PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak orang tidak akan pernah menyangka, bahwa penerapan MIPA khususnya
fisika dalam berbagai bidang luar biasa banyak. Seperti bidang kesehatan dan bidang
industry. Bisa dikatakan, tanpa fisika tidak mungkin dunia industry dan kesehatan
berkembang seperti sekarang. Sebut saja riset serat optik. Kalau saja serat optik tidak
ditemukan, mungkin industri komunikasi yang bernilai sangat tinggi dan telah
memperkerjakan jutaan orang itu, tidak pernah ada. Juga pada bidang indsutri kayu,
banyak ilmu fisika yang diterapkan di dalamnya.
Indonesia merupakan negara penghasil kayu terkemuka di dunia. Berbagai
produk industri dari kayu, misalnya bahan bangunan, mebel, barang kerajinan dan
peralatan rumah tangga hampir semuanya mengalami proses pelapisan permukaan.
Tujuan pelapisan permukaan (surface coating) suatu bahan adalah meningkatkan
penampilan atau nilai estetika, dan memberi perlindungan (proteksi) terhadap
pengaruh dari luar yang bersifat merusak, seperti goresan, kikisan, bahan kimia,
panas, atau sinar matahari. Bahan yang dilapiskan dapat terbuat dari bahan kimia
dalam bentuk cat, vernis atau politur.
Pelapisan
permukaan
secara konvensional
Mengetahui cara kerja pelapisan kayu dengan radiasi sinar UV dan berkas
elektron
2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Jenis Radiasi
Radiasi merupakan pancaran energy dari sumbernya. Bentuk yang paling lumrah
ialah berupa foton dalam bentuk gelombang radio, sinar X atau sinar gamma. (Harty
& Ogston, 1995)
Radiasi dapat dibedakan menjadi radiasi pengion dan radiasi non ion. Radiasi
pengion dapat menyebabkan ionisasi apabila memapar suatu materi. Sedangkan
radiasi non ion merupakan kebalikan dari radiasi pengion, dimana jenis radiasi ini
tidak menyebabkan ionisasi ketika memapar suatu materi. Beberapa contoh dari
radiasi non ion ialah gelombang radio, gelombang mikro, infrared, cahaya tampak
serta sinar uv.
Radiasi pengion terbagi menjadi lima berkas partikel sinar, yakni partikel ,
partikel , sinar , sinar X serta partikel neutron.
a.
Partikel
Partikel
Partikel merupakan partikel radiasi bermuatan negatif atau dengan kata lain merupakan
berkas electron dari inti atom. Partikel ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding partikel
. Partikel ini memiliki daya ionisasi lebih kecil dari partikel namun memiliki daya tembus
yang lebih besar. Partikel mampu menembus kulit hingga lapisan epidermis. Karena partikel
ini bermuatan maka dapat dibelokkan oleh medan listrik. Daya tembus partikel ini dapat
c.
d.
e.
Berdasarkan sumbernya, radiasi terbagi menjadi dua, yakni radiasi alami dan
radiasi buatan.
a.
b.
Sumber radiasi buatan ialah sumber radiasi yang proses terbentuknya melibatkan intervensi
manusia, baik sumber radiasi tersebut sengaja dibuat untuk maksud-maksud tertentu atau
merupakan hasil samping dari pemanfaatan teknologi nuklir oleh umat manusia.
Beberapa contoh dari sumber radiasi buatan ialah penyinaran medic, radiasi fasilitas nuklir,
radiografi, dll.
2.2 Mesin Berkas Elektron
Mesin berkas elektron merupakan mesin pemercepat partikel elektron. MBE dimanfaatkan untuk
proses radiasi produk industri seperti isolasi kabel, tabung plastik, ban mobil dan laiin-lain agar
kualitasnya lebih unggul. Dimanfaatkan juga untuk surface treatment pada berbagai material seperti
kayu, pcb, keramik, dan kertas. Yang paling bermanfaat adalah untuk pengolahan gas buang industri
agar tidak membahayakan lingkungan.
Dalam proses bahan menggunakan radiasi elektron, ada tiga parameter utama yang harus
diperhatikan, yaitu radiasi berkas elektron, bahan yang diradiasi (target), dan teknik iradiasi. Parameter
radiasi berkas elektron meliputi dosis radiasi dan energi berkas elektron. Kemudahan pengaturan dosis
radiasi dan energi berkas elektron merupakan salah satu ukuran kualitas unjuk kerja MBE.
Dalam operasinya, dosis radiasi ditentukan dengan mengatur variabel arus filamen, sedangkan
energi berkas ditentukan dengan mengatur variabel tegangan pemercepat. Kedua variabel arus filamen
dan tegangan pemercepat memiliki keterkaitan (relasi), sehingga pengaturan kedua parameter dosis
radiasi dan energi berkas sulit dilakukan. Hubungan antara variabel arus filamen, tegangan anode, dan
tegangan pemercepat sudah dinyatakan dalam persamaan model parameter berkas MBE. Model
parameter berkas MBE tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk desain sistem kendali MBE
sehingga penentuan parameter dosis dan energi berkas bisa dilakukan dengan mudah. Prinsip desain
kendali berdasarkan model tersebut adalah dengan menentukan persamaan baru (persamaan
kompensator) yang berfungsi untuk menghilangkan hubungan antara parameter dosis radiasi dan
energi berkas, sehingga masing-masing parameter dapat ditentukan dengan mudah tanpa dipengaruhi
oleh perubahan parameter yang lain.
BAB III
PEMBAHASAN
Ada tiga faktor yang menentukan kinerja sebuah MBE, yaitu tegangan
akselerator, arus berkas dan dosis iradiasi. Tegangan alat menunjukkan energi
elektron yang dipancarkan dan menentukan penetrasi elektron pada bahan pelapis.
Proses pemadatan lapisan permukaan memerlukan MBE dengan energi rendah karena
tebal lapisan yang akan dipadatkan pada umumnya sudah dapat ditembus dengan
elektron energi 300 keV.
Bahan pelapis dengan pemadatan secara radiasi terdiri dari komponen
pembentuk lapisan, yaitu resin (prapolimer / oligomer tak jenuh), monomer dan
aditif. Berbeda dengan proses konvensional, bahan pelapis dengan pemadatan secara
radiasi (radiation curable materials) tidak memerlukan katalisator dan bahan pelarut
organik yang mudah menguap (VOC, volatile organic compound). Komponen
tersebut semuanya membentuk polimer ikatan silang (crosslink polymer) yang
sifatnya termoset setelah diiradiasi.
Pada sistem bahan pelapis untuk radiasi UV diperlukan fotoinisiator, yaitu
senyawa kimia yang terurai oleh radiasi UVmembentuk radikal bebas. Fotoinisiator
diperlukan karena energi radiasi UV terlalu rendah (< 10 eV) sehingga tidak dapat
langsung menghasilkan radikal pada sistem campuran prapolimer dan monomer.
Seperti halnya bahan pelapis konvensional, bahan pelapis radiasi dapat digolongkan
ke dalam beberapa jenis, yaitu senyawa poliester tak jenuh, senyawa akrilat (epoksi
akrilat, uretan akrilat, poliester akrilat, polieter akrilat) dan senyawa vinil/akrilat.
Penelitian dan pengembangan penggunaan teknik radiasi dengan berkas
elektron untuk pelapisan permukaan di Indonesia diawali dengan pembangunan
sebuah pilot-plant pelapisan permukaan papan kayu di Pusat Aplikasi Isotop dan
Radiasi (PAIR), BATAN, Jakarta, pada tahun 1984. Indonesia dipilih sebagai tempat
pengembangan teknologi radiasi untuk pelapisan permukaan kayu karena merupakan
negara penghasil kayu terkemuka di dunia.
Fasilitas dalam pilot-plant terdiri dari mesin berkas elektron (300 keV, 50 mA)
dan seperangkat peralatan pemroses kayu yang terdiri dari mesin ampelas, alat
pelapis tipe rol (roll-coater) dan alat pelapis tipe tirai (curtain-coater). Pilot-plant
dirancang untuk penelitian dan pengembangan, pelatihan dan demonstrasi, layanan
iradiasi dan untuk mempelajari aspek teknik dan ekonominya. Pada tahun 1986, pilot
plant tersebut dilengkapi dengan sumber radiasi UV dengan intensitas 80 Watt/cm
serta
fasilitas penghasil nitrogen cair yang dibangun pada tahun 1989.
Pemberian layanan diberikan dalam bentuk jasa pelapisan dan pengujian
bahan yang sudah dilapisi. Jenis pengujian meliputi pengusangan, kekerasan, adesi,
kilap, ketahanan terhadap kikisan, bahan kimia, panas, nyala dan cuaca berdasarkan
berbagai standar, misalnya ASTM, JIS, ISO, BS dan SNI.
Iradiasi
UV
secara
manual produk
3 dimensi
Bahan pelapis tidak menggunakan bahan pelarut yang mudah menguap sehingga tidak
b.
c.
d.
lebih besar.
Tidak memerlukan katalisator dan panas.
Kebutuhan ruangan untuk proses produksi relatif lebih kecil.
Kelemahan
Teknologi radiasi memerlukan peralatan untuk proses pemadatan yang
harganya relatif tinggi (MBE). Oleh sebab itu, keunggulan kapasitas produksi
menjadi faktor penting yang menentukan kelayakan ekonominya. Dengan demikian,
teknologi radiasi hanya ekonomis untuk kapasitas produksi yang sangat besar (mass
production).
Peralatan radiasi UV yang lebih kompak dan portable lebih layak jika dipakai
oleh industri skala kecil dan menengah di Indonesia, misalnya untuk pelapisan barang
kerajinan yang pada umumnya berbentuk 3 dimensi. Jika diinginkan kapasitas
produksi yang besar maka lebih tepat jika menggunakan radiasi UV dengan sistem
kontinu, sedangkan BE hanya layak untuk kapasitas produksi yang sangat besar.
3.3 Cara Kerja
Bagan alir proses pelapisan permukaan papan kayu dengan teknologi radiasi
dapat digambarkan sebagai berikut.
yang memancarkan sinar berkas elektron. Sumber radiasi sinar gamma, biasanya
dihasilkan dari isotop radioaktif Cobalt-60 dan Cesium-137. Energi yang dihasilkan
Cobalt-60 cukup besar yaitu 1,17 MeV dan 1,33 MeV, sedangkan Cesium-137 ialah
0,66 MeV.
Sumber radiasi sinar berkas elektron adalah sumber radiasi yang dihasilkan
dari Mesin Berkas Elektron (MBE). Badan Tenaga Nuklir Nasional telah memiliki
sumber radiasi tersebut dengan rincian sebagai berikut:
10
11
12