Anda di halaman 1dari 10

PERSYARATAN, KEWAJIBAN DAN HAK GURU

A. HAKIKAT GURU
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
Dan Dosen, 2005:2)
Guru sebagai pendidik adalah jabatan profesi yang mulia. Oleh sebab itu,
moralitas guru harus senantiasa terjaga karena martabat dan kemuliaan sebagai unsur
dasar moralitas guru terletak pada keunggulan perilaku, akal budi, dan pengabdiannya.
(Keputusan Kongres XXI PGRI Nomor VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013, 2013:3)
Dalam

bahasa

Sansekerta

yang

berarti

guru

sedangkan

arti

secara harfiahnya adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam agama Hindu, guru
merupakan symbol bagi suatu tempat suci yang berisi ilmu (vidya) dan juga pembagi
ilmu. Dalam agama Buddha, guru adalah orang yang memandu muridnya dalam jalan
menuju kebenaran. Dalam agama Sikh, guru mempunyai makna yang mirip dengan
agama Hindu dan Buddha, namun posisinya lebih penting lagi dikarenakan salah satu
inti ajaran agama Sikh adalah kepercayaan terhadap ajaran sepuluh guru Sikh.
Orang India, Cina, Mesir, dan Israel menerima pengajaran dari guru yang merupakan
seorang imam atau nabi.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa guru adalah
pengemban tugas yang mulia dengan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik sehingga dapat mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mampu mewujudkan kehidupan masyarakat maju, adil, dan
makmur. Untuk itu, sebagai calon tenaga pendidik kita harus mengetahui persyaratan,
kewajiban dan hak seorang guru. Agar kita mampu menjadi guru yang profesional dan
berkualitas unggul.

B. PERSYARATAN GURU
Syarat adalah segala sesuatu yang perlu atau harus ada (sedia, dimiliki) oleh
setiap orang dalam melakukan sesuatu atau menjadi sesuatu. Jadi persyaratan guru
adalah segala sesuatu yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Pemerintah telah mengatur persyaratan menjadi tenaga pendidik yang
ditetapkan dalam beberapa undang-undang, diantaranya sebagai berikut:
1. Persyaratan Menjadi Pegawai Negeri Sipil Menurut PP NO. 6 TAHUN 1976
Persyaratan untuk menjadi PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah No.6 Tahun
1976 pasal 3 adalah sebagai berikut :
a. Warga Negara Indonesia
b. Berusia serendah rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya
40 (empat puluh) tahun.
c. Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan keputusan
pengadilan.
d. Tidak pernah terlibat dalam gerakan yang menentang Pancasila, Undang
Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah.
e. Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai suatu
instansi, baik instansi pemerintah maupun instansi swasta.
f. Tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil atau calon Pegawai
Negeri Sipil.
g. Mempunyai pendidikan, kecakapan, atau keahlian yang diperlukan.
h. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan surat keterangan POLRI
setempat.
i. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
j. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia atau
negara lain yang ditentukan oleh Pemerintah.
k. Syarat-syarat lain yang ditentukan dalam peraturan perundang undangan.
2. Persyaratan Guru Menurut UU NO. 14 TAHUN 2005
a. Persyaratan Kualifikasi Akademik.
Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
yang dibuktikan denga ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
b. Persyaratan Kompetensi.
Sebagai agen pembelajaran atau jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
a) Syarat professional
Keprofesionalan seorang guru diasosiasikan dengan ijazah yang
memberikan

kewenangan

dan

tanggung

jawab

guru

dalam

melaksanakan tugasnya. Persyaratan ijazah tersebut, mempunyai

orientasi pada pendidikan yang harus dimiliki guru sebelum terjun ke


lapangan yaitu pengetahuan akademis.
Pendidikan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari
lembaga pendidikan guru yang memberi bekal untuk menunaikan tugas
sebagai pendidik formal di sekolah. Jelasnya adalah ijazah guru yang
memberikan hak dan wewenang menjadi pengajar di kelas.
b) Syarat Biologis
Seorang calon guru harus berbadan sehat dan tidak memiliki cacat
tubuh yang dapat mengganggu tugas mengajarnya. Dalam dunia pendidikan
selalu berhadapan dengan murid dan juga guru sebagai penentu
keberhasilan pendidikan dituntut untuk memiliki fisik yang memenuhi
syarat, maksudnya guru dalam proses belajar-mengajar harus selalu dalam
keadaan sehat, tidak cacat tubuh serta memiliki stamina yang kuat untuk
melaksanakan tugasnya.
c) Syarat Psikologis
Persyaratan psikologis pada dasarnya dibagi menjadi dua unsur
yaitu unsur jasmani (secara fisik) dan unsur rohani (secara psikis).
Persyaratan psikis yang harus dimiliki oleh guru adalah tidak
mengalami gangguan kelainaan jiwa atau penyakit syaraf yang dapat
mengakibatkan tidak memungkinkan untuk menjalankan tugasnya dengan
baik, selain itu juga diharapkan memiliki bakat dan minat keguruan, tingkat
emosional seorang guru berpengaruh dalam melaksanakan tugasnya karena
dapat menentukan kestabilan dalam mengajar yang menimbulkan rasa
senang anak didik karena setiap anak didik akan merasakan kasih sayang
dari guru tersebut.

d) Syarat Pedagogis
Seorang guru akan melaksanakan tugasnya dengan baik ditentukan
oleh pengetahuan-pengetahuan yang dimilikinya. Baik pengetahuan yang
bersifat umum maupun pengetahun pendidikan. Dengan dasar-dasar
pengetahun yang dimiliki diharapkan guru dapat membuka wawasan yang
luas dan dapat mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan zaman.
Disamping itu, persyaratan pengetahuan bagi guru ini juga sangat penting
sebagai penunjang dan pembentukan profesi guru.
c. Persyaratan Sertifikat Pendidik.

Dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 Program


akta yang selama ini telah berjalan, nampaknya akan berganti nama menjadi
program sertifikasi. Program ini akan memberikan sertifikat pendidik kepada
calon guru dan guru yang lulus uji kompetensi.
d. Persyaratan Kesehatan
Guru harus sehat jasmani, tidak berpenyakit terutama penyakit menular,
guru juga tidak cacat fisik (pincang misalnya) yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan tugas, guru seharusnya tidak buta warna, dan guru juga
harus sehat rohani (mental), tidak terganggu mentalnya (neurose) dan sakit
jiwanya (psychose).
e. Persyaratan Kemampuan Untuk Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
Guru harus mampu mengantarkan peserta didiknya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
3. Persyaratan Khusus
a. Memiliki Akhlak Mulia.
Guru adalah panutan peserta didik. Secara alamiah, peserta didik dibekali
dengan dorongan untuk meniru. Meniru perbuatan yang buruk lebih mudah
dilakukan daripada meniru perbuatan yang baik. Bagi peserta didik SD, lebih
mudah meniru apa yang dilakukan gurunya dari pada menerima penjelasan
penjelasan verbal dari gurunya. Agar peserta didik itu meniru hal hal yang baik
maka guru wajib memiliki akhlak yang terpuji.

b. Memiliki Kewibawaan.
Perbuatan mendidik tidak dapat dilakukan atau akan sia-sia seandainya
peserta didik tidak mengetahui kewibawaan pendidik. Tanpa kewibawaan,
peserta didik akan berbuat sesukanya tanpa menghiraukan kehadiran si
pendidik.
c. Memiliki Kesabaran dan Ketekunan.
Pekerjaan guru membutuhkan kesabaran dan ketekunan karena peserta
didik yang dihadapi memiliki latar belakang yang berbeda beda, baik latar
belakang keluarga, ekonomi, sosial, budaya maupun kemampuan. Pribadipribadi dengan temperamen dingin lebih cocok untuk jabatan guru daripada
individu-individu bertemperamen panas.
d. Mencintai Peserta Didik.
Apapun yang dilakukan guru semata-mata didasarkan atas kecintaanya
kepada peserta didik. Pemberian perintah, larangan, ganjaran, hukuman, semua

itu dilandasi rasa cinta kepada peserta didik agar peserta didik menjadi orang
yang berguna bagi orang tua, masyarakat dan negara.
C. KEWAJIBAN GURU
Kewajiban adalah beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau badan
hukum. Sedangkan kewajiban sebagai seorang guru adalah beban yang diberikan
kepada orang pribadi sebagai individual sekaligus sebagai subjek hukum.
Adapun kewajiban seorang guru diatur dalam Kongres XXI PGRI Nomor
VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Kode Etik Guru Pasal 1 sampai Pasal 8 adalah
sebagai berikut :
1. Pasal 1 Tentang Kewajiban Umum
(1)
Menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah/ janji
guru.
(2)
Melaksanakan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Pasal 2 Tentang Kewajiban Guru Terhadap Peserta Didik


(1)
Bertindak profesional dalam melaksanakan

tugas

mendidik

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi


proses dan hasil belajar peserta didik.
(2)
Memberikan layanan pembelajaran

berdasarkan

karateristik

individual serta tahapan tumbuh kembang kejiwaan peserta didik.


(3)
Mengembangkan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan.
(4)
Menghormati martabat dan hak-hak serta memperluas peserta didik
secara adil dan objektif.
(5)
Melindungi peserta didik dari segala tindakan yang mengganggu
perkembangan, proses belajar, kesehatan, dan keamanan bagi peserta didik.
(6)
Menjaga keharahasiaan peserta didik, kecuali dengan alasan yang
dibenarkan berdasarkan hukum, kepentingan pendidikan, kesehatan, dan
kemanusiaan.

(7)

Menjaga hubungan profesional dengan peserta didik dan tidak

memnfaatkan utnuk keuntungan pribadi dan/atau kelompok dan tidak


melanggar norma yang berlaku.
3. Pasal 3 Tentang Kewajiban Guru Terhadap Orang Tua/Wali Peserta Didik
(1)
Menghormati hak orang tua/ wali peserta didik untuk brkonsultasi
dan memberikan informasi secara jujur dan objektif mengenai kondisi dan
perkembangan belajar peserta didik.
(2)
Membina hubungan kerjasama dengan orang tua/ wali peserta didik
dalam melaksankan proses pendidikan untuk meningkatkan proses
pendidikan.
(3)
Menjaga hubungan profesional dengan orang tua/wali peserta didik
dan tidak memanfaatkan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
4. Pasal 4 Tentang Kewajiban Guru Terhadap Masyarakat
(1)
Menjalin komunikasi yang efektif dan kerjasama yang harmonis
dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
(2)
Mengakomodasi aspirasi dan keinginan masyarakat dalam
pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan.
(3)
Bersikap responsif terhadap perubahan yang terjadi dalam
masyarakat dengan mengindahkan norma dan sistem yang berlaku.
(4)
Bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif

untuk

menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif.


(5)
Menjujung tinggi kehormatan dan martabat, serta menjadi panutan
bagi masyarakat.
5. Pasal 5 Tentang Kewajiban Terhadap Teman Sejawat
(1)
Membangun suasana kekeluargaan,

solidaritas,

dan

saling

menghormati antar teman sejawat di dalam maupun di luar satuan


pendidikan.
(2)
Saling berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, keterampilan, dan
pengalaman, serta saling memotivasi untuk meningkatkan profesional dan
martabat guru.
(3)
Menjaga kehormatan dan rahasia pribadi teman sejawat.
(4)
Menghindari tindakan yang berpotensi menciptakan konflik antar
teman sejawat.
6. Pasal 6 Tentang Kewajiban Guru Terhadap Profesi
(1)
Menjunjung tinggi jabatan guru sebagai profesi.
(2)
Mengembangkan profesionalisme secara berkelanjutan sesuai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
(3)
Melakukan tindakan dan/atau mengeluarkan pendapat yang tidak
merendahkan martabat profesi.

(4)

Dalam melaksanakan tugas tidak menerima janji dan pemberian

yang dapat mempengaruhi keputusan atau tugas keprofesian.


(5)
Melaksanakan tugas secara bertanggung jawab terhadap kebijakan
pendidikan.
7. Pasal 7 Tentang Kewajiban Guru Terhadap Organisasi Profesi
(1)
Menaati peraturan dalam berperan aktif dalam melaksanakan
progam organisasi profesi.
(2)
Mengembangkan dan memajukan organisasi profesi.
(3)
Mengembangkan organisasi profesi untuk menjadi
peningkatan

profesionalitas

guru

dan

pusat

informasi

pusat
tentang

pengembangan pendidikan.
(4)
Menjujung tinggi kehormatan dan martabat organisasi profesi.
(5)
Melakukan tindakan dan/atau mengeluarkan pendapat yang tidak
merendahkan martabat profesi.
8. Pasal 8 Tentang Kewajiban Guru Terhadap Pemerintah
(1)
Berperan serta menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
(2)
Berperan

serta

dalam

melaksanakan

progam

pembangunan

pendidikan.
(3)
Melaksankan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
D. HAK GURU
Hak adalah kewenangan yang diberikan oleh hukum objektif kepada subjek
hukum. Kewenangan yang dimaksud adalah kewenangan untuk menguasai, menjual,
menggadaikan, menggarap dsb.
Adapun hak guru dalam dunia pendidikan dan sejauh mana guru-guru tersebut
memahaminya.hak guru tersebut yaitu :
a. Berdasarkan UU No 14 tahun 2005
a) Tunjangan Mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh Sertifikat Pendidik bagi
guru yang telah memiliki Kualifikasi S-1 atau D-IV
b) Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial
c) Mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional dan tunjangan khusus bagi
guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
(1) Memiliki satu atau lebih Sertifikat Pendidik yang telah diberi nomor
registrasi guru oleh Departemen yang memenuhi beban kerja sebagai
guru

(2) Mengajar sebagai guru mata pelajaran atau guru kelas pada satuan
pendidikan yang sesuai dengan peruntukan Sertifikasi pendidik yang
dimilikinya
(3) Terdaftar pada Departemen sebagai guru tetap
(4) Berusia maksimal 60 tahun dan tidak terikat sebagi tenaga tetap pada
instansi lain satuan pendidikan tempat tugas
d) Mendapat masalah tambahan dalam bentuk :
(1) Tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa atau penghargaan
bagi guru
(2) Kemudahan memperoleh pendidikan bagi putra dan putri seorang guru,
pelayanan kesehatan ataupun dalam bentuk kesejahteraan lainnya
e) Mendapatkan penghargaan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat atau
jabatan, uang atau barang, piagam serta penghargaan lainnya
f) Mendapat tambahan angka kredit setara untuk kenaikan pangkat setingkat lebih
tinggi 1 kali bagi guru yang bertugas di daerah khusus
g) Mendapatkan penghargaan bagi guru yang gugur dalam melaksanakan tugas
pendidikan
h) Mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja dalam bentuk
kenaikan pangkat atau kenaikan jenjang jabatan fungsional
i) Memberikan penilaian hasil belajar dan menentukan kelulusan kepada peserta
didik
j) Memberikan penghargaan kepada peserta didik yang terkait dengan prestasi
akademik atau non akademik
k) Memberikan sanksi kepada peserta didik yang melanggar aturan
l) Mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman
dan jaminan keselamatan
m) Mendapatkan perlindungan hokum dari tindak kekerasan, ancaman, perlakuan
diskriminasi, intimidasi atau perlakuan tidak adil
n) Mendapat perlindungan profesi
o) Mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dari satuan
pendidikan dan penyelenggaraan satuan pendidikan
p) Memperoleh perlindungan dalam melaksanaan ha katas kekayaan intelektual
q)
r)
s)
t)

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan


Memperoleh akses memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
Berserikat dalam Organisasi Profesi Guru
Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan
Kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik
dan kompetensi serta untuk memperoleh pelatihan dan pegembangan profesi

dalam bidangnya berhak memperoleh cuti studi


b. Hak Guru di Daerah Khusus
a) Kenaikan pangkat rutin secara otomatis

Kenaikan pangkat rutin secara otomatis tersebut harus memenuhi angka kredit.
Angka kredit diperoleh dari administrasi kelas, pelatihan, seminar dll.
b) Kenaikan pangkat istimewa sebanyak satu kali
c) Perlindungan dalam melaksanakan tugas
d) Pindah tugas setelah bertugas 2 tahun dan tersedia guru pengganti sesuai
dengan formasi yang ditinggalkan
e) Berhak atas rumah dinas yang disediakan pemerintah sesuai dengan
kewenangan

DAFTAR PUSTAKA

2013. Keputusan Kongres XXI PGRI Nomor VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang


Kode Etik Guru Indonesia.
Depdiknas. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005Tentang
Guru dan Dosen.
2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Sutan Zanti Arbi, Syahmiar Syahrun. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Dirjen Dikti
Depdikbud.
http://faizalmaster345.blogspot.co.id/2015/05/persyaratankewajiban-dan-hak-guru.html,5
Maret 2016, 08.00
https://taufikmalendra.wordpress.com/2011/09/18/geometri-ruang/,5 Maret 2016, 08.05
Mulyasa E. 2008. Standart Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Hasil wawancara seorang PNS bernama Bapak Tanjung Anugrah Widhi, S.Pd pada tanggal
14 Maret 2016 pukul 16.00

Anda mungkin juga menyukai