Anda di halaman 1dari 10

https://thieryabdee.wordpress.

com/2009/08/23/landasan-teori-serotinus-post-datepost-matur/

ANDASAN TEORI
SEROTINUS (POST DATE / POST MATUR)
1. A. Definisi
Kehamilan post matur menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo adalah kehamilan
yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap di hitung dari HPHT.
Sedangkan menurut Ida Bagus Gde Manuaba kehamilan lewat waktu adalah
kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum terjadi persalinan.
1. B. Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, faktor yang dikemukakan adalah :
1. Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan
telah cukup bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin
berkurang.
2. Herediter, karena post naturitas sering dijumpai pada suatu keluarga
tertentu
3. Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan
kerentanan akan stress merupakan faktor tidak timbulnya His
4. Kurangnya air ketuban
5. Insufiensi plasenta
1. C. Permasalahan Kehamilan Lewat Waktu
Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan
nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga mempunyai risiko asfiksia sampai kematian
adalam rahim. Makin menurunnya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat
mengakibatkan :
1. Pertumbuhan janin makin lambat

https://thieryabdee.wordpress.com/2009/08/23/landasan-teori-serotinus-post-datepost-matur/
2. terjadi perubahan metabolisme janin
3. Air ketuban berkurang dan makin kental
4. Sebagian janin bertambah berat, serhingga memerlukan tindakan
persalinan
5. Berkurangnya nutrisi dan O2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan
setiap saat dapat meninggal di rahim.
6. Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia.
(Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, 1998)
1. D. Tanda Bayi Post Matur
2. Tanda postterm dapat di bagi dalam 3 stadium (Sarwono Prawirohardjo) :
1. Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering,
rapuh dan mudah mengelupas.
1. Stadium II
Gejala di atas disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit
1. Stadium III
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat
1. Tanda bayi Postmatur (Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)
1. Biasanya lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram)
2. Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur
3. Rambut lanugo hilang atau sangat kurang

https://thieryabdee.wordpress.com/2009/08/23/landasan-teori-serotinus-post-datepost-matur/
4. Verniks kaseosa di bidan kurang
5. Kuku-kuku panjang
6. Rambut kepala agak tebal
7. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
1. E. Diagnosa
1. Bila tanggal HPHT di catat dan diketahui wanita hamil, diagnosis
tidak sukar
2. Bila wanita tidak tahu, lupa atau tidak ingat, atau sejak melahirkan yang
lalu tidak dapat haid dan kemudian menjadi hamil, hal ini akan sukar
memastikannya. Hanyalah dengan pemeriksaan antenatal yang teratur
dapat diikuti tinggi dan naiknya fundus uteri, mulainya gerakan janin dan
besarnya janin dapat membantu diagnosis.
3. Pemeriksaan berat badan diikuti, kapan menjadi berkurang, begitu pula
lingkaran perut dan jumlah air ketuban apakah berkurang.
4. Pemeriksaan rontgenologik, dapat dijumpai pusat-pusat penulangan pada
bagian distal femur, bagian proksimal tibia, tulang kuboid, diameter
bipariental 9,8 cm atau lebih.
5. USG : ukuran diameter bipariental, gerakan janin dan jumlah air ketuban
6. Pemeriksaan sitologik air ketuban : air ketuban diambil dengan
amniosentesis, baik transvaginal maupun transabdominal. Air ketuban
akan bercampur lemak dari sel-sel kulit yang dilepas janin setelah
kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh
dipulas dengan sulfat biru nil maka sel-sel yang mengandung lemak akan
berwarna jingga. Bila :
1. Melebihi 10% : kehamilan di atas 36 minggu
1. Melebihi 50% : kehamilan di atas 39 minggu

https://thieryabdee.wordpress.com/2009/08/23/landasan-teori-serotinus-post-datepost-matur/
7. Amnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya
karena dikeruhi mekonium.
8. Kardiotografi : mengawasi dan membaca DJJ, karena insufiensi plasenta
9. Uji Oksitosin (stress test) : yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi
reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang
baik, hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.
10. Pemeriksaan kadar estriol dalam urin
11. Pemeriksaan PH darah kepala janin
12. Pemeriksaan sitologi vagina
(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)

1. F. Pengaruh terhadap ibu dan janin


Terhadap ibu : partus lama, kesalahan letak, insersia uteri, perdarahan postpartum.
Terhadap janin : jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih
besar dari kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya
pada janin. Pengaruh post maturitas pada janin bervariasi : berat badan janin dapat
bertambah besar, tetp, dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu.
Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan. Bayi besar dapat
menyebabkan disproporsi sefalopelvik. Oligohidramnion dapat menyebabkan
kompresi tali pusat, gawat janin sampai bayi meninggal. Keluarnya mekoneum yang
dapat menyebabkan aspirasi mekoneum.
(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)
1. G. Penatalaksanaan
2. Setelah usia kehamilan > 40-42 minggu yang penting adalah monitoring
janin sebaik-baiknya.

https://thieryabdee.wordpress.com/2009/08/23/landasan-teori-serotinus-post-datepost-matur/
3. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiense plasenta, persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat
4. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau
sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa
amniotomi.
5. Bila :
6. Riwayat kehamilan yang lalu ada kematian janin dalam rahim
7. Terdapat hipertensi, pre-eklampsia
8. Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas
9. Pada kehamilan > 40-42 minggu
Maka ibu dirawat di rumah sakit
1. Tindakan operasi seksio sesarea dapat dipertimbangkan pada
1. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
2. Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lama dan terjadi
gawat janin, atau
3. Pada primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, preeklampsia, hipertensi menahun, anak berharga (infertilitas) dan
kesalahan letak janin.
2. Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan
sangat merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar; dan
kemungkinan diproporsi sefalo-pelvik dan distosia janin perlu
dipertimbangkan. Selain itu janin postmatur lebih peka terhadap sedatif
dan narsoka, jadi pakailah anestesi konduksi.
(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)
1. H. Pertimbangan Persalinan Anjuran (induksi)

https://thieryabdee.wordpress.com/2009/08/23/landasan-teori-serotinus-post-datepost-matur/
Persalinan anjuran bertujuan untuk dapat :
1. Merangsang otot rahim berkontraksi, sehingga persalinan berlangsung
2. Membuktikan ketidakseimbangan antara kepala janin dengan jalan lahir
bishop telah menetapkan beberapa penilaian agar persalinan induksi
dapat berhasil seperti yang ditujukan pada tabel berikut :

Keadaan fisik
Pembukaan serviks 0 cmPerlunakan
0-30%

Nilai

Konsistensi serviks kaku


Arah serviks ke belakang
Kedudukan bagian terendah -3
Pembukaan 1-2 cmPerlunakan
serviks 40-50%

Konsistensi serviks sedang


Arah serviks ke tengah
Kedudukan bagian terendah -2
Pembukaan 3-4 cmPerlunakan 6070%

Konsistensi serviks lunak


Kedudukan bagian terendah -1-0
Pembukaan di atas 5 cmPerlunakan
80% +

Total Nilai

https://thieryabdee.wordpress.com/2009/08/23/landasan-teori-serotinus-post-datepost-matur/
1. I. Persalinan anjuran atau induksi persalinan dapat dilakukan
dengan metode:
1. Metode Stein
Persalinan anjuran mulai pagi hari.
1. Pukul 6.00

: 30 cc oleum ricini

2. Pukul 7.00

: bisulfas kinine 0,200 gr

3. Pukul 8.00

: bisulfas kinine 0,200 gr + klisma air sabun hangat 1 liter

4. Pukul 9.00

: bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc

5. Pukul 10.00 : bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc


6. Pukul 11.00 : bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
7. Pukul 12.00 : bisulfas kinine, suntikan pituitrin 0,2 cc
8. Pukul 14.00 : hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
9. Pukul 16.00 : hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
10.Pukul 18.00 : hanya suntikan pituitrin 0,2 cc
Sekalipun metode stein sudah ditinggalkan, tetapi untuk pengetahuan bidan masih
perlu diketahui.
Selama metode stein, kehamilan lewat waktu akan mendapatkan :
1. 1,2 gr bisulfas kinine
2. 1,4 cc pituitrin injeksi
Persalinan anjuran dengan metode ini di luar rumah sakit berbahaya karena dapat
terjadi :

https://thieryabdee.wordpress.com/2009/08/23/landasan-teori-serotinus-post-datepost-matur/
1. Kontraksi rahim yang kuat sehingga dapat mengancam :
1)

Ketuban pecah saat pembukaan kecil

2)

Ruptura uteri membakat

3)

Gawat janin dalam rahim


1. Kelambatan melakukan rujukan, dapat merugikan penderita.
1. Persalinan anjuran dengan infus pituitrin (sintosinon)

Persalinan anjuran dengan infus oksitosin, pituitrin atau sintosinon 5 unit dalam 500
cc glukosa 5%, banyak dipergunakan.
Teknik induksi dengan infus glukosa lebih sederhana, dan mulai dengan 8 tetes,
dengan teknik maksimal 40 tetes/menit. Kenaikan tetesan setiap 15 menit
sebanyak 4 sampai 8 tetes sampai kontraksi optimal tercapai. Bila dengan 30 tetes
kontraksi maksimal telah tercapai, maka tetesan tersebut dipertahankan sampai
terjadi persalinan. Apabila terjadi kegagalan, ulangi persalinan anjuran dengan
selang waktu 24 sampai 48 jam.
1. Memecahkan kebutan
Memecahkan ketuban merupakan salah satu metode untuk mempercepat
persalinan. Setelah ketuban pecah, ditunggu sekitar 4 sampai 6 jam dengan
harapan kontraksi otot rahim akan berlangsung. Apabila belum berlangsung
kontraksi otot rahim dapat diikuti induksi persalinan dengan infus glukosa yang
mengandung 5 unit oksitosin.
1. Persalinan anjuran dengan menggunakan prostaglandin
Telah diketahui bahwa kontraksi otot rahim terutama dirangsang oleh
prostaglandin. Pemakaian prostaglandin sebagai induksi persalinan dapat dalam
bentuk infus intravena (Nalador) dan pervaginam (prostaglandin vagina
suppositoria).

https://thieryabdee.wordpress.com/2009/08/23/landasan-teori-serotinus-post-datepost-matur/
(Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, 1998)
1. J. Sikap bidan dalam penanganan kehamilan lewat waktu
Kehamilan lewat waktu dapat membahayakan janin karena sensitif terhadap
rangsangan kontraksi, yang menimbulkan asfiksia sampai kematian dalam rahim.
Dalam melakukan pengawasan hamil dapat diperkirakan bahwa kehamilan lewat
waktu dengan :
1. Anamnesa.
2. Kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu
3. Gerak janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.
Hasil anamnesa penderita perlu diperhatikan sebagai dasar permulaan.
1. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan dapat dijumpai :
1. Berat badan ibu mendatar atau menurun
2. Air ketuban terasa berkurang
3. Gerak janin menurun
1. Bagaimana sikap bidan
Menghadapi keadaan demikian bidan dapat bersikap :
1. Melakukan konsultasi dengan dokter
2. Menganjurkan untuk melakukan persalinan di rumah sakit
3. Penderita dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan yang
adekuat.

https://thieryabdee.wordpress.com/2009/08/23/landasan-teori-serotinus-post-datepost-matur/
(Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, 1998)
1. K. Pengelolaan Intrapartum
2. Pasien tidur miring sebelah kiri
3. Pergunakan pemantauan elektronik jantung janin
4. Beri oksigen bila ditemukan keadaan jantung yang abnormal
5. Perhatikan jalannya persalinan
6. Segera setelah lahir, bayi harus segera diperiksa terhadap kemungkinan
hipoglikemi, hipovolemi, hipotermi dan polisitemi
(Dikutip dari Buku Maternal dan Neonatal, 2002)
1. L. Mencegah Aspirasi Mekoneum
Apabila ditemukan cairan ketuban yang terwarnai mekoneum harus segera
dilakukan resusitasi sebagai berikut :
1. Penghisapan nasofaring dan drofaring posterior secara agresif sebelum
dada janin lahir
2. Bila mekoneum tampak pada pita suara, pemberian venitasi dengan
tekanan positif dan tangguhkan dahulu sampai trakea telah di latubasi dan
penghisapan yang cukup.
3. Intubasi trakea harus dilakukan rutin bila ditemukan mekoneum yang
tebal.
(Dikutip dari Buku Maternal dan Neonatal, 2002)

Anda mungkin juga menyukai