Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari suatu
sistem sosial yang ada dimasyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan
miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia. Suasana keluarga yang
kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena dalam keluargalah
seluruh anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan masyarakat.Perkembangan
peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK berkembang secara pesat, baik yang
bersifat positif maupun negatif. kehidupan keluargapun banyak mengalami perubahan
dan berada jauh dari nilai-nilai keluarga yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini,
yang ditandai dengan modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa
kondisi kehidupan masyarakat dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam keluarga
(Setiawati, 2009).Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya sangat penting
untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada
individu dimulai dan dari keluarga akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga
untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga
Sejak tiga dasa warsa terakhir peran Ibu dalam kehidupan keluarga mengalami
kemajuan pesat. Dorongan utamanya adalah tuntutan ekonomi. Keluarga tidak bisa lagi
mengandalkan para bapak untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara memadai. Untuk
itu, para Ibu terpanggil untuk berperan, mengambil alih peran bapak yang tak mampu
mencukupi. Sementara, posisi Ibu dalam rumah tangga juga mengalami perubahan,
bahkan dengan cara drastis dan radikal. Wewenang dan wibawa para ibu menanjak dalam
keluarga. Mereka turut memutuskan apa saja yang selama ini dipegang kaum bapak.
Disamping itu, pergeseran dalam kemampuan intelektual, khususnya tingkat pendidikan
kaum perempuan merupakan salah satu kunci perkembangan sekaligus masalah baru
dalam keluarga. Emansipasi dalam kehidupan sosial juga turut menentukan hubungan
harmonisasi antara bapak dan ibu serta anak-anak di rumah
1

1.2 Rumusan Masalah


Penyusunan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1 Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga?
2 Apa Saja Format Pengkajian Keperawatan Keluarga?
3 Bagaimana Cara Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga Dan Contoh Diagnosa
Keperawatan Keluarga?
1.2 Tujuan
1
2
3

Untuk mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Keluarga


Untuk mengetahui tentang Format Pengkajian Keperawatan Keluarga
Untuk mengetahui tentang Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga Dan Contoh
Diagnosa Keperawatan Keluarga

1.3 Manfaat Penulisan


a. Bagi penulis
Diharapkan dapat

menambah

pengetahuan

dan

wawasan

serta

dapat

mengaktualisasikannya pada lingkungan sekitar, baik dalam lingkungan keluarga


maupun masyarakat
b. Bagi pembaca
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Asuhan
Keperawatan Keluarga

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga :


Asuhan

keperawatan

keluarga

merupakan

proses

yang

kompleks

dengan

menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu


sebagai anggota keluarga
Tahapan dari proses keperawatan keluaarga meliputi
1) . Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.
a. Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah:
1 Mengidentifikasi data demografi dan sosio kultural
2 Data lingkungan
3 Struktur dan fungsi keluarga
4 Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga
5 Perkembangan keluarga
b. Yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah:
1 Fisik
2 Mental
3 Emosi
4 Sosial
5 Spirtual
2) Perumusan diagnosis keperawatan.
3) Penyusun perencanaan
Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan, identifikasi
sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan.

4) Pelaksanaan asuhan keperawatan


Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumbersumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah
5) Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
2.2 Tahap-tahap Asuhan Keperawatan
1

Tahap Pengkajian
Pengkajian

adalah

suatu

tahapan

dimana seorang perawat mengambil

data/informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber
informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
3

b. Observasi fasilitas rumah


c. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
d. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan
sebagainya. Hal2 yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:
1) Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Nama kepala keluarga (KK)


Alamat dan telepon
Pekerjaan kepala keluarga
Pendidikan kepala keluarga
Komposisi Keluarga
Tipe keluarga :
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah2

yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.


g. Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebutserta mengidentifikasi budaya
suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
h. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yg dapat
mempengaruhi kesehatan.
i. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga di tentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial
ekonomi ditentkan pula oleh kebutuhan2 yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang2 yg dimiliki oleh keluarga , siapa yg mengatur keuangan.
j. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan saja keluarga pergi
bersama2unuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton
2

televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.


Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga
ini.Contoh: Keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7
tahun dan anak kedua berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada
tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.
(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
(3) Riwayat keluarga inti
4

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang


meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian biasa digunakan terhadap pencegahan penyakit (status
imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
(4) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
dan istri.

Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan
rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum yang
digunakan serta denah rumah.
2) Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan
penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada sejauhmana interaksinya dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencangkup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan

dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
Struktur Keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
b) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain
untuk merubah perilaku.
5

c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
d) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
5

berhubungan dengan kesehatan.


Fungsi Keluarga
1. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap anggota
keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5
tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
Hal-hal yang di kaji sejauhmana keluaarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga adalah:

2.3 Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi
yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
6

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan. Sebagai contoh:
a) Gangguan nutrisi
Kurang dari kebutuhan pada balita (Anak N), keluarga Bapak Y berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah
kekurangan nutrisi.
b) Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia
(Ibu S) keluarga Bapak Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak ( rematik).
c) Perubahan peran dalam keluarga
(Bapak A) Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
peran sebagai suami.
2.

Diagnosa Keperawatan Keluarga Risiko (ancaman kesehatan)


Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Misalnya
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh
kembang yang tidak adekuat. Sebagai contoh:
1

Risiko

terjadi

konflik

pada

keluarga

Bapak

berhubungan

dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.


Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N) keluarga Bapak Y
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap

balita.
Risiko gangguan pergerakkan pada lansia ( Ibu Y) keluarga Bapak A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan
gerak

3.

Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial


Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat di tingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera)
boleh tidak menggunakan etiologi. Sebagai contoh:
1

Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga Bapak

K.
Potensial peningkatan status kesejahteraan pada bayi keluarga Bapak X.

Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga


Bapak I.

Menetukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (menurut Ballon dan


Maglaya,1978).
No.
1.

2.

3.

4.

Kriteria
Sifat Masalah

Skala:
Aktual (Tidak/Kurang sehat)
Ancaman kesehatan
Keadaan Sejahtera

Skor

Bobot

3
2
1

2
1
0

Potensial Masalah untuk Dicegah


Skala:
Tinggi
Cukup
Rendah

3
2
1

Menonjolnya Masalah
Skala:
Masalah berat harus segera ditangani
Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan

2
1
0

Kemungkinan Masalah

Skala:
Mudah
Sebagian
Tidak dapat

Skoring:
1
2

Tentukan skor untuk setiap kriteria.


Skore dibagi dengan angkat tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.

Catatan : skor dihitung bersama-sama dengan keluarga.


Skor Bobot Angka tertinggi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:
Kriteria 1:
Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh
keluarga.
Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya
faktor2 sebagai berikut:
1

Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani

2
3
4

masalah.
Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu
Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat:
dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.

Kriteria 3:
Potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
1
2
3

Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah .


Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
Tindakan yang sedang di jalankan adalah tindakan2 yang tepat dalam

memperbaiki masalah.
Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.

Kriteria 4:
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai Skor yang tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
3.

Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan


Tindakan Keperawatan Keluarga Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari
penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi
dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang

hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang
4.

ditetapkan.
Tahap Implementasi/Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan

5.

mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya.


Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Untuk dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu
dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:
S: adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan, misalnya : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
O: adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A: adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait
dengan diagnosis.
P: adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahapan evaluasi .
Tahapan Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
adalah evaluasi yang di lakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi akhir.

10

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluaarga meliputi: Pengkajian keluarga dan
individu di dalam keluarga, Yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai
anggota keluarga. Perumusan diagnosis keperawatan. Penyusun perencanaan. Pelaksanaan
asuhan keperawatan. Evaluasi Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga: Diagnosa
Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), Diagnosa Keperawatan
Keluarga Risiko (ancaman kesehatan), Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial

11

3.2 Saran
Diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan asuhan keperawatan
keluarga agar dapat menerapkan dan memberikan pelayanan yang efektif kepada keluarga
yang mungkin mengalami masalah yang ditimbulkan oleh kebutuhan akan tugas dan
perkembangan keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Jhonson R. dan Leny R (2010) keperawatan keluarga plus contoh askep keluarga. Yogyakarta
Nuha Medika
Setiadi, 2008, Konsep & Proses Keperawatan Keluarga, Yogyakarta : Graha Ilmu
Suprajitno.2004.Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek.Jakarta :EGC

12

Anda mungkin juga menyukai