Jurnal Reading
Mekanisme yang berbeda dari Reseptor Mu, Delta, dan Kappa
opoid Mendasari sosialisasi rendah dan perilaku depressive-like
Selama Pantang Heroin/Heroin Abstinence
Abstract:
Ketergantungan adalah gangguan kronis yang melibatkan episode
intoksikasi, penarikan, dan keinginan yang berulang. Melarikan
diri lingkaran setan ini membutuhkan pemeliharaan/maintenance
pantang untuk waktu yang lama dan merupakan tantangan bagi
individu kecanduan. Munculnya gejala depresi, termasuk
penarikan sosial, dianggap sebagai penyebab utama untuk
kambuh, namun mekanisme yang mendasari kurang dipahami. Di
sini kita membangun model tikus pantang yang berkepanjangan
untuk heroin -opiate yang paling utama/sering di salah gunakandi mana baik memori emosi dan memori kerja terungkap.
Kami menunjukkan tikus yang reseptor delta dan kappa opioid
(DOR dan KOR) nya udah di knockout (K.O. / di ancurin)
mengembangkan -baik menguat atau melemah- gangguan
emosional selama pantang heroin, membuktikan bahwa aktivitas
DOR dan KOR sebagai faktor pelindung dan faktor kerentanan,
masing-masing, yang mengatur tingkat keparahan pantang.
Selanjutnya, kami menemukan bahwa pengobatan kronis dengan
fluoxetine (obat antidepresan) mencegah munculnya low
sociability (sosialisasi yang rendah), dengan tidak berdampak
pada defisit memori kerja, yang melibatkan mekanisme
serotonergik terutama dalam aspek emosional dari gejala2
pantang.
Pantang heroin yang di perpanjang menghasilkan [longlasting social-depressive like-dan spatial (space)] deficit
memori kerja pada tikus
Reseptor Delta dan Kappa Opoid secara 2 arah (arah yang
beda) meregulasi perilaku social dan nada hedonic dari
pantang heroin yang diperpanjang/berkepanjangan
Pemberian Fluoxetine yang kronik mencegah perkembangan
deficit memori kerja secara social tapi tidak spatial (ga
makan space banget) pada Pantang heroin
MOR conditional Knockout (MOR cKO) pada DRN mencegah
perkembangan deficit memori kerja secara social tapi tidak
spatial (ga makan space banget) pada Pantang heroin
Discussion
Studi ini menunjukkan contoh perilaku tikus dengan disfungsi
emosional saat pantang heroin. Yang bakal bermanfaat untuk tau
hubungan kecanduan dengan depresi. Hasilnya: telah di buktikan
bahwa DRN MORs memediasi perkembangan dari sosialisasi yang
rendah pada hewan pantang heroin, secara keseluruhan
menujukkan tugas masing2 reseptor opoid (yang berbeda tapi
sama2 penting) dalam mengontrol/mengendalikan mood dan
fungsi social selama pantang yang berkepanjangan (prolonged).
MOR yang terstimulasi terus dari peningkatan dosis heroin
merangsang adaptasi otak jangka panjang, yang secara progresif
akan mengarah ke defisiensi SI.
Ditemukan
bahwa
tikus2
pantang
performance yang buruk di tes YM.
heroin
menunjukkan