LP Abortus
LP Abortus
menggunakan
alat-alat
dengan
alasan,
bahwa
kehamilan
Menurut Mansjoer (2010) tanda dan gejala abortus secara umum yaitu :
a. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
b. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil,
suhu badan normal atau meningkat.
c. Perdarahan pervaginam kemungkinan disertai dengan keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
d. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat
kontraksi uterus.
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mansjoer (2010) pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada abortus yaitu :
a. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
b. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
c. Pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion Data laboratorium tes
urine, hemoglobin dan hematokrit, menghitung trombosit
d. kultur darah dan urine
e. Pemeriksaan Ginekologi:
1) Inspeksi vulva
kehamilan
Adakah nyeri pada saat porsio digoyang
Adakah rasa nyeri pada perabaan adneksa
Adakah terasa tumor atau tidak
Apakah cavum douglasi menonjol, nyeri atau tidak
7. Penatalaksanaan Medis
Abortus insipiens
1) Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa
Ada pun komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu : (Prawirohardjo, 2009)
a. Perforasi
Dilatasi dan kerokan yang dilakukan menyebabkan kemungkinan terjadinya
perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke
ligamentum latum, atau ke kandung kencing. Bahaya perforasi ialah perdarahan
dan peritonitis.
b. Luka pada serviks uteri
Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul
sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium
uteri internum, maka akibat yang segera timbul ialah perdarahan yang
memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan vagina. Akibat jangka panjang
ialah kemungkinan timbulnya incompetent cerviks.
c. Pelekatan pada kavum uteri
kesehatan
reproduksi :
Kaji
tentang
mennorhoe,
siklus
f. Pemeriksaan laboratorium :
1) Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap
smear.
2) Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah
klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB
jenis apa.
g. Data lain-lain :
1) Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat
di RS.
2) Data psikososial : Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola
komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan
mekanisme koping yang digunakan.
3) Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
4) Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan
kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.
2. Diagnosa Keperwatan
Menurut Herdman (2014), kemungkinan diagnosa yang muncul pada pasien dengan
abortus yaitu :
a. Ansietas berhubungan dengan pengeluaran konsepsi.
b. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervaginam.
d. Risiko syok hipovolemik.
e. Risiko infeksi.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi
Ansietas
dengan
konsepsi
NIC :
berhubungan NOC :
pengeluaran -
Kontrol kecemasan
Koping
mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan
gejala cemas
Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan
untuk
tehnik
mengontol
cemas
pendekatan
yang
menenangkan
Nyatakan
dengan
jelas
harapan
Libatkan
keluarga
untuk
mendampingi klien
Gunakan
Instruksikan
pada
pasien
untuk
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
menimbulkan kecemasan
Dorong
pasien
untuk
Kelola
pemberian
cemas:........
obat
anti
Nyeri
akut
berhubungan NOC :
NIC :
Pain Level,
Lakukan
pengkajian
nyeri
secara
pain control,
komprehensif
comfort level
Setelah
dilakukan
termasuk
lokasi,
kriteria hasil:
mengontrol Kontrol
Mampu
nyeri
(tahu
penyebab
nyeri,
mampu
lingkungan
mempengaruhi
nyeri
yang
dapat
seperti
suhu
menggunakan
nonfarmakologi
mengurangi
nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan
menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
bahwa
menggunakan
manajemen nyeri
nyeri: ...
frekuensi
dan
tanda
nyeri)
berkurang
Menyatakan
nyaman
rasa
setelah
antisipasi
vital
dalam
rentang normal
Tidak
dan
berkurang
Tanda
mengalami
gangguan tidur
NIC :
perdarahan pervaginam.
Nutritional
Status
Setelah
diperlukan
keperawatan
dengan
cairan
kriteria hasil:
osmolalitas
Mempertahankan
protein )
output
sesuai
BJ urine normal,
Tekanan darah, nadi,
tubuh
dalam
batas normal
turgor
Elastisitas
kulit
mukosa
Hmt
albumin,
total
Berikan
penggantian
nasogatrik
baik,
membran
urin,
(BUN
jam
suhu
dan
dilakukan
urine
intake
cairan
catatan
Hydration
tindakan
Pertahankan
terhadap
dan
pernapasan
irama
dalam
batas normal
Elektrolit, Hb, Hmt
dalam batas normal
pH urin dalam batas
normal
Intake
oral
dan
8 jam
intravena adekuat
Risiko syok
NOC
NIC
Syok prevention
Syok management
Syok Prevention
Setelah
tindakan
dilakukan
keperawatan
refill.
Monitor
oksigenasi jaringan.
Monitor suhu dan pernafasan.
Monitor input dan output.
Pantau nilai laboratorium: HB,
sesuai.
Monitor tanda dan gejala asites.
Monitor tanda awal syok
Tempatkan pasien pada posisi
terjadi
dengan
kriteria
hasil:
Nadi dalam batas yang
normal
Irama jantung dalam
dalam
batas
yang
normal
Natrium serum dbn
Kalium serum dbn
Klorida serum dbn
Kalsium serum dbn
Magnesium serum dbn
PH darah serum dbn
Hidrasi, indikator:
1. Mata
cekung
ditemukan
2. Demam
ditemukan
tidak
tidak
supine,
tanda
kaki
elevasi
inadekuat
untuk
nafas
Berikan cairan iv atau oral yang
tepat
Berikan vasodilator yang tepat
Ajarkan keluarga dan pasien
3. TD dbn
Syok Management
1. Monitor fungsi neurologis
2. Monitor fungsi renal (e.g. BUN dan
Cr level)
3. Monitor tekanan nadi
4. Monitor status cairan input output
5. Catat gas darah arteri dan oksigen di
jaringan
6. Monitor EKG
7. Memanfaatkan
pemantauan
jalur
dan/atau
tonometri
lambung
12. Memonitor gejala gagal pernafasan
13. Monitor nilai laboratorium
14. Masukkan dan memelihara besarnya
Risiko infeksi
kobosanan akses IV
NIC :
NOC :
Immune Status
Knowledge : Infection
control
tindakan
setiap
sebelum
dan
Risk control
Setelah
tangan
dilakukan
keperawatan
alat pelindung
Ganti letak IV perifer dan dressing
kateter
intermiten
untuk
terapi
kemampuan
mencegah
untuk
timbulnya
infeksi
Menunjukkan perilaku
hidup sehat
Status
imun,
gastrointestinal,
genitourinaria
antibiotik:.................................
dalam
batas normal
suhu
badan
pada
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermilk, & Jensen. 2006. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, alih bahasa
Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugrah (Edisi 4). Jakarta: EGC.
Herdman,T.H. & Kamitsuru.S. 2014. NANDA International Nursing Diagnoses Definitions
and Classification 2015-2017. Oxford : Willey Blackwell
Mansjoer, Arif. 2010.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Nurarif & Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction
Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit Dalam.
Yogyakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo, S. 2009. Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4: Patologi. Jakarta: Trans Info
Media.
pasien