Anda di halaman 1dari 9

PLASTIK

A. Pengertian Plastik
Plastik adalah polimer yaitu rantai panjang atom mengikat
satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang,
atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja
atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang
belakang, (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulangbelakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang
menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset
properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulangbelakang (biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer
sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk
rantai polimer).

Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan


membentuk
secara
sambung
menyambung
bahan-bahan
dasar plastik (monomer). Plastik juga mengandung zat nonplastik
yang disebut aditif. Zat aditif diperlukan untuk memperbaiki
sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif tersebut berupa zat-zat dengan
berat molekul rendah, diantaranya berfungsi sebagai pewarna,
antioksidan, penyerap sinar ul-traviolet, antilekat, dan masih banyak
lagi.
Plastik merupakan material yang baru secara luas
dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang
secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton
pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton per tahun pada tahun
1990-an, 220 juta ton per tahun pada tahun 2005. Saat ini
penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai

60 kg per orang per tahun, di Amerika Serikat mencapai 80 kg per


orang per tahun, dan di India hanya 2 kg per tahun.

Sifat-sifat plastik adalah sebagai berikut :


Tidak tembus air
Mudah dibentuk dan dicetak
Ringan
Tidak mudah pecah
Mudah terbakar
Lentur
Tembus pandang
Isolator panas dan listrik
Berdasarkan
sifatnya
kegunaan
plastik
sebagai
berikut :
Bahan dasar wadah seperti ember, gelas, dan kantong plastic
karena sifatnya yang tidak tembus air dan ringan.
Bahan pembuat payung karena sifatnya yang tidak tembus air.
Bahan dasar pembuatan mainan anak karena sifatnya yang
mudah dibentuk dan dicetak.
Bahan pegangan peralatan dapur karena sifatnya yang isolator
panas.

Keuntungan plastik diantaranya yaitu :


Massa jenis kecil berkisar antara 0,9 2 gram/cm2
Tahan terhadap bahan kimia baik (asam, basa, dan garam).
Sifat isolasi terhadap arus listrik sangat baik.
Sifat isolasi terhadap panas baik.
Sifat mudah dikerjakan, misalnya : dirol, dipres, dan dituang.
Mempunyai permukaan yang padat, halus, dan mudah diwarnai.
Pembuatannya relatif murah.

Kerugian plastik adalah sebagai berikut :


Kekuatan mekanisnya kecil
Sifat tahan panasnya kurang (kecuali beberapa jenis)
Sifat muai panasnya besar
Kekerasannya kurang dan tidak tahan gores
Mudah retak pada suhu kamar
Daya penyerapan airnya relatif tinggi.

B. Klasifikasi Plastik
Ada banyak kriteria yang digunakan untuk mengklasifikasikan
plastik. Berdasarkan struktur kimianya, plastik dibagi menjadi beberapa
jenis : akrilik, poliester, silikon, poliuretan, dan plastik terhalogenasi.
Berdasarkan sifat, yang tentunya mempengaruhi desain produk,
dapat dikategorikan menjadi: termoplastik, termoset, elastomer,
struktural, biodegradable, dan konduktif.
Plastik juga dapat diklasifikasikan berdasarkan metode produksi
atau sifat fisik. Singkat cerita, ada berbagai kriteria untuk
mengklasifikasikan plastik dan tergantung pada penggunaannya. Tapi
untuk orang biasa seperti kita, klasifikasi-klasifikasi seperti ini tidak relevan
untuk kita.

Klasifikasi polimer salah satunya berdasarkan ketahanan


terhadap panas (termal). Klasifikasi polimer ini dibedakan menjadi
dua, yaitu polimer termoplastik dan polimer termoseting.
1. Termoseting
Polimer termoseting adalah polimer yang mempunyai sifat
tahan terhadap panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak
dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali.
Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak
pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini
rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi.
Plomer termoseting memiliki ikatan ikatan silang yang mudah
dibentuk pada waktu dipanaskan. Hal ini membuat polimer
menjadi kaku dan keras. Semakin banyak ikatan silang pada
polimer ini, maka semakin kaku dan mudah patah. Bila polimer ini
dipanaskan untuk kedua kalinya, maka akan menyebabkan rusak
atau
lepasnya
ikatan
silang
antar
rantai
polimer.
Bentuk struktur ikatan silang sebagai berikut.

Sifat polimer termoseting sebagai berikut.


Keras dan kaku (tidak fleksibel)
Jika dipanaskan akan mengeras.
Tidak dapat dibentuk ulang (sukar didaur ulang).
Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
Jika dipanaskan akan meleleh.
Tahan terhadap asam basa.
Mempunyai ikatan silang antarrantai molekul.
Contoh plastik termoseting :
Bakelit (asbak), fitting lampu listrik, steker listrik, peralatan
fotografi, radio, perekat plywood.
2. Termoplastik
Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat
tidak tahan terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan,
maka akan menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses
tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga dapat dibentuk
ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda
untuk mendapatkan produk polimer yang baru.
Polimer yang termasuk polimer termoplastik adalah jenis
polimer plastik. Jenis plastik ini tidak memiliki ikatan silang antar
rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear atau
bercabang. Bentuk struktur termoplastik sebagai berikut.

Bentuk struktur bercabang termoplastik.

Polimer termoplastik memiliki sifat sifat khusus sebagai berikut.

Berat molekul kecil


Tidak tahan terhadap panas.
Jika dipanaskan akan melunak.
Jika didinginkan akan mengeras.

Mudah untuk diregangkan.


Fleksibel.
Titik leleh rendah.
Dapat dibentuk ulang (daur ulang).
Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.
Memiliki struktur molekul linear/bercabang.
Jenis-jenis termoplastik
1). Polyethylene Terephthalate (PET atau PETE)
Bahan ini berwarna bening dan
tembus pandang, biasanya
digunakan sebagai kemasan
minuman, minyak goreng, sambal,
dan sebagainya. Plastik jenis ini
direkomendasikan hanya untuk
sekali pakai saja dan jangan dipakai sebagai wadah air panas.
Apabila dipakai berulang-ulang, apalagi untuk menyimpan air
panas, lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogen yang dapat menyebabkan
kanker.
2). High Density Polyethylene (HDPE)
HDPE biasanya digunakan sebagai
bahan pembuatan botol susu
atau jus yang berwarna putih,
galon air minum, plastik belanja,
dan sebagainya. Bahan ini
memiliki sifat bahan yang keras, dan merupakan salah satu
bahan plastik yang aman digunakan karena memiliki
kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara makanan

atau minuman dengan wadah plastiknya. Namun untuk


pemakaiannya, HDPE direkomendasikan untuk satu kali
pemakaian saja, karena pelepasan senyawa antimoni
trioksida terus meningkat seiring waktu. Senyawa ini dapat
mengakibatkan iritasi kulit, menimbulkan gangguan
pernapasan, gangguan siklus menstruasi dan menyebabkan
keguguran.

3). Polyvinyl Chloride (PVC atau V)

PVC biasanya digunakan dalam


pembuatan botol deterjen, botol
sabun, botol shampo, pipa
saluran, dan sebagainya. Bahan
ini tidak boleh digunakan untuk
menyimpan makanan dan minuman, karena mengandung zat
Diethylhydroxylamine (DEHA) yang dapat merusak ginjal dan
hati.

4). Low Density Polyethylene (LDPE)

LDPE sering digunakan sebagai


kantong belanja, plastik kemasan,
pembungkus makan segar, dan
botol-botol lembek. Bahan ini
memiliki daya resistensi atau
perlindungan yang baik terhadap reaksi kimia. Oleh karena itu,
LPDE menjadi salah satu jenis plastik yang dapat digunakan
sebagai pembungkus makanan dan minuman.

5). Polypropylene (PP)

Polypropylene biasanya
digunakan dalam pembuatan
botol minuman, kotak makanan,
dan wadah penyimpanan
makanan lainnya yang dapat
dipakai berulang-ulang. Bahan ini merupakan jenis plastik
terbaik yang bisa digunakan sebagai kemasan makanan dan
minuman, karena mampu mencegah terjadinya reaksi kimia
dan tahan terhadap panas.
6). Polystyrene (PS)

Jenis plastik ini banyak digunakan sebagai


bahan pembuatan styrofoam, wadah makanan
beku dan siap saji, piring, garpu, dan sendok
plastik. Penggunaan jenis plastik ini sangat
tidak dianjurkan untuk pembungkus makanan.
Karena bahan ini dapat mengeluarkan zat styrene jika
bersentuhan dengan makanan dan minuman, apalagi makanan
dan minuman panas. Zat styrene dapat menimbulkan kerusakan
otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat
pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem syaraf. Selain
itu, bahan ini juga mengandung benzene yang menjadi salah
satu penyebab timbulnya kanker. Polystyrene juga sulit untuk
didaur ulang, walaupun bisa didaur ulang, akan membutuh
proses yang sangat panjang dan waktu yang lama.
7). Other (O)

Terdapat 4 jenis plastik yang tergolong jenis


Other, antara lain: Styrene Acrylonitrile (SAN),
Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS),
Polycarbonate (PC), dan Nylon. Plastik jenis
SAN dan ABS merupakan jenis plastik yang
baik digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman, karena
memiliki perlindungan yang baik terhadap reaksi kimia. SAN dan
ABS sering digunakan dalam pembuatan kotak makanan, botol
minum, peralatan dapur, sikat gigi, dan sebagainya.
Sementara untuk jenis PC, sangat tidak direkomendasikan
untuk digunakan sebagai wadah makanan dan minuman, karena
mengandung Bisphenol-A yang dapat merusak sistem hormon,
merusak kromosom pada ovarium, menurunkan kualitas sperma,
dan menganggu sistem imun. PC biasanya digunakan pada
pembuatan botol susu bayi, kaleng kemasan makanan dan
minuman, dan kaleng susu formula.

C.Kesimpulan
Plastik dengan kode 2,4, 5, dan 7 (SAN dan ABS) sebagai wadah
makanan dan minuman karena jenis-jenis plastik tersebut tidak
menimbulkan reaksi kimia saat bersentuhan dengan makanan,
termasuk makanan yang panas. Dan sebisa mungkin hindari
menggunakan plastik dengan kode 1,3,6, dan 7 (PC), karena dapat
menimbulkan reaksi kimia yang tentunya akan berdampak buruk bagi
tubuh kita. Selain itu, Toppers dapat memilih perlengkapan makanan

dan minuman yang memiliki tanda gelas dan garpu, atau


bertulliskan for food use atau for food contact.

Anda mungkin juga menyukai