Anda di halaman 1dari 1

JALAN TOL TRANS SUMATERA

TOL PALEMBANG-INDRALAYA
(PALINDRA)
Laporan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU dan Perumahan Rakyat (PUPR), jalan tol
sepanjang 22 km ini, konstruksinya mencapai 10,350%.
Proses pembangunan dilakukan paralel dengan pembebasan lahan. Pembebasan lahan dilaporkan
telah mencapai 49,09 km. Adapun pekerjaan yang sedang dilakukan adalah land clearing alias
pembersihan lahan pada bagian yang lahannya sudah dibebaskan.
Namun, Jalan Tol Trans Sumatera ruas Tol Palembang-Indralaya (Palindra) yang dirancang
sepanjang 22 kilometer, dengan biaya investasi Rp 3,301 triliun, masih terganjal pembebasan lahan.
Selain itu, tengah dilakukan pula pemasangan geotextile wooven, yakni sejenis serat sintetis
berbentuk anyaman yang digunakan untuk mempertahankan struktur tanah.
Pelaksanaan konstruksi jalan di atas lahan basah dengan penguatan geotextile dapat menghindarkan
terjadinya longsor lokal pada tanah lunak. Keuntungan pemasangan geotextile di atas tanah lunak
adalah, kecepatan dalam pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan
metoda penimbunan konvensional. Selain itu, dilakukan pula pekerjaan pengerasan struktur tanah
dengan membuat hamparan pasir dan batu di area yang akan menjadi badan jalan.
Pembangunan jalan tol yang terdiri dari 3 seksi pekerjaan ini bakal menelan dana investasi Rp 3,3
triliun, dengan biaya konstruksi sekitar Rp 2,6 triliun.

Menurut Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Direktorat Jenderal
Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR)
Thomas Setiabudi Aden, tanah yang belum bebas seluas 29 persen karena masih
tidak jelas kepemilikannya.
Dikarenakan ada kepemilikan ganda, ada juga permasalahan tuntutan warga,
Dari 220 hektar sudah terbebaskan 157 hektar.

Anda mungkin juga menyukai