Anda di halaman 1dari 12

41

BAB 5
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Desa Sidomukti Dusun Prubungan Kecamatan
Bungah Gresik. Luas Wilayah 10.000 m2, memiliki 120 kepala keluarga dengan
845 warga. Penduduk di wilayah RW 02 RT 04 Desa Sidomukti Dusun Prubungan
Kecamatan Bungah Gresik terdiri dari laki-laki 395 jiwa dan perempuan 450
jiwa. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Dusun Kiring.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Dusun Pucung
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Bengawan Solo
4. Sebelah Timur berbatasan dengan sawah dan tambak milik warga Dusun
Prubungan.
Wilayah Desa Sidomukti Terdapat 3 dusun yaitu Dusun Prubungan, Dusun
Kiring, dan Dusun Pucung. Di Desa ini juga sudah memiliki fasilitas umum
seperti masjid, tempat pendidikan dari Tk hingga Madrasah Itidayah (MI), lalu
terdapat TPA yang dilakukan ketika sore hari, posyandu balita yang dilakukan 2
kali setiap bulannya, sedangkan pada posyandu lansia hanya dilakukan satu bulan
sekali, Untuk kegiatan pengajian ibu-ibu serta pengajian malam jumaat bapak
bapak dilakukan setiap minggunya. Namun terkadang juga ditambah kegiatan
kerja bakti setiap hari minggu pagi oleh bapak- bapak warga desa yang berkumpul
di Balai Desa Sidomukti. Dulunya wilayah ini banyak terdapat sawah dan tambak
milik warga desa setempat namun karena ada keperluan proyek Kota Gresik akan
membuat waduk di sekitar jalur arah masuk menuju Desa maka terdapat banyak
gundukan atau galian tanah yang menyebabkan jalanan di desa menjadi rusak
sementara. Untuk akses puskesmas pada wilayah ini berjarak 2 km dari desa
untuk

menuju

puskesmas

pembantu

Desa Sidomukti.

Sebagian warga

42

menggunakan fungsi puskesmas sesuai dengan keperluannya untuk berobat.


B. Hasil Penelitian
1. Data Umum
a. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Hasil penelitian mengenai karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel 5.1 berikut
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol di Desa Sidomukti Gresik Juni 2015.
No
Jenis Kelamin
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Frekuensi Presentase
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
(n)
(%)
1
Laki-laki
3
16.7
7
38.9
2
Perempuan
15
83.3
11
61.1
Jumlah
18
100.0
18
100.0
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok
intervensi hampir seluruhnya (83.3%) berjenis kelamin perempuan dan dari 18
responden kelompok kontrol sebagian besar (61.1%) juga berjenis kelamin
perempuan.

b. Distribusi responden berdasarkan usia


Hasil penelitian mengenai karakteristik usia yang dibagi berdasarkan usia
pertengahan yaitu antara umur 45-59 tahun, usia lanjut antara 60-74 tahun, dan
usia tua antara 75-90 tahun didapatkan pada tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden menurut usia pada kelompok intervensi
dan kelompok kontrol di Desa Sidomukti Gresik Juni 2015.
No
Usia
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Frekuensi Presentase Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
(n)
(%)
1.
45-59
11
61.1
12
66.7
2.
60-74
5
27.8
6
33.3
3.
75-84
2
11.1
0
0
Jumlah
18
100.0
18
100.0
Sumber: Data primer

43

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok


intervensi sebagian besar (61.1%) berusia 45-59 tahun, dan dari 18 responden
kelompok kontrol sebagian besar (66.7%) juga berusia 45-59 tahun.
c. Distribusi responden berdasarkan kerutinan mengontrol tekanan darah
Hasil penelitian mengenai karakteristik kerutinan mengontrol tekanan
darah dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden menurut kerutinan mengontrol tekanan
darah pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Desa
Sidomukti Gresik Juni 2015.
No
Rutin Kontrol
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Frekuensi Presentase
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
(n)
(%)
1
Ya
6
33.3
5
27.8
2
Tidak
12
66.7
13
72.2
Jumlah
18
100.0
18
100.0
Sumber: Data primer

44

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok


intervensi sebagian besar (66.7%) tidak rutin mengontrol tekanan darahnya dan
dari 18 responden kelompok kontrol sebagian besar (72.2%) juga tidak rutin
mengontrol tekanan darahnya.
d. Distribusi responden berdasarkan kesenangan mengkonsumsi makanan yang
mengandung garam tinggi
Hasil penelitian mengenai kesenangan mengkonsumsi makanan yang
mengandung garam tinggi pada tabel 5.4 berikut.
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden menurut kesenangan mengkonsumsi
makanan yang mengandung garam tinggi pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol di Desa Sidomukti Gresik Juni 2015.
No
Konsumsi
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Garam
Frekuensi Presentase
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
(n)
(%)
1
Ya
10
55.6
9
50.0
2
Tidak
8
44.4
9
50.0
Jumlah
18
100.0
18
100.0
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok
intervensi sebagian besar (55.6%) menyukai makanan mengandung garam yang
tinggi dan dari 18 responden kelompok setengahnya (50.0%) juga menyukai
makanan mengandung garam yang tinggi.
e. Distribusi responden berdasarkan kerutinan olahraga
Hasil penelitian mengenai kerutinan olahraga didapatkan pada tabel 5.5
berikut.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden menurut kerutinan olahraga pada


kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Desa Sidomukti Gresik
Juni 2015.
No
Rutin olahraga
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Frekuensi Presentase
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
(n)
(%)
1
Ya
3
16.7
2
11.1
2
Tidak
15
83.3
16
88.9
Jumlah
18
100.0
18
100.0

45

Sumber: Data primer


Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok
intervensi hampir seluruhnya (83.3%) tidak rutin olahraga dan dari 18 responden
kelompok kontrol hamper seluruhnya (88.9%) juga tidak rutin olahraga.
f. Distribusi responden berdasarkan kebiasaan merokok
Hasil penelitian mengenai kebiasaan merokok didapatkan pada tabel 5.6
berikut.
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden menurut kebiasaan merokok pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Desa Sidomukti Gresik
Juni 2015.
No
Kebiasaan
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
merokok
Frekuensi Presentase
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
(n)
(n)
1
Ya
3
16.7
4
22.2
2
Tidak
15
83.3
14
77.8
Jumlah
18
100.0
18
100.0
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok
intervensi hampir seluruhnya (83.3%) tidak merokok dan dari 18 responden
kelompok kontrol hampir seluruhnya (77.8%) juga tidak merokok.

46

g. Distribusi responden berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi kopi


Hasil penelitian mengenai kebiasaan mengkonsumsi kopi responden
didapatkan pada tabel 5.7 berikut.
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden menurut kebiasaan mengkonsumsi kopi
pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Desa Sidomukti
Gresik Juni 2015.
No
Konsumsi kopi
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Frekuensi Presentase
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
(n)
(%)
1
Ya
3
16.7
5
27.8
2
Tidak
15
83.3
13
72.2
Jumlah
18
100.0
18
100.0
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok
intervensi hampir seluruhnya (83.3%) tidak mengkonsumsi kopi dan dari 18
responden kelompok kontrol sebagian besar (72.2%) juga tidak mengkonsumsi
kopi.
h. Distribusi responden berdasarkan kerutinan mengkonsumsi obat anti
hipertensi
Hasil penelitian mengenai kerutinan mengkonsumsi obat anti hipertensi
didapatkan pada tabel 5.8 berikut.
Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden menurut kerutinan mengkonsumsi obat
anti hipertensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Desa
Sidomukti Gresik Juni 2015.
No
Rutin Minum
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Obat
Frekuensi Presentase
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
(n)
(%)
1
Ya
18
100.0
18
100.0
2
Tidak
0
0
0
0
Jumlah
18
100.0
18
100.0
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok
intervensi seluruhnya (100.0 %) rutin mengkonsumsi obat anti hipertensi dan dari
18 responden kelompok kontrol seluruhnya (100.0%) juga rutin mengkonsumsi
obat anti hipertensi.
i. Distribusi responden berdasarkan penambahan terapi lain

47

Hasil penelitian mengenai penambahan terapi lain responden dapat dilihat


pada tabel 5.9 berikut. Penambahan terapi lain dalam tabel 5.9 adalah
menambahkan konsumsi seperti jamu atau buah-buahan yang bertujuan
menurunkan tekanan darah.
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi responden menurut penambahan terapi lain pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Desa Sidomukti Gresik
Juni 2015.
No
Menambah
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
terapi lain
Frekuensi Presentase
Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
(n)
(%)
1
Ya
7
38.9
5
27.8
2
Tidak
11
61.1
13
72.2
Jumlah
18
100.0
18
100.0
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok
intervensi sebagian besar (61.1%) tidak menambah terapi lain dan dari 18
responden kelompok kontrol sebagian besar (72.2%) juga tidak menambahkan
terapi lain.
Pada penambahan terapi lain responden sejumlah 7 orang baik dari
kelompok kontrol dan kelompok intervensi mengatakan menambah terapi yang
biasa dikonsumsi seperti jamu penurun darah tinggi dalam bentuk botol ataupun
saset. Namun 5 orang responden lainnya mengatakan mengkonsumsi buah,sayur,
dan daun-daunan untuk menurunkan tekanan darahnya seperti: buah belimbing,
seledri, buah naga, daun alpukat dan daun teh hijau.
2. Data Khusus
a. Distribusi tekanan darah responden pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol sebelum dilakukan pemberian jus mentimun
Hasil penelitian mengenai tekanan darah responden pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol sebelum dilakukan pemberian jus mentimun
dapat dilihat pada tabel 5.10 dengan kategori normal (130/85), ringan (140-

48

159/90-99), Sedang (160-179/100-109), Berat (180-209/110-119), dan Sangat


b`erat (< 210/120).
Tabel 5.10 Distribusi tekanan darah responden pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol sebelum dilakukan pemberian jus mentimun di
Desa Sidomukti Gresik Juni 2015.
No
Tekanan darah
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Frekuensi Presentase Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
(n)
(%)
1 Sangat berat (< 210/120)
0
0
0
0
2 Berat (180-209/110-119)
2
11.1
3
16.7
3 Sedang (160-179/100-109)
9
50.0
11
61.1
4 ringan (140-159/90-99)
7
38.9
4
22.2
5 normal (130/85)
0
0
0
0
Total
18
100.0
18
100.0
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok
intervensi setengahnya (50.0%) memiliki tekanan darah dalam kategori sedang
sebelum dilakukan pemberian jus mentimun, dan dari 18 kelompok kontrol
sebagian besar (61.1%) juga memiliki tekanan darah dalam kategori sedang
sebelum dilakukan pemberian jus mentimun.
b. Distribusi tekanan darah responden pada kelompok kontrol sesudah dilakukan
pemberian jus mentimun
Hasil penelitian mengenai tekanan darah pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol setelah dilakukan pemberian jus mentimun dapat dilihat pada
tabel 5.11 berikut.
Tabel 5.11 Distribusi tekanan darah responden pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol sesudah dilakukan pemberian jus mentimun di
Desa Sidomukti Gresik Juni 2015.
No
Tekanan darah
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Frekuensi Presentase Frekuensi
Presentase
(n)
(%)
(n)
(%)
1 Sangat berat (< 210/120).
0
0
0
0
2 Berat (180-209/110-119)
0
0
1
5.6
3 Sedang (160-179/100-109)
2
11.1
5
27.8
4 ringan (140-159/90-99)
10
55.6
12
66.7
5 normal (130/85)
6
33.3
0
0

49

Total
18
100.0
18
100.0
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok
intervensi sebagian besar (55.6%) memiliki tekanan darah dalam kategori ringan
setelah dilakukan pemberian jus mentimun, sementara dari 18 responden
kelompok kontrol sebagian besar (66.7%) juga memiliki tekanan darah dalam
kategori ringan setelah dilakukan pemberian jus mentimun.
Pada kelompok intervensi hampir setengah (33.3%) mencapai tekanan
darah dalam kategori normal setelah diberikan jus mentimun sedangakan pada
kelompok kontrol tidak ada yang mencapai kategori normal karena tidak
diberikan jus mentimun.
c. Efektivitas jus mentimun pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
terhadap tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Sidomukti
Gresik Juni 2015
Hasil penelitian mengenai frekuensi tekanan darah post test pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut.
Tabel 5.12 Distribusi frekuensi tekanan darah post pemberian jus mentimun pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Desa Sidomukti Gresik
Juni 2015.
No.
Tekanan Darah
Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol
Pre
Post
Pre
Post
n
%
N
%
n
%
n
%
1.
Sangat berat
0
0
0
0
0
0
0
0
(< 210/120).
2.
Berat
2
11,1
0
0
3
16,7
1
5,6
(180-209/110-119)
3.
Sedang
9
50,0
2
11,1 11 61,1
5 27,8
(160-179/100-109)
4.
Ringan
7
38,9 10 55,6
4
22,2 12 66,7
(140-159/90-99)
5.
Normal (130/85)
0
0
6
33,3
0
0
0
0
Jumlah
23 100 23 100 23 100 23 100
P value Wilcoxon
0,000*
0.001

50

P value Mann-Whitney
Sumber: Data primer
*Keterangan: Bermakna pada = 0,05

0,014

Berdasarkan tabel 5.12 menunjukkan bahwa dari 18 responden kelompok


intervensi sebelum dilakukan pemberian jus mentimun setengahnya (50.0%)
memiliki tekanan darah dalam kategori sedang, lalu dari 18 responden pada
kelompok kontrol didapatkan sebagian besar (61.1%) memiliki tekanan darah
dalam kategori sedang, sedangkan dari 18 responden kelompok intervensi sesudah
dilakukan pemberian jus mentimun sebagian besar (55,6%) memiliki tekanan
darah kategori ringan, lalu dari 18 responden pada kelompok kontrol didapatkan
sebagian besar (66,7%) memiliki tekanan darah kategori ringan.
Berdasarkan uji Wilcoxon Sign Rank pada kelompok perlakuan didapatkan
nilai P = 0,000 dan nilai = 0,05 berarti P < maka H 0 ditolak, artinya ada
efektifitas pemberian jus mentimun di Desa Sidomukti Gresik. Sedangkan pada
kelompok kontrol didapatkan nilai P = 0,001 dan nilai = 0,05 berarti P > maka
H0 diterima, yang berarti ada efektifitas tidak diberikan jus mentimun

karena

pengaruh konsumsi obat anti hipertensi.


Berdasarkan uji Mann-Whitney pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol didapatkan nilai P = 0,014 dan nilai = 0,05 berarti P < maka H 0 ditolak,
artinya jus mentimun

efektif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia

penderita hipertensi di Desa Sidomukti Gresik.

51

BAB 6
PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil dari variabel yang diteliti
oleh peneliti, yakni efektivitas jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi di Desa Sidomukti Gresik.
1. Penurunan tekanan darah sebelum dilakukan pemberian jus mentimun
Hasil penelitian pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa sebelum dilakukan
pemberian jus mentimun dari 18 responden kelompok intervensi sebagian
besar (50.0%) memiliki tekanan darah dalam kategori sedang, sedangkan
pada kelompok kontrol sebagian besar (61.1%) juga memiliki tekanan darah
dalam kategori sedang.
2. Penurunan tekanan darah setelah dilakukan pemberian jus mentimun
3. Perbedaan penurunan tekanan darah pre-post pemberian jus mentimun pada
kelompok intervensi dan penurunan tekanan darah pre-post pemberian jus
mentimun pada kelompok kontrol
4. Efektivitas jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi di Desa Sidomukti Gresik
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah peneliti tidak
mengontrol pola makan dari responden, bagaimana aktivitas dan kebiasaan
olahraganya, karena penelitian dilakukan di komunitas.

52

Anda mungkin juga menyukai