Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri tahu pada umumnya beroperasi dalam bentuk usaha rumah tangga,
dan limbah yang dihasilkannya pada dasarnya tidak dikelola dan dialirkan
langsung ke dalam perairan terdekat. Industri Tahu merupakan salah satu industri
yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat
berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran
lebih besar dari pada limbah padat. Limbah padat industri tahu belum dirasakan
dampaknya karena limbah padat industri tahu bisa dimanfaatkan sebagai pakan
ternak. Bahan utama pembuatan tahu adalah kedelai, dimana tahu adalah suatu
olahan dari ekstrak kedelai yang dilakukan dengan penambahan asam cuka.
Limbah tahu banyak mengandung protein dan karbohidrat tinggi sehingga
pembusukan oleh mikro organisme pembusuk sangat mudah terjadi. Air limbah
industri tahu adalah salah satu jenis industri yang membuang hasil pengolahan
limbah cair dan padat nya baik secara langsung maupun tidak langsung ke badan
air, dimana didalam proses produksi tahu banyak sekali membutuhkan air untuk
proses produksinya (1).
Air limbah tersebut mengandung bahan organik, bila langsung dibuang
kebadan air penerima tanpa ada nya proses pengolahan maka akan menimbulkan
pencemaran, seperti menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap dan
berkurangnya oksigen yang terlarut dalam air sehingga mengakibatkat organisme
yang hidup didalam air terganggu karena kehidupannya tergantung pada
lingkungan sekitarnya. Pencemaran yang dilakukan terus menerus akan
mengakibatkan mati nya organisme yang ada dalam air, menginggat air berubah
kondisinya menjadi anaerob (1).
Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun
1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup disebutkan, Untuk menjamin
pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan atau kegiatan dilarang
melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan. Limbah
1

pengolahan industri tahu yang berbentuk limbah cair, jika ingin dibuang ke
lingkungan, maka harus memenuhi baku mutu limbah cair, baku mutu limbah cair
dapat dibedakan menjadi dua yaitu, efluent standart adalah batas kadar
maksimum atau minimum parameter limbah yang diperbolehkan untuk dibuang
kelingkungan, seperti tingkat COD, BOD, TSS atau pH nya dan stream standart
adalah batas kadar maksimum atau minimum parameter suatu badan air.
Parameter suatu air limbah dapat dilihat dari kandungan COD dan BOD nya.
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air, sedangkan BOD
adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
menguraikan bahan organiknya yang mudah terurai (2).
Berdasarkan observasi pada industri tahu Bakti Usaha sudah memiliki
pengolahan limbah cair yang sederhana. Pengolahan limbah dilakukan dengan
baik hingga tahap akhir pengolahan. Hasil akhir dari pengolahan limbah cair
tersebut dilakukan uji laboratorium sehingga didapatkan hasil bahwa kandungan
BOD dan COD pada limbah cair tersebut masih memenhi standar. Baku mutu
limbah cair yang dipersyaratkan untuk BOD dan COD untuk air limbah masingmasing adalah 150 mg/l dan 300 mg/l. Apabila limbah cair tersebut dibuang ke
aliran sungai dapat merusak lingkungan (3).
Mengatasi masalah lingkungan yang dapat dicemari oleh limbah cair
industri tahu maka perlu dilakukan pengolahan limbah yang optimal dan efisien.
Menurunnya kadar oksigen yang terlarut dalam air berati kondisi pencemaran
didalam air semakin meningkat, maka diperlukan pencegahan pencemaran akibat
limbah cair industri tahu agar habitat dan kehidupan air yang ada disekitar
lingkungan tetap terlindungi. Solusi mudah yang dapat dilakukan untuk
menurunkan kadar BOD dan COD pada limbah cair tahu yaitu dengan pemberian
zeolit. Pemberian zeolit ini dapat diberikan pada proses akhir pengolahan limbah
sebelum dialirkan ke sungai, sehingga hasil limbah yang didapatkan tidak
berbahaya bagi lingkungan. Penurunan kadar BOD pada limbah cair tahu ini
disebabkan karena zeolit yang telah diaktivasi dan dimodifikasi mempunyai poripori yang lebih luas sehingga dapat menyerap limbah organik secara optimal.

Proses tersebut berkaitan dengan terjadinya ikatan kimia antara gugus aktif pada
bahan organik dengan padatan melalui interaksi asam-basa Lewis yang
menghasilkan komplek pada permukaan padatan (4).
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan kegiatan adalah untuk mengetahui kadar COD,
BOD dan pH dari limbah industri tahu.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan kegiatan ini adalah:
a. Melakukan pengukuran kadar COD limbah industri tahu
b. Melakukan pengukuran kadar BOD limbah industri tahu
c. Melakukan pengukuran kadar pH limbah industri tahu
C. Manfaat
Adapun manfaat kegiatan skill lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa
Mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat khususnya pada bidang
kesehatan lingkungan dalam mengindentifikasi adanya kasus pencemaran
lingkungan serta menjadi bahan dasar belajar untuk selanjutnya.
2. Bagi Masyarakat
Dengan adanya pengukuran kadar COD, BOD dan pH pada limbah industri
tahu, diharapkan masyarakat dapat lebih memperhatikan lingkungannya dan
melaporkan kepada pihak berwajib jika terdapat indikasi pencemaran lingkungan.
3. Bagi Industri Tahu
Menjadi bahan masukan bagi industri tahu dalam pengolahan limbah untuk
meningkatkan kualitas pengolahan limbah tahu agar tidak mencemari lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai