0

40

Iwan

K/3

89

Gaji
Setahun

20.000.000
25.000.000
19.000.000
48.000.000
43.200.000
33.600.000
15.565.000
30.000.000
13.461.000
19.456.902
20.631.880
10.838.839
19.039.189
17.118.343
25.000.000
17.650.000
13.561.603
22.072.827
13.332.500
29.560.000

Lembur

104.000
156.000
162.500
169.000
149.500
130.000
117.000
117.000
97.500
97.500
123.500
130.000
104.000
117.000
130.000
130.000
130.000
130.000
97.500
104.000

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Bruto

Biaya

Neto

Hadir

Makan

Transport

Jabatan

Setahun

Jabatan

Setahun

2.000.000
2.500.000
1.900.000
4.800.000
4.320.000
3.360.000
1.556.500
3.000.000
1.346.100
1.945.690
2.063.188
1.083.883
1.903.918
1.711.834
2.500.000
1.765.000
1.356.160
2.207.282
1.333.250
2.956.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

3.000.000
1.800.000
1.800.000
4.800.000
4.800.000
3.600.000
1.800.000
6.000.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
2.400.000
1.800.000
2.400.000
1.800.000
2.400.000

31.344.000
35.696.000
29.102.500
64.009.000
58.709.500
46.930.000
25.278.500
45.357.000
22.944.600
30.140.092
31.458.568
20.092.722
29.687.107
27.587.177
36.270.000
28.185.000
23.087.763
33.050.109
22.803.250
41.260.000

1.567.200
1.784.800
1.455.125
3.200.450
2.935.475
2.346.500
1.263.925
2.267.850
1.147.230
1.507.005
1.572.928
1.004.636
1.484.355
1.379.359
1.813.500
1.409.250
1.154.388
1.652.505
1.140.163
2.063.000

29.776.800
33.911.200
27.647.375
60.808.550
55.774.025
44.583.500
24.014.575
43.089.150
21.797.370
28.633.087
29.885.640
19.088.086
28.202.752
26.207.818
34.456.500
26.775.750
21.933.375
31.397.604
21.663.088
39.197.000

PTKP

PKP

18.480.000
18.480.000
18.480.000
17.160.000
21.120.000
17.160.000
19.800.000
21.120.000
19.800.000
17.160.000
19.800.000
17.160.000
17.160.000
17.160.000
17.160.000
18.480.000
19.800.000
17.160.000
17.160.000
21.120.000

11.296.800
15.431.200
9.167.375
43.648.550
34.654.025
27.423.500
4.214.575
21.969.150
1.997.370
11.473.087
10.085.640
1.928.086
11.042.752
9.047.818
17.296.500
8.295.750
2.133.375
14.237.604
4.503.088
18.077.000

PPh 21
Setahun

564.840
771.560
458.369
2.182.428
1.732.701
1.371.175
210.729
1.098.458
99.869
573.654
504.282
96.404
552.138
452.391
864.825
414.788
106.669
711.880
225.154
903.850

PENULIS
PENGHITUNGAN PPh 21 KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
(Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 )
No

Nama

Status

41

Ricky

K/2

42

Wawan

K/1

43

Dian

K/1

44

Rina

K/3

45

Titin

K/3

46

Yayah

K/1

47

Yuli

K/2

48

Edward

K/1

49

Leni

K/2

50

Ayu

K/3

51

Nani

K/2

52

Mimi

K/1

53

Fery

K/1

54

Suhendi

K/3

55

Rian

K/3

56

Oman

K/3

57

Saiful

K/1

58

Bakrie

K/1

59

Soleh

K/3

60

Pendi

K/2

90

Gaji
Setahun

22.580.000
17.666.440
15.880.000
15.950.000
31.200.000
35.000.000
18.239.682
19.200.000
22.906.881
15.497.545
20.000.000
17.960.540
35.000.000
29.800.000
24.000.000
15.000.000
22.540.900
18.900.000
30.000.000
32.060.000

Lembur

136.500
143.000
162.500
182.000
162.500
136.500
130.000
130.000
123.500
97.500
97.500
97.500
97.500
97.500
130.000
110.500
156.000
162.500
149.500
136.500

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Tunjangan

Bruto

Biaya

Neto

Hadir

Makan

Transport

Jabatan

Setahun

Jabatan

Setahun

2.258.000
1.766.644
1.588.000
1.595.000
3.120.000
3.500.000
1.823.968
1.920.000
2.290.688
1.549.754
2.000.000
1.796.054
3.500.000
2.980.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

3.000.000
2.400.000
1.800.000
1.800.000
3.600.000
3.600.000
2.400.000
3.000.000
2.400.000
1.800.000
3.000.000
2.400.000
3.600.000
3.600.000

34.214.500
28.216.084
25.670.500
25.767.000
44.322.500
48.476.500
28.833.650
30.490.000
33.961.069
25.184.799
31.337.500
28.494.094
48.437.500
42.717.500

1.710.725
1.410.804
1.283.525
1.288.350
2.216.125
2.423.825
1.441.683
1.524.500
1.698.053
1.259.240
1.566.875
1.424.705
2.421.875
2.135.875

2.400.000
1.500.000
2.254.090
1.890.000
3.000.000
3.206.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

3.000.000
1.800.000
2.400.000
2.400.000
3.000.000
3.600.000

35.770.000
24.650.500
33.590.990
29.592.500
42.389.500
45.242.500

1.788.500
1.232.525
1.679.550
1.479.625
2.119.475
2.262.125

PPh 21

PTKP

PKP

32.503.775
26.805.280
24.386.975
24.478.650
42.106.375
46.052.675
27.391.968
28.965.500
32.263.016
23.925.559
29.770.625
27.069.389
46.015.625
40.581.625

19.800.000
18.480.000
18.480.000
21.120.000
21.120.000
18.480.000
19.800.000
18.480.000
19.800.000
21.120.000
19.800.000
18.480.000
18.480.000
21.120.000

12.703.775
8.325.280
5.906.975
3.358.650
20.986.375
27.572.675
7.591.968
10.485.500
12.463.016
2.805.559
9.970.625
8.589.389
27.535.625
19.461.625

635.189
416.264
295.349
167.933
1.049.319
1.378.634
379.598
524.275
623.151
140.278
498.531
429.469
1.376.781
973.081

33.981.500
23.417.975
31.911.441
28.112.875
40.270.025
42.980.375

21.120.000
21.120.000
18.480.000
18.480.000
21.120.000
19.800.000

14.220.000
3.452.700
15.061.641
11.331.000
20.712.300
24.606.800

711.000
172.635
753.082
566.550
1.035.615
1.230.340

Setahun

PENULIS
PENGHITUNGAN PPh 21 KARYAWAN TETAP
TAHUN 2009
(Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 )
No

Nama

Status

61

Maman

K/1

62

Rizki

K/1

63

Budi

K/1

64

Deni.k

K/2

65

Devi

K/0

66

Iman

K/0

67

Zami

K/3

68

Lukman

K/1

69

Ade

K/2

70

Pandi

K/3

71

Danu

K/1

72

Jaelani

K/1

73

Maya

K/2

74

Usman

K/0

75

Lucki

Tk/0

76

Salim

K/1

77

Asep

K/1

78

Aris

Tk/0

79

Azis

K/0

80

Parto

Tk/0

91

Gaji
Setahun

Lembur

Tunjangan
Hadir

Tunjangan
Makan

Tunjangan
Transport

Tujnjangan
Jabatan

16.780.000
13.490.200
31.000.000
23.345.895
20.477.551
19.000.000
28.225.945
16.907.089
22.334.166
30.000.000
15.000.000
12.796.700
13.704.705
12.000.000
15.000.000
15.000.000
11.385.000
15.600.000
13.200.000
11.400.000

136.500
104.000
143.000
143.000
156.000
97.500
97.500
97.500
175.500
188.500
175.500
136.500
97.500
97.500
117.000
130.000
149.500
136.500
156.000
97.500

1.678.000
1.349.020
3.100.000
2.334.589
2.047.755
1.900.000
2.822.594
1.690.708
2.233.416
3.000.000
1.500.000
1.279.670
1.370.470
1.200.000
1.500.000
1.500.000
1.138.500
1.560.000
1.320.000
1.140.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000
3.120.000

2.400.000
1.800.000
3.000.000
2.400.000
2.400.000
1.800.000
2.400.000
1.800.000
2.400.000
3.000.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
1.800.000
2.400.000
1.800.000
3.000.000
3.000.000
2.400.000

Bruto
Setahun

Biaya
Jabatan

Neto
Setahun

PTKP

PKP

PPh 21
Terutang

27.234.500
22.983.220
43.483.000
34.463.484
31.321.306
29.037.500
39.786.039
26.735.297
33.383.082
42.428.500
24.715.500
22.252.870
23.212.675
21.337.500
24.657.000
25.270.000
20.713.000
26.536.500
23.916.000
21.277.500

1.361.725
1.149.161
2.174.150
1.723.174
1.566.065
1.451.875
1.989.302
1.336.765
1.669.154
2.121.425
1.235.775
1.112.644
1.160.634
1.066.875
1.232.850
1.263.500
1.035.650
1.326.825
1.195.800
1.063.875

25.872.775
21.834.059
41.308.850
32.740.310
29.755.241
27.585.625
37.796.737
25.398.532
31.713.928
40.307.075
23.479.725
21.140.227
22.052.041
20.270.625
23.424.150
24.006.500
19.677.350
25.209.675
22.720.200
20.213.625

18.480.000
18.480.000
18.480.000
19.800.000
17.160.000
17.160.000
21.120.000
18.480.000
19.800.000
21.120.000
17.160.000
18.480.000
19.800.000
17.160.000
15.840.000
18.480.000
18.480.000
15.840.000
17.160.000
15.840.000

8.819.200
4.440.859
24.323.200
14.434.660
14.225.441
11.444.500
17.695.612
7.937.407
13.747.903
21.156.900
8.153.700
4.086.652
3.270.916
4.129.500
8.806.800
6.885.000
2.759.625
10.796.100
7.190.400
5.392.500

440.960
222.043
1.216.160
721.733
711.272
572.225
884.781
396.870
687.395
1.057.845
407.685
204.333
163.546
206.475
440.340
344.250
137.981
539.805
359.520
269.625

Lampiran 6

PENULIS
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 TENAGA HARIAN LEPAS
TAHUN 2009
( Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 )

No

92

Nama

Status

Upah
Sebulan

Upah
Setahun

Tunjangan
Makan

Neto
Setahun

PTKP

PKP

PPh Pasal 21
Setahun

PPh Pasal 21
Sebulan

Bintang

K/0

1,560,000

18,720,000

1,560,000 20,280,000

17,160,000

3,120,000

156,000

13,000

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kamelia
Cika
Yuyun
Eli
Indah
Indar
Padilah
Tuti.t
Erna
Putra
Fitri
Hesti
Lisna

K/1
K/2
K/1
K/1
K/1
TK/0
K/2
K/0
Tk/0
K/1
K/2
K/2
K/0

1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000

18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000

1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000

18,480,000
19,800,000
18,480,000
18,480,000
18,480,000
15,840,000
19,800,000
17,160,000
15,840,000
18,480,000
19,800,000
19,800,000
17,160,000

1,800,000
480,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
4,440,000
480,000
3,120,000
4,440,000
1,800,000
480,000
480,000
3,120,000

90,000
24,000
90,000
90,000
90,000
222,000
24,000
156,000
222,000
90,000
24,000
24,000
156,000

7,500
2,000
7,500
7,500
7,500
18,500
2,000
13,000
18,500
7,500
2,000
2,000
13,000

20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000

PENULIS
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 TENAGA HARIAN LEPAS
TAHUN 2009
( Sesuai Dengan UU No. 36 Tahun 2008 )

No
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

93

Nama
Linda
Weny
Zahro
Fuji
Lala
Karmila
Egi.m
Himelda
Taufan
Enda
Hakim
Reza
Aan k
Imam

Status
K/0
K/0
K/1
K/1
K/1
K/2
K/2
TK/0
TK/0
K/2
K/1
K/2
TK/0
K/2

Upah
Sebulan
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000

Upah
Setahun
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000
18,720,000

Tunjangan
Makan
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000
1,560,000

Neto
Setahun

PTKP

20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000
20,280,000

17,160,000
17,160,000
18,480,000
18,480,000
18,480,000
19,800,000
19,800,000
15,840,000
15,840,000
19,800,000
15,840,000
19,800,000
15,840,000
19,800,000

PKP
3,120,000
3,120,000
1,800,000
1,800,000
1,800,000
480,000
480,000
4,440,000
4,440,000
480,000
4,440,000
480,000
4,440,000
480,000

PPh Pasal
21
Setahun

PPh Pasal
21
Sebulan

156,000
156,000
90,000
90,000
90,000
24,000
24,000
222,000
222,000
24,000
222,000
24,000
222,000
24,000

13,000
13,000
7,500
7,500
7,500
2,000
2,000
18,500
18,500
2,000
18,500
2,000
18,500
2,000

5. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI
PT. HIKERTA PRATAMA
Board of director
President Director
Vice President Director
Director

General Manager

advisor

Ppc
Chief

Press Part
chief

Production Manager

EDP Chief

Filter Chief

Procerement Mgr

Technical
Manager

Maintenance
Chief

Prod.Eng
Chief

QA/QC
Chief

Purchasing
Chief

Engineering
Chief

Gambar 4.1
45

Warehouse
chief

Finance dan
Adm.Mgr

Finance/CC
Chief

Marketing
Mgr

Pga
chief

Accounting
chief

Anda mungkin juga menyukai