Anda di halaman 1dari 7

Makalah

PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN


PADA PNEUMOTHORAX

Oleh :
Primadiya Cahya Utami, S.Ked
04104705137

Pembimbing :
DR. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


DAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas makalah yang berjudul :


Program Pelayanan Kesehatan Pada Pneumothorax
Oleh :
Primadiya Cahya Utami, S.Ked
04104705137
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
periode 1 Agustus 26 September 2011.

Palembang, Agustus 2011

DR. dr. H. Fachmi Idris, M.Kes

PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN
Pneumothorax didefinisikan sebagai adanya udara di dalam
kavum/rongga pleura yang mengakibatkan meningkatnya tekanan kavum
pleura dan menurunnya kapasitas vital paru sehingga terjadi kegagalan
pernafasan. Tekanan di rongga pleura pada orang sehat selalu negatif untuk
dapat mempertahankan paru dalam keadaan berkembang (inflasi). Tekanan
pada rongga pleura pada akhir inspirasi 4 s/d 8 cm H2O dan pada akhir
ekspirasi 2 s/d 4 cm H2O.
Kerusakan pada pleura parietal dan/atau pleura viseral dapat
menyebabkan udara luar masuk ke dalam rongga pleura, Sehingga paru akan
kolaps. Paling sering terjadi spontan tanpa ada riwayat trauma; dapat pula
sebagai akibat trauma thorax dan karena berbagai prosedur diagnostik maupun
terapeutik.1
2. INSIDENSI
Kejadian pneumothorax pada umumnya sulit ditentukan karena banyak
kasus-kasus yang tidak di diagnosis sebagai pneumothorax karena berbagai
sebab. Diperkirakan kejadian pneumothorax berkisar antara 2,4-17,8 % per
100.000 kasus per tahun. Lebih dari >50% kasus pneumothorax dilaporkan
merupakan penumothorax sekunder akibat adanya penyakit paru sebelumnya.
Beberapa karakteristik pada pneumothorax antara lain: laki-laki lebih sering
daripada wanita (4:1); paling sering pada usia 20-30 tahun.2,3
Pneumothorax spontan yang timbul pada umur lebih dan 40 tahun
sering disebabkan oleh adanya bronkitis kronik dan empisema. Lebih sering
pada orang-orang dengan bentuk tubuh kurus dan tinggi (astenikus) terutama
pada mereka yang mempunyai kebiasaan merokok. Pneumonothorax kanan
lebih sering terjadi dan pada kiri.1,3
3. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Pneumothorax dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, penyakit ini
dapat dialami dengan/tanpa faktor risiko sebelumnya, secara garis besar
pneumothorax dapat diklasifikasikan sesuai dengan penyebabnya :1
1. Pneumothorax Spontan (primer dan sekunder)

Pneumothorax spontan primer terjadi tanpa disertai penyakit paru yang


mendasarinya, sedangkan pneumothorax spontan sekunder merupakan
komplikasi dari penyakit paru yang mendahuluinya.
2. Tension Pneumothorax
Disebabkan trauma tajam, infeksi paru, resusitasi kardiopulmoner.
Hampir seluruh pasien mengeluhkan nyeri dada ringan sampai berat pada
salah satu sisi dada dan dispnea. Gejala biasanya bermula pada saat istirahat dan
berakhir dalam 24 jam.
Adanya tension pneumothorax perlu dicurigai bila terjadi takikardi berat,
hipotensi, dan pergeseran mediastinum / trakea, serta terdengar resonansi yang
tinggi.
Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya pneumothorax ditinjau dari
teori Blum terdiri dari 4 faktor, yaitu : faktor biologi/genetik, faktor lingkungan,
faktor perilaku dan faktor pelayanan kesehatan.

Faktor biologi
-Usia
(pneumothorax
spontan primer
sering terjadi
pada usia 20-40
tahun)
-Jenis kelamin,
laki-laki lebih
sering terkena
dibandingkan
perempuan (4:1)
- Mengidap
penyakit asma,
bronkitis atau
PPOK
sebelumnya

Faktor
lingkungan

Faktor perilaku

-Lingkungan
dengan udara
yang sering
terpapar polusi
(faktor risiko
terkena
penyakit paru)

-Riwayat penyakit paru


sebelumnya namun tidak
segera berobat

-Pekerjaan yang
terkait dengan
risiko trauma
dada

- Kebiasaan merokok

-Pemeriksaan kesehatan
yang tidak rutin jika
tidak ada keluhan

Faktor pelayanan
kesehatan
-Minimnya
pengetahuan
tentang
pneumothorax
-Kurangnya
penyuluhan
tentang penyakit
oleh petugas
kesehatan
-Kurangnya sarana
dan prasarana
pengobatan
-Kekeliruan dan
keterlambatan
diagnosis penyakit
-Sistem perujukan
kesehatan yang
kurang baik

3. FAKTOR YANG PALING BERPERAN


Faktor yang sangat berperan
pneumothorax adalah faktor perilaku.

mempengaruhi

terjadinya

4. AKAR PERMASALAHAN
Riwayat penyakit paru-paru sebelumnya namun tidak segera
berobat menjadi masalah penyebab pneumothorax.
5. AKAR MASALAH UTAMA
Faktor perilaku yang menjadi masalah utama dalam kasus
pneumothorax adalah riwayat penyakit paru-paru sebelumnya namun tidak
segera berobat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat
untuk segera berobat jika merasa terdapat masalah pada pernafasannya,
kebiasaan merokok juga sangat mempengaruhi jumlah kasus
penumothorax, selain itu kurangnya pengetahuan dan penyuluhan petugas
kesehatan yang sering menganggap penyakit-penyakit paru dan pernafasan
tidak menimbulkan komplikasi. karena itu, perlu dilakukan kegiatankegiatan yang dapat menyelesaikan akar masalah tersebut dengan
mempromosikan agar masyarakat lebih sadar untuk segera rutin
memeriksakan dirinya ke pusat pelayanan kesehatan sehingga kasus
penumothorax dapat berkurang.
6. RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Pilihan program untuk meningkatkan pengetahuan petugas
kesehatan antara lain:
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang keadaankeadaan yang dapat menjadi faktor risiko dan menimbulkan
komplikasi penumothorax, dan mengajak masyarakat terutama
yang sudah memiliki riwayat penyakit paru untuk rutin
memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan.
2. Membuat leaflet-leaflet dan poster yang berisi informasi terbaru
tentang penumothorax dan bahaya merokok.
3. Memberi saran kepada dinas kesehatan setempat untuk
mengadakan materi kuliah atau seminar, dan pelatihan bagi petugas
kesehatan sebagai salah satu progam kerja.

Dari program kerja diatas, alternatif terbaik dalam mengatasi kasus


pneumothorax adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
keadaan-keadaan yang dapat menjadi faktor risiko dan menimbulkan
komplikasi penumothorax, dan mengajak masyarakat terutama yang sudah
memiliki riwayat penyakit paru untuk rutin memeriksakan diri ke pusat
pelayanan kesehatan. Umumnya ketidaksadaran masyarakat untuk
memeriksakan penyakit paru ke pusat pelayanan kesehatan adalah karena
kurangnya penyuluhan akan komplikasi dari penyakit yag mereka derita
tersebut, jika kesadaran masyarakat sudah tinggi untuk memeriksakan diri
ke pusat pelayanan kesehatan dan mengurangi kebiasaan merokok maka
kasus penumothorax ini dapat dicegah dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., pneumotoraks, dalam Buku Ajar


Ilmu Bedah, Edisi 2. EGC, Jakarta, 2005,hlm.639-645
2. Kumar, Vinay; Abbas, Abul K.; Fausto, Nelson; & Mitchell, Richard N.
(2007). Robbins Basic Pathology (8th ed.). Saunders Elsevier. pp. 810811
3. Mansjoer, Arif,dkk. 2000.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media
Aescutapius.
4. Smeltzer, Suzanne c. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal- Bedah
Vol.1. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai