Tabel 2.1
Metal
Al
Cu
Cr
Au
Fe
Pb
Mn
Ni
Sn
Zn
U
Kandungan rata-rata
8.13
0.007
0.02
0.0000003
5.00
0.0016
0.10
0.008
0.004
0.013
0.0002
Bijih
30% - 50%
1%
30
0.00044
30 50%
4 7%
35%
1.5%
1%
4%
0.1%
Faktor Konservasi
4-6
140
1500
1400
6-10
2500-3500
350
175
250
300
500
2-1
2-2
2.
Sebagai dasar dari model Konseptual geologi regional biasanya adalah teori proses
cara terbentuknya tatanan Geologi dimana objek itu terdapat, a.l. genesa dari endapan
mineral. Model ini dapat bersifat global, misalnya proses pembentukan endapan logam atau
proses pembentukan cekungan minyak dan batubara ditinjau dari segi tektonik lempeng.
Untuk Indonesia yang penting adalah daerah penekukan (subduction zone).
2-3
Gambar 2.4 Model konseptual detail pada endapan phosphire di Irian Jaya
2-4
WAKTU PEMBENTUKAN;
Waktu pembentukan dapat dibagi atas:
a. Syngenetic dibentuk pada waktu yang sama dengan batuan yang
mengelilinginya; a.l. batuan sediment (formed at same time as enclosing rock eg.
Sedimentary beds); gold placers; pegmatites; oxides & silphides in some basic
igneous rocks.
b. Epigenetic terbentuk setelah konsolidasi batuan yang mengelilinginya, dengan
demikian diintrodusir dari atas, dari bawah, ataupun dari samping (formed after
consolidation of the rock enclosing them, therefore introduced from either above
supergene, or from below hypogene, or by lateral secretion.)
1. Supergene (Dari atas)
2. Hypogene (Dari bawah)
3. Lateral Secretion (Dari sekelilingnya)
c. Kemungkinan Kombinasi; endapan mineral dapat terjadi secara syngenetic
sebagian, epigenetic sebagian karena rekonsentrasi dari mineral/logam yang
secara aseli telah hadir, atau diintrodusir oleh beberapa logam dari tempat lain ( ore in part may be syngenetic, in part epigenetic due either to re-concentration of
metals originally present, or to later introduction of some metals from elsewhere
(?), contoh: Rand-gold-uranium deposits South Afrika.
2-5
ASAL/SUMBER (BATUAN)
a. Sumber Magmatic ; termasuk sumber emanasi volkanik- contoh : Fe, Ni, Co, Pt, W, Mo,
Cu, Pb, Zn, etc.
b. Sumber dari sediment ; contoh batubara, logam-logam : - Cu, Pb, Zn, Fe, oxides.
c.
Dalam soal sumber kadangkala sumber aslinya sekarang telah tidak ada lagi, misalnya
jika sumber ini dinyatakan dari sediment, dalam hal ini sumber aselinya adalah air laut dalam
hal seperti fosphat marin, atau organisme tumbuhan/air payau dalam hal batubara.
PROSES-PROSES GEOLOGI
Harus disadari bahwa praktis semua proses geologi mempunyai peranan dalam
waktu ke waktu dalam mengkonsentrasikan endapan geologi (Recognize that all geological
processes may at one time or another play a part in concentration of ores. Through not
important glaciers have been known to pluck and move ore bodies eg. Kennecott Gold in ice
at Yellowknife, wind had distributed copper salts in arid regions, Chile.
2-6
tertentu;
contohnya
untuk
Indonesia
jalur-jalur
penekukan/subduction
memungkinkan jenis endapan logam tertentu pada bahagian-bahagian tertentu dari jalur
tersebut al :
1.
2.
3.
4.
5.
Lokasi dari endapan mineral juga tergantung dari berbagai jenis subduction,
seperti Andean type, Sunda type, dsb. Jalur-jalur subduksi lama, seperti Suture Zones
juga merupakan loci untuk berbagai endapan mineral.
2-7
Cathathermal
or
Pneumatolytic,
Pneumatolytic,
Pegmatic,
Magmatic,
Subconcordant discordant
Concordant
3. Subconcordant
4. Concordant
2-8
II.
Related to Tectonism
d. Related to Metamorphism
III.
Orogen Muda.
Contoh cebakan tembga terdapat di Tembaga Pura yang kaya akan unsur: Cu, Po, Pt, Au,
Ag. Metoda Geofisika, yang digunakan Metoda Geomagnet dan Gaya Berat untuk batuan
intrusinya. Metoda Geolistrik dan seismic refraksi untuk batas pelapukannya, serta Metoda
IP, SP untuk distribusi urat mineral sulfida.
New Caledonian Type Deposit
Cebakan jenis ini biasanya berhubungan dengan intrusi batuan beku ultra basa seperti
Peridotite, Diabase, Gabro, di Soroako, New Caledonia. Pengayaan terjadi karena pelapukan
dan residual yang dikayakan oleh proses oksidasi dan air tanah (zona reduksi): unsurunsurnya Ni, Ca, Ti. Metoda Geofisika yang baik adalh magnetic, gaya berat untuk intrusinya.
Metoda tahan jenis dan seismic refraksi untuk menyelidiki batas pelapukan dan muka air
tanah serta pengayaannya.
2-9
2.3. Bagaimana Cebakan Hidrokarbon (minyak dan gas bumi) terbentuk dan dimana
mencarinya
Minyak dan gas bumi terbentuk dari jazad renik (plankton) yang ikut terendapkan
bersama-sama pengendapan batuan sedimen pada suatu cekungan sedimen. Selama masa
sedimen cekungan terus ditimbuni bahan endapan sedimen klasik yang akan terus mengubur
endapan terdahulu. Akibat panas dan tekanan yang bertambah tinggi maka kumpulan
endapan jasad renik tadi yang biasanya terkubur bersama-sama dengan formasi batuan
Shale (lempung), akan menjadi batuan sumber minyak dan gas yang disebut Source
Rocks. Akibat besarnya tekanan yang diderita formasi batuan ini maka minyak akan
mengalir keluar dan menuju kepada batuan yang mempunyai porositas tinggi, misalnya batu
pasir, batuan terumbu dan sebagainya, proses perpindahan minyak ini disebut Migrasi.
Batuan tempat minyak menetap disebut batuan waduk atau umum disebut Reservoir
Rocks.
Gambar 2.5 Pengendapan Sedimen yang membawa jasad renik pada cekungan
sedimen delta (Jain K. C., 1982)
2-10
Gambar 2.6 Pengendapan Sedimen yang membawa jasad renik pada cekungan sedimen
Danau (Jain K. C., 1982)
Agar minyak tidak bermigrasi lagi ke tempat lain batuan waduk harus ditutupi oleh
batuan yang bersifat kedap (impermeable) yang disebut lapisan penutup atau Seals.
Batuan dimana tidak mungkin dijumpai minyak pada system cekungan tersebut disebut
batuan dasar atau Basement Rocks. Seluruh sistem dimana minyak terakumulasi disebut
perangkap minyak atau trap. Trap ini dapat bermacam-macam bentuk antara lain : Trap
struktur, stratigrafi atau gabungan dari kedua sistem.
Ada tiga hal mendasar yang mempengaruhi akumulasi hidrokarbon di bawah
permukaan: reservoar, perangkap (trap), dan sumber (source). Reservoar adalah tubuh
batuan yang memiliki porositas yang baik untuk kandungan hidrokarbon. Perangkap (trap)
adalah konfigurasi batuan yang memberikan isolasi terhadap hidrokarbon terhadap batuan di
sekitarnya. Terakhir, sumber (source) yang mengandung bahan organik yang dapat
menghasilkan hidrokarbon, kemudian bermigrasi ke reservoar, dan terakumualsi ke dalam
perangkap yang berkembang.
Reservoar
Reservoar adalah tubuh batuan dengan porositas yang mampu dilaui oleh fluida.
Batupasir, batugamping dan dolomit adalah reservoar yang paling umum ditemukan. Properti
kapilar dari pori sangat berpengaruh terhadap karakter batuan yang menjadi reservoar. Oleh
karenannya, bentuk dan ukuran pori serta kemampuan interkoneksinya, mempengaruhi
kemampuan untuk dilalui fluida. Banyak variasi ukuran pori-pori yang terdapat pada batuan;
dari ukuran sub-mikron pada kapur, hingga ukuran celah besar pada karang karbonat.
Ukuran menjadi aspek yang sangat mempengaruhi jalur interkoneksi antara pori dan tubuh
batuan. Sebagai contoh, banyak batuan sedimen yang terbentuk dari partikel berukuran pasir
(berdiameter 0.6-2 mm) yang terendapkan akibat arus sungai ataupu arus laut. Beberapa
material terbungkus di dalam spasi pori antara satu partikel yang ukurannya sejenis, dan pori
2-11
ini berhubungan ke jalur yang lebih sempit ke ukuran yang lebih kecil dengan ukuran sejenis,
umumnya hal ini sangat baik untuk dilalui fluida.
Variasi ukuran dalam unsur batuan akan berpengaruh terhadap ukuran pori dan
kemampuan menghubungkan antar batuan, oleh karenanya akan mempengaruhi karakter
batuan sebagai reservoar.
Perangkap (trap)
Penentuan perangkap merupakan hal yang paling utama dalam tahapan eksplorasi.
Strategi eksplorasi adalah bagaimana memahami kerangka kerja dari unsur struktur dan
strata sedimentasi di cekungan, untuk mendapatkan potensi yang meyakinkan, dan
bagaimana merancang agar dapat mendeteksi keberadaannya.
Perangkap terbentuk akibat dari ketidakmenerusan kerangka batuan, yang sejajar
dengan reservoar dan lapisan penetup, sehingga hidrokarbon tidak dapat keluar dari
reservoar. Lapisan penutup berbeda dengan reservoar, lapisan penutup mengandung spasi
pori yang kecil ataupun interkoneksi yang tidak hadir, sehingga hidrokarbon tidak bisa
melewatinya. Lapisan penutup sangat bervariasi.
sedimen berporositas kapilar (yang tidak dapat dilewati minyak padat, tetapi sangat permiabel
terhadap air dan gas) hingga batuan yang tidak poros sama sekali, seperti lapisan garam,
anhidrit dan lempung. Pada akhirnya lapisan penutup yang sempurna ialah lapisan yang tidak
dapat dilewati oleh gas ataupun cairan.
2-12
Gambar 2.8 Contoh Beberapa Pemerangkapan Minyak dan Gas Bumi secara
Ideal (Sheriff, R.E dan L.P Geldart, 1995)
endapan
reservoar, yang terdapat pada lapisan penutup. Perangkap stratigrafi diakibatkan oleh
lipatan-lipatan ataupun sesar-sesar dari lapisan batuan, yang memisahkan kesejajaran
reservoar dengan lapisan penutup. Banyak perangkap yang dihasilkan dari kombinasi
struktural dan konfigurasi stratigrafi.
Sumber (source)
Pencarian sumber hidrokarbon telah menjadi subjek penelitian dari tahapan
eksplorasi. Setelah beberapa dekade terakhir pengertian tentang geokimia dan fisika telah
meningkatkan kemampuan sintesa yang signifikan terhadap pola generasi hidrokarbon dan
migrasi. Saat ini telah diterima secara umum, hidrokarbon terbentuk dari batuan yang kaya
akan unsur organik dimana saat organik tersebut, terkubur di sedimen berbutir bagus yang
terisolasi dari oksidasi. Batuan yang kaya akan organik tersebut terkubur pada suatu
kedalaman dalam satu jangka waktu, yang memungkinkan terjadinya alterasi pada material
batuan tersebut menghasilkan satu generasi hidrokarbon. Proses metamorfosa organik
dikontrol oleh faktor termal. Awalnya batuan sumber (source) melalui satu sekuen generasi
hidrokarbon yang diikuti oleh peningkatan temperatur, yang umumnya berasosiasi dengan
peningkatan kedalaman, oleh generasi gas. Umumnya hanya pada sedimen yang lebih
dalam hanya gas (methane) yang akan terbentuk. Jenis organik juga menentukan suatu
generasi hidrokarbon. Organik lipid dapat menghasilkan baik hidrokarbon berat ataupun
ringan. Sedangkan material humic, seperti batubara, menghasilkan hanya hidrokarbon
ringan, umumnya methane.
Suatu pertanyaan yang tidak terpecahkan, subjek dari intensitas penelitian di masa
mendatang, yaitu mengkhawatirkan cara kerja hidrokarbon terusir dari batuan sumber dan
bagaimana mereka bermigrasi ke perangkap dan terakumulasi di perangkap.
2-13
Gambar 2.9. Berbagai contoh Perangkap (Sheriff. R.E. dan L.P. Geldart, 1995)
2-14
2-15
bahan organik, tetapi merupakan lokasi yang baik untuk pengendapan batuan sedimen kasar,
yang membentuk reservoar yang sangat potensial. Lokasi yang baik untuk perkembangan
bahan organik yaitu, bagian terdalam dari danau, lautan, lagoon yang terperangkap, ataupun
tepian rawa, dimana enerdi pengendapan sangat rendah, yang memungkinkan
terakumulasinya batuan sedimen berbutir halus.
Setiap jenis bahan organik memiliki potensial yang berbeda untuk menjadi generasi
minyak dan gas. Hal ini dibedakan menjadi tiga bagian oleh Tissot dan Welte (1978), ditinjau
dari kandungan bahan lipid dan humic. Umumnya, bahan lipid akan menghasilkan minyak
dan bahan humic akan menghasilkan gas. Kelas I adalah kandungan lipid yang mewakili
bahan organik yang dihasilkan pada daerah lakustrin tertentu ataupun lingkungan laut (marin)
yang berasal dari algal, sebgai contoh batuan lempung yang mengandung minyak di Green
River. Kelas II mewakili lingkungan laut (marin), dengan kehadiran berbagai jenis sumber
bahan organik. Kelas III didominasi oleh humic dan dicirikan oleh bahan batubara yang
dihasilkan di lingkungan marginal hingga nonmarin, sebagai contoh sekuen batubara di
Pennsylvania dan Upper Cretaceous Amerika Utara.
Pengetahuan tentang termal suatu sedimen organik, sangat berpengaruh dalam
menaksir tingkat kematangan hidrokarbon pada masa sekarang. Kematangan adalah satu
fungsi rata-rata penimbunan dari waktu pengendapan hingga sekarang dan penurunan
geotermal terhadap sedimen yang telah dialui. Beberapa tehnik pengukuran, baik kuantitatif
(vitrinite reflectance) dan kualitatif (spore, pollen dan conodont coloration), telah berkembang
dalam menentukan tingkat kematangan saat ini.
Penilaian geologi tentang potensi hidrokarbon pada satu cekungan, harus termasuk
pada penentuan (1) Lokasi stratigrafi dan geografi dari sedimen yang kaya akan bahan
material dan jenis bahan material yang ada, (2) tingkat kematangannnya, dan (3)
kemungkinan jalur migrasi dari sumber ke reservoar. Dengan ketersediaan data tersebut,
prediksi dapat dilakukan hingga besarnya volume dan jenis hidrokarbon yang ada dan daerah
yang terdapat perangkap-perangkap yang memungkinkan untuk dieksploitasi. Penelitian ini
juga termasuk pengembangan model sejarah cekungan yang diprediksi berdasarkan simulasi
komputer, memperhitungkan faktor tersebut ataupun faktor-faktor lainnya.
2-16