Anda di halaman 1dari 7

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/303303135

Pemisahan Olefin/Parafin dengan Teknologi


Membran
Article May 2016

READS

1 author:
Warman Ramadhan
Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE

All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate,


letting you access and read them immediately.

Available from: Warman Ramadhan


Retrieved on: 17 June 2016

Pemisahan Olefin/Parafin dengan Teknologi Membran


Warman Ramadhan
Teknik Kimia, ITB, Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Indonesia
Warman_ITB@students.itb.ac.id

Abstrak
Olefin merupakan senyawa yang sangat penting dalam industri kimia. Untuk dapat digunakan, olefin yang diperoleh dari proses
perengkahan minyak bumi harus dipisahkan terlebih dahulu dari campuran olefin/parafin. Teknik pemisahan konvensional yang
digunakan selama ini memiliki kekurangan terutama pada biaya peralatan dan operasi yang besar. Teknologi membran adalah
salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pemisahan olefin/parafin. Teknologi membran memberikan keunggulan baik
dalam hal kualitas pemisahan maupun dalam hal biaya investasi dan operasiAplikasi teknologi membran yang dapat digunakan
adalah membran cairan, membran elektrolit, serta membran cair ionic.
Kata kunci: olefin, paraffin, membran cairan, membran elektrolit, membran cair ionik

1.

Pendahuluan
2.

Saat ini,proses produksi olefin yang paling sering


dilakukan pada industri petrokimia adalah steam
cracking,
catalytic
cracking
atau
catalytic
dehydrogenation dari parafin.Namun,dalam reaksi
catalytic dehydrogenation,di hasilkan campuran gas
yang terdiri olefin dan parafin,yang mana olefin harus
dipisahkan terlebih dulu dari campuran gas
olefin/parafin
untuk
dapat
diproses
lebih
lanjut.Permasalahan yang terjadi dalam pemisahan
olefin/parafin disebabkan keduanya memiliki kesamaan
sifat fisik dan kimia berupa ukuran molekul dan titik
didih.Teknik umum yang digunakan dalam pemisahan
olefin dan parafin dalam industri adalah energyintensive low-temperature distillation yang disebut juga
dengan proses cryogenic distillation [1].Namun metoda
ini punya kelemahan pada masalah biaya yang tinggi
baik pada peralatan maupun operasinya. Oleh karena itu
pada tulisan ini akan dibahas alternatif-alternatif untuk
memisahkan olefin/paraffin menggunakan teknologi
membran.
Secara definitif membran memiliki arti sebagai
lapisan tipis yang berada di antara dua fasa dan
berfungsi sebagai pemisah yang selektif. Pemisahan
pada membran bekerja berdasarkan perbedaan koefisien
difusi, perbedaan potensial listrik, perbedaan tekanan,
atau perbedaan konsentrasi [2].Proses membran
mikrofiltrasi (MF), ultrafiltrasi (UF), reverse osmosis
(RO), dan piezodialisis menggunakan perbedaan
tekanan sebagai gaya dorong (driving force). Proses
membran lainnya menggunakan perbedaan konsentrasi
(pemisahan gas, pervaporasi, membran cair, dialisis),
perbedaan suhu (membrane distilasi, termo-osmosis),
dan perbedaan potensial listrik (elektrodialisis) sebagai
gaya dorongnya. Sebagai salah satu teknik pemisahan,
teknologi membran dalam aplikasinya dapat ditujukan
untuk pemekatan, pemurnian, fraksionasi, dan perantara
reaksi [3].

Teknologi Membran dalam Pemisahan Gas

Pemisahan gas telah menjadi aplikasi industri


utama dari teknologi membran selama 20 tahun
terakhir. Membran pemisahan gas telah digunakan
untuk berbagai macam aplikasi lain dari dehidrasi udara
dan gas alam hingga penghilangan uap organik dari
aliran udara dan nitrogen. Aplikasi dari teknologi ini
berkembang cepat dan akan terus berkembang hingga
setidaknya 10 tahun ke depan [4].

3.

Aplikasi Teknologi Membran


Pemisahan Olefin/Parafin

dalam

Dalam
aplikasinya
untuk
pemisahan
olefin/parafin,pemilihan material membran adalah hal
pertama yang harus diperhatikan.Hal ini dikarenakan
performa pemisahan yang baik akan dihasilkan oleh
material yang cocok pula.Pemisahan olefn/parafin
menggunakan beberapa material polimer memberikan
hasil permebilitas dan selektifitas yang rendah karena
olefin dan paraffin memiliki ukuran dan kalarutan yang
sama,oleh karena itu menghasilkan performa
pemisahan yang buruk.Di sisi lain penggunaan
membran poliamida menunjukkan peningkatan
selektivitas untuk olefin,namun selektivitas menurun
untuk campuran uap karena efek platisisasi[6].Poliamida
juga menunjukkan selektivitas yang ideal untuk olefin
namun harga untuk permeabilitas,membuat proses ini
kurang menarik untuk diaplikasikan dalam skala besar.
Oleh karena itu penggunaan membran dengan material
polimer kurang baik untuk diaplikasikan dalam
pemisahan olefin/parafin dalam skala besar.Artinya
penggunaan teknologi membran dalam pemisahan
olefin/paraffin baik jika material membran yang
digunakan mendukung performa yang baik untuk
proses ini.
Membran cairan adalah tipe membran yang jauh
lebih baik untuk memisahkan olefin/parafin
1

dibandingkan dengan penggunaan membran polimer


maupun poliamida.Membran cairan merupakan tipe
konfigurasi membran dimana pelarut dipaksa untuk
memindahkan beberapa komponen tertentu dari
campuran gas.Dalam aplikasinya untuk pemisahan
olefin/parafin,banyak jenis membran cairan yang bisa
digunakan.

elektrostatik
melalui
pertukaran
ion
dalam
membran.Meskipun IEMs memiliki nilai selektivitas
dan fluks olefin yang tinggi,namun hal itu hanya bisa
diamati saat menggunakan swollen membrane atau
hydrated membrane
dengan meningkatkan
perpindahan dari kompleks Ag-olefin melewati
membran Sayangnya,membran penukar kation tidak
menjaga
kecukupan
air
untuk
periode
berkepanjanganyang mengakibatkan menurunnya fluks
olefin dan selektivitas olefin/parafin.Hal ini hanya bisa
dicegah jika air secara terus menerus ditambahkan
kepada campuran aliran umpan untuk menggantikan air
yang hilang pada membran.Bagaimananpun,pada
banyak aplikasi pemisahan olefin/parafin,water-free
processing adalah sebuah keharusan Dalam
perkembangannya,terdapat aplikasi membran penukar
ion yang lain yakni,membran bipolar.Membran bipolar
merupakan aplikasi menjanjikan untuk dikembangkan
dalam teknologi pemisahan olefin/paraffin dimasa
depan. Membran bipolar adalah tipe spesial dari
membran penukar ion berlapis.Membran bipolar terdiri
dari dua lapisan polimer yang membawa muatan tetap,
salah satu lapisan hanya dapat dilewati anion dan dan
lapisan lainnya hanya dapat dilewati kation [9].

3.1. Immobilized Liquid Membranes (ILMs)


Tipe-tipe aplikasi yang dapat digunakan pada jenis
ini adalah Supported Liquid Membranes (SLMs) dan
Ion Exchange membranes (IEMs)Supported Liquid
Membranes (SLMs) merupakan tipe simpel membran
cairan yang di persiapkan dengan mengisi membran
pada larutan dan akan menghasilkan membran tanpa
pori
dengan memanfaatkan gaya kapiler.SLMs
memiliki selektifitas sangat tinggi untuk pemisahan
olefin/parafin jika dibandingkan dengan membran
polimer kovensional.Namun SLMs memiliki masalah
kritis yaitu hilangnya larutan pada membrane
penyangga.Hal ini dapat disebabkan oleh penguapan
cairan ke aliran umpan dan aliran sweep [7] atau karena
degradasi kimia yang disebabkan reaksi irreversibel
dengan beberapa komponen pada campuran gas
umpan[8] .

3.2. Flowing Liquids Membranes


Pada tipe aplikasi ini terdapat 4 jenis aplikasi yang
dapat digunakan yaitu Flat Sheet Membranes (FSMs),
Bulk Flowing Liquid Membranes (BFLMs), Hollow
Fiber Membrane Contactors (HFMCs),dan Bulk
Flowing Hollow Fiber Membrane Contractors
(BFHFMCs).Aplikasi Flat Sheet Membranes (FSMs)
dimulai saat Bessarabov dkk (1995) mengembangkan
sistem membran permabsorber untuk memisahkan
etilen dari campuran etilen/etana menggunakan larutan
perak nitrat sebagai pelarut.Membran perabsorber ini
memiliki modul absorpsi(absorber) dan modul
desorpsi(stripper).Sistem ini memiliki satu aliran
umpan dan dua aliran produk. Komponen umpan
dilarutkan pada pelarut dan keluar sebagai
retentat.Etilen berdifusi melewati membran polimer tak
berpori dan di absorp ke cairan lalu dipompa untuk
dihilangkan gasnya pada bagian stripper.Pada sistem ini
untuk laju alir cairan yang rendah,akan diperoleh
selektivitas yang tinggi dan laju permeasi bisa
dikendalikan dengan absorpsi kimia pada absorber
maupun tahap penghilangan gas pada modul stripper.
Dan disisi lain,saat laju alir cairan tinggi,permeasi gas
yang melewati membran komposit terbatas pada laju
permeasi tertentu dan selektivitas menjadi rendah [10].
Teramoto dkk (2002) mengembangkan Bulk
Flowing Liquid Membranes (BFLMs),yaitu sistem
membran dimana larutan permeat pembawa melalui
membran yang dikenal dengan Bulk Flowing Liquid
Membranes seperti yang diperlihatkan pada Gambar
3 .Pada sistem ini larutan perak nitrat secacra kontinu di
sumplai melalui sisi umpan(tekanan tinggi) pada

Gambar 1. Membran penukar ion (diadaptasi dari [6])


Mekanisme perpindahan pada pemisahan gas
tergantung ukuran pori-pori membran. Perpindahan gas
melalui membran berpori dapat terjadi melalui
mekanisme aliran konveksi, Knudsen diffusion, atau
molecular sieveing. Pemisahan melalui melalui film
polimer dense terjadi melalui mekanisme solutiondiffusion [5].
Membran ini juga memiliki laju permeasi yang
rendah dikarenakan sangat sulit untuk mempersiapkan
membran sangat tipis dengan kestabilan yang
tinggi.Akhirnya,melembabkan umpan dan aliran sweep
dengan uap air untuk menstabilkan membran
dipertimbangkan sebagai solusi yang tidak praktis
karena peningkatan secara signifikan pada biaya operasi
untuk penambahan dan berikutnya penghilangan uap
air pada aliran gas.Ion Exchange membranes (IEMs)
atau membran penukar ion merupakan cara pemisahan
yang lebih stabil dibanding SLMs, karena larutan tidak
hanya
secara
terperangkap
dibawah
pori
membran,namun juga ditahan dengan interaksi
2

membran dan akan menyerap etilen untuk membentuk


kompleks.Larutan pembawa memungkinkan permeat
untuk melewati membran menuju sisi penerima
(tekanan rendah) dimana kompleks mengalami
dekomposisi untuk melepas etilen dan ion Ag+.Dalam
sistem ini etilen dipindahkan terutama oleh ion Ag+
melalui difusi molekuler maupun dengan konveksi pada
larutan pembawa.
Aplikasi selajutnya adalah Hollow Fiber
Membrane Contactors (HFMCs).Hollow fiber
membrane contractor merupakan teknologi yang
memungkinkan kontak yang efisien antara gas-liquid
dengan permukaan membran sehingga bisa
meningkatkan transfer massa dari membran.Pada
konfigurasi membran kontraktor,campuran gas dari
olefin dan paraffin di alirkan pada satu sisi dari modul
membran,misal shell side.Pada permukaan membran
shell ini hanya olefin yang larut pada pelarut dan
membentuk kompleks.Sedangkan paraffin tidak dapat
melewati membran karena nilai kelarutan yang sangat
kecil sehingga paraffin akan terus mengalir ke sisi
lumen dan keluar sebagai parafin murni.
Kelemahan sistem ini adalah absorpsi gas
konvensional yang memaksakan kontak langsung
antara gas dan cairan menambah hambatan perpindahan
massa karena adanya kehadiran membran.Hambatan
membran ini menjadi semakin besar saat absorpsi cairan
memasuki pori.Oleh karena itu untuk meningkatkan
kestabilan proses dan mencegah pembasahan
membran,membran komposit dengan lapisan polimer
yang tebal dibagian atas penyangga mikropori sangat
dianjurkan.
Bulk Flowing Hollow Fiber Membrane
Contractors (BFHFMCs) merupakan perkembangan
lebih lanjut dari Hollow Fiber Membrane Contactors
(HFMCs).Tidak seperti HFMCs konvensional dimana
gas dan cairan dialirkan pada ruang yang berbeda
misalnya gas dialirkan pada lumen sedangkan cairan

dialirkan pada sisi shell.Teranoto dkk (2003)


mengembangkan hollow fiber facilitated transport
membrane module untuk pemisahan gas dimana
campuran gas dan larutan pengangkut secara kontinu
dialirkan bersama pada sisi umpan (sisi lumen,tekanan
tinggi).Pada sistem ini larutan akan menyerap secara
selektif untuk mendapatakan komponen yang terpisah
dari campuran gas [11].

Gambar 2. Skema Absorber


Bessarabov (diadaptasi dari [6]).

yang

disarankan

Gambar 3. Bulk Flowing Membranes (diadaptasi dari


[6]
)

Gambar 4. Hollow Fiber Membrane Contactors (HFMCs) (diadaptasi dari [6])


3

4.

Membran Elektrolit

Membran elektrolit adalah transport membran


pasif dimediasi yang tidak memaksa penggunaan cairan
sebagai fasilitas pengangkut.Membran elektrolit
disusun dari garam logam yang dilarutkan dalam
matriks polimer dimana kedua anion dan kation cukup
mudah bergerak tanpa membutuhkan pelarut atau
plasticizer untuk menaikkan gerakan ionik dan
konduktifitas [12, 13].
Mekanisme kerja dari membrane elektrolit dapat di
perhatikan pada Gambar 6.Pada mekanisme tersebut
trdapat
mekanisme
Hopping.Mekanisme
ini
menggambarkan bagaimana olefin dapat terpisah dari
campuran olefin/parafin melewati lapisan membran
elektrolit.
Sesuai gambar,mekanisme perpindahan pada
membrane elektrolit dimulai garam perak nitrat
dicampurkan pada material polimer,dan membentuk
Ag+ dan NO3-. Ion Ag+ akan membentuk ikatan baru
dengan atom pada matriks polimer yang dapat
memberikan elektron untuk menstabilkan Ag+.Setelah
itu akan terjadi kompleksasi antara olefin dan ion Ag+
yang terkoordinasi secara parsial dengan atom oksigen
pada membrane.Kompleks olefin-Ag kemudian
berpindah dari satu sisi ke sisi selanjutnya dengan
mekanisme hopping hingga mencapai sisi dimana perak
akan melepas olefin.Banyak material yang bisa
digunakan dalam sistem membran elektrolit.
Bai dkk (1998) mempelajari pemisahan
propilen/propane membrane dari PPO(phenylen oxide)
dan ethyl cellulose.Ditemukan bahwa selektivitas
meningkat dengan garam logam pada membrane
PPO,khususnya pada logam RD dan Pd.Penginkatan
selektivitas membrane pada penggabungan logam ini
dapat dijelaskan dengan berkurangnya jarak
efektif(deff) ,yaitu jarak antara rantai intersegment yang
berdekatan dikarenakan pembentukan kompleks
ion/logam dengan matriks polimer.Peningkatan
permeabilitas propilen disebabkan pemisahan selektif
propilen dimediasi oleh penggabungan beberapa ion
logam tertentu [14].

Gambar 6. Solid Membrane Electrolytes (diadaptasi


dari [6])
Ryu dkk (2001) menggunakan membran Selulosa
Asetat (CA) dan menyimpulkan bahwa selektivitas
pemisahan
olefin/paraffin
meningkat
dengan
meningkatnya rasio AgBF4/CA sampai 3:1 dan
menurun dengan peningkatan konsentrasi molar lebih
lanjut[15].Seperti telah diketahui bahwa ikatan
kompleks perak-olefin sangat tidak stabil dan
kehilangan olefin sangat mudah terjadi.Oleh karena
itu,untuk karakterisasi reversibel koordinat olefin
menjadi ion perak dalam membran elektrolit
padat,matriks polimer harus mengandung beberapa
grup fungsional untuk menstabilkan kompleks perakolefin. Dalam kenyataannnya diketahui bahwa
komlpeksasi atara ion Ag+ dengan olefin sangat tidak
stabil.Karakterisitik pemisahan serta permeasi pada
membrane dari berbagai jenis polimer yang digunakan
dapat dilihat pada Tabel 1.
Antonio and Tsou (1993) menyarankan bahwa
stabilitas kompleks perak-olefin bisa ditingkatkan
dengan interaksi lemah antara ion perak dengan atom
oksigen yang terdapat dalam polimer.Beberapa polimer
yang mengandung oksigen antara lain polyvinyl methyl
ketone(PVMK),polyvynil pyrrolidone (PVP),poly(2ethyl-2-oxazoline) (POZ) ,poly methyl methacrylate
(PMMA),dan sebagainya. Tipe ikatan karbonil pada
pemisahan olefin juga mempengaruhi performa dari
pemisahan yang dihasilkan dalam hal ini kebutuhan Ag+
juga berbeda untuk tiap ikatan karbonil [16].

5.

Membran Cair Ionik

Aplikasi membran cair ionik untuk pemisahan


olefin/parafin terbilang relatif baru dan masih dalam
dalam pengembangan. Ionic liquid membrane
electrolytes dapat digunakan sebagai penerima elekton
atau polarisator untuk nanopartikel perak.Pemisahan
olefin terfasilitasi langsung akibat muatan positif
permukaan dari nanopartikel perak yang terimbas oleh
Ionic Liquids [18]. Properti permukaan nanopartikel
perak memainkan peranan penting dalam menentukan
interaksi yang terjadi antara molekul olefin dan
nanopartikel perak pada mekanisme pemisahan
terfasilitasi. Dan karena interaksi terjadi pada
permukaan membran,maka perlu untuk menyediakan
luar permukaan yang besar dengan ukuran nanopartikel
yang lebih kecil.

Gambar 5. Bulk flowing hollow fiber membrane


contractors (diadaptasi dari [6])
4

Tabel 1. Karakteristik Permeasi dan pemisahan pada membrane elektrolit


Polimer
EC
EC-Ag
Ec-Pd
Ec-Ru
EC-Ir
PPO
PPO-Ru
PPO-Pd
PPO-Ag
PPO-Ir
CA/AgBF4

Fraksi mol
logam
1a
5a
1a
1a
1.25a
0.05a
0.63a
1a
0.7a
0.5
0.6
0.66
0.75
0.8
0.86

Permeabilitas (barrer)
C3H8
C3H6
2 (1.7)
7 (5.2)
3.3
(5.7)
2.1 (1.9)
8.2 (6)
(1.7)
(4.7)
1.8 (1.6)
5.9 (4.2)
1.7 (1.4)
6.3 (2.5)
2.1 (1.7)
9 (6)
2 (1.6)
14 (8)
2.9 (2.4)
18.4 (12.5)
1.4 (0.9)
8 (4)
2
10

Seletivitas
C3H6/C3H8
3.5 (3.05)
2
3.9 (3.3)
(2.76)
3.3 (2.63)
3.7 (3.11)
4.25 (3.5)
7 (5)
6.35 (5.2)
5.7 (4.5)
5
10
40
80
200
125
20

C2H4/C2H6

10
50
100
280
200
110

Ref.
[17]
[17]
[17]
[17]
[17]
[17]
[14]
[14]
[14]
[14]
[14]
[15]
[15]
[15]
[15]
[15]
[15]

Keterangan: a adalah nilai derajat wt%

Daftar Pustaka
REFERENCES

Ortiz dkk (2008), melakuan pengujian terhadap


properti absorpsi kimia propilen dengan kompleksasi
kimia dari ion perak dalam Ionic Liquid
Membran.Kemudian dipelajari efek temperatur dan
tekanan pada absorpsi propilen dan propana dan
medium aktif mengandung AgBF4 dan BMIM+BF4ILSolution. Hasil ini menunjukkan bahwa absorpsi
propilenen tidak mengkuti hukum Hendry yang
menyatakan bahwa kapasitas absorpsi Ag/BMIM+BF4lebih tinggi dibanding BMIM+BF4- sendiri [19]. Ortiz
(2010) menyarankan penggunaan membran cair ionic,
karena meskipun koefisien perpindahan massa yang
rendah,namun kemungkinan untuk meningkatkan nilai
keofisien perpindahan massa sangat mungkin dilakukan
melalui desain modul membrane maupun dengan
mengoptimalkan biaya operasi [20].

6.

[1]

[2]
[3]

[4]

[5]

Kesimpulan

[6]

Proses
pemisahan
olefin/parafin
secara
konvensional yang telah diterapkan selama ini memiliki
kekurangan terutama pada biaya operasional yang
mahal
baik
dari
segi
peralatan
maupun
operasinya.Teknologi membran adalah salah satu
alternatif yang dapat digunakan dalam pemisahan
olefin/parafin. Keunggulan dari penggunaan teknologi
ini adalah,selektifitas yang tinggi dan biaya operasi
serta peralatan yang rendah Banyak aplikasi teknologi
membran yang dapat digunakan yaitu membran
cairan,membran elektrolit dan membran cair
ionik.Aplikasi-aplikasi tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.Beberapa aplikasinya
memerlukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut
agar dapat diterapkan dalam skala besar.

[7]

[8]

[9]

S.W. Kang, K. Char, Y.S. Kang. Novel


application of partially positively charged silver
nanoparticles for facilitated transport in
olefin/paraffin separation membranes. Chemistry
of Materials 20 (2008) 1308.
I.G. Wenten. Membran untuk Pengolahan Air.
Insitut Teknologi Bandung, 1997.
M. Mulder. Basic Principle of Membrane
Technology. 2nd ed. Kluwer Academic
Publisher, 1996.
I.G. Wenten, Khoiruddin, P.T.P. Aryanti, A.N.
Hakim. Pengantar Teknologi Membran.
Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2010.
I.G. Wenten, Khoiruddin, A.N. Hakim, P.T.P.
Aryanti. Teori Perpindahan dalam Membran,
Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2012.
R. Faiz, K. Li. Olefin/paraffin separation using
membrane based facilitated transport/chemical
absorption techniques. Chemical Engineering
Science 73 (2012) 261284.
M. Teramoto, H. Matsuyama, T. Yamashiro, Y.
Katayama. Separation of ethylene from ethane by
supported liquid membranes containing silver
nitrate as a carrier. Journal of Chemical
Engineering, Japan 19 (1986) 419.
R.D. Hughes, J.A. Mahoney, E.F. Steigelmann,
Olefin separation by facilitated transport
membranes. In: N.N. Li, J.M. Calo (Eds.), Recent
developments in separation science, CRC Press,
Cleveland, pp. 173, 1986.
I.G. Wenten. Perkembangan Terkini di Bidang
Teknologi Membran. Teknik Kimia Institut
Teknologi Bandung, 2014.

[10] D.G. Bessarabov, R.D. Sanderson, E.P. Jacobs,


I.N. Beckman. High efficiency separation of an
ethylene/ethane mixture by a large-scale liquidmembrane contactor containing flat-sheet
nonporous polymeric gas-separation membranes
and a selective flowing-liquid absorbent.
Industrial Engineering Chemistry Research 34
(1995) 1769.
[11] M. Teramoto, N. Ohnishi, N. Takeuchi, S.
Kitada, H. Matsuyama, N. Matsumiya, H. Mano.
Separation and enrichment of carbondioxide by
capillary membrane module with permeation of
carrier solution. Separation and Purification
Technology 30 (2003) 215.
[12] H.R. Allcock. Rational design and synthesis of
new polymeric materials. Science 255 (1992)
1106.
[13] F.M. Gray. Solid Polymer ElectrolytesFundamentals and Technological Applications.
VCH Publishers, New York, 1991.
[14] S. Bai, S. Sridhar, A.A. Khan. Metal-ion
mediated separation of propylene from propane
using PPO membranes. Journal of Membrane
Science 147 (1998) 131.
[15] J.H. Ryu, H. Lee, Y.J. Kim, Y.S. Kang, H.S. Kim.
Facilitated olefin transport by reversible olefin

[16]

[17]

[18]

[19]

[20]

coordination to silver ions in a dry cellulose


acetate membrane. ChemistryA European
Journal 7 (2001) 1525.
M.R. Antonio, D.T. Tsou. Silver ion coordination
in membranes for facilitated olefin transport.
Industrial Engineering Chemistry Research 32
(1993) 273.
S. Bai, S. Sridhar, A.A. Khan. Recovery of
propylene from refinery off-gas using metal
incorporated ethylcellulose membranes. Journal
of Membrane Science 174 (2000) 67.
S.W. Kang, J. Hong, K. Char, J.H. Kim, J. Kim,
Y.S. Kang. Correlation between anions of ionic
liquids and reduction of silver ions in facilitated
olefin transport membranes. Desalination 233
(2008) 327.
A. Ortiz, A. Ruiz, D. Gorri, I. Ortiz. Room
temperature ionic liquid with silver salt as
efficient reaction media for propylene/propane
separation: Absorption equilibrium. Separation
and Purification Technology 63 (2008) 311.
A. Ortiz, D. Gorri, A. Irabien, I. Ortiz. Separation
of propylene/propane mixtures using Ag-RTIL
solutions. Evaluation and comparison of the
perfor-mance of gas liquid contactors. Journal of
Membrane Science 360 (2010) 130.

Anda mungkin juga menyukai