1301-1214-2539
Alifah Taqiyyaa
Masih diproses
I. Identitas Pasien
No. RM
Nama
: Ny. I
Tanggal Lahir
: 27 Agustus 1973
Alamat
: Cibereum
Agama
: Islam
Pendidikan
: Sarjana Ekonomi
Pekerjaan
: Guru IPS
Asal Ruangan
: Emergensi
Tanggal Diperiksa
: 15 April 2016
II. Anamnesa
Keluhan Utama: Nyeri dan luka robek pada betis kiri
Anamnesis Khusus:
Pasien sedang mengendarai motor dengan kecepatan agak tinggi ketika jalanan sehabis
hujan, lalu ada truk melintas di depan pasien dan terjadilah tabrakan. Kaki pasien dan motornya
masuk ke dalam kolong truk dan terjepit di kolong truk. Kemudian pasien dibawa ke Puskesmas
terdekat, lalu dirujuk ke RSHS.
Riwayat penyakit asma ada. Riwayat tekanan darah tinggi, sakit jantung, batuk-batuk
lama atau kencing manis pada pasien atau keluarga pasien tidak ada. Riwayat anestesi dan
operasi sebelumnya tidak ada. Riwayat pengobatan saat ini tidak ada. Riwayat gatal-gatal, mual,
muntah atau sesak napas setelah memakan obat-obatan tidak ada. Pasien tidak merokok dan tidak
minum alkohol.
III.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum
: Sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Status gizi
: Berat badan
Tinggi Badan
BMI
: 59 kg
: 165 cm
: 21,69 kg/m2
Tanda vital
Tensi darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: 35.4oC
Kepala
Mata
Dada
Abdomen
Ektrimitas
Pemeriksaan penunjang
1.Laboratorium
Hb
Leukosit
Ht
Trombosit
: 10,3 gr/dl
: 10.000/mm3
: 32%
: 277.200/mm3
Ur/Cr
Na/K
PT
SGOT
AIb
: 22/0,48
: 137/3,7 mEq
: 10,3/0,88/22
: 28/20
: 4/6
2.Radiologi
Kesan
V. Diagnosis Kerja
Open fraktur pada Tibia Kiri Plateu Schaf tipe V
VI.
Tindakan
ASA: tipe 2
Puasa mulai pukul 00.00 Tanggal 16/4/2016
Premedikasi: tidak ada
Timeout: 12.40
Masuk OK: 11.30; mulai anestesi: 12.00; insisi: 12.40; akhir anestesi 14.30
Monitor:
nibp
ekg
SpO2
Temp
Jalur Intravena dan Monitoring Masif: IV #1 ukuran 18 sisi kanan letak manus
Peralatan Lainnya: Blanket roll dan Kateter Foley No. 16
Durante Operasi
Metode anestesi
: Anestesi regional
Teknik
: Epidural
Lokasi tusukan
: L3-L4
: T10
Anestesi lokal
: Bupivakain 0.5% 10 cc
Vasokonstriktor
: Adrenalin
Waktu mulai
: 11.45
: 12.00
Komplikasi:
: tidak ada
Hasil:
: blok (sempurna)
Terapi cairan
a. Normal maintenance cairan (Ringer Laktat) = 100 cc
Ditambah puasa preop 12 jam = 1200 cc
IWL (insensible water loss) = 118
1 jam I; ( x 1200 cc ) + 100 cc + 118 = 818 cc/jam
1 jam II/III; (1/4 x 1200 cc) + 100 cc + 118 = 518 cc/jam
Jam IV dan seterusnya = 218 cc
EBV = 3835 cc
ABL = 920,4 cc
Airway : spontan
Jam
EK
Temp
Urine
Bloo
O2
Bupivakai
Tekanan
Nadi
SpO
(oC)
Outpu
d lost
(L/m
Darah
(x /
2 (%)
(ml)
(ml)
(mmHg
menit
(ml)
12.0
SR
35,4
)
130/84
0
12.3
SR
35,4
124/83
91
98
0
13.0
SR
35
119/87
88
99
0
13.3
SR
35
0
14.0
SR
0
14.3
SR
200
3
500
)
90
99
117/85
89
99
35
122/84
91
98
35
125/80
90
99
0
VIII. Diagnosis Post Operatif
Tidak terdokumentasi
IX. Post operasi
Masuk ruang pemulihan jam 15.00
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan Darah
: 120/80mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
Suhu
: afebris
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan Pre Operatif
ASA
Berdasarkan klasifikasi ASA, status fisik pasien termasuk dalam ASA II karena memiliki
penyakit sistemik ringan, asma namun tidak berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari.
Anastesi Regional
Anastesi regional atau neuraxial anesthesia merupakan jenis anastesi yang dapat menggantikan
anastesi umum. Anastesi regional dapat digunakan bersamaan dengan anastesi umum, atau
setelah anastesi umum untuk analgesik post operatif. Anastesi regional dapat diberikan melalui
injeksi tunggal, atau menggunakan kateter. Penggunaan anastesi regional sering dipakai untuk
analgesik persalinan, sectio caesaria, prosedur ortopedi, analgesik perioperatif, dan manajemen
nyeri kronis.
Anastesi regional memiliki keuntungan diantaranya menurunkan morbiditas dan mortalitas pasca
operasi, menurunkan insidensi trombosis vena dan emboli paru, menurunkan komplikasi jantung
pada pasien dengan risiko tinggi, hipoventilasi, pneumonia aspirasi, mengembalikan fungsi
saluran cerna dengan cepat pasca operasi, mempertahankan imunitas, menurunkan kemungkinan
delirium dan gangguan kognisi pada pasien geriatri, dan memungkinkan pasien obstetri untuk
melihat persalinan.
Anatomi Vertebra
Vertebra terdiri dari 7 segmen servikal, 12 segmen toraksik, 5 segmen
segmen sakral yang menyatu menjadi sakrum serta sedikit koksigeal
rudimenter. Pada setiap vertebra, terdapat satu pasang saraf yang keluar
sistem saraf pusat.
lumbar, 5
dari
keluar
Mekanisme Aksi
Target dari anastesi regional masih spekulatif, tapi diduga adalah pada nerve root. Pada anastesi
spinal, anastesi lokal diinjeksikan ke dalam ruang subarakhnoid, sedangkan pada anastesi
epidural dan kaudal diinjeksikan ke dalam ruang epidural. Anastesi epidural dan kaudal
membutuhkan dosis yang lebih banyak untuk dapat mencapai efek yang sama dengan anastesi
spinal.
Efek yang ditimbulkan dari anastesi regional adalah :
1. Efek Somatis
Anastesi regional dapat menghalangi impuls sensori aferen dan impuls motorik eferen yang
menuju ke otot rangka. Impuls sensori yang dihalangi meliputi somatik dan viseral. Efek dari
anastesi bergantung pada karakteristik, myelinasi, ukuran dan panjang saraf, serta konsentrasi
anastesi lokal. Oleh karena itu, efek simpatetik, sensori dan motorik pada anastesi regional
menjangkau batas segmen yang berbeda-beda. Efek simpatetik dihasilkan dua atau lebih segmen
diatas segmen sensori, dan efek sensori dihasilkan sampai beberapa segmen diatas segmen
motor.
2. Efek Autonom
Anastesi regional dapat menghalangi impuls autonom eferen pada sistem saraf simpatik yang
berada di segmen T1-L2. Efek fisiologis yang ditimbulkan berasal dari efek simpatik yang
ditekan atau tidak adanya penyeimbang dari efek parasimpatetik.
1. Efek pada jantung penurunan detak jantung dan vasodilatasi dapat menyebabkan
hipotensi.
2. Efek pada paru-paru minimal, hanya menyebabkan sedikit penurunan volume tidal.
3. Efek pada saluran cerna meningkatkan gerak peristaltik
4. Efek pada saluran kencing retensi urin pada kandung kemih
5. Efek pada sistem endokrin menekan respon stress neuroendokrin akibat operasi,
seperti peningkatan adrenocorticotropine, cortisol, ephinephrine, norepinephrine,
vasopressin, dan aktivasi RAAS.
Indikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kontra indikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pasien menolak
Kelainan perdarahan
Hipovolemia parah
Peningkatan tekanan intrakranial
Infeksi pada lokasi injeksi
Kelainan katup jantung
Lokasi
Subarachnoid, >L1
pada dewasa >L3
pada anak
Epidural
Epidural Lumbar,
toraks, servikal,
sakral
Kaudal (epidural
sakral)
Epidural S4-S5
Komplikasi
Indikasi
Anastesi operasi,
analgesik obstetri,
manajemen dan
kontrol nyeri
Pasien anak,
operasi anorectal
macam
operasi,
atau
tidak ada
dosis, dan
10-20
operasi yang
Faktor
1. Tinggi segmen blok yang diharapkan
Dosis yang diperlukan adalah 1-2 mL per segmen, dari segmen lokasi injeksi
2. Umur
Dosis diturunkan dengan peningkatan usia pasien
3. Tinggi badan
1 mL untuk pasien bertinggi badan rendah
Agen Anastesi Epidural
Operatif