Anda di halaman 1dari 3

Khadijah binti Khuwilid ra.

(Wanita Teragung se-Jagat Raya)


Identitas Khadijah ra.
Kadijah dengan nama lengkap Ummu Al-Qasim binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin
Qushai bin Qilab merupakan keturunan suku Quraisy dari keluarga bani Asad.
Keutamaan-keutamaan Khadijah ra. sangat banyak, karna ia termasuk dari sedikit sekali wanita
yang sempurna. Khadijah ra. memiliki pikiran yang matang, terhormat, taat beragama, pandai
menjaga kehormatan, dan dermawan, serta salah seorang yang dijamin masuk surga. Nabi saw.
Sering memujinya dan menganggapnya lebih utama dari seluruh istri-istrinya. Beliau tampak
sangat menyanjungnya sehingga tak jarang membuat Aisyah cemburu kepadanya.
Keutamaan lainnya adalah ia menjadi istri pertama Rasulullah saw., dan memberi keturunan
kepada beliau. Nabi saw. Tidak menikah degan wanita lain selama Khadijah ra. Masih hidup dan
tidak pula memiliki budak wanita hingga Khadijah ra. meninggal dunia. Beliau sangat terpukul
dengan kepergian Khadijah dari sisinya, karena ia merupakan pendamping yang sangat baik.
Khadijah rela mengorbankan hartanya untuk membiayai kehidupan beliau, sementara beliau
sendiri mengendalikan perniagaannya.
Az-Zubair bin Bakkar berkata, Pada masa Jahiliah, Khadijah dijuluki Ath-Thahirah (wanita
suci). Ibunya bernama Fatimah binti Zaidah Al-Amiriyah.
Khadijah pernah menikah dengan Abu Halah bin Zurarah At-Tamimi dan berusaha agar
suaminya berhasil menjadi orang terhormat di tengah kaumnya. Namun, ajal memupus
harapannya. Abu Halah meninggal dunia setelah memberinya seorang putra, Hindun.
Setelah meninggal, ia menikah dengan pembesar Quraisy bernama Atiq bin Abid bin Abdullah
Al-Makhzumi. Namun pernikahan ini tidak bertahan lama. Setelah itu Khadijah menjalani
kehidupannya seorang diri walaupun banyak sekali pembesar Quraisy yang menambatkan
harapan untuk mempersuntingnya. Hal itu dikarenakan Khadijah merasa takdir sedang
menyembunyikan peristiwa besar baginya. Terutama setelah Khadijah bermimpi ada matahari
besar yang turun dari langit kota Mekkah dan menerangi setiap sudut ruangan yang ada
dirumahnya. Dimana menurut sepupunya Waraqah ini berarti cahaya kenabian akan masuk
kerumahnya . Dan darinya akan terpancar cahaya risalah nabi terakhir.
Khadijah tidak menemukan sifat sifat nabi terakhir pada setiap pemuka Quraisy yang datang
untuk melamarnya sampai akhirnya ia mendengar sosok Rasulullah yang memiliki sifat sifat
Nabi saw. yang terpuji, seperti jujur dalam berbicara, pandai menjaga amanah, dan berakhlaq
mulia. Sifat sifat ini terbukti saat Rasulullah menerima tawaran untuk menjalankan perniagaan
ke Syam dan pulang dengan keuntungan yang sangat besar bahkan mencapai dua kali lipat bagi
perniagaan Khadijah. Ditambah dengan beberapa peristiwa yang menandakan kenabian selama
perjalanannya menuju ke Syam dan saat pulangnya membuat Khadijah yakin bahwa Rasulullah
sesuai dengan mimpi yang telah dialami sebelumnya. Lewat pesan yang dibawah Nafisah
sahabat Khadijah, Muhammad pun menerima tawaran untuk menikah dengan Khadijah.

Hindun tinggal bersama Khadijah setelah menikah dengan Muhammad saw. selain itu Ummu
Aiman juga ikut tinggal di rumah Khadijah. Khadijah selalu berusaha untuk memberikan segala
hal yang diinginkan suaminya seperti Zaid bin Haritsah, seorang budak belia yang dibeli oleh
Hakim bi Hizam dari pasar Ukkazh lalu di hibahkan kepada bibinya, Khadijah. Khadijah
menangkap eratnya hubungan diantara Muhammad dan Zaid, Muhmmad nampak sangat
menyukai Zaid dan begitu pula sebaliknya. Sehingga Khadijah menghibahkan Zaid kepada
suaminya. Saat itu juga Muhammad memerdekakan Zaid dan mengangkatnya sebagai anak
sendiri.
Hal yang sama dialami oleh Halimah binti Abdullah bin Al-Harits As-Sadiyyah saat datang
menemui Rasulullah dan menceritakan penderitaan yang dialaminya berupa kekeringan yang
menimpa kampung bani Saad, sehingga hidupnya semakin terjepit dan kemiskinan semakin
menjadi jadi. Berita ini membuat keduanya sedih terutama Rasulullah yang telah
menganggapnya sebagai ibunya bahkan sejak saat Halimah datang beliau langsung teringat masa
masa kecil saat masih menyusu kepada Halimah. Dengan hati yang penuh kasih Khadijah
membalas keinginan Rasulullah untuk membantu Halimah. Khadijah memberikan 40 ekor
kambing dan seekor unta untuk membawa air serta memberi perbekalan yang cukup hingga
Halimah sampai di kampung halamannya. Khadijah selalu siap mengorbankan seluruh hartanya
demi menyenangkan suaminya.
Khadijah juga selalu menemani Rasulullah bahkan disaat saat sulitnya. Bahkan saat datang
peristiwa paling monumental dalam sejarah yaitu saat turunnya wahyu pertama kepada
Rasulullah saw. Dan beliau pulang dengan perasaan yang berkecamuk tak menentu Khadijah
selalu menyemangatinya dan membuat Rasulullah lebih tenang.
Aisyah Abdurrahman berkata Adakah seorang wanita selain Khadijah yang mampu
memberikan suasana kondusif bagi Rasulullah saw. Untuk melakukan renungan panjang, dan
sanggup mengorbankan apa yang dimilikinya. Sehingga, beliau benar benar siap untuk menerima
risalah dari langit?.
Khadijah tetap beriman kepada Nabi saw. disaat semua orang kafir kepadanya. Membenarkan
Risalahnya saat semua orang mendustakaannya. Disaat saat tersulit seperti saat mekkah
meluapkan amaranhnya, saat kepedihan memuncak di hijrah hijrah ke Habasyan hingga saat
terjadinya pemboikotan total Khadijah tetap tegar menghadapi badai rintangan bersama
Rasulullah.
Tahun Duka
Setelah masa pemboikotan berakhir, tiba tiba Nabi saw. mendapat musibah besar, yakni Khadijah
ra. meninggal dunia dan tidak lama kemudian disusul oleh Abu Thalib.
Anas ra. meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda, Wanita wanita terbaik di alam raya ini
adalah Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah
istri Firaun.

Saudariku, itulah ibunda kita, Khadijah ra. teladan yang tidak akan muncul lagi dalam pentas
sejarah. Semoga Allah meridhainya dan memberikan keridhaan kepadanya, serta menjadikan
surga Firdaus sebagai tempat persinggahan terakhirnya. (sumber: 35 Sirah Shahabiyah)

Anda mungkin juga menyukai