11 November 2008
I. PENDAHULUAN
a.
Pondasi tiang pancang adalah salah satu jenis pondasi dalam yang banyak
digunakan pada proyek jembatan di Indonesia dengan material tiang yang
umum digunakan adalah baja dan beton.
b.
c.
d.
Pemancangan
1.
2.
3.
4.
Mendapatkan beban pondasi yang akan disupport dan kondisi khusus seperti
batasan maupun total settlements, lateral loads, local scour dan waktu
konstruksi.
-
b.
Masalah
Rekomendasi
1.
2.
3.
4.
5.
Scouring
Butiran kasar
6.
c.
d.
e.
Pemilihan pondasi
Pondasi yang dipilih adalah pondasi yang secara teknis visible dan secara
pembiayaan juga paling ekonomis.
2.
Properties dari tiang pancang (tipe tiang, material tiang dan berat
tiang dll)
3.
2.
3.
4.
Tahapan
Ram velocity
Top plate
Hammer
cushion
Pile cushion
Helmet
Energi yang dihasilkan pada saat pemancangan adalah energi gravitasi yaitu m.g.h
(m = massa hammer, g = gravitasi dan h adalah tinggi jatuh). Energi ini akan
mendorong tiang masuk ke dalam sebesar s (settlement). Secara sederhana,
tahanan yang dihasilkan adalah :
c (m.g.h) = P.s, di mana P adalah daya dukung tanah. Dengan prinsip dasar ini maka
didapatkan dengan semakin besarnya energi yang dihasilkan, maka settlement akan
semakin besar dan tidak mempengaruhi nilai P, karena nilai P adalah konstant dan
bergantung pada properties tanah.
Jumlah pukulan harus dibatasi untuk menghindari overdriving yang berdampak pada
kerusakan struktur tiang pancang.
Pada kondisi tanah yang keras di mana pemancangan sangat sulit, kemungkinan
terjadinya kerusakan pada pile tidak hanya terjadi pada kepala tiang bagian atas
tetapi juga pada ujung tiang di dalam tanah dan hal ini sulit untuk dideteksi.
Batasan Tegangan
Tarik
Material
MPa
Beton
Pratekan
Tekan
Ksi
0.3fc + fpe
8
12
0,498fc
Beton
3,58
0,536
0,6fc
4
Baja
0,6
0,9 Fy
216
Here comes your footer Page 13
MPa
ksi
0,85fc - fpe
30
4,4
0,40fc
20.72
3.108
Referensi
AASHTO
-
0,85fc
30
4,4
0,9 Fy
32
Keterangan
216
32
Unit
Baja
Douter
0.6
0.6
0.012
0.1
Dinner
0.576
0.4
m2
0.022167078
0.157079633
m4
0.000958416
0.005105088
kN/m2
2.00E+08
3.32E+07
18
18
MPa
216
37.33
MPa
216
7.12
Properties Tanah
Kondisi 1
Kondisi 2
Kondisi 3
Elevasi
N-SPT Tipe Tanah N-SPT
Tipe Tanah
N-SPT
Tipe
Tanah
Clay
Clay
Pasir
-3
Clay
10
Clay
10
Pasir
-8
10
Clay
20
Clay
20
Pasir
-16
15
Clay
50
Clay
50
Pasir
-23
20
Clay
55
Clay
55
Pasir
-28
35
Clay
60
Clay
60
Pasir
No.
1.
2.
3.
4.
Tegangan tekan berbanding terbalik dengan tegangan ijin. Pada saat tegangan
tekan membesar, tegangan tarik yang dihasilkan adalah mengecil.
Tegangan tekan akan membesar seiring dengan kenaikan tahanan tanah yang
menimbulkan perlawanan tanah (tanah dalam kondisi kaku atau padat)
Tegangan tarik terjadi jika tidak terdapat perlawanan tanah (tanah dalam kondisi
lunak).
Material
: Kayu plywood
Modulus Elastisitas
: 210 MPa
Koefisen restitusi
: 0.5
Diameter
Tebal
: 0.1m
(lanjutan)
Grafik Simulasi
Pada saat akhir pemancangan didapatkan
A.
Kondisi 1
Final Settlement VS Berat Hammer
1800
40
1600
35
1400
30
S e e t le m e n ( m m )
D aya d u ku n g (kN )
1200
1000
800
600
400
200
25
20
15
10
5
10
20
30
Berat Hammer (kN)
40
Baja no cushion
Beton no cushion
50
10
20
30
Berat Hammer (kN)
40
50
Grafik Simulasi
A.
Kondisi 1
(lanjutan)
Tegangan Tekan VS Berat Hammer
300
10
20
30
40
50
250
T eg an g an T ekan (M p a)
T e g a n g a n T a rik ( M p a )
-20
-40
-60
-80
-100
200
150
100
50
0
-120
Berat Hammer (kN)
Teg. tarik baja dgn cushion
10
20
30
Berat Hammer (kN)
40
Beton dgn cushion
Beton no cushion
50
Grafik Simulasi
B.
Kondisi 2
Final Settlement VS Berat Hammer
6000
5000
4000
S e e t le m e n ( m m )
D aya d u ku n g (kN )
3000
2000
1000
4
3
2
1
0
0
10
20
30
Berat Hammer (kN)
40
0
0
Baja no cushion
Beton no cushion
50
10
20
30
Berat Hammer (kN)
40
Beton dgn cushion
Beton no cushion
50
Grafik Simulasi
B.
Kondisi 2
(lanjutan)
Tegangan TekanVS Berat Hammer
300
0
-10
T e g a n g a n T a rik ( M p a )
T eg an g an T ekan (M p a)
250
200
150
100
50
10
20
30
40
-20
-30
-40
-50
-60
-70
-80
-90
0
0
10
20
30
Berat Hammer (kN)
40
50
-100
Berat Hammer (kN)
50
Grafik Simulasi
C.
Kondisi 3
Final Settlement VS Berat Hammer
1.8
1.6
6000
1.4
S e e t le m e n ( m m )
D aya d u ku n g (kN )
7000
5000
4000
3000
2000
1000
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0
10
20
30
Berat Hammer (kN)
40
Baja no cushion
Beton no cushion
50
10
Baja dgn cushion
Baja no cushion
20
30
Berat Hammer (kN)
40
Beton dgn cushion
Beton no cushion
50
Grafik Simulasi
C.
Kondisi 3
(lanjutan)
Tegangan Tarik VS Berat Hammer
10
20
30
40
-10
250
T e g a n g a n T a rik ( M p a )
T eg an g an T ekan (M p a)
300
200
150
100
50
-20
-30
-40
-50
-60
0
0
10
20
30
Berat Hammer (kN)
40
-70
Berat Hammer (kN)
Baja no cushion
Beton no cushion
50
50
V. KESIMPULAN