Anda di halaman 1dari 21

SELAYANG PANDANG

Kontrasepsi adalah bagian intergral dan aspek penting dalam praktek OBSTETRI
GINEKOLOGI.

Bukan

hanya

menyangkut

mengenai

EFEKTIVITAS

namun

juga

menentukan JENIS apa yang sesuai bagi pasien yang bersangkutan.


Tiap pasien BERHAK MEMPEROLEH INFORMASI semua pilihan kontrasepsi yang tersedia
dengan jelas..
Tugas klinisi bukan hanya memberikan informasi mengenai PILIHAN yang tersedia,
akan tetapi juga menjelaskan KEUNTUNGAN dan KERUGIAN masing masing jenis pilihan
kontrasepsi secara INDIVIDUAL
Pada saat pemberian penjelasan, harus disampaikan pula penjelasan mengapa
satu jenis pilihan yang sebenarnya DIKEHENDAKI pasien tapi berdasarkan pertimbangan
medis ternyata TIDAK SESUAI.
Sebelum menentukan jenis kontrasepsi , harus dilakukan ANAMNESA dan PEMERIKSAAN
FISIK secara lengkap.
Data yang dibutuhkan melalui anamnesa antara lain :
1. Riwayat medis
2. Riwayat pembedahan
3. Riwayat obstetri : tentukan apakah pasien tidak sedang hamil atau masih
mempertahankan fungsi reproduksinya.
4. Riwayat ginekologi
5. Riwayat PMS-penyakit menular seksual
6. Jumlah pasangan seksual
7. Riwayat permasalahan dengan jenis kontrasepsi lain
8. Frekuensi hubungan badan
9. Riwayat keluarga : keluarga dengan penyakit kardiovaskular atau keganasan.
KEBUTUHAN KONTRASEPSI
Angka kehamilan dalam 1 tahun pada pasien fertile dengan aktivitas seksual normal
berkisar pada angka 90%.
Ovulasi sering mendahului peristiwa menarche, sehingga seorang gadis remaja yang
tidak menghendaki kehamilan harus menggunakan kontrasepsi bila dia sudah mulai
masuk kedalam aktivitas seksual.
Pilihan kontrasepsi pada wanita menjelang menopause adalah sangat sulit oleh karena
tak mudah untuk menentukan saat kapan fertilitas wanita yang bersangkutan sudah
berakhir.
Metcalf ( 1979) : when menstruation remain regular, there was evidence of

ovulation in almost every cycle


Oligomenorrhoea atau siklus haid yang panjang bahkan dengan hot flashes ,
amenorea dan kenaikan kadar gonadotropin TIDAK MENJAMIN SECARA ABSOLUT BAHWA
OVULASI SUDAH TIDAK TERJADI.
METODE KONTRASEPSI
1. Kontrasepsi steroid oral
2. Kontrasepsi steroid parenteral
3. Intra Uterine Device IUD / AKDR
4. Kontrasepsi steroid transdermal dan transvaginal
5. Tehnik penghalang fisik atau mekanis
6. Sanggama terputus pra ejakulasi
7. Abstinensia sekitar masa ovulasi
8. Laktasi
9. Sterilisasi permanen ( kontrasepsi mantap)
10. KONDOM

adalah

satu-satunya

metode

kontrasepsi

yang

dapat

mencegah

penularan PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL

EFEKTIVITAS
Efektivitas kontrasepsi ditandai dengan CARA KHUSUS dan PENGGUNAAN YANG
TEPAT
Cara khusus : situasi dimana seseorang lupa minum pil pada saat nya
Penggunaan yang tepat : Penggunaan kontrasepsi secara tepat manakala sedang
berhubungan seksual.
Kontrasepsi wanita baku yang paling efektif adalah :

Sterilisasi pembedahan
AKDR alat kontrasepsi dalam rahim
Implan
Angka kegagalan metode diatas pada tahun pertama kurang dari 1%. Untuk pria,
vasektomi adalah kontrasepsi baku yang paling efektif. Seorang wanita usia reproduktif,
bila tidak menggunakan kontrasepsi maka kemungkinan akan terjadi kehamilan dalam
satu tahun adalah 85%.

KONTRASEPSI ORAL
KONTRASEPSI HORMONAL
Jenis kontrasepsi ini sangat banyak, terdapat dalam berbagai bentuk antara lain tablet,
obat suntik, sediaan transdermal (patch) dan sediaan transvaginal (cincin).
Kontrasepsi oral (OC) : kombinasi estrogen sintetik (ethynil estradiol) dan progestin
(pill) atau yang hanya mengandung progestin saja (mini-pill)
KONTRASEPSI KOMBINASI ESTROGEN + PROGESTIN
Kontrasepsi oral [ OC-oral contraceptive ] adalah metode kontrasepsi hormonal yang
paling sering digunakan.
1. Jenis Kontrasepsi Oral :
1 Monofasik : berisi estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama
didalam 21 buah pil yang aktif.
2 Trifasik : mengandung berbagai dosis progestin. Pada sejumlah jenis obat
tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil aktif bervariasi.
3 Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada pasien
serendah mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam
pencegahan kehamilan yang setara.
4 Progestin-only pill : Berisi progestin dosis rendah pada ke 28 pil yang
aktif.
2. Estrogen yang sering digunakan adalah ethinyl estradiol dengan dosis kurang dari
35 g estrogen.
3. MESTRANOL adalah estrogen yang digunakan pada pill dosis tinggi ( > 50 g) dan
sekarang sulit didapat di pasaran.
4. Jenis progestin yang sering digunakan adalah NORETHINDRONE LEVONORGESTREL
NORGESTREL NORETHINDRONE ACETAT atau ETHYNODIOL DIACETAT.
5. Jenis progestin yang memiliki sifat androgenik yang sedikit adalah NORGESTIMATE

dan DESTOGESTREL. Jenis progestin terbaru adalah GESTODENE.


6. Mekanisme kerja utama : Efek kontrasepsi dari OC kombinasi bermacam-macam.
Efek terpenting adalah menekan hypothalamic gonadotropin releasing factor
dengan akibat terjadi inhibisi terhadap sekresi FSH dan LH sehingga ovulasi tidak
terjadi.
Peranan progestin :
Mencegah ovulasi dengan menekan LH
Mengentalkan lendir servik untuk mencegah masuknya sperma
Membuat endometrium tidak menguntungkan untuk terjadinya implantasi
Peranan estrogen :
Menekan pelepasan FSH
Stabilisasi endometrium yang mencegah terjadinya breakthrough bleeding
7. Advis penggunaan kontrasepsi oral :

Diminum pada hari pertama haid


Diminum tiap hari , pada waktu yang kurang lebih sama, sebaiknya malam hari

untuk mengatasi efek mual.


Bila terlewatkan 1 pil, keesokan hari diminum 2 pil sekaligus.
Bila terlewatkan 2 pil maka gunakan pencegahan cara lain (kondom).
Letakkan kemasan OC ditempat yang selalu terlihat (digantungkan di samping
cermin pada meja hias).

8. Rifampicin satu-satunya jenis obat antibiotika yang dapat menurunkan efektivitas pil
OC
9. Obat lain yang diperkirakan dapat menurunkan efektivitas OC:

Grisseofulvin
Antikonvulsan dan sedatif : Phenytoin, Mephenytoin, Phenobarbital, Primidone,
carbamazepine, ethosoxumide

10.

Keuntungan OC :

11.

Haid menjadi teratur dengan penurunan angka kejadian dismenorea


Penurunan jumlah dan durasi perdarahan
OC dapat memperbaiki kondisi anemia defisiensi zat besi
Meningkatkan bone density
Menurunkan resiko karsinoma ovarium dan carcinoma endometrium
Mencegah proses hirsutisme
Mengatasi acne
Mencegah artehrogenesis
Memperbaiki gejala rheumatoid arthritis

Kemungkinan reaksi samping:

Lipoprotein dan Lipid :


Pada umumnya OC kombinasi meningkatkan triglycerida dan total

cholesterol
Menurunkan kadar LDL meningkatkan HDL
Progestin menyebabkan hal yang sebaliknya
Metabolisme karbohidrat:
Pada usia tua, OC menyebabkan gangguan toleransi glukosa

terutama akibat komponen progestin


Speroff dan Darney 2001 : pada fomulasi OC jenis baru, tidak terdapat

gangguan toleransi glukosa.


OC tidak meningkatkan resiko DM
Metabolisme protein
Estrogen:
Meningkatkan berbagai jenis globulin produksi hepatik
Meningkatkan angiostensinogen
Menyebabkan konversi renin angiostensin I
pill induced hypertension ?
Sesuai dengan dosis estrogen yang digunakan maka, estrogen dapat
meningkatkan fibrinogen dan faktor faktor pembekuan II,VII, IX, X, XII dan

XIII serta resiko trombosis.


Penyakit hepar: kemungkinan kecil dapat terjadi
Cholestasis
Cholestatic jaundice
Neoplasma : stimulatory effect on some cancer is always a concern
with female sex steroid
Sudah dinyatakan adanya efek perlindungan terhadap kejadian

karsinoma ovarium dan endometrium bagi pengguna OC.


Terdapat pertentangan dari berbagai hasl laporan mengenai efek

terhadap kejadian karsinoma hepar servik dan payudara.


Terdapat hubungan antara resiko kejadian displasia servik dengan
penggunaan OC dan resiko kanker invasif pada penggunaan lebih dari

5 tahun.
Efek nutrisi : penyimpangan beberapa nutrien sama dengan yang terjadi
pada saat kehamilan
Efek kardiovaskular :
DVT - deep vein thromobosis dan emboli paru serta stroke dan hal ini

terutama terjadi pada :


Perokok
Obesitas
Usia > 50 tahun
Rasio cholesterol LDL dan HDL yang meningkat
Riwayat HT, DM, riwayat keluarga dengan penyakit jantung
Kandungan estrogen dan progesteron dalam formula OC baru sudah
menurun 4 sampai 10 kali lipat formula OC tahun 60 70 an sehingga
memperkecil kemungkinan kejadian efek samping kardiovaskular.

12.

Efek pada SISTEM REPRODUKSI


WaIlach dan Grimes 2000 : amenorea pasca penghentian pil adalah refleksi dari

masalah sebelumnya. 90% pasien dengan ovulasi regular akan mengalami ovulasi
dalam waktu 3 bulan pasca penghentian pil. Tak ada hubungan antara OC dengan
efek teratogenik.
Truit dkk 2003 : hubungan antara penurunan jumlah ASI dengan OC?
OC - yang mengandung Progestin saja memiliki efek kontrasepsi yang baik dan tidak
mempengaruhi efek laktasi sehingga ini adalah jenis pilihan terbaik bagi ibu laktasi
selama 6 bulan
Efek lain-lain:

Cervical mucorrhoea
Vaginitis atau vulvovaginitis akibat candida
Chloasma ( jarang terjadi pada formula OC terbaru)
Wise dkk 2004 : Mioma uteri tidak bertambah besar
Galo dkk ( 2004) : OC dosis rendah tidak menambah berat badan

KONTRASEPSI PROGESTIN
PROGESTIN ORAL
Disebut juga sebagai mini-pills
Tidak bersifat menghambat ovulasi ; hanya merubah lendir servik dan kondisi
endometrium.
Harus diminum setiap hari.
Tidak begitu disukai oleh karena menyebabkan perdarahan iregular dan angka
kehamilan yang tinggi dibandingkan jenis OC lain.
KEUNTUNGAN
Efek minimal terhadap metabolisme karbohidrat atau pembekuan.
Tidak menyebabkan Hipertensi
Ideal bagi penderita resiko tinggi penyakit jantung
Pilihan utama bagi pasien laktasi
KERUGIAN
Efek kontrasepsi tidak terlalu efektif
Perdarahan uterus iregular : amenorea bercak perdarahan lucut
Kadang menyebabkan kista ovarium fungsional
if a progestin only pill is taken even 4 hours late, a back-up form
contraception must be used for the next 48 hours
Terlihat pada tabel dibawah, jenis obat yang dapat MENURUNKAN EFEKTIVITAS
progestin only pills

KONTRASEPSI HORMONAL PARENTERAL


INJEKSI PROGESTIN
Selama beberapa tahun ini, jenis yang sering digunakan adalah :

Depo-Provera (depo MPA - medroxy progesterone acetate)

Cyclofem (MPA-medroxy progesteron acetate 50 mg + estradiol cypionate 10 mg) )

DEPO PROVERA
Pemberian secara i.m dengan dosis 150 mg setiap 3 bulan

CYCLOFEM
Pemberian secara i.m setiap bulan

Mekanisme kerja :

Mencegah ovulasi dengan memblokade LH surge pertengahan siklus

Menekan proliferasi endometrium

Mengentalkan lendir servik


Keuntungan :
Efektivitas lebih baik dibandingkan dengan OC
Durasi kerja yang panjang
ACOG 2002 a : Gangguan laktasi minimal
Anemia defisiensi besi jarang terjadi pada penggunaan yang lama
Menurunkan kejadian dismenorea dan mittelschrmez
Resiko KE-kehamilan ektopik menurun
Penggunaan bersama dengan antibiotika aman
Kerugian :
Perdarahan uterus tak teratur
Anovulasi berkepanjangan
Kembalinya tingkat fertiltas yang lama pasca penghentian kontrasepsi
Diperkirakan akan menambah berat badan ?
Penggunaan jangka panjang akan menurunkan densitas kalsium tulang
Kenaikan berat badan
Tegang pada payudara
Alopesia
Penurunan LIBIDO
Depresi
Kontra indikasi : sama dengan kontra indiikasi OC

IMPLAN
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN IMPLANON?
IMPLANON adalah kontrasepsi hormonal.
Terbuat dari polimer lunak dengan panjang 1.5 inch dan diameter 0.08 inchi.
Ditempatkan dibawah permukaan kulit, sehingga secara terus menerus melepaskan
progestin (etonogestrel) dalam jumlah konstan

BAGAIMANA PEMASANGAN IMPLANON?


Pemasangan IMPLANON dilakukan secara poliliknis
1.
2.
3.
4.

Area sekitar tempat pemasangan di sterilisasi


Dilakukan injeksi anaestesi lokal
Pemasangan dilakukan dengan aplikator khusus
Dokter dan pasien yakin bahwa penempatan IMPLANON sudah tepat

Sebelum

melakukan

pemasangan

IMPLANON

diyakinkan

bahwa

tidak

terdapat

kehamilan dengan melakukan tes kehamilan


Efektivitas IMPLANON adalah 3 tahun, namun setiap saat dapat dilepaskan dan tidak
boleh dibiarkan lebih dari 3 tahun
Pada pasien yang sebelumnya tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, pemasangan
IMPLANON dilakukan antara hari pertama dan kelima dari perdarahan menstruasi
Bila pasien sebelumnya telah menggunakan kontrasepsi hormonal ( birth control ring,
atau birth control patch) maka pemasangan IMPLANON dilakukan antara hari pertama
dan hari ketujuh periode bebas hormon.

BAGAIMANA MEKANISME KERJA IMPLANON?


Setiap batang IMPLANON berisi 68 mg etonogestrel dan tubuh akan menerima dosis
konstan setelah pemasangan IMPLANON.
Pada tahun pertama penggunaan, setiap hari akan dilepaskan 60 70 mikrogram
kedalam sistem. Jumlah ini akan menurun sehingga pada tahun ketiga, setiap hari tubuh
pasien hanya akan menerima sekitar 25 mikrogram.
1. Menghentikan ovulasi
2. Merubah konsistensi lendir servik sehingga mencegah perjalanan sperma untuk
mencapai ovum
3. Merubah endometrium sehingga mengganggu implantasi
BAGAIMANA EFEKTIVITAS IMPLANON? Selama satu tahun pemakaian , kurang dari
1% akseptor IMPLANON akan mengalami kehamilan. Namun efektivitas untuk akseptor
yang kelebihan berat badan atau obesitas tidak diketahui.

KOMPLIKASI dan EFEK SAMPING IMPLANON


EFEK SAMPING
Berat badan bertambah
Acne
Gangguan haid (amenorea menometroragia)
Depresi
Gangguan mood
Nyeri kepala
(Gangguan payudara)
(Nyeri abdomen dan nyeri haid)
Infeksi virus
Vaginitis
Kecemasan Anxiety
Mual
Pusing
Nyeri punggung
Perubahan libido
Nyeri di tempat implant

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM


AKDR alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD intra uterine device termasuk ke dalam
alat kontrasepsi mekanis.
INTRAUTERINE DEVICES-ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
IUD adalah chemically inert yang terdiri dari bahan non-absorable (polyethylene) dan
ditambahkan dengan barium sulfat agar radio opaque
IUD yang chemically active memiliki lingkaran copper atau bahan progestasional.
Saat ini jenis IUD yang ada dipasaran adalah IUD chemically active
1. Levonogestrel Device ( MIRENA ) : melepaskan levonogetrel kedalam uterus 20
ug/hari yang mengurangi efek sistemik dari progestin.
2. Copper Device ( Paragard T 380A) : Terdiri dari polyethylene dan barium sulfat
terbungkus dengan benang copper
MEKANISME KERJA
1.
2.
3.
4.

????
Kemungkinan besar adalah mengganggu proses implantasi
Mencegah fertilisasi
Respon inflamasi hebat akibat jenis Copper Device merangsang aktivasi lisosome

dan reaksi inflamasi lain yang bersifat SPERMISIDAL


5. Reaksi inflamasi juga dapat terjadi pada blastosis
6. Pada penggunaan Progestine Device jangka panjang dapat terjadi atrofi
endometrium
7. Progestin juga dapat mencegah penetrasi sperma dengan mengentalkan lendir
servik atau mencegah ovulasi (?)
Efektivitas :
Efektivitas penggunaan selama satu tahun sama dengan Kontrasepsi Oral
Efektivitas setara dengan sterilisasi
Angka kegagalan Levonogestrel Device adalah 0.1% ; lebih rendah dibandingkan copper
device
Keuntungan :

Levenogestrel device menurunkan jumlah darah haid, terapi pada kasus

menorrhagia, menurunkan kejadian dismenorea


Dapat digunakan pada kasus yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral
kombinasi

EFEK SAMPING
Perforasi uterus translokasi dan abortus
Kejang uterus dan perdarahan
Menorrhagia
Infeksi
KEHAMILAN DENGAN IUD
Pada kehamilan > 14 minggu, bila benang IUD terlihat maka harus segera ditarik dengan
kemungkinan terjadinya abortus (50% bila tidak diambil dan 25% bila diambil )
Abortus pada trimester II bila disertai dengan IUD didalam maka kemungkinan dapat
terjadi sepsis
KONTRAINDIKASI PEMASANGAN IUD

PROSEDUR PEMASANGAN AKDR


1. Berikan penjelasan atau brochure mengenai AKDR-IUD yang berisikan efek
samping dan resiko penggunaan IUD
2. Pastikan bahwa pasien tidak sedang hamil
3. Pasang saat menstruasi
4. Pemasangan segera setelah persalinan memiliki resiko ekspulsi dan perforasi yang
besar ( sebaiknya pemasangan dilakukan 2 bulan pasca persalinan)

TEHNIK INSERSI AKDR

Tentukan terlebih dahulu : adakah kontraindikasi ?


Konsultasi dengan calon akseptor mengenai masalah IUD
Berikan obat NSAID untuk penghilang rasa sakit
Lakukan VT untuk menentukan posisi dan ukuran uterus serta adneksa
Jangan biarkan IUD berada dalam inserter lebih dari 5 menit sebelum pemasangan
Pasang spekulum
Bersihkan servik dan dinding vagina dengan larutan antiseptik
Cekap bibir depan servik dengan tenakulum , satu gigi dalam ostium dan satu gigi

lain diluar ositium


Buat agar sumbu uterus dan sumbu servik menjadi lurus
Masukkan sonde uterus untuk menentukan arah dan kedalaman uterus dari OUE

ke Fundus
Sesuaikan pembatas pada inserter sesuai dengan kedalaman uterus
Inserter dengan IUD didalamnya dimasukkan kedalam uterus melalui kanalis

servikalis sampai ujung inserter di fundus


Tarik inserter dengan mempertahankan posisi batang :
the device is not pushed out of the tube, but rather it is held in place by

the rod while the inserter tube is withdrawan


Potong tali 2 cm didepan OUE
Lepaskan tenakulum dan amati perdarahan pada tempat tusukan tenakulum
Lepaskan spekulum
Advis untuk datang ke dokter bila ada keluhan

Bila benang IUD tidak terlihat :

Translokasi ?? atau ekspulsi ???


Pastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi atau dengan sinar X pada uterus yang
dimasuki sonde uterus atau IUD lain ( dimaksudkan sebagai marker )

Hysterography
Sonoultrasonography
Hysteroscopy
Bila terjadi translokasi IUD, dapat dilakukan pengambilan dengan laparoskopi

Bila terjadi penyakit radang panggul :

Bila benang terlalu panjang potong dan berikan antibiotika dosis tinggi
Bila infeksi terlalu berat berikan antibiotika dosis tinggi lepaskan IUD lanjutkan
terapi antibiotika

METODE PENGHALANG MEKANIS


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kondom pria
Kondom pada wanita
Spermisida
Diafragma plus spermisida
Busa kontrasepsi
Cervical cap

KONDOM PRIA
Ini adalah jenis kontrasepsi efektif dengan angka kegagalan 3 4 per 100 pasangan
akseptor pertahun pemakaian
Pada umumnya selama tahun pertama pemakaian, angka kegagalan sangat tinggi

Dapat digunakan untuk pelindungan terhadap penyakit menular seksual


Dapat pula mencegah terjadinya perubahan pada servik
Efektivitas semakin bertambah bila diberikan lubrikasi yang mengandung spermisida
Menurut Speroff dan Darney 2001 : ikuti tahapan berikut untuk meningkatkan efektivitas
kondom :
1.
2.
3.
4.
5.

Pada tiap aktivitas hubungan seksual harus digunakan


Pemasangan dilakukan sebelum penis kontak dengan vagina
Melepaskan kondom harus saat penis ereksi
Pada saat melepaskan kondom, basis kondom harus ditahan
Gunakan kondom dengan pelumas yang mengandung spermisida

KONDOM WANITA

KONTRASEPSI DARURAT
Sebagian wanita (pasangan) menghendaki adanya pelindungan kontrasepsi pasca
hubungan seksual yang tidak direncanakan atau pada kasus perkosaan.
KONTRASEPSI DARURAT HORMONAL
[morning after pill Yuzpe Methode ]
Yuzpe dan kombinasi Estrogen Progestin
Jenis obat yang digunakan :
1. Kombinasi Kontrasepsi Oral yang terdiri dari : 4 buah pil yang masing-masing berisi
Ethinyl estradiol 50 ug
Levonogestrel 0.25 mg
2 tablet diminum dalam waktu 72 jam pasca sanggama dan diikuti dosis kedua [2
tablet ] 12 jam kemudian
2. Sediaan progestin [ PROSTINOR 2 ]
Terdiri dari 2 tablet yang masing-masing mengandung 0.75 mg levonogestrel
1 tablet diminum dalam waktu 72 jam pasca sanggama dan diikuti dosis kedua [1
tablet ] 12 jam kemudian
MEKANISME KERJA
Mekanisme kerja utama adalah MENCEGAH atau MENGHAMBATovulasi.
Mekanisme kerja lain :
Merubah kondisi endometrium
Mencegah penetrasi sperma
Mengganggu motilitas tuba
Masalah utama adalah EFEK SAMPING mual dan muntah dan bila terjadi dalam waktu
kurang dari 2 jam pasca minum obat, pemberian harus diulang
Ragan dkk (2003) : pemberian metoclopramide dapat menurunkan reaksi mual dan
muntah.

METODE KONTRASEPSI LAIN


METODE LAIN
ABSTINENSIA
1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan utama adalah untuk mencegah PMS


Sasarannya adalah kaum remaja
Kaum remaja diajak untuk bersikap NO untuk sexual intercourse
Situasi tekanan seksual yang tinggi harus dihindarkan
No should be said clearly

SANGAMA TERPUTUS [ coitus interuptus ]


1.
2.
3.
4.

Keluarkan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi


Memerlukan disiplin tinggi ; Kegagalan 4% - 19%
Keuntungan : murah, aman
Kerugian : eksitasi terputus, didasarkan pada pengendalian diri yang kuat dan
tidak dapat mencegah PMS

METODE RITMIS Natural Familly Planning


Mekanisme
Metode ini memerlukan kewaspadaan akan fisiologi traktus reproduksi pria dan wanita
Usia sperma dan ovum :
1 i. Viabilitas sperma sekitar 3 hari ( antara 2 7 hari)
2 ii. Usia ovum sekitar 24 jam
Periode tak aman : 7 hari sebelum ovulasi dan 3 hari setelah ovulasi
Hindari SANGGAMA - sexual intercourse pada periode tak aman atau gunakan metode
penghalang sebagai backup
Efektivitas
Angka kegagalan tahun pertama 20%
Dengan penggunaan secara tepat, angka kegagalan 1 9 %
Versi yang paling efektif adalah metode pasca ovulasi
Metode kalender tidak efektif
Metode pasca ovulasi, metode symptothermal, metode ovulasi dan metode
kalender :
SIMPTOTERMAL

Lendir servik dan temperatur suhu basal diukur


Nyeri abdomen bagian bawah ditentukan (symptom)
Penggunaan perfek : sexual intercourse dapat dilakukan pada hari ke 4 setelah
puncak kekentalan lendir servik dan 3 hari pasca kenaikan suhu

METODE OVULASI ( Billing Methode)


1. Lendir servik diperiksa dari vagina saat berkemih
2. Lendir diperiksa untuk lubrikasi elastisitas kebasahan dan kelenturan
3. Ovulasi terjadi 1 hari sebelum, sesudah atau selama hari terakhir lendir yang
kental dan berlebihan
4. Periode subur adalah saat adanya lendir sebelum ovulasi
5. Sejumlah wanita menunjukkan adanya keluarnya lendir yang berlebihan saat
ovulasi
SUHU BADAN BASAL
Suhu tubuh diukur setiap pagi sebelum meninggalkan tenpat tidur

Suhu tubuh dicatat di kartu pencatatan


Perhatikan adanya kurve bifasik
6 dari 30 wanita yang mengalami ovulasi tidak menunjukkan adanya gambaran bifasik .
Keuntungan :
Tidak ada efek samping
Pasangan bekerja sama untuk mencegah terjadinya kehamilan
Kerugian :
Tak ada perlindungan terhadap PMS
Pasangan pria kadang-kadang hanya bersikap pasif
Bukan suatu metode yang mudah dilaksanakan pada pasien dengan siklus tak
teratur baru saja mendapatkan menarche mendekati menopause atau tak dapat
melakukan pencatatan dengan baik.
LAKTASI
Pemberian ASI penting bagi kesehatan janin dan menjaga jarak kehamilan
Ovulasi jarang sekali dapat terjadi dalam waktu 10 minggu pasca persalinan
waiting for first menses involves a risk of pregnancy because ovulation
usualy antedates menstruation
Pada ibu pemberi ASI, jenis kontrasepsi pilihan adalah pil yang mengandung progestin
saja.
Resiko perforasi akseptor IUD pada ibu yang memberikan ASI lebih tinggi, mungkin
akibat adanya kontraksi uterus saat laktasi

KONTRASEPSI STERILISASI
Sterilisasi melalui pembedahan merupakan jenis kontrasepsi yang cukup populer
American College of Obstetrician and Gynecologist (2003) : sterilisasi pada wanita
merupakan pilihan bagi 28% pasangan di US
STERILISASI TUBA PADA MASA NIFAS
Dikerjakan segera pasca persalinan atau dalam waktu antara 12 sampai 24 jam pasca
persalinan melalui sayatan kecil infraumbilikus

STERILISASI TUBA DILUAR MASA NIFAS [interval]


Modifikasi pada sterilisasi tuba diluar masa nifas :
1. Ligasi dan reseksi sama dengan yang dikerjakan pada masa nifas
2. Pemasangan ring atau elektrokoagulasi tuba dilakukan melalui laparoskop
3. minilaparotomy adalah tehnik alternatif laparoskopik dengan melakukan insisi
melintang 3 cm diatas pubis.
VASEKTOMI

Anda mungkin juga menyukai