Anda di halaman 1dari 24

51

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi
experiment atau eksperimen semu. Tujuan penilitian ini adalah ingin
mengetahui pengaruh model pembelajaran multiliterasi terhadap kemampuan
membaca dan kemampuan menulis siswa SD, sehingga pada penelitian ini
terdiri dari dua kelompok penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen (kelas perlakuan/ treatment)
merupakan kelompok siswa yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran multiliterasi, sedangkan kelompok kontrol (kelas pembanding)
merupakan kelompok siswa yang pembelajarannya tidak menggunakan
model pembelajaran multiliterasi, tetapi pembelajaran terlangsung yaitu
pembelajaran dengan metode ceramah.
Pertimbangan penggunaan metode penelitian quasi experiment ini
adalah disebabkan penelitian dilakukan di sekolah, maka peneliti tidak
mungkin membentuk dua kelas secara acak, sehingga pada penelitian ini
peneliti menggunakan kelas yang telah terbentuk sebelumnya dan keadaan
subjek diterima sebagaimana adanya. Apabila dilakukan pembentukan kelas
baru, kemungkinan akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran dan
mengganggu efektivitas pembelajaran di sekolah. Penelitian ini terdiri dari
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah model
pembelajaran

multiliterasi

dan

pembelajaran

konvensional.

Variabel

terikatnya yaitu kemampuan membaca dan kemampuan menulis.


Penelitian ini juga menggunakan statisik deskriptif. Penelitian
menggunakan angka-angka statistik perbandingan antara variabel kontrol dan
variabel eksperiman (Sukmadinata, 2013, hlm. 53). Selanjutnya angka-angka
tersebut dianalisis dan dideskripsikan menggunakan kata-kata. Hasil
statistiknya dideskripsikan juga dari hasil karya siswa. Penelitian quasi
experiment banyak digunakan dalam bidang pendidikan atau bidang lain yang
subjek penelitiannya tidak dapat di manipulasi dan dikontrol secara intensif
(Syamsudin, 2011, hlm. 23).
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuasi


eksperimen nonequivalent groups pretest-postest (Schumacher, 2001, hlm.
342). Desain penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.
Group
A
B

pretest
O1
O3

treatment
X
C

posttest
O2
O4

(Adaptasi Schumacher, 2001, hlm. 342)


Keterangan :
A

= kelas eksperimen

= kelas kontrol

= perlakuan (treatment) model pembelajaran multiliterasi

= perlakuan (treatment) pembelajara terlangsung, yaitu metode


ceramah
= pretest kelompok eksperimen
= posttest kelompok eksperimen
= pretest kelompok kontrol
= posttest kelompok kontrol

Berdasarkan desain penelitian eksperimen kuasi tersebut, selanjutnya


peneliti membuat alur atau langkah-langkah penelitian. Secara garis besar,
pembuatan alur penelitian untuk memudahkan pemahaman pembaca terhadap
pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti. Adapun alur penelitiannya
yaitu sebagai berikut

Febrina Dafit, 2015


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

Studi Lapangan

Studi Literatur
Permasalahan & identifikasi masalah

Pengaruh Model Pembelajaran Multiliterasi terhadap Kemampuan


membaca dan Kemampuan menulis Siswa SD

Penentuan Subjek Penelitian

Penyusunan, revisi, dan pengesahan instrumen


instrumen
Pretest

Kelas Eksperimen
Model pembelajaran
multiliterasi

Observasi
Metode Pembelajaran

Kelas Kontrol
tidak menggunakan model
pembelajaran multiliterasi

Posttest

Pengolahan data

Analisis data

Kesimpulan
Gambar 3.1 Alur Penelitian

Febrina Dafit, 2015


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

B. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini tahapan-tahapan atau prosedur yang ditempuh
selama penelitian adalah tahap persiapan, pelaksanaan dan diakhiri dengan
analisis hasil serta penyusunan laporan penelitian.
1. Tahapan persiapan
Tahapan persiapan dimulai dengan studi pendahuluan guna melihat
kondisi pada sekolah. Fokus studi pendahuluan adalah untuk memperoleh
informasi dan gambaran serta masalah aktual tentang pembelajaran di
sekolah terutama tentang pembelajaran membaca dan pembelajaran
menulis.
Selanjutnya mengkaji dan menelaah permasalahan pembelajaran
membaca dan menulis yang telah ditemukan. Kemudian mencarikan solusi
dari permasalahan yaitu mencarikan model pembelajaran yang sesuai
dengan materi pembelajaran membaca dan menulis. Selanjutnya
pembuatan instrumen penelitian melalui proses bimbingan dari dosen
pembimbing dan jugment (tim ahli) serta melakukan uji coba soal untuk
melihat valid atau tidaknya soal yang telah dipersiapkan.
2. Tahapan pelaksanaan
Model pembelajaran dan media serta instrumen yang telah
disediakan akan digunakan dalam proses pembelajaran membaca dan
menulis. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran dan media yang telah disediakan, sedangkan peneliti
melakukan observasi dan pengamatan selama proses pembelajaran.
3. Tahapan analisis data dan penyusunan laporan
Hasil data yang diperoleh selama penelitian dan tahap implementasi,
kemudian dianalisis dengan bantuan statistika dan program SPSS. Setelah
analisis selesai maka dilakukan penyusunan laporan sesuai dengan metode
ilmiah penelitian.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IV pada salah satu
SDN di Kabupaten Lima Puluh Kota semester genap Tahun Ajaran
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

2014/2015 dengan materi membaca dan menulis. Peneliti memilih


populasi siswa kelas IV dari salah satu SDN di Kabupaten Lima Puluh
Kota, karena siswa tersebut merupakan kelompok siswa yang dirasa siap
untuk menerima perlakuan penelitian ini baik secara waktu dan materi
yang tersedia.
2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan
tujuan penelitian ini dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien terutama
dalam hal pengawasan, kondisi subjek penelitian, waktu penelitian,
kondisi tempat penelitian serta prosedur perizinan penelitian. Maka
peneliti

memilih

sampel

berdasarkan

kebutuhan

penelitian

dan

menganggap sampel tersebut bersifat representif. Jumlah sampel pada


penelitian adalah 49 siswa. 49 siswa tersebut terdiri dari 25 siswa kelas
eksperimen dan 24 siswa di kelas kontrol. Pengambilan kelas eksperimen
dan kelas kontrol dipilih secara acak.
D. Definisi Operasional Variabel
Judul penelitian ini adalah Pengaruh Model pembelajaran multiliterasi
terhadap Kemampuan membaca dan Kemampuan menulis Siswa Sekolah
Dasar. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yang mana tiga variabel
tersebut didefinisikan untuk memudahkan pembaca terhadap istilah atau
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Pengertian istilah atau variabel
tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Model pembelajaran multiliterasi
Model pembelajaran multiliterasi adalah pembelajaran yang terkait
dengan penggunaan berbagai macam sumber belajar, ilmu pengetahuan
lainnya (pada penelitian ini ilmu sains dan ilmu sosial), serta
menempatkan kemampuan membaca dan menulis persuasi slogan seefisien
mungkin untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, pemahaman
konseptual, kolaboratif, dan komunikatif. Sumber belajar pada penelitian
ini adalah pengetahuan awal siswa, buku tentang sampah dan gotong
royong, teks tentang sampah dan gotong royong, gambar tentang sampah

Febrina Dafit, 2015


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

dan gotong royong, video tentang sampah dan gotong royong, lingkungan
yang ada pada sekitar siswa.
Pembelajaran multiliterasi menurut McConachi (2010, hlm. 15)
adalah

pembelajaran

yang

senantiasa

menggunakan

keterampilan

berbahasa untuk mempelajari dan membentuk pemahaman yang kompleks


atas pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu lainnya dalam proses
kegiatan inkuiri serta sebagai sarana membangun pengetahuan.
Komponen-komponen yang harus ada dalam model pembelajaran
multiliterasi adalah tujuan pembelajaran, pertanyaan penting, siklus
belajar, sumber belajar, penilaian pembelajaran, dan komponen keluaran
dari pembelajaran. Sedangkan tahapan atau siklus belajar model
pembelajaran multiliterasi yaitu melibatkan, merespons, elaborasi,
meninjau ulang, dan mempresentasikan.
2. Kemampuan membaca
Membaca adalah aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh
informasi yang terkandung dalam sebuah bacaan, dan akhirnya pembaca
(siswa) memperoleh pemahaman atas isi bacaan. Membaca pemahaman
dalam penelitian ini adalah membaca pemahaman kritis dan membaca
pemahaman kreatif. Membaca pemahaman kritis adalah membaca untuk
memperoleh makna bacaan secara menyeluruh dan dapat mengevaluasi
secara kritis terhadap bacaan yang telah dibaca. Sedangkan membaca
pemahaman kreatif adalah membaca yang mengoptimalkan kemampuan
siswa agar dapat membuat kritikan dan memecahkan masalah melalui
bacaan yang telah dibaca.
Parameter kemampuan membaca pada penelitian ini adalah
kemampuan membaca kritis dan kemampuan membaca kreatif siswa.
Adapun untuk mengukur parameter kemampuan membaca tersebut,
Indikator membaca pemahaman kritis adalah menemukan ide pokok
bacaan, memahami makna yang terkandung dalam bacaan, menemukan
informasi dari bacaan, memberikan tanggapan terhadap isi wacana, dan
menyimpulkan teks bacaan. Selanjutnya indikator untuk membaca
pemahaman kreatif adalah memecahkan masalah praktis dengan menjawab
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

pertanyaan berdasarkan wacana dan media, dan mengajukan pertanyaan


terhadap teks.
3. Kemampuan menulis
Kemampuan menulis adalah kemampuan yang harus dimiliki siswa
dari proses keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat
komunikasi secara tidak langsung melalui media tulisan dengan
mengungkapkan pikiran dan perasaan siswa kepada pembaca melalui
beberapa tahapan. Pada penelitian ini, kemampuan menulis yang dimaksud
adalah kemampuan menulis slogan. Kemampuan menulis slogan adalah
kemampuan menulis suatu informasi untuk mempengaruhi pandangan
serta pendapat kepada orang lain (pembaca). Parameter kemampuan
menulis pada penelitian ini adalah kemampuan menulis kreatif, untuk
mengukur parameter kemampuan menulis persuasif slogan tersebut maka
indikator menulis persuasif slogan pada penelitian ini adalah (1) menulis
kalimat slogan dengan kalimat persuasif (ajakan atau informasi), jelas dan
padat, serta sesuai dengan tema, (2) menggunakan kreativitas dalam
menulis slogan, yaitu mempunyai gambar, berwarna, gambar sesuai
dengan kalimat persuasif, (3) memberikan informasi atau mengandung
ajakan, informasi yang diberikan mengandung makna, mudah dimengerti
pembaca, dan sesuai dengan tema, (4) menggunakan bahasa dan ejaan,
dimana pilihan kata yang digunakan baku, penggunaan huruf tepat, serta
penggunaan tanda baca tepat.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada SDN 04 Andaleh. Alasan pemilihan
sekolah ini adalah masih rendahnya kemampuan membaca dan menulis
siswa,

belum

dilakukannnya

proses

pembelajaran

dengan

model

pembelajaran multiliterasi sehingga siswa belum melek akan model


pembelajaran yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca dan
kemampuan menulis. Selain itu sekolah tersebut belum pernah dijadikan
sebagai objek penelitian yang sejenis.
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, yaitu dari bulan Desember
2014 hingga Mei 2015 dan terbagi atas tiga fase, yaitu fase persiapan, fase
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

pelaksanaan penelitian, serta fase pengolahan data dan pembuatan laporan


penelitian. Fase persiapan dilaksanakan selama tiga bulan (Desember 2014
hingga Februari 2015), fase in meliputi analisis kebutuhan, penyusunan,
revisi, dan pengesahan instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan
membaca dan kemampuan menulis siswa. Fase pelaksanaan selama satu
bulan yaitu bulan Maret 2015. Untuk jadwal penelitian dapat dilihat pada
lampiran E.1. Fase pengolahan data, pembuatan laporan penelitian, dan revisi
selama dua bulan yaitu bulan April 2015 hingga Mei 2015.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini adalah tes dan non-tes. Instrumen dalam bentuk tes terdiri dari
pretest dan posttest kemampuan membaca dan kemampuan menulis.
Instrumen dalam bentuk non-tes adalah lembar observasi dan kuisioner/
angket. Berikut uraian masing-masing instrumen tersebut.
1.

Tes kemampuan membaca dan kemampuan menulis


Pelaksanaan tes dilakukan dua kali, yaitu pretest dan posttest.
Tujuan tes adalah untuk melihat kemampuan membaca dan kemampuan
menulis siswa. Tujuan pelaksanaan pretest dalam penelitian ini adalah
untuk melihat kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Soal tes kemampuan membaca berupa pilihan ganda dan essai
berdasarkan indikator-indikator kemampuan membaca yang akan
dilaksanakan. Sedangkan untuk tes kemampuan menulis, soal berupa
uraian yaitu membuat tulisan persua, yaitu menulis slogan. Penyusunan
tes diawali dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) menyusun kisi-kisi soal berdasarkan indikator kemampuan membaca
dan kemampuan menulis yang akan akan diukur.
b) menyusun soal beserta alternatif jawaban untuk soal pilihan ganda dan
essai pada kemampuan membaca.
c) menyusun soal essai pada kemampuan menulis.
Kisi-kisi kemampuan membaca pemahaman dan menulis persuasi
yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa adalah sebagai
berikut.

Febrina Dafit, 2015


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

Variabel
Membaca
Pemahaman

Sub
Variabel
Kemampuan 1.
membaca
pemahaman 2.
kritis
3.
4.
5.
Kemampuan 6.
membaca
kreatif
7.

Variabel
Menulis
Persuasi yaitu
slogan

1.
2.
3.
4.

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Soal Membaca Pemahaman
Indikator
No Soal
PG
Uraian
Menemukan ide pokok 1=K4, 6=K4,
21 = K4
bacaan
16=K4,
Memahami makna
2=K2, 3=K1, 9=K1,
yang terkandung dalam 10=K4, 19=K1
bacaan
Menemukan informasi 4=K2, 5=K2, 7=K4,
dari bacaan
8=K1, 12=K1,
Memberikan tanggapan 20=K1
terhadap isi wacana
11=K4, 18=K5
Menyimpulkan teks
bacaan
24 = K6
Memecahkan masalah
13=K4,14=K4,
23 = K3,
praktis dengan
15=K4, 17=K1
25 = K4
menjawab pertanyaan
berdasarkan wacana
Mengajukan
pertanyaan terhadap
22 = K5
teks

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Soal Menulis Persuasi
Indikator
Soal
Menulis kalimat ajakan 1. Buatlah kalimat slogan
atau informasi
dengan tema kebersihan
Menggunakan kreativitas 2. Buatlah kalimat slogan
dengan tema lingkungan
Membuat Isi slogan
Bahasa dan ejaan yang
tepat

Penilaian kemampuan membaca dan menulis dilakukan dengan


kriteria sebagai berikut:

No
1
2
3
4
5
6
7

Tabel 3.4
Pedoman Penskoran Kemampuan Membaca
Indikator
Jenis soal
Menemukan ide pokok bacaan
Pilihan Ganda dan
uraian
Memahami makna yang terkandung dalam bacaan Pilihan Ganda
Menemukan informasi dari bacaan
Pilihan Ganda
Memberikan tanggapan terhadap isi wacana
Pilihan Ganda
Menyimpulkan teks bacaan
Uraian
Memecahkan masalah praktis dengan menjawab
Pilihan Ganda dan
pertanyaan berdasarkan wacana dan media
uraian
Mengajukan pertanyaan terhadap teks
Uraian

Febrina Dafit, 2015


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

Keterangan penilaian
Pilihan ganda
1 = jawaban benar
0 = jawaban salah
Uraian
- Soal nomor 21, 23, 25
1 = Benar, 0 = Salah
- Soal nomor 22
5 = jika mampu membuat 5 pertanyaan dengan benar
4 = jika mampu membuat 4 pertanyaan dengan benar
3 = jika mampu membuat 3 pertanyaan dengan benar
2 = jika mampu membuat 2 pertanyaan dengan benar
1= jika mampu membuat 1 pertanyaan dengan benar
0 = jika tidak mampu membuat pertanyaan dengan benar
- Soal nomor 24
2 = jika mampu membuat intisari dengan benar
1 = jika intisari kurang tepat
0 = jika tidak mampu membuat intisari

No
Indikator
1 Menulis kalimat 1.
ajakan atau
informasi
2.
3.

Menggunakan
kreativitas

1.
2.
3.

Membuat Isi
Slogan

1.

2.
3.
4

Menggunakan
1.
bahasa dan ejaan 2.
yang tepat
3.

Tabel 3.5
Pedoman Penskoran Kemampuan Menulis
Komponen penilaian
Kriteria penilaian
Kalimat mengandung ajakan Skor 3 jika 3 komponen
atau informasi
terlaksana
Kalimat jelas dan padat
Skor 2 jika 2 komponen
Kalimat sesuai tema
terlaksana
Skor 1 jika 1 komponen
terlaksana
Slogan bergambar
Skor 3 jika 3 komponen
Slogan berwarna
terlaksana
Gambar slogan sesuai dengan Skor 2 jika 2 komponen
kalimat ajakan atau informasi terlaksana
Skor 1 jika 1 komponen
terlaksana
Konteks isi mengandung
Skor 3 jika 3 komponen
ajakan atau informasi yang
terlaksana
bermakna
Skor 2 jika 2 komponen
Ajakan atau informasi tepat
terlaksana
sasaran
Skor 1 jika 1 komponen
Ajakan atau informasi mudah terlaksana
dimengerti pembaca
Pilihan kata baku
Skor 3 jika 3 komponen
Penggunaan huruf kapital
terlaksana
yang digunakan tepat
Skor 2 jika 2 komponen
Penggunaan tanda baca tepat terlaksana
Skor 1 jika 1 komponen
terlaksana

Febrina Dafit, 2015


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61

a) Analisis validitas tes


Sebelum soal tes kemampuan membaca dan kemampuan menulis
diuji cobakan, dilakukan validitas pengujian aspek materi, aspek
konstruksi, dan aspek bahasa. Validitas dilakukan dengan meminta
pertimbangan ahli (judgment) yang berkompeten dengan kemampuan
membaca dan kemampuan menulis. Dalam hal ini yang bertindak sebagai
validator adalah 3 orang dosen dari Universitas Negeri Padang, yang telah
ahli dan berpengalaman dalam bidangnya. Setelah validasi dilaksanakan
dan diperoleh saran, hasil vaidasi dijadikan dasar untuk revisi instrumen
tes.
Selanjutnya soal tes kemampuan membaca diuji cobakan kepada
siswa SDN 01 Batu Balang untuk soal pilihan ganda (multiple choice),
SDN 04 Batu Balang untuk soal uraian. Jumlah soal pada uji coba adalah
30 butir soal untuk pilihan ganda (multiple choice) dan 10 butir soal untuk
uraian atau esai terbatas. Setelah soal diuji cobakan, maka dilakukan
validitas empirik.
Validitas empirik adalah validitas yang ditinjau dengan kriteria
tertentu. Kriteria ini digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya
koefisien validitas alat evaluasi yang dibuat melalui perhitungan korelasi
product moment dengan menggunakan angka kasar (Arifin, 2013, hlm.
252) yaitu:

r xy

Keterangan :
rxy = Koefisian korelasi antara variabel X dan variabel Y
X

= Skor siswa suatu butir tes

= Jumlah skor total suatu butir tes

= Jumlah subyek
Dengan mengambil taraf signifikan 0,05 dan taraf kebebasan (dk) =

n 2 , sehingga didapat kemungkinan interpretasi:


Jika thitung ttabel, maka soal tidak valid
jika thitung ttabel, maka soal valid
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

Dengan ketentuan klasifikasi koefisien korelasi validitas sebagai


berikut:

Batasan
0.800 1.000
0.600 0.799
0.400 0.599
0.200 0.399
0.000 0.199

Tabel 3.6
Kategori Validitas Instrumen
Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah (Tidak Valid)
Sumber : Riduan (2010, hlm. 110)

Pengujian validitas butir soal pada penelitian ini dilakukan dengan


menggunakan bantuan Anates V.4 for Windows untuk soal pilihan ganda
dan uraian. Hasil perhitungan validitas dari soal yang telah di uji cobakan
dapat dilihat pada lampiran C.2 untuk uji coba soal pilihan ganda dan C.3
untuk uji coba soal uraian. Hasil rekapitulasi validasi soal tes pilihan ganda
dan uraian kemampuan membaca adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Kemampuan Membaca
No Soal
rxy
Kriteria
Kategori
1
0.37
Valid
Rendah
2
0.43
Valid
Cukup
3
0.44
Valid
Cukup
4
0.53
Valid
Cukup
5
0.46
Valid
Cukup
6
0.27
Tidak Valid
Rendah
7
0.52
Valid
Cukup
8
0.38
Valid
Rendah
9
0.03
Tidak Valid
Sangat Rendah
10
0.45
Valid
Cukup
11
0.23
Tidak Valid
Rendah
12
0.22
Tidak Valid
Rendah
13
0.07
Tidak Valid
Sangat Rendah
14
0.37
Valid
Rendah
15
0.40
Valid
Cukup
16
0.28
Tidak Valid
Rendah
17
0.56
Valid
Cukup
18
0.35
Valid
Rendah
19
0.43
Valid
Cukup
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

0.00
0.04
0.19
0.29
0.42
0.41
0.16
0.00
0.41
0.46
0.33

Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid

Sangat Rendah
Sangat Rendah
Sangat Rendah
Rendah
Cukup
Cukup
Sangat Rendah
Sangat Rendah
Cukup
Cukup
Cukup

Dari 30 butir soal pilihan ganda yang diuji cobakan diperoleh 17


butir soal yang memiliki kriteria valid. Dari 17 butir soal tersebut, 13 butir
soal dengan kategori cukup, 4 butir soal dengan kategori rendah.
Sedangkan 13 butir soal lainnya terletak pada kriteria tidak valid, dengan
kalifikasi 1 butir soal kategori cukup, 5 butir soal kategori rendah, dan 7
butir soal kategori sangat rendah.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Soal Uraian Kemampuan Membaca
No Soal
rxy
Kriteria
Kategori
1
0.73
Valid
Tinggi
2
0.55
Tidak Valid
Cukup
3
0.11
Tidak Valid
Sangat Rendah
4
0.51
Tidak Valid
Cukup
5
0.45
Tidak Valid
Cukup
6
0.59
Valid
Cukup
7
0.84
Valid
Sangat Tinggi
8
0.81
Valid
Sangat Tinggi
9
0.64
Valid
Tinggi
10
0.61
Valid
Tinggi
Dari 10 soal uraian kemampuan membaca yang diuji cobakan,
diperoleh 6 butir soal yang memiliki kriteria valid, dengan klasifikasi 2
butir soal kategori sangat tinggi, 3 butir soal kategori tinggi, dan 1 butir
soal kategori cukup. Sedangkan 4 butir soal tidak valid, dengan klasifikasi
3 butir soal kategori cukup dan 1 butir soal kategori sangat rendah.
b) Analisis reliabilitas tes
Reliabilitas merupakan ketetapan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2012, hlm. 210). Hasil


pengukuran harus sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan subjek
yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang
berbeda, dan tempat yang berbeda pula. Rumus yang digunakan untuk
menghitung reliabilitas tes ini adalah rumus Cronbachs Alpha, yaitu
sebagai berikut:
[

(Ferdandes dalam Nurgiyantoro, 2014, hlm.171)


Keterangan:
r11

= Reliabilitas instrumen
i

= Jumlah varians skor suatu butir tes


= Varians total
= Banyaknya butir tes
Interprestasi mengenai besarnya reliabilitas butir soal kemampuan

membaca adalah sebagai berikut:


Tabel 3.9
Kategori Reliabilitas Instrumen
Batasan
Kategori
0.800 1.000
0.600 0.799
0.400 0.599
0.200 0.399
0.000 0.199

Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah (Tidak Reliabel)
Sumber : Riduan, 2010, hlm. 110

Hasil perhitungan reliabilitas dari soal tes kemampuan membaca


selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.2 untuk reliabilitas uji coba
soal pilihan ganda dan C.3 untuk reliabilitas uji coba soal uraian.
Rangkuman hasil uji reliabilitas tes kemampuan membaca pada soal
pilihan ganda dan uraian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.10
Hasil Reliabilitas Soal Kemampuan Membaca
Jenis Soal
Kriteria
Kategori
Pilihan Ganda
0.75
Reliabel
Tinggi
Uraian
0.91
Reliabel
Sangat Tinggi
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

65

Berdasarkan Tabel 3.10 terlihat bahwa soal pilihan ganda dan uraian
untuk tes kemampuan membaca memenuhi karakteristik yang memadai
untuk digunakan dalam penelitian. Kriteria reliabel untuk soal tersebut
mengartikan bahwa butir-butir soal akan memberikan hasil yang sama jika
diujikan kembali kepada siswa lain. Dengan pengklasifikasian kategori
tinggi untuk soal pilihan ganda dan sangat tinggi untuk soal uraian.
c) Analisis tingkat kesukaran tes
Analisis derajat kesukaran tiap butir soal dilakukan untuk
menunjukkan kualitas butir soal untuk mengetahui derajat kesukaran
masing-masing soal yang diberikan, apakah soal tersebut termasuk
kategori mudah, sedang, atau sukar. Jika suatu soal memiliki tingkat
kesukaran seimbang (proposional), maka dapat dikatakan bahwa soal
tersebut baik (Arifin, 2011, hlm. 272). Tingkat kesukaran untuk soal
pilihan ganda dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(Nurgiyantoro, 2014, hlm.195)


Keterangan:
TK

= Tingkat Kesukaran

= Jumlah peserta didik yang menjawab benar

= Jumlah peserta didik


Tingkat kesukaran untuk soal uraian dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

(Nurgiyantoro, 2014, hlm.201)


Keterangan:
TK = Tingkat Kesukaran
SA= Jumlah skor kelompok atas suatu butir
SA = Jumlah skor kelompok bawah suatu butir
JA = Jumlah skor ideal suatu butir

Febrina Dafit, 2015


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

Kriteria acuan untuk tingkat kesukaran butir soal adalah sebagai


berikut.
Tabel 3.11
Klasifikasi tingkat kesukaran
Kriteria Tingkat Kesukaran
Interpretasi
TK = 1.00
Sangat Mudah
Mudah
0.70 TK 1.00
0.30 < TK < 0.70
Sedang
Sukar
0.00 TK 0.30
TK = 0.00
Sangat Sukar
(Sumber: Arifin, 2011, hlm. 270)
Berikut rangkuman derajat kesukaran soal pilihan ganda kemampuan
membaca:
Tabel 3.12
Hasil tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda Kemampuan Membaca
No Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

TK
0.36
0.88
0.91
0.94
0.55
0.52
0.86
0.67
0.94
0.52
0.33
0.88
0.94
0.82
0.61
0.46
0.52
0.91
0.61
0.82
0.25
0.88
0.64
0.67
0.97

Interprestasi
Sedang
Sangat Mudah
Sangat Mudah
Sangat Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sangat Mudah
Sedang
Sedang
Sangat Mudah
Sangat Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sangat Mudah
Sedang
Mudah
Sukar
Sangat Mudah
Sedang
Sedang
Sangat Mudah

Febrina Dafit, 2015


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

67

26
27
28
29
30

0.64
0.88
0.88
0.73
0.49

Sedang
Sangat Mudah
Sangat Mudah
Mudah
Sedang

Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran soal pilihan ganda


kemampuan membaca menunjukkan bahwa terdapat 1 butir soal yang
memiliki interprestasi sukar, 14 butir soal memiliki interprestasi sedang, 4
butir soal memiliki interprestasi mudah, dan 11 butir soal memiliki
interprestasi sangat mudah. Derajat kesukaran soal uraian kemampuan
membaca dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.13
Hasil Tingkat Kesukaran Soal Uraian Kemampuan Membaca
No Soal
TK
Interprestasi
1
0.56
Sedang
2
0.49
Sedang
3
0.72
Mudah
4
0.58
Sedang
5
0.39
Sedang
6
0.61
Sedang
7
0.62
Sedang
8
0.50
Sedang
9
0.52
Sedang
10
0.44
Sedang
Berdasarkan tabel 3.12 terlihat bahwa terlihat bahwa soal uraian
kemampuan membaca yang mudah dikerjakan oleh siswa adalah soal
nomor 3 dengan tingkat kesukaran 72.22%, sedangkan soal yang lain
mendapatkan interprestasi sedang.
d) Analisis dan kesimpulan hasil uji coba tes
Setelah melakukan uji validitas, uji reabilitas, dan tingkat kesukaran
butir soal. Untuk mendapatkan soal yang mampu mengukur kemampuan
membaca siswa maka tahap berikutnya dilakukan analisis dan penarikan
kesimpulan terhadap hasil uji coba tes. Analisis dan kesimpulan terhadap
hasil uji coba tes bertujuan untuk menentukan soal mana yang di pakai,
dibuang, atau diperbaiki. Berikut akan disajikan tabel analisis dan
penarikan kesimpulan terhadap hasil uji coba tes kemampuan membaca.
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

68

PILIHAN GANDA

Tabel 3.14
Rekapitulasi dan Kesimpulan Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Membaca
NO
KOEFISIEN
TES
KRITERIA
TK
Kesimpulan
SOAL
rxy
1
0.374
Signifikan
Sedang
Dipakai
2
0.432
Signifikan
Sangat Mudah
Dipakai
3
0.436
Signifikan
Sangat Mudah
Dipakai
4
0.525
Sangat Signifikan
Sangat Mudah
Dipakai
5
0.456
Sangat Signifikan
Sedang
Dipakai
6
0.266
Tidak signifikan
Sedang
Dibuang
7
0.524
Sangat Signifikan
Mudah
Dipakai
8
0.382
Signifikan
Sedang
Dipakai
9
0.033
Tidak signifikan
Sangat Mudah
Dibuang
10
0.454
Sangat Signifikan
Sedang
Dipakai
11
0.233
Tidak signifikan
Sedang
Diperbaiki
12
0.216
Tidak signifikan
Sangat Mudah
Diperbaiki
13
0.066
Tidak signifikan
Sangat Mudah
Dibuang
14
0.366
Signifikan
Mudah
Dipakai
15
0.401
Signifikan
Sedang
Dipakai
16
0.283
Tidak signifikan
Sedang
Dibuang
17
0.564
Sangat Signifikan
Sedang
Dipakai
18
0.354
Signifikan
Sangat Mudah
Dipakai
19
0.433
Signifikan
Sedang
Dipakai
20
0.000
Tidak signifikan
Mudah
Dibuang
21
0.037
Tidak signifikan
Sukar
Dibuang
22
0.192
Tidak signifikan
Sangat Mudah
Dibuang
23
0.293
Tidak signifikan
Sedang
Dibuang
24
0.415
Signifikan
Sedang
Dipakai
25
0.411
Signifikan
Sangat Mudah
Dipakai
26
0.163
Tidak signifikan
Sedang
Dibuang
27
0.000
Tidak signifikan
Sangat Mudah
Dibuang
28
0.408
Signifikan
Sangat Mudah
Dipakai
29
0.457
Sangat Signifikan
Mudah
Dipakai
30
0.329
Tidak signifikan
Sedang
Diperbaiki
0.73
1
Sangat Signifikan
Sedang
Dipakai
0.55
2
Tidak signifikan
Sedang
Dibuang
0.11
3
Tidak signifikan
Mudah
Dibuang
0.51
4
Tidak signifikan
Sedang
Dibuang
0.45
5
Tidak signifikan
Sedang
Dibuang
0.59
6
Signifikan
Sedang
Dipakai
0.84
7
Sangat Signifikan
Sedang
Dipakai
URAIAN

Febrina Dafit, 2015


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

69

0.81
0.64
0.61

8
9
10

Sangat Signifikan
Signifikan
Signifikan

Sedang
Sedang
Sedang

Dipakai
Dipakai
Dipakai

Berdasarkan Tabel 3.11 dapat disimpulkan bahwa untuk soal pilihan


ganda, 17 butir soal dapat dipakai, 3 butir soal diperbaiki, dan 10 butir soal
dibuang. Pada pretest dan posttest, soal pilihan ganda yang digunakan
hanya 20 butir soal. Sedangkan untuk soal uraian, 6 butir soal dipakai dan
4 butir soal dibuang. Pada pretest dan posttest, soal uraian yang dipakai
hanya 5. Oleh karena itu soal yang dipakai yaitu soal nomor 6 hingga soal
nomor 10.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan
proses pembelajaran pada saat penelitian. Lembar tersebut mencakup
beberapa proses dan aspek pembelajaran yang akan diamati baik dari
proses keterlaksanaan pembelalajaran maupun dari siswa. Alat yang
digunakan adalah berupa format yang berisi item-item komponen model
pembelajaran multiliterasi maupun keterlaksanaan yang terlihat pada siswa
selama

proses

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran

multiliterasi dalam proses pembelajaran membaca dan menulis pada kelas


eksperimen.
3. Kuisioner/ Angket
Menurut Arikunto (2013, hlm. 56), kuisioner adalah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).
Kuisioner siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran multiliterasi
dalam proses pembelajaran membaca dan pembelajaran menulis. Adapun
bentuk pertanyaan yang ada dalam kuisioner tersebut berkaitan dengan
komponen-komponen model pembelajaran multiliterasi.
4. Wawancara
Pada akhir penelitian dilakukan wawancara terhadap guru guna
mengetahui tanggapan guru terhadap proses pembelajaran membaca dan
menulis dengan model pembelajaran multiliterasi. Pertanyaan-pertanyaan
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

untuk mewawancarai guru berkaitan dengan komponen-komponen


keterlaksanaan model pembelajaran multiliterasi.
Agar cara pengumpulan data terlihat lebih jelas dapat dilihat pada
tabel di bawah ini

No
1

Sumber
data
Siswa

Siswa

Siswa

Guru

Tabel 3.15
Cara mengumpulkan data
Jenis data
Teknik
pengumpulan
Hasil penguasaan
Pretest dan
pemahaman
posttest
membaca, dan
menulis siswa
sebelum dan setelah
mendapat perlakuan
Proses kemampuan
Lembar
membaca dan
observasi
kemampuan menulis
siswa selama
perlakuan
menggunakan media
multiliterasi
Tanggapan siswa
Kuisioner
terhadap model
pembelajaran
multiliterasi dengan
media film animasi
Tanggapan guru
Wawancara
terhadap model
pembelajaran
multiliterasi

Instrumen
Butir soal pilihan
ganda dan essai

Lembar observasi
yang mengarah
pada indikator
kemampuan
membaca dan
menulis siswa
Angket

Lembar jawaban
wawancara

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses yang harus
dilaksanakan dalam penelitian guna memperoleh data. Berdasarkan instrumen
penelitian yang digunakan maka terdapat dua teknik pengumpulan data hasil
penelitian yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berdasarkan tes, observasi,
angket, dan wawancara.
1. Tes Pemahaman Bacaan
Tes ini digunakan untuk mengatahui hasil kemampuan membaca dan
kemampuan menulis yang mencakup pretest (dilakukan sebelum
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

71

dilakukan tindakan) dan posttest (setelah dilakukan tindakan). Tes


dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen ini
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami bacaan.
Pemberian pretest untuk melihat kemampuan siswa sebelum mendapat
perlakuan

pembelajaran

membaca

dengan

model

pembelajaran

multiliterasi, sedangkan posttest untuk melihat kemampuan siswa setelah


mendapat perlakuan model pembelajaran multiliterasi.
Teknik pengolahan data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis data
atau metode deskriptif dan metode statistik. Metode deskriptif digunakan
untuk mendeskripsikan data hasil penelitian. Metode statistik digunakan
untuk keperluan pengolahan data kuantitatif seperti uji persyaratan data
dan uji hipotesis. Setelah hasil statistik didapat selanjutnya dilakukan
penarikan kesimpulan untuk untuk ditafsirkan maknanya.
Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan
menggunakan program sofeware SPSS. Data proses model pembelajaran
multiliterasi terhadap kemampuan membaca dan kemampuan menulis
dianalisis dengan tahapan sebagai berikut: pertama, data yang telah dinilai
dideskripsikan dengan cara mencari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
nilai terendah (minimum), dan nilai tertinggi (maximum).
Kedua, melakukan uji statistik yang mencakup uji normalitas dan uji
homogenitas. Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data
data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji
distribusi Kolmogorov-Simirnov. Sedangkan uji homogenitas dilakukan
dengan cara mencari simpangan baku dari kedua data hasil penelitian.
Ketiga, setelah melakukan uji persyaratan data selanjutnya dilakukan uji
hipotesis penelitian. Berdasarkan pemaparan pengolahan data penelitian.
Maka langkah-langkah pengolahan datanya dipaparkan sebagai berikut.
a) Uji normalitas
Perhitungan uji normalitas data menulis laporan pengamatan
siswa dilakukan dengan menggunakan rumus

hitung dengan

tabel,

hipotesis uji normalitas data dalam tabel penelitian yaitu:


H0 : sampel berdistribusi normal
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

72

H1 : sampel berdistribusi tidak normal


Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov dengan taraf signifikan = 0,05. Hasil analisis data skor
pretest dan posttest kemampuan membaca berdistribusi normal,
sedangkan kemampuan menulis berdistribusi tidak normal. Untuk data
skor yang berdistribusi tidak normal dapat dilakukan pengujian
hipotesis penelitian dengan uji nonparametrik Mann Whitney U
b) Uji homogenitas data
Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah varians
sampel yang digunakan homogen atau tidak. Adapun hipotesis yang
akan diuji adalah:
: Varians populasi skor pretest/posttest siswa yang
belajar melalui model pembelajaran multiliterasi dan
pembelajaran tidak dengan model pembelajaran
multiliterasi homogen.
:

Varians populasi skor pretest/posttest siswa yang


belajar melalui model pembelajaran multiliterasi dan
pembelajaran tidak dengan model pembelajaran
multiliterasi tidak homogen.

Untuk skor pretest dan posttest kemampuan membaca yang


berdistribusi normal dapat dilakukan uji homogenitas dengan
menggunakan uji Levene. Hasil analisis menunjukkan bahwa skor
pretest dan posttest kemampuan membaca homogen.
c) Uji perbedaan rataan
Untuk skor rataan pretest dan posttess kemampuan membaca
yang

memenuhi

syarat

kenormalan

dan

homogenitas

dapat

menggunakan uji perbedaan rataan dengan uji-t (Independent Sample TTest). Sedangkan uji perbedaan rataan skor pretest dan posttess
kemampuan menulis yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji
Mann Whitney U.

Febrina Dafit, 2015


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

73

2. Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan proses
pembelajaran pada saat penelitian. Lembar tersebut mencakup beberapa
proses dan aspek pembelajaran

yang akan diamati baik dari

keterlaksanaan komponen pembelajaran maupun dari siswa. Alat yang


digunakan adalah berupa format yang berisi item-item komponen model
pembelajaran multiliterasi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran
multiliterasi pada proses pembelajaran membaca dan menulis pada kelas
eksperimen.
Cara menganalis lembar observasi untuk kemampuan membaca dan
menulis adalah sebagai berikut:
a) mengubah skor mentah ke dalam persentase nilai dengan menggunakan
rumus
Nilai =

x 100%

Keterangan:
1)
Jumlah skor yang diperoleh siswa dalam penilaian (mencakup
kinerja kemampuan membaca dan kemampuan menulis)
2)
Jumlah skor maksimal tiap butir pertanyaan yang apat diperoleh
siswa dalam penilaian
b) melakukan interpretasi penilaian aspek psikomotor siswa
3. Kuisioner/ angket
Kuisioner/ angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap proses model pembelajaran multiliterasi dalam pembelajaran
membaca dan menulis. Adapun bentuk pertanyaan yang ada dalam angket
tersebut berkaitan dengan komponen-komponen model pembelajaran
multiliterasi. Pengisian angket dilakukan dengan menggunakan alternatif
jawaban berikut:
0 = tidak
1 = ya
Febrina Dafit, 2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

74

Perhitungan nilai akhir data angket dianalisis dengan menggunakan


rumus dari Riduwan dan Sunarto (2007, hlm. 23) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:
NA : Nilai akhir
PS : Perolehan skor
SM : Skor maksimum
Kategori efektifitas model pembelajaran multilitersi berdasarkan
nilai akhir yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.16
Kategori keefektifan model pembelajaran multiliterasi
Interval
Kategori
0-54
Tidak Efektif
55-59
Kurang Efektif
60-74
Cukup Efektif
75-84
Efektif
85-100
Sangat Efektif
(Purwanto, 2006, hlm. 103)

Febrina Dafit, 2015


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MULTILITERASI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
KEMAMPUAN MENULIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai