BAB II
LANDASAN TEORI
milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang
normal atau persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu
proses produksi. Dari pengertian persediaan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa persediaan merupakan barang-barang atau bahan baku yang diperlukan
dalam proses produksi maupun digunakan untuk dijual dalam suatu periode
tertentu.
Adapun alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan menurut
Sofjan Assauri (2004 : 169) adalah sebagai berikut :
1. Dibutuhkannya
waktu
untuk
menyelesaikan
operasi
produksi
untuk
memindahkan produk dari satu tingkat proses yang lain yang disebut
persediaan dalam proses dan pemindahan.
2. Alasan organisasi untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat
skedul operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya.
Menurut Sofjan Assauri (2004 : 170), persediaan yang diadakan mulai dari
yang bentuk bahan mentah sampai dengan barang jadi antara lain berguna untuk :
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan
yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga
harus dikembalikan.
3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga
dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran
arus produksi.
5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
10
11
kualitas
persediaan
yang
digunakan
perusahaan?
Tujuan manajemen persediaan menurut Lukas Setia Atmaja (2003 : 405)
adalah mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan
pada biaya yang minimum.
2.1.2.1 Jenis-Jenis Persediaan
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010 : 82), persediaan yang ada di
perusahaan biasanya terdiri dari empat jenis yaitu:
1. Persediaan Bahan Mentah (Raw Material Inventory) yang telah dibeli,
tetapi belum diproses. Pendekatan yang lebih banyak diterapkan adalah
dengan menghapus variabilitas pemasok dalam mutu, jumlah atau waktu
pengiriman sehingga tidak perlu pemisahan.
2. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work In Process Inventory) adalah
komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa
proses perubahan, tetapi belum selesai.
3. Persediaan MRO (Maintenance, Repairing,
merupakan
persediaan
yang
dikhususkan
Operating
Iventory)
untuk perlengkapan
12
13
14
5. Pencatatan yang cukup teliti yang menunjukkan jumlah yang dipesan yang
dibagikan atau dikeluarkan dan yang tersedia dalam gudang.
6. Pemeriksaan fisik bahan atau barang yang ada dalam persediaan secara
langsung.
7. Perencanaan untuk menggantikan barang-barang yang telah dikeluarkan.
Barang-barang yang telah lama dalam gudang dan barang-barang yang
sudah usang dan telah ketingglan zaman.
8. Pengecekan untuk menjamin dapat efektifnya kegiatan rutin.
Dalam pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan
tentu mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pengendalian persediaan secara terinci
menurut Sofjan Assauri (2004 : 177) dapat dinyatakan sebagai usaha untuk :
a. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
b. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar
atau berlebih-lebihan.
c. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena ini
15
16
Tingkat Persediaan
Tingkat Penggunaan
Persediaan rata-rata
Persediaan minimum
yang tersedia
Kuantitas pesanan = Q
(tingkat persediaan
maksimum)
2.D.S
H
EOQ =
Keretangan :
EOQ = Jumlah optimal barang per pemesanan (Q*)
D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit
S = Biaya pemasangan atau pemesanan setiap pesanan
H = Biaya penahan atau penyimpanan per unit per tahun
Selain rumus EOQ, terdapat beberapa rumus untuk mendukung
perhitungan biaya persediaan, antara lain :
Persediaan rata - rata yang tersedia =
Q*
2
D
Q*
1.
D
.S
Q*
Q*
.H
2
Waktu tunggu = L
Waktu (hari)
17
D
Jumlah hari kerja per tahun
18
19
pula, oleh karena itu perlu dilakukan antisipasi terhadap safety stock agar
semua permintaan dapat terpenuhi.
3. Resiko stock out meningkat. Keterbatasan jumlah persediaan yang ada di
pasar dan kesulitan yang dihadapi perusahaan mendapatkan persediaan
akan berdampak pada sulitnya terpenuhi persediaan yang ada di
perusahaan, kesulitan ini akan menyebabkan perusahaan mengalami stock
out.
4. Biaya penyimpanan safety stock yang murah. Apabila perusahaan
memiliki gudang yang memadai dan memungkinkan, maka biaya
penyimpanan tidaklah terlalu besar. Hal ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi terjadinya stock out.
2.1.3 Peramalan
2.1.3.1 Pengertian Peramalan
Menurut Manahan Tampubolon (2004 : 40) peramalan merupakan
penggunaan data untuk menguraikan kejadian yang akan datang di dalam
menentukan sasaran yang dikehendaki.
Menurut Roger Schroeder (2004 : 207) peramalan adalah satu masukan
untuk semua jenis perencanaan dan pengendalian bisnis, baik di dalam dan di luar
fungsi operasi.
Peramalan menurut Arman Hakim (2003 : 25) adalah proses untuk
memperkirakan beberapa kebutuhan di masa mendatang meliputi kebutuhan
dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
20
jangka
menengah
atau
intermediate,
umumnya
panjang
digunakan
untuk
merencanakan
produk
baru,
menggunakan
model
matematis yang beragam dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat
untuk meramalkan permintaan.
21
22
23
4. Variasi acak, merupakan satu titik khusus dalam data yang disebabkan
oleh peluang dan situasi yang tidak lazim. Variasi acak tidak mempunyai
pola khusus sehingga tidak dapat diprediksi.
24
Peramalan
periode
+
terakhir
25
26
suatu
metode
peramalan
yang
27
dimana :
b = kemiringan garis regresi
= tanda penjumlahan total
X = nilai variabel bebas yang diketahui
y = nilai variabel terkait yang diketahui
a = - bxx
dimana :
= rata-rata nilai y
xx = rata-rata nilai x.
2.1.3.8 Menghitung Kesalahan Peramalan
Menurut Nachrowi D, dan Hardius Usman (2004 : 239) menyatakan
bahwa sebenarnya membandingkan kesalahan peramalan adalah suatu cara
sederhana, apakah suatu teknik peramalan tersebut patut dipilih untuk digunakan
membuat peramalan data yang sedang kita analisa atau tidak. Minimal prosedur
ini dapat digunakan sebagai indikator apakah suatu teknik peramalan cocok
digunakan atau tidak. Dan teknik yang mempunyai MSE (Mean Squared Error)
terkecil merupakan ramalan yang terbaik.
Sedangkan menurut Freddy Rangkuti (2005 : 80) menyatakan keharusan
untuk membadingkan perhitungan yang memiliki nilai MAD (Mean Absolute
Deviation) paling kecil, karena semakin kecil MAD berarti semakin kecil pula
perbedaan antara hasil forecasting dan nilai aktual.
28
merupakan
ukuran
pertama
kesalahan
peramalan
| aktual - peramalan |
n
29
MSE =
| kesalahan peramalan |
30
31
langkah itu diulang. Setiap cabang berakhir pada nokhta yang kemudian diisi
dengan probabilitas peristiwa bersama. Pada nokhta yang paling awal dituliskan
angka 1 yang artinya jumlah probabilitas dari seluruh peristiwa yang mungkin.
(Simarmata, 2005), kelebihan dari metode pohon keputusan adalah :
1. Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat
global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik.
2. Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, karena ketika
menggunakan metode pohon keputusan maka sample diuji hanya
berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.
3. Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang
terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain
dalam node yang sama. Kefleksibelan metode pohon keputusan ini
meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan ketika
menggunakan metode perhitungan satu tahap yang lebih konvensional.
4. Dalam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya
sangat banyak, seorang penguji biasanya perlu untuk mengestimasikan
baik itu distribusi dimensi tinggi ataupun parameter tertentu dari distribusi
kelas tersebut. Metode pohon keputusan dapat menghindari munculnya
permasalahan ini dengan menggunakan kriteria yang jumlahnya lebih
sedikit pada setiap node internal tanpa banyak mengurangi kualitas
keputusan yang dihasilkan.
32
Alternatif 1
7
8
Alternatif 2
Decision
9
1
0
1
1
Alternatif 3
4
1
2
1
3
33
Economic
Order Quantity
(EOQ)
Jurnal
Nama Pengarang
Journal of
Computational
Information System
8: 20 (2012) 84878494
A Reactive
Prediction Method
for Dynamic Job
Scheduling Problem
Fuqing ZHAO,
Yang ZHUO
(2012)
Proceedings of the
World Congress on
Engineering and
Computer Science
2011 Vol II WCECS
2011, October 19 21, 2011, San
Francisco, USA The
Modification of
EOQ Model under
the Spare Parts
Discrete Demand:
A Case Study of
Slow Moving Items
Sakon
Wongmongkolrit,
Bordin
Rassameethes
(2011)
Hasil Penelitian
Masalah yang tidak menentu
sangat
memperngaruhi
penjadwalan pekerjaan. Hasil
eksperimen
menunjukkan
bahwa metode winter adalah
metode yang paling akurat.
Metode
kedua
yang
menunjukkan nilai MAD dan
MSE terkecil setelah metode
winter adalah Naive Method.
Metode
tersebut
dapat
digunakan dalam praktek untuk
memecahkan
masalah
pengurangan biaya produksi
dan optimasi alokasi sumber
daya.
Hasil perhitungan pada produk
Auxiliary contact 1no+1nc
menunjukkan, optimal lot size =
3,698 unit, actual lot size = 4
unit, actual purchasing = 12
unit, dan safety stock = 9 unit.
ROP
dilakukan
apabila
persediaan mendekati safety
stock.
Hasil perhitungan pada produk
Battery (for PLC)menunjukkan,
optimal lot size = 0,667 unit,
actual lot size = 1 unit, actual
purchasing = 8 unit, safety
stock = 16 unit. ROP dilakukan
apabila persediaan mendekati
safety stock.
34
Metode
Penelitian
Pohon
Keputusan
(Decision
Tree)
Jurnal
Nama Pengarang
C. PinznSnchez ,
V. E. Cabrera ,
and
P. L. Ruegg
(2011)
Hasil Penelitian
Hasil perhitungan pada produk
Under voltage coil
menunjukkan, optimal lot size
= 1,569 unit, actual lot size =
2 unit, actual purchasing = 4
unit, safety stock = 6 unit.
ROP dilakukan apabila
persediaan mendekati safety
stock.
Pohon Keputusan adalah
metode yang paling efektif
untuk memastikan strategi
perawatan
yang
paling
ekonomis untuk commercial
dairy herds (ternak sapi perah
komersial) dan juga sebagai
alat
instruksional
yang
berguna untuk memahami
interaksi
kompleks
yang
mempengaruhi ekonomi dari
perawatan
CM
(Clinical
Mastitis).
Hasil dari model tersebut
menyatakan strategi terbaik
adalah
untuk
mengobati
mastitis yang disebabkan oleh
gram-positive
pathogens
untuk 2 D dan menghindari
penggunaan
antimikroba
untuk CM yang disebabkan
oleh gram-negative pathogen
atau ketika tidak ada pathogen
yang pulih. Penggunaan terapi
yang diperpanjang (5 atau 8
D) menghasilkan lebih sedikit
EMV (Expected Monetary
Value).
35
Linear Regression
Moving Average
Exponential
Smoothing
Exponential
Smoothing with
Trend
Weighted Moving
Average
Naive Method
Tepung Terigu
Gula Pasir
Mentega
Metode EOQ
(Economic Order Quantity)
Pengiriman Bahan Baku ke Perusahaan
Decision Tree
Galang Tri
Manunggal
Mitra Sukses
Bersama
Buana Trans
Sejahtera
Hasil Keputusan
Implikasi Hasil Penelitian