BAB IV Brian
BAB IV Brian
DISKUSI KASUS
40
dapat diperoleh di dalam rahim, melalui aspirasi saat dalam jalan lahir, atau
kontak dengan manusia lain maupun kontak dengan peralatan-peralatan medis.8
Dasar diagnosis sepsis pada neonatus bisa dibagi menjadi 3, yaitu
berdasarkan klinis, dan laboratoris.
a. Klinis
1. Keadaan umum : menurun, malas minum hipertermi atau hipotermi,
2.
3.
41
1.
2.
3.
Pada bayi Ny. K didapatkan 5 gejala klinis yaitu suhu tubuh hipotermi
(35oC), kulit menjadi kuning, bradikardia (<100x/mnt), kejang, sianosis serta hasil
kultur darah (Spingomonas paucimobilis) yang menunjukkan adanya bakterimia.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa dasar diagnostik sepsis neonatorum proven
sepsis dimana terdapat 3 gejala klinis atau lebih dan kultur darah positif. 6
Manifestasi akhir dari sepsis meliputi tanda-tanda edema serebral dan atau
trombosis, gagal napas sebagai akibat sindrom distress respirasi didapat (ARDS),
hipertensi pulmonal, gagal jantung, gagal ginjal, penyakit hepatoseluler dengan
hiperbilirubinemia dan peningkatan enzim, waktu protrombin (protombin time
[PT]) dan waktu tromboplastin parsial (partial thromboplastin time [PTT]) yang
memanjang, syok septik, perdarahan adrenal disertai insufisiensi adrenal,
kegagalan sumsum tulang (trombositopenia, netropenia, anemia), dan koagulasi
intravascular diseminata (disseminated intravascular coagulation [DIC]).2
Hyaline membrane disease dijadikan sebagai diagnosa banding, karena
adanya klinis yang menunjang dari bayi dengan Score Down yang didapat yaitu 7
dan faktor risiko yang didapatkan adalah asfiksia saat lahir. Pada HMD klinis
yang didapatkan biasanya ditemui pada saat lahir dengan gejala gawat pernapasan
yang semakin parah, peningkatan upaya pernapasan dan frekuensi napas, sianosis
pada udara kamar yang terus bertahan atau melaju selama 48 jam pertama
42
kehidupan, takipne (>60 per menit), merintih pada saat ekspirasi dan retraksi
dinding dada.6
Pada pemeriksaa foto rontgen dada akan memperlihatkan kepadatan
retikulogranular bilateral (penampilan seperti serpihan kaca) dan paru opak(udara
brongkogram). Namun pada hasil foto rontgen dada pasien dalam batas normal
sehingga dapat menyingkirkan diagnosis banding.6
Tatalaksana pada pasien Bayi Ny. K adalah pemberian antibiotik lini
pertama yaitu ampisilin dan gentamisin. Setelah itu diberikan antibiotik lini ke 2
dan ke 3 yaitu ceftazidime dan meropenem. Selain antibiotik, bayi Ny. K juga
mendapatkan terapi perawatan inkubator untuk menjaga stabilisasi suhu dan
mendapatkan terapi oksigen CPAP yang berguna untuk mempertahankan tekanan
positif pada saluran napas neonatus selama pernapasan spontan. Bayi Ny. K juga
mendapatkan terapi transfusi TC, Cooling therapy untuk mencegah hipoksia pada
otak, Neoplant, fototerapi dilakukan karena didapatkan adanya warna kuning pada
kulit. By Ny. K juga mendapatkan injeksi obat yaitu omeprazole, ranitidin, sibital,
dan lasix. Pemberian obat oral pada by Ny. K adalah urdafalk. Pemberian
tatalaksana pada pasien ini sesuai dengan teori, yaitu Neonatus dengan possible
sepsis diberikan antibiotika :
1.
2.
43
asidosis
metabolic,
terapi
hipoglikemik/hiperglikemik,
transfusi
44
meningitis,
septisemia),
hipoglikemia,
hipokalsemia,
dan
45
46