Anda di halaman 1dari 5

Konsep Stres

Stres dan Stresor


Stres adalah keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima
sebagai suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak keseimbangan
kehidupan seseorang. Seringkali stres didefinisikan dengan hanya melihat dari
stimulus atau respon yang dialami seseorang (Lazarus & Folkman, 1984).
Stres menurut Hans Selye (1950, dalam Alimul 2008) merupakan respon tubuh yang
bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat dikatakan stres apabila seseorang mengalami beban
atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang
dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas
tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stres. Sebaliknya apabila
seseorang yang dengan beban tugas yang berat tetapi mampu mengatasi beban
tersebut dengan tubuh berespon dengan baik, maka orang tersebut tidak
mengalami stres. Secara sederhana stres adalah kondisi di mana adanya respons
tubuh terhadap perubahan untuk mencapai keadaan normal.
Stres biasanya dipersepsikan sebagai sesuatu yang negatif padahal tidak.
Terjadinya stres dapat disebabkan oleh sesuatu yang dinamakan stresor. Bentuk
stresor ini dapat dari lingkungan, kondisi dirinya serta pikiran. Dalam pengertian
stres itu sendiri juga dapat dikatakan sebagai stimulus dimana penyebab stres
diangggap sebagai sesuatu hal yang biasa. Stres juga dikatakan sebagai respon
artinya dapat merespon apa yang terjadi, juga disebut sebagai transaksi yakni
hubungan antara stresor dianggap positif karena adanya interaksi antara individu
dengan lingkungan.

Pandangan Stres
Dalam memahami tentang stres, para ahli berbeda-beda mendefinisikannya karena
memiliki pandangan teori yang tidak sama. Untuk lebih jelas tentang stres
sebenarnya, maka dapat diketahui beberapa pandangan diantaranya :
a. Pandangan Stres Sebagai Stimulus
Pandangan ini menyatakan stres sebagai suatu stimulus yang menuntut, dimana
semakin tinggi besar tekanan yang dialami seseorang, maka semakin besar pula
stres yang dialami. Pandangan ini didasari hukum elastisitas Hooke yang
menjelaskan semakin berat beban satu logam, maka semakin besar pula stres yang
dialami, melalui pandangan ini maka dianalogikan pada manusia apabila semakin
besar tekanan yang dialami, makin besar pula stres yang dialaminya.
b. Pandangan Stres Sebagai Respon
Mengidentifikasikan stres sebagai respon individu terhadap stresor yang diterima, di
mana ini sebagai akibat respon fisiologi dan emosional atau juga sebagai respon
yang nonspesifik tubuh terhadap tuntutan lingkungan yang ada.

c. Pandangan Stres Sebagai Transaksional


Pandangan ini merupakan suatu interaksi antara orang dengan lingkungan dengan
meninjau dari kemampuan individu dalam mengatasi masalah dan terbentuknya
sebuah koping. Dalam interaksi dengan lingkungan ini dapat diukur situasi yang
potensial mengandung stres dengan mengukur dari persepsi individu terhadap
masalah, mengkaji kemampuan seseorang atau sumber-sumber yang tersedia yang
diarahkan mengatasi masalah.
Sumber Stresor
Sumber stresor merupakan asal dari penyebab suatu stres yang dapat
mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan, baik secara fisik, psikologis
maupun spiritual. Sumber stresor lingkungan fisik dapat berupa fasilitas-fasilitas
seperti air minum. Makanan, atau tempat-tempat umum sedangkan lingkungan
psikologis dapat berupa suara atau sikap kesehatan atau orang yang ada
disekitarnya, sedangkan lingkungan spiritual dapat berupa tempat pelayanan
keagamaan seperti fasilitas ibadah atau lainnya.
Sumber stresor yang lain adalah diri sendiri yang dapat berupa perubahan fisiologis
dalam tubuh, seperti adanya operasi, obat-obatan atau lainnya. Sedangkan sumber
stresor dari pikiran adalah berhubungan dengan penilaian seseorang terhadap
status kesehatan yang dialami serta pengaruh terhadap dirinya.
Selain sumber stresor di atas, menurut Alimul (2008), stres yang dialami manusia
dapat berasal dari berbagai sumber dari dalam diri seseorang, keluarga dan
lingkungan.
a. Sumber Stres di Dalam Diri
Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi
antara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai
permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu
diatasi, maka dapat menimbulkan suatu stres.
b. Sumber Stres di Dalam Keluarga
Stres ini bersunber dari masalah keluarga ditandai dengan adanya perselisihan
masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang berbeda diantara
keluarga. Permasalahan ini akan selalu menimbulkan suatu keadaan yang
dinamakan stres.
c. Sumber Stres di Dalam Masyarakat dan Lingkungan
Sumber stres ini dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya,
seperti lingkungan pekerjaan, secara umum disebut sebagai stres pekerja karena
lingkungan fisik, dikarenakan kurangnya hubungan interpersonal serta kurangnya
adanya pengakuan di masyarakat sehingga tidak dapat berkembang.

Tahapan Stres
Stres yang dialami seseorang dapat melalui beberapa tahapan, menurut Van
Amberg (1979 dalam Alimul 2008), tahapan stres dapat terbagi menjadi enam
tahap diantaranya :
a. Tahap Pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya semangat
bekerja besar, penglihatannya tajam tidak seperti pada umumnya, merasa mampu
menyelesaikan pekerjaan yang tidak seperti biasanya, kemudian merasa senang
akan pekerjaannya akan tetapi kemampuan yang dimiliknya semakin berkurang.
b. Tahapan Kedua
Pada stres tahap kedua ini seseorang memiliki ciri sebagai berikut, adanya perasaan
letih sewaktu bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah setelah makan
siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak
nyaman, denyut jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot punggung
dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa santai.
c. Tahap Ketiga
Pada tahap ketiga ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti pada
lambung dan usus seperti adanya keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur,
ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur
seperti sukar mulai untuk tidur, terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur,
lemah, terasa seperti tidak memiliki tenaga.
d. Tahap Keempat
Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang
menyenangkan terasa membosankan, semula tanggap terhadap situasi menjadi
kehilangan kemampuan untuk merespon secara adekuat, tidak mampu
melaksanakan kegiatan sehari-hari, adanya gangguan pola tidur, sering menolak
ajakan karena tidak bergairah, kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun
karena adanya perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak diketahui
penyebabnya.
e. Tahap Kelima
Stres tahap ini ditandai adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana, gangguan pada sistem
pencernaan semakin berat dan perasaan ketakutan dan kecemasan semakin
meningkat.
f. Tahap Keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan perasaan
takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung semakin keras, susah
bernapas, terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan terjadi
kolaps atau pingsan.

Manajemen Stres
Stres merupakan sumber dari berbagai penyakit pada manusia. Apabila stres tidak
cepat ditanggulangi atau dikelola dengan baik, maka akan berdampak lebih lanjut
seperti mudah terjadi gangguan atau terkena penyakit. Untuk mencegah dan
mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat
dilakukan dengan cara :
a. Pengaturan Diet dan Nutrisi
Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi atau
mengatasi stres melalui makan yang teratur, menu bervariasi, hindari makan
daging dan monoton karena dapat menurunkan kekebalan tubuh.

b. Istirahat dan Tidur


Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan
istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keletihan fisik dan akan
memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan memberikan kegairahan dalam
hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
c. Olah Raga atau Latihan Teratur
Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya
tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara
jalan pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang
penting menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk
memulihkan kebugaran.
d. Berhenti Merokok
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat
meningkatkan status kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan
tubuh.
e. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras
Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya
stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan
tubuh akan semakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras
banyak mengandung alkohol.
f. Pengaturan Berat Badan
Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
stres karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh
yang seimbang akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
g. Pengaturan Waktu

Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan


menanggulangi stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaan yang dapat
menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan
dengan cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta melihat aspek
produktivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk menghasilkkan sesuatu dan
jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
h. Terapi Psikofarmaka
Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengatasi stres yang dialami
dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga
stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif, afektif atau
psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang
biasanya digunakan adalah anti cemas dan anti depresi.
i. Terapi Somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami
sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu system tubuh yang lain.

j. Psikoterapi
Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan dengan
kebutuhan seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi
reedukatif di mana psikoterapi suportif ini memberikan motivasi atas dukungan agar
pasien mengalami percaya diri, sedangkan psikoterapi reedukatif dilakukan dengan
memberikan pendidikan secara berulang. Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif,
psikoterapi kognitif dan lain-lain.
k. Terapi Psikoreligius
Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi
permasalahan psikologis mengingat dalam mengatasi atau mempertahankan
kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial dan sehat spiritual
sehingga stres yang dialami dapat diatasi.

Anda mungkin juga menyukai