03 Resistivitas PDF
03 Resistivitas PDF
Intisari
Telah dilakukan survei menggunakan metode resistivitas di daerah Gunung Jatibungkus,
Karangsambung, Kebumen, Jawa Tengah. Survei ini bertujuan untuk mengetahui kontak/batas litologi
antara batugamping Gunung Jatibungkus dengan batupasir dan batulempung di sekitarnya.
Instrumen yang digunakan dalam pengukuran metode resistivitas ini adalah Resistivity OYO
McOHM Mark-2 model 2115A. Pengukuran terdiri dari tujuh lintasan dengan konfigurasi elektroda
dipole-dipole.
Hasil pemodelan menggunakan Res2dinv memberikan interpretasi kuantitatif dari masingmasing lintasan. Nilai resistivitas 50 Ohmm 500 Ohmm diinterpretasi sebagai resistivitas
batugamping, sedangkan nilai resistivitas yang lebih kecil dari 50 Ohmm diperkirakan sebagai nilai
resistivitas batupasir dan batulempung di sekitar Gunung Jatibungkus. Dengan melakukan anlisis
kualitatif terhadap pseudodepth section disimpulkan bahwa batugamping pada bagian timur Gunung
Jatibungkus memiliki tubuh yang lebih besar di bawah permukaan yang melampar ke arah selatan,
sedangkan pada bagian utara batasnya relatif vertikal
IV-1
Abstract
A survey based on resistivity method had been carried out at Gunung Jatibungkus,
Karangsambung, Kebumen, Central Java. The purpose of this measurement is to delineate lithologic
contact between limestone at Gunung Jatibungkus from its surrounding sandstone and claystone.
The instrument used in data acquisition in this method was Resistivity OYO McOHM Mark2 model 2115A. the this survey covered seven lines of dipole-dipole electrodes configuration.
An inverse modeling using Res2dinv resulted in quantitative interpretation from each
survey line. A resistivity value of 50 Ohmm 500 Ohmm obtained from this modeling was interpreted
as limestone resistivity, whereas resistivity value less than 50 Ohmm was estimated to be sandstone
and claystone surrounding the Gunung Jatibungkus. By qualitatively analyzing the pseudodepth
section from each line it is concluded that limestone at East Gunung Jatibungkus has a broader body
below the surface that is gently dipping southern, whereas at northern part of Gunung Jatibungkus
has a relatively vertical contact.
IV-2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Adanya kemampuan bumi untuk menghasilkan dan merespon medan listrik
I.2.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
2.
I.3.
Perumusan Masalah
Nilai kontras resistivitas batuan di bawah permukaan bumi yang diperoleh
IV-3
I.4.
pengambilan
data
terletak
di
sekitar
Gunung
Jatibungkus,
IV-4
BAB III
DASAR TEORI
Tahanan jenis adalah suatu sifat dasar material yang mencirikan material
tersebut. Pengukuran tahanan jenis di lapangan pada berbagai jenis batuan akan
menghasilkan suatu kesimpulan yang membedakan satu tipe batuan dari tipe batuan
yang lainnya tanpa melakukan penggalian. Hal ini didasarkan atas kemampuan alat
untuk menghantarkan arus listrik ke dalam material yang mempunyai kemampuan
yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik pada kedalaman yang berbeda dan
untuk mengukur tahanan jenis pada kedalaman tersebut.
Prinsip dasar metode ini adalah dengan mengalirkan arus ke dalam bumi
melalui sepasang elektroda arus (A dan B) dan mengukur beda potensial di
permukaan bumi melalui elektroda potensial (M dan N). Arus listrik (pergerakkan
partikel-partikel bermuatan) menjalar di dalam medium bumi melalui tiga jenis
konduksi, yaitu :
1. Konduksi Ohmik, yaitu elektron-elektron yang dapat menjalar melalui
struktur kristalin atau metal.
2. Konduksi Elektrolit, yaitu partikel-partikel bermuatan yang dapat menjalar
melalui air tanah, sediment lepas ataupun batu-batuan.
3. Konduksi Dielektrik, yaitu adanya medan listrik bolak-balik menyebabkan
ion-ion dalam medium bergerak melingkar sehingga menimbulkan medan
magnet dan munculnya medan elektrik sekunder.
Aliran-aliran elektron ini akan mengalami hambatan ketika menjalar di dalam
tanah. Hambatan ini di dalam geolistrik dideskripsikan sebagai tahanan jenis
(resistivitas) listrik yang mempunyai satuan Ohm-jarak. Besaran tahanan jenis inilah
yang menjadi target utama dalam pengukuran geolistrik. Nilai tahanan jenis di dalam
bumi sangat tergantung pada kombinasi efek ohmik dan dielektrik yang bersesuaian
dengan efek jenis batuan, sifat elektrolit dan keberadaan air tanah di dalam pori-pori
IV-5
mediumnya. Oleh karena itu, walaupun medium batuannya berjenis sama dan pada
formasi yang sama tetapi dapat memiliki nilai resistivitas yang berbeda.
R=
V
i
(1)
i = Arus (Ampere)
V = Beda Potensial (Volt)
Apabila ditinjau sebuah balok dengan luas penampang A, panjang L,
hambatan R dan memiliki tahanan jenis (seperti terlihat pada Gambar II.1), maka
hubungan yang diperoleh dinyatakan dengan rumus :
R=
(2)
R = Hambatan ()
A = Luas Penampang (m2)
L = Panjang Penampang (m).
IV-6
VM =
i
2
1
1
d1 d 2
(3)
VN =
i
2
1
1
d3 d4
(4)
VMN =
i
2
1
1
1
1
+
d1 d 2 d 3 d 4
(5)
Persamaan (5) di atas merupakan nilai beda potensial dari sebuah media
dengan nilai resistivitas yang seragam di medium yang homogen. Sedangkan di
dalam medium tanah, kondisinya sangat berbeda sehingga bidang equipotensial yang
muncul akan sangat tidak beraturan. Oleh karena itu, dalam pengukuran di lapangan
IV-7
2VMN
a =
i
1
1
1
1
+
d1 d 2 d 3 d 4
(6)
Persamaan (6) adalah persamaan dasar dari metode resistivitas dan sering
dituliskan :
a = K
VMN
i
(7)
1
1
1
1
+
dimana, K = 2
d1 d 2 d 3 d 4
(8)
1 1
1 1
K w = 2
+
a 2a 2 a a
= 2a
IV-8
Lb L+b L+b Lb
(L2 b 2 )
2b
:
A
M O N
b b
K D = 2an(n + 1)(n + 2)
A
na
IV-9
K PD = 2an(n + 1)
na
K PD = 2a
:
a
Gambar II.7 Susunan elektroda pole-pole
IV-10
BAB III
METODE PENELITIAN
IV-11
6
3
IV-12
c. Palu Geologi
d. Handy-Talky
e. Toolset
f. Payung dan Jas Hujan
g. Multimeter
h. Meteran
i. Buku Log
j. Kertas Grafik Log
k. Kertas Plot Kontur Pseudodepth section
l. Kalkulator
m. Alat Tulis
Pengolahan data resistivitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu manual
dan komputasi (software). Dengan cara manual, dapat dilakukan pengkonturan nilai
resistivitas semu yang bernilai sama pada penampang kedalaman semu (pseudodepth
section). Untuk pengolahan data mapping pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan
software
Res2din.
Pada
dasarnya
software
tersebut
akan
III.3 Interpretasi
IV-13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar IV.1 kontur resistivitas semu data lapangan (atas), resistivitas semu hasil
perhitungan (tengah) dan resistivitas sebenarnya dari pemodelan (bawah)
IV-14
Gambar IV.2 kontur resistivitas semu data lapangan (atas), resistivitas semu hasil
perhitungan (tengah) dan resistivitas sebenarnya dari pemodelan (bawah)
c. Lintasan 3 (pengkuran hari ketiga)
N 335 E
Gambar IV.3 kontur resistivitas semu data lapangan (atas), resistivitas semu hasil
perhitungan (tengah) dan resistivitas sebenarnya dari pemodelan (bawah)
IV-15
N 185 E
Gambar IV.4 kontur resistivitas semu data lapangan (atas), resistivitas semu hasil
perhitungan (tengah) dan resistivitas sebenarnya dari pemodelan (bawah)
e. Lintasan 5 (pengkuran hari kelima)
N 15 E
Gambar IV.5 kontur resistivitas semu data lapangan (atas), resistivitas semu hasil
perhitungan (tengah) dan resistivitas sebenarnya dari pemodelan (bawah)
IV-16
Gambar IV.6 kontur resistivitas semu data lapangan (atas), resistivitas semu hasil
perhitungan (tengah) dan resistivitas sebenarnya dari pemodelan (bawah)
g. Lintasan 7 (pengkuran hari ketujuh)
N 121 E
Gambar IV.7 kontur resistivitas semu data lapangan (atas), resistivitas semu hasil
perhitungan (tengah) dan resistivitas sebenarnya dari pemodelan (bawah)
IV-17
Secara
geologi,
Gunung
Jatibungkus
didominasi
oleh
batugamping
yang
pada Lintasan 3 ini sudah ditemukan keberadaan batugamping pada jarak titik
pengukuran 160 m dengan kedalaman 17 m. Sementara itu, batugamping mulai
ditemukan pada permukaan di sepanjang Lintasan 3 mulai pada jarak titik
pengukuran 160m 170 m. Dengan demikian disimpulkan kontak batugamping
(resistivitas 50 Ohmm 500 Ohmm) dengan perselingan batupasir batulempung
(resistivitas 2 Ohmm 50 Ohmm) relatif vertikal.
IV-18
Lintasan 7 berlokasi di bagian barat laut Gunung Jatibungkus sebelah Timur. Kontak
batugamping dan batupasir selang-seling batulempung pada Lintasan 7 cukup curam
(hampir vertikal). Nilai resistivitas batugamping pada lintasan ini berkisar antara 50
Ohmm 100 Ohmm, sedangkan batupasir dan batulempung di bagian utaranya
memiliki resistivitas 1 Ohmm 50 Ohmm. Dari hasil pemodelan Lintasan 7 ini,
diperkirakan batugamping menumpang di atas batupasir dan batulempung
disekitarnya.
IV-19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
1. Melakukankan sounding pada titik yang telah diketahui batas litologi lateral
pada setiap lintasan untuk mengetahui batas litologi vertikal dengan tetap
memperhatikan asumsi-asumsi dalam pengukuran sounding.
2. Mengambil spasi antarelektroda yang konstan dalam satu survei pada
pengukuran dipole-dipole selanjutnya.
IV-20
DAFTAR PUSTAKA
Telford, W.M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., 1990. Applied Geophysics. Second
Edition. Cambridge: Cambridge University Press.
Kurniasih. 1995. Peta Geologi Karangsambung. Skripsi S1 Teknik Geologi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Tim Geofisika UGM. 2002. Panduan Workshop Geofisika 2002. Program Studi
Geofisika Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
IV-21