Anda di halaman 1dari 23

DINAS KESEHATAN KOTA KENDARI

PUSKESMAS POASIA
Jln. Bunggasi No.

Tlp (0401 ) 3193670 KENDARI

MOTTO PUSKESMAS POASIA

5 S

SENYUM

KEPADA SETIAP PENGGUNA JASA PELAYANAN KESEHATAN DI

PUSKESMAS POASIA
SALAM KEPADA SETIAP ORANG YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS POASIA
SAPA
KEPADA SETIAP PENGUNJUNG YANG MEMBUTUHKAN PELAYANAN
KESEHATAN DI PUSKESMAS POASIA
SANTUN KEPADA SETIAP ORANG YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS POASIA
SABAR MELAYANI SETIAP PASIEN DALAM KEADAAN APA PUN

DINAS KESEHATAN KOTA KENDARI

PUSKESMAS POASIA
Jln. Bunggasi No.

Tlp (0401 ) 3193670 KENDARI

VISI

MENJADIKAN PUSKESMAS POASIA SEBAGAI PUSKESMAS IDAMAN BAGI


MASYARAKAT KECAMATAN POASIA PADA KHUSUSNYA DAN MASYARAKAT KOTA
KENDARI PADA UMUMNYA MENUJU KOTA KENDARI SEHAT 2010

MISI

MENYELENGGARAKAN

PELAYANAN

KESEHATAN

PARIPURNA,BERMUTU,MANUSIAWI SERTA TERJANGKAU OLEH SELURUH


LAPISAN MASYARAKAT,
MENINGKATKAN PROFESIONALISME

SUMBER

DAYA

MANUSIA

DALAM

PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN,


MENINGKATKAN PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM BIDANG
KESEHATAN SEHINGGA MASYARAKAT BISA MANDIRI,
MENJALIN KEMITRAAN DENGAN SEMUA PIHAK YANG TERKAIT DALAM
PELAYANAN KESEHATAN.
KEPALA PUSKESMAS POASIA

dr. H . JURIADI PADDO, M.Kes


NIP.19660303 200212
1 006

DINAS KESEHATAN KOTA KENDARI

PUSKESMAS POASIA
Jln. Bunggasi No.

Tlp (0401 ) 3193670 KENDARI

JANJI LAYANAN PEGAWAI PUSKESMAS POASIA

KAMI PEGAWAI PUSKESMAS POASIA BERJANJI :

1. MENJUNJUNG
MELAKSANAKAN

TINGGI

ETIKA

DENGAN

PEGAWAI

NEGERI

SEBAIK-BAIKNYA

DEMI

SIPIL

DAN

TERWUJUDNYA

PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PARIPURNA DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS POASIA PADA KHUSUSNYA DAN DALAM WILAYAH KOTA
KENDARI PADA UMUMNYA,
2. MENJALANKAN VISI DAN MISI PUSKESMAS POASIA DENGAN IKHLAS DAN
PENUH RASA TANGGUNG JAWAB,
3. MELAKSANAKAN MOTTO 5 S DENGAN KESUNGGUHAN HATI DAN
EMPATI DALAM SITUASI APA PUN.
DEMIKIAN JANJI PEGAWAI PUSKESMAS POASIA YANG KAMI IKRARKAN
BERSAMA DEMI TERWUJUDNTA PEYANAN KESEHATAN PRIMA.
KENDARI, 2 JANUARI 2006

TTD

KARYAWAN/KARYAWATI
PUSKESMAS POASIA

ETIKA PEGAWAI NEGERI SIPIL


PUSKESMAS POASIA

1. Setia dan taat sepenuhnya pada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah

2. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau


diri sendiri,
3. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, pemerintah dan
Pegawai Negeri Sipil,
4. Mengangkat dan menaati sumpah/janji Pegawai Negeri sipil dan
sumpah/janji jabatan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku,
5. Menyimpan rahasia Negara dan rahasia jabatan dengan sebaikbaiknya,
6. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik
yang langsung menyangkut tugas kedinasan maupun yang berlaku
secara umum,
7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab,
8. Bekerja dengan jujur dan tertib, cermat dan bersemangat untuk
kepentingan Negara,
9. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, dan kesatuan
korps Pegawai negeri sipil,
10.Segera melaporkan kepada atasanya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara/pemerintah, terutama di
bidang keamanan, keuangan dan materil,
11.Menaati ketentuan jam kerja,
12.Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik
13.Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya
14.Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat
menurut bidang tugas masing-masing,
15.Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap
bawahanya,
16.Membimbing bawahanya dalam melaksanakan tugasnya,
17.Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap
bawahanya,
18.Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja,
19.Memberikan kesempatan kepada bawahanya untuk mengembangkan
karier,
20.Menaati ketentuan Peraturan Perundang-undangan tentang
perpajakan,
21.Berpakaian rapi,sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan
santun kepada masyarakat, sesama PNS, dan terhadap atasanya,
22.Hormat menghormati antar sesama warganegara yang memeluk
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
23.Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat,
24.Menaati segala peraturan Peraturan perundang-undangan dan
Peraturan kedinasan yang berlaku,
25.Menaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang,
26.Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap
laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin
KEPALA PUSKESMAS POASIA

dr. H . JURIADI PADDO, M.Kes


NIP.19660303 200212 1 006

SOP PENGUKURAN TEKANAN


DARAH
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :

KOTA
KENDARI
Dr.H.JURIADI
PADDO,M.Kes
NIP.19660303 200212 1
006
Pengerian

Mengukur tekanan darah melalui permukaan dinding arteri

Tujuan

Mengetahui tekanan darah klien

Kebijakan
Referensi

Prosedur

Sujono riyadi,S.Kep ,M.Kes,Harmoko,S.Kep,Ns. , 2012. Standar


Operasional Precedure dalam praktik klinik Keperawatan
dasar,Yogyakarta
1. Mempersiapkan alat:
Stetoskop
Spignomanometer
Les Pasien dan Alat Tulis
Kapas Alkohol dan tempatnya
2. Mendekatkan alat kesamping klien
3. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
4. Mencuci tangan
5. Mengatur posisi klien : duduk atau baring yang nyaman
dengan lengan tersokong setinggi jantung dan telapak
tangan menghadap keatas
6. Membuka pakaian yang menutup lengan atas
7. Palpasi arteri brakhialis dan menempatkan manset 2,5 cm,
diatas sisi denyut arteri brakhialis
8. Pusatkan anak panah yang tertera pada manset ke arteri
brakhialis dan lingkarkan manset dengan rapi dan tidak
ketat.
9. Memastikan manometer terletak setinggi pandag mata dan
pemeriksa berdiri tidak lebih dari 1 meter jaraknya,
10.Palpasi arteri brakhialis sambil memompa manset sampai
tekanan 30 mmHg diatas titik dimana deyut arteri

menghilang. Perlahan kempiskan manset perhatikan sampai


saat denyut kembali teraba (sistolik palpasi)
11.Mengempiskan manset sepenuhnya dan tunggu selama 30
detik
12.Tempatkan bagian telingan stetoskop ketelinga pemeriksa
13.Mencari kembali arteri brakhialis dan tempatkan diafragma
stetoskop diatasnya,
14.Tutup kantong tekanan kearah putaran jam sampai kencang,
15.Pompa manset sampai 30 mmHg diatasnya hasil palpasi
sistolik klien,
16.Buka katup secara perlahan sehingga memungkinkan air
raksa turun rata-rata 2-3 mmHg perdetik,
17.Perhatikan titik pada manometer saat bunyi pertama jelas
terdengar,
18.Lanjutkan membuka katup secara perlahan dan perhatikan
titik dimana bunyi menghilang
19.Kempiskan manset dengan cepat dan total,
20.Bila mengulang prosedur tunggu sampai 30 detik,
21.Buka manset dan lipat serta simpan dengan baik,
22.Tutup lengan atas dan bantu klien untuk posisi yang di
ingingkan,
23.Desinfeks bagian telinga stetoskop dan diafragma stetoskop
dengan kapas alkohol,
24.Informasikan hasil kepada klien
25.Mencuci tangan
26.Mendokumentasikan hasil pengukuran
Unit Terkait

UGD, RAWAT INAP

SOP METODE MENGATASI


NYERI
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :

KOTA
KENDARI
Dr.H.JURIADI
PADDO,M.Kes
NIP.19660303 200212 1
006
Pengerian

Mengukur tekanan darah melalui permukaan dinding arteri

Tujuan

Mengetahui tekanan darah klien

Kebijakan
Referensi

Prosedur

Sujono riyadi,S.Kep ,M.Kes,Harmoko,S.Kep,Ns. , 2012. Standar


Operasional Precedure dalam praktik klinik Keperawatan
dasar,Yogyakarta
A. Distraksi
1.
2.
3.
4.
5.

Membina hubungan saling percaya


Menjelaskan prosedur
Anjurkan Klien mencari posisi yang nyaman
Duduk dengan klien tetapi tidak menggangu
Melakukan bimbingan kepada klien :
Meminta klien memikirkan hal-hal yang menyenangkan
Ketika klien relaxing berfokus pada
bayanganya,perawat jangan bicara lagi,
Jika klien menunjukkan tanda agitasi, gelisah dan tidak

nyaman hentikan latihan dan mulai lagi ketika klien siap


Relaksasi akan mempengaruhi klien selama 15 menit,
catat daerah yang tegang dan biasanya klien akan rilax
setelah menutup matanya dan mendengarkan musik
yang lembut,
Catat hal-hal yang membantu klien untuk rilax untuk
digunakan pada latihan selanjutnya.
B. Relaksasi
1. Posisi klien diatur sedemikian rupa hingga rileks, dapat
duduk atau baring
2. Instruksikan klien untuk menghirup nafas dalam hingga
rongga dada berisi udara bersih,
3. Pasien berlahan menghembuskan nafas dan
membiarkannya keluar dari semua bagian tubuh, saat itu
suruh klien merasakan batapa rasanya,
4. Pasien bernafas normal beberapa saat (1-2 menit)
5. Pasien bernafas dalam dan menghembuskan berlahan dan
merasakan udara mengalir dari tangan, kaki dan menuju ke
paru. Ulangi lagi,
6. Setelah klien rilax kemudian irama nafas di tambah,
gunakan pernafasan dada dan abdomen.
C. Masase/pemijatan
1. Peralatan
Pelumas
Handuk
2. Identifikasi klien
3. Beritahu klien tindakan yang akan dilakukan
4. Cuci tangan
5. Atur klien dalam posisi prone atau miring
6. Letakkan bantal kecil dibawah perut klien
7. Tuangkan lotion pada telapak tangan dan ratakan
8. Lakukan masase pada punggung. Lakukan dengan jari-jari,
telapak tangan atau tekanan yang halus. Dengan metode
selang-seling, remasan, gesekan, pertasi atau tekanan
menyikat.

Unit Terkait

UGD, RAWAT INAP

SOP MENGUKUR SUHU


TUBUH AKSILA
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :

KOTA
KENDARI
Dr.H.JURIADI
PADDO,M.Kes
NIP.19660303 200212 1
006
Pengerian

Mengukur suhu tubuh klien dengan termometer pada aksila

Tujuan

Mengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan


perawatan

Kebijakan

1. Indikasi medis
2. Evaluasi perkembangan penyakit klien

Referensi

Sujono riyadi,S.Kep ,M.Kes,Harmoko,S.Kep,Ns. , 2012. Standar


Operasional Precedure dalam praktik klinik Keperawatan
dasar,Yogyakarta

Prosedur

1.
2.
3.
4.
5.

Menyiapkan peralatan,
Mendekatkan alat kesamping klien
Memberitahu klien tentang prosedur pelaksanaan dan tujuanya
Memasang tirai/tutup gorden/pintu ruangan
Membantu klien untuk duduk atau posisi telentang,buka
pakaian pada salah satu lengan klien,
6. Masukkan ternometer ketengah ketiak, turunkan lengan dan
silangkan lengan bawah klien,
7. Diamkann termometer
Air raksa : 5-10 menit
Digital : sampai sinyal terdengar
8. Ambil termometer dan lap memakai tissu dengan gerakan
memutar dari atas kearah reservoir kemudian buang tissunya,
9. Baca tingkat air raksa atau digitnya
10.Membantu klien merapikan bajunya,
11.Membersihkan termometer air raksa
12.Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan ke skala awal
13.Mengembalikan alat ketempatnya,
14.Megembalikan sarung tangan dan mencuci tangan
15.Mendokumentasikan hasil pengukuran.

Unit Terkait

UGD, RAWAT INAP

SOP MENGHITUNG DENYUT


NADI RADIAL
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :

KOTA
KENDARI
Dr.H.JURIADI
PADDO,M.Kes
NIP.19660303 200212 1
006
Pengerian

Menghitung denyut nadi dengan meraba pada arteri radialis

Tujuan

Mengetahui jumlah denyut nadi dalam 1 menit

Kebijakan

Atas Indiaksi medis

Referensi

Sujono riyadi,S.Kep ,M.Kes,Harmoko,S.Kep,Ns. , 2012. Standar


Operasional Precedure dalam praktik klinik Keperawatan
dasar,Yogyakarta

Prosedur

1. Mempersiapkan alat :
Arloji dengan jarum detik/layar digital
Buku catatan dan alat tulis
2. Mendekatkan alat kesamping klien
3. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dengan tujunanya
4. Mencuci tangan
5. Mengatur posisi klien :
Bila telentang, letakkan tangannya menyilang di dada
bawahnya dengan pergelangan terbuka dan telapak
tangan kebawah
Bila duduk, tekuk sikunya 90 derajat dan sangga lengan
bawahnya diatas kursi atau tangan pemeriksa
6. Menempatkan dua atau tiga jari tangan pemeriksa diatas
lekukan radial searah ibu jari, sisi dalam pergelangan tangan
klien,
7. Berikan tekanan ringan diatas radius, abaikan denyutan awal
dan kemudian tekan rilaks sehingga denyutan menjadi mudah
dipalpasi,
8. Kaji kesetaraan, kekuatan dan irama denyut.
9. Bantu klien dalam posisi nyaman
10.Mencuci tangan
11.Mendokumentasikan hasil pengukuran

Unit Terkait

UGD, RAWAT INAP

SOP MENIMBANG BERAT


BADAN DAN MENGUKUR
TINGGI BADAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :

KOTA
KENDARI
Dr.H.JURIADI
PADDO,M.Kes
NIP.19660303 200212 1
006
Pengerian

Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan badan


Mengukur tinggi badan klien dengan menggunakan alat ukur tinggi
badan

Tujuan

Mengetahui berat badan dan perkembangan berat badan dan tinggi


badan klien, membantu menentukan program pengobatan, diit dan
lain-lain

Kebijakan
Referensi

Prosedur

Sujono riyadi,S.Kep ,M.Kes,Harmoko,S.Kep,Ns. , 2012. Standar


Operasional Precedure dalam praktik klinik Keperawatan
dasar,Yogyakarta
A. Menimbang berat badan
1. Persiapan alat
Timbangan badan (berdiri, duduk dan tidur)
2. Timbangan berdiri
Beritahu klien
Tempatkan handuk kertas diatas timbangan
Beritahu klien untuk memakai baju yang tidak tebal
dan melepas sandal
Bantu klien naik timbangan
Atur rasio berat
Bantu klien turun dari timbangan
Kembalikan timbanagn pada posisi semula
3. Timbangan duduk (kursi)
Beritahu klien
Bawa klien kedekat timbangan
Kunci timbangan untuk mencegah timbangan
bergerak
Tempatkan timbangan kesamping tempat tidur/kursi
klien dengan lengan kiri timbangan terbuka
Pindahkan klien ke timbangan
Tutup lengan kursi timbangan kedepan dan kuncilah
Ukur berat badan klien
Buka kunci timbangan dan bantu klien kembali
ketempat tidur/kursi roda
4. Timbangan tidur (bed)
Beri tahu klien dan jaga privasi klien
Bawa pasien kedekat timbangan dan kunci roda

timbangannya
Arahkan klien disisi timbangan
Lepaskan kerangka pengaman,
Rendahkan strcer terhadap matras
Angkat klien ketimbangan
Ukur berat badan klien
Kembalikan klien keposisi semula
5. Mendokumentasikan hasil pengukuran
B. Mengukur tinggi badan
1. Persiapan alat
2. Beritahu klien
3. Bantu klien untuk berdiri ditimbangan yang dilengkapi alat
ukur tinggi badan,
4. Beritahu klien untuk menghadap ke perawat
5. Beritahu klien untuk berdiri tegak,
6. Mengukur tinggi badan klien,
7. Bantu klien untuk turun dari timbangan
8. Dokumumentasikan hasil pengukuran
Unit Terkait

UGD, RAWAT INAP

SOP MERAWAT LUKA


STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :

KOTA
KENDARI
Dr.H.JURIADI
PADDO,M.Kes
NIP.19660303 200212 1
006
Pengerian

Merawat luka untuk mencegah trauma (injury) pada kulit,


membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya
trauma, fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit.

Tujuan

1. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme kedalam kulit


dan mebran mukosa
2. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
3. Mempercepat penyembuhan
4. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
5. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
6. Mencegah perdarahan
7. Mencegah excoriasi kulit sekitar drain

Kebijakan

Pada balutan yang sudah kotor

Referensi

Sujono riyadi,S.Kep ,M.Kes,Harmoko,S.Kep,Ns. , 2012. Standar


Operasional Precedure dalam praktik klinik Keperawatan
dasar,Yogyakarta

Prosedur

A. Mengganti balutan kering


1. Persiapan alat
Set steril dalam bak instrumen steril
1. Sarung tangan steril
2. Pinset 3 (2 anatomis, 1 serurgis)
3. Gunting (menyesuaikan kondisi luka)
4. Balutan kasa dan kasa steril
5. Kom untuk larutan anti septik atau pembersih
6. Salep anti septik (k/P)
7. Lidi waten
Larutan pembersih yang diresepkan oleh dokter
Gunting verban
Larutan garam fisiologis
Sarung tanga sekali pakai
Plester, pengikat atau balutan sesuai kebutuhan

Kantung tahan air untuk sampah (bengkok 2 berisi


lisol dan kosong)
Selimut mandi
Pengangkat perekat (k/p)
Alat pengukur luka (k/p)
2. Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan
langkah-langkah perawatan luka
3. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat
tempat tidur
4. Ambil kantong sekali pakai dan buat lipatan diatasnya.
Letakkan kantung dalam jangkauan area kerja
anda/letakkan bengkok didekatklien,
5. Tutup ruanagn atau tirai di sekitar tempat tidur, tutup
semua jendela yang terbuka,
6. Bantu klien pada posisi yang nyaman dan selimut mandi
klien hnay untuk memaparkan tempat luka. Istruksikan
klien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan
steril,
7. Cuci tangan secara menyeluruh,
8. Pasang perlak pengalas,
9. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan
plester, ikatan atau balutan denagn pinset,
10.Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan
menariknya dengan berlahan, sejajar pada kulit dan
mengarah pada balutan.
11.Dengan sarung tangan atau piset, angkat balutan,
pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien,
12.Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan
memberkan larutan steril atau NaCl,
13.Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan,
14.Buang balutan kotor pada bengkok, lepaskan sarung
tanagn dengan menarik bagian dalam luar. Buang
ditempat yang tepat,
15.Buka bak instrumen balutan steril atau secara individual
tertutup bahan steril. Tempatkan pada meja disamping
klien. Balutan, gunting dan pinset, harus tetap pada bak
instrumen steril atau dapat ditempatkan pada penutup
steril yang terbuka digunakan sebagai area steril atau
diatas kasa steril,
16.Bila penutup atau kemasan kasa steril menjadi basah
akibat larutan antseptik,ulangi persiapan bahan,
17.Kenakan sarung tangan steril,
18.Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, letak drain,
integritas balutan atau penutupan kulit, dan karakter
drainase (palpasi luka, bila perlu dengan bagian tangan
non dominan dan yang tidak akan menyentuh bahan
steril),
19.Bersihkan luka dengan lartan antiseptik yang diserapkan
atau larutan garam fisiologis. Pegang kasa yang dibasahi

dalam larutan dengan pinset. Gunakan satu kasa untuk


setiap kali usapan. Bersihkan dari area yang kurang
terkontaminasi dengan tekanan progresif menjauh dari
insisi atau tepi luka,
20.Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka, atau incisi.
Usapkan dengan cara seperti langkah 18
21.Berikan salep antiseptik bila dipesankan, gunakan teknik
seperti langkah pada pembersihan. Jangan oleskan pada
tempat drainase.
22.Pasang kasa steril kering pada incsis atau letak luka :
Pasang satu kasa setiap kali
Pasang kasa sebagai lapisan kontak
Bila terpasang drain, ambil gunting dan potong kasa
kontak untuk dipasangkan disekitarnya
Pasang kasa lapisan kedua sebagai lapisan absorban
23.Gunakan plester diatas balutan, amankan dengan ikatan
atau balutan
24.Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang
telah disediakan
25.Buang semua bahan dan bantu klien kembali pada posisi
yang nyaman,
26.Cuci tangan,
27.Dokumentasikan penggantian balutan, termasuk
pernyataan respon klien, observasi luka, balutan dan
drainase
B. Irigasi Luka
1. Peralatan beris :
Bak instrumen steril berisi pinset 2, kassa steril,
gunting dan lidi waten
Larutan irigasi dihangatkan samapi suhu tubuh (200500 ml),
Spuit irigasi stertil
Kom balutan steril dan alat pengganti pengalas
Perlak pengalas
Jeli pelumas/sulipm lidah (k/p)
Bengkok
Pinset
Sarung tang steril
2. Jelaskan prosedup pada klien dengan menggambarkan
langkah-langkah perawatan luka,
3. Susun semua peralatan di dekat tempat tidur
4. Posisikan klien hingga aliran irigasi dari bagian atas tepi
luka ke kom yang diletakkan dibawah luka
5. Letakkan pengalas dibawah luka klien
6. Cuci tangan
7. Kenakan sarung tangan sekali pakai dan lepaskan plester,
ikatan atau verban
8. Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan,
pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien,

lepaskan satu persatu,


9. Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan
memberikan larutan steril atau normal salin,
10.Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan,
11.Buang balutan kotor pada bengkok, lepaskan sarung
tangan dengan menarik bagian dalam keluar. Buang di
tempat yang tepat.
12.Siapkan peralatan balutan steril, tuang pada kom steril.
Buka spuit dan siapkan bak isntrumen. Pakai sarung
tangan steril
13.Letakkan bengkok bersih menempel pada kulit di bawah
incisi atau letak luka,
14.Hisao larutan kedalam spuit dan saat memegang ujung
spuit tepat ditas luka, irigasi secara perlahan dan kontinyu
dengan tekanan yang cukup untuk mendorong drainase
dan debris. Irigasi tepat diatas luka,
15.Lanjutkan irigasi sampai larutan jernih yang mengalir
dalam bengkok
16.Dengan kasa steril keringkan tepi luka, bersihkan dari
yang kurang terkontaminasi ke arah yang terkontaminasi
17.Pasang balutan steril
18.Bantu klien untuk posisi yang nyaman
19.Bereskan peralatan dan cuci tangan
20.Dokumentasikan volume dan tipe larutan, karakteristik
drainase dan penampilan luka serta respon klien.
Unit Terkait

UGD, RAWAT INAP

SOP NAFAS DALAM DAN


BATUK EFEKTIF
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :

KOTA
KENDARI
Dr.H.JURIADI
PADDO,M.Kes
NIP.19660303 200212 1
006
Pengerian

Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi dan mengganggu


disaluran nafas dengan cara dibatukkan

Tujuan

1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret


2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret

Kebijakan

1. Klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi sekret


2. Pemeriksaan diagnostik sputum di laboratorium

Referensi

Sujono riyadi,S.Kep ,M.Kes,Harmoko,S.Kep,Ns. , 2012. Standar


Operasional Precedure dalam praktik klinik Keperawatan
dasar,Yogyakarta

Prosedur

A. Nafas Dalam
1. Atur posisi klien yang nyaman dengan setengah duduk
atau berbaring di tempat tidur dengan satu bantal
2. Fleksikan lutut klien dengan untuk merelakskan otot
abdomen
3. Tempatkan satu/dua tangan pada abdomen tepat dibawah
tulang iga,
4. Tarik nafas melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup,
hitung sampai tiga selama inspirasi,
5. Konsentrasikan dan rasakan gerakan abdomen sejauh
mungkin, relaks dan cegah lingkungan punggung,
6. Hembuskan lewat bibir seperti meniup dan ekspirasi
secara berlahan dan kuat,
7. Konsentrasikan dan rasakan turunnya abdomen dan
kontraksi otot abdomen ketika ekspirasi, hitung sampai 7
selama ekspirasi,
8. Gunakan latihan ini setiap kali merasakan nafas pendek
B. Batuk efektif
1. Peralatan
Sputum pot
Lisol 2-3%
Handuk dan pengalas
Peniti
Bantal k/p
Tissu
Bengkok
2. Setelah menggunakan pengobatan, tarik nafas dalam
lewat hidung dan tahan nafas beberapa detik
3. Batukkan 2x, batuk pertama untuk melepaskan mukus

4.
5.
6.
7.

Unit Terkait

dan batuk kedua untuk mengeluarkan sekret. Tampung


sekret pada sputum pot yang berisi lisol,
Untuk bentuk menghembus, sedikit maju kedepan dan
ekspirasi kuat dengan suara hembusan,
Inspirasi dengan nafas pendek dan cepat secara
bergantian
Istirahat
Hindari penggunaan yang lama

UGD, RAWAT INAP

SOP MENGANGKAT JAHITAN


STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :

KOTA
KENDARI
Dr.H.JURIADI

PADDO,M.Kes
NIP.19660303 200212 1
006
Pengerian

Mengangkat/membuka jahitan pada luka yang dijahit

Tujuan

1. Mencegah terjadinya infeksi dari benang


2. Mencegah tertinggalnya benang

Kebijakan

1. Luka jahit yang sudah waktunya diangkat


2. Luka jahit yang infeksi

Referensi

Prosedur

Unit Terkait

Sujono riyadi,S.Kep ,M.Kes,Harmoko,S.Kep,Ns. , 2012. Standar


Operasional Precedure dalam praktik klinik Keperawatan
dasar,Yogyakarta
1. Peralatan :
Set angkat jahitan berisi : pinset serurgis 2, anatomis
1, gunting hatting up, kassa dalam bak steril
Bengkok berisi lisol 2-3%
Kapas bulat
Kurentang
Gunting plester
Alkohol 70%
Betadine 10%
Kantung balutan kotor/bengkok kosong
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan
3. Mendekatkan alat
4. Menbantu klien mengatur posisi agar luka mudah dirawat
5. Mencuci tangan
6. Meletakkan set angkat jahit di tempat yang mudah
dijangkau
7. Membuka set angkat jahit secara steril
8. Buka balutan dengan hati0-hati dan balutan kotor taruh
dikantong balutan kotor
9. Bekas plester di bersihkan
10.Mendesinfeksi sekitar bekas luka operasi dengan alkohol
70% dan mengolesi luka dengan betadine 10 %
11.Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan
cara menjepit simpul jahitan dengan pinset sirurgis dan
tarik sedikit keatas dan gunting benang tepat dibawah
simpul yang berdekatan dengan kulit atau pada sisi yang
tidak ada simpul
12.Mengolesi luka dengan betadine
13.Menutup luka dengan kasa steril kering dan diplester
14.Rapika klien
15.Bereskan peralatan
16.Mencuci tangan
17.Mendokumentasikan perasat
UGD, RAWAT INAP

SOP MENCUCI TANGAN


STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

No.Dokumen :
No.Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :

KOTA
KENDARI
Dr.H.JURIADI
PADDO,M.Kes
NIP.19660303 200212 1
006
Pengerian

Menggosok tangan dari kotoran dengan menggunakan sabun dan


dibilas dengan air mengalir.

Tujuan

1. Menjaga kebersihan perorangan


2. Mencegah infeksi silang

Kebijakan

Sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawat

Referensi

Sujono riyadi,S.Kep ,M.Kes,Harmoko,S.Kep,Ns. , 2012. Standar


Operasional Precedure dalam praktik klinik Keperawatan
dasar,Yogyakarta

Prosedur

1. Peralatan :
Bak cuci dengan kran air hangat mengalir
Sabun/desinfektan
Handuk
Sikat kuku (k/p)
Tempat handuk kotor
2. Dorong ketas lengan baju yang panjang diatas pergelanagn
tangan dan lepaskan perhisan dan jam tangan
3. Pertahankan kuku jari pendek dan terkikir
4. Perhatikan permukaan tangan dan jari-jari apakah ada yang
luka
5. Berdiri di depan bak cuci, agar tangan dan seragam anda
tidak menyentuh permukaan bak cuci
6. Hidupkan keran yang dioperasikan dengan tangan
7. Basahi tangan dan lengan bawah secara menyeluruh di
bawah air mengalir, jaga agar tangan dan lengan bawah
lebih rendah dari siku selama mencuci
8. Oleskan 1 ml sabun cair biasa atau 3 ml sabun cair antiseptik
pada tangan dan buat berbusa
9. Cuci tangan dan gosokkan selam 10 sampai 15 detik
10.Bila area dibawah jari-jari kotor, bersihkan dengan kuku jari
tangan yang lain dan ditambahkan sabun atau disikat. Jaga
kulit dibawah (sekitar) kuku anda tidak luka atau terpotong
11.Bilas tangan dan pergelangan tangan secara menyeluruh,
jaga agar tangan diatas dan siku dibawah
12.Keringkan tangan dengan mengusap jari turun ke
pergelanagn tangan dan lengan bawah
13.Letakkan handuk pada tempat yang sudah disediakan
14.Hentikan aliran air dengan siku, kalau dengan tangan
gunakan tissu kertas yang kering
15.Pertahankan tangan tetap bersih

Unit Terkait

UGD, RAWAT INAP

Anda mungkin juga menyukai