Anda di halaman 1dari 5

DECEMBER 27, 2012 BY ADIDARMA181

ohh tidak,,,,BBM di INDONESIA


1. Indonesia (bukan lagi) negeri yang kaya akan minyak bumi.
Indonesia memang sempat menjadi negara kaya minyak bumi,
buktinya Indonesia bisa masuk ke negara-negara pengekspor minyak bumi OPEC.
tapi itu dulu.
sejak tahun 2008 Indonesia keluar dari OPEC
karena Indonesia telah menjadi negara importir minyak bumi.
fakta berbicara, produksi minyak mentah Indonesia terus mengalami penurunan.
tahun 1996 Indonesia mampu memproduksi 485 573.80 juta barel
sedangkan tahun 2010 hanya mampu memproduksi 300 923.30 juta barel.
selama 10 tahun turun 184650.5 juta barel.
sumber data BPS: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?
tabel=1&daftar=1&id_subyek=10ab=1
jika tren ini berlanjut terus
dengan asumsi tanpa ada penambahan titik cadangan minyak baru dan pola
konsumsi tetap sama,
tak sampai 30 tahun lagi minyak bumi Indonesia habis.
ya, artinya kemungkinan anak saya akan menggunakan BBM murni impor.
2. Indonesia tidak (sedikit) bergantung pada harga minyak dunia.
Anda bisa menganalogikan Negara=ibu, Rakyat=anak, dan Pasar minyak
dunia=pedagang es krim.
jika anak membutuhkan 13 mangkok es krim per hari dan sang ibu hanya mampu
membuat 9 mangkok per harinya,
maka ibu harus membeli 4 mangkok lagi di pedagang es krim.
jika ibu membuat eskrim hanya menghabiskan biaya Rp 4500/ mangkok,
sedangkan pedagang es krim menjual es krimnya dengan harga Rp 9000/ mangkok.
sang Anak meminta ibunya harus membeli es krim ke pedagang hanya dengan harga
4500/mangkok.

jika ibu menurutinya, bukankah itu konyol?


memangnya siapa ibu sampai bisa memaksa pedagang es krim memberikan harga
setengah dari harga aslinya?
padahal ibu bukan produsen dari es krim yg dijual pedagang tersebut.
itulah yang terjadi dengan negeri ini.
Rakyat meminta negara menetapkan sendiri harga minyak, padahal Indonesia
membelinya di pasar minyak dunia. Dan tak ada minyak Indonesia yang dijual disana.
semua sudah habis dimakan sendiri.
lalu apa power kita untuk menetapkan harga minyak dunia?
konyol bukan?

3. Premium Rp 6000 adalah sangat (tidak) mahal.


jika Anda berpikir harga premium sebesar 6000 adalah mahal, silakan Anda beli BBM di
6 negara ini:
1.
Venezuela
1.
Iran
1.
Saudi Arabia
1.
Qatar
1.
Kuwait
1. Uni emirat Arab (Abu Dhabi)
mereka lah yang memiliki harga BBM yg lebih murah dari Indonesia.
wajar karena mereka semua negara produsen minyak bumi yang besar,
tidak seperti Indonesia yang termasuk negara pengimpor minyak.
jika saya boleh bilang, ini tindakan yang tidak tahu diri.
sudah sewajarnya harga BBM di Indonesia harus dinaikkan.
lihat Malaysia, keadaan perminyakannya tidak jauh beda dengan Indonesia. Sedikit
lebih baik memang.
mereka yang lebih kaut saja hanya berani memberikan harga Rp 5.753 untuk kelas
premium.
dan kita masih berusaha untuk tetap menggunakan harga Rp 4500?

sungguh tak tau diri.


ingin bergaya negara kaya padahal miskin?
ow, mungkin ini memang kareakter bangsa kita sekarang.
yang ingin terlihat kaya dengan apapun caranya.
hingga kadang-kadang sangat tidak masuk akal.
4. BBM murah (tidak) menguntungkan.
BBM yang terlalu murah justru membuat kemungkinan terjadi penyelundupan
menjadi sangat besar.
tak usah jauh-jauh, selundupkan saja ke Thailand yang harga jualnya Rp 12.453,
ke Flipina Rp 12.147 atau yang paling dekat dan paling mahal Singapore Rp 15.695.
keuntungan yang lumayan bukan?
risiko kebocoran yang sengaja kita buat sendiri
akibat harga yang terlalu membedakan diri dengan tetangga.
di lain sisi, penggunaan subsidi BBM yang sangat boros
ternyata dilakukan 53 persen oleh pemilik mobil pribadi, motor 40 persen,
mobil barang hanya empat persen, dan kendaraan umum hanya tiga persen.
jadi, selama ini yg lebih banyak diuntungkan dengan BBM murah adalah mobil pribadi
dan motor.
bukan transportasi umum.
sebuah kebijakan keliru yang sedang dipertahankan
oleh sebagian rakyatnya yang ingin mempertahankan kenyamanan.
sebuah kenyamanan jangka pendek.
untuk jangka panjang, hal ini sangat buruk untuk kelangsungan hidup kita semua
sebagai manusia yang tak mungkin lepas dari kebutuhan udara bersih.
tak peduli yang menggunakan mobil pribadi, motor atau kendaraan umum

kita semua perlu udara bersih.


dan hal ini tak mungkin dilakukan dengan cara
membiarkan mobil pribadi dan motor makin banyak mengeluarkan emisi.
karena faktanya sektor transportasi adalah sektor penyebab paling besar atas
pencemaran udara.
90% total emisi hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO) dan 76% total emisi
pencemar oksida nitrogen (NOx).
maka salah satu cara agar emisi kendaraan bermotor berkurang,
selain mengetatkan uji emisi, adalah dengan menaikkan harga BBM bersubsidi.
atau dengan kata lain, kurangi subsidi upaya pencemaran udara.
kalau perlu hentikan.
karena menyubsidi pencemaran udara sama seperti membantu meracuni
rakyat.
subsidi tersebut bisa dialihkan untuk menyubsidi para pengguna kendaraan umum
untuk menjaga harga kendaraan umum agar jauh lebih murah daripada menggunakan
kendaraan pribadi.
dengan begitu penggunaan kendaraan pribadi bisa ditekan
hingga akhirnya mengurangi tingkat emisi kendaraan bermotor.
harga BBM yang murah juga menjadi penyebab perilaku boros energi.
bayangkan jika harga premium menyesuaikan harga ekonomisnya yaitu Rp 9000.
apakah Anda masih mau membuang BBM anda dalam kemacetan?
atau ketika menunggu di parkiran dengan menyalakan mesin?
saya yakin jika harga itu diterapkan,
maka semua motor dan mobil akan mematikan mesinnya ketika dalam antrian
menunggu kereta lewat.
yap, karena harga yang terlalu murah membuat kita tak sungkan-sungkan
membuang-buang energi yang ketersediaannya terbatas.

perilaku hemat energi tak cukup jika hanya dengan himbauan.


perlu adanya pemaksaan dengan cara penyesuaian tarif.
saya hanya mencoba menyajikan fakta dari data yang saya gunakan.
keputusan untuk setuju/ tidak setuju dengan kenaikan harga BBM,
terletak pada diri Anda masing-masing.
sumber referensi:
http://finance.detik.com/read/2012/03/19/172825/1871259/1034/?991104topnews
http://bangka.tribunnews.com/2012/03/15/herman-konsumsi-bbm-13-juta-barel-per-hari
http://www.migas.esdm.go.id/tracking/berita-kemigasan/detil/268723/Subsidi-BBMVersus-Rakyat-Miskin
sumber: http://oto.detik.com/read/2012/02/24/130408/1850741/1208/kendaraanpenyumbang-polusi-terbesar-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai