JUDUL
STANDAR AUDIT INTERNAL PEMERINTAH INDONESIA
DOSEN
DECKA YUDHAYANA
MUJUR PULUNGAN
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MAGISTER ILMU EKONOMI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan pemerintah
pusat maupun daerah sebagai organisasi sektor publik merupakan tujuan penting
dari reformasi akuntansi dan administrasi sektor publik. Untuk dapat memastikan
bahwa pengelolaan keuangan pemerintah yang telah dilakukan aparatur
pemerintah , maka fungsi akuntabilitas dan audit atas pelaporan keuangan sektor
publik harus berjalan dengan baik. Seiring dengan tuntutan masyarakat agar
organisasi sektor publik meningkatkan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas
publik dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit yang tidak hanya
terbatas pada keuangan dan kepatuhan saja, tetapi perlu diperluas dengan
melakukan audit terhadap kinerja sektor publik.
Pemerintahan yang bersih atau good governance ditandai dengan tiga
pilar utama yang merupakan elemen dasar yang saling berkaitan (Prajogo, 2001).
Ketiga elemen dasar tersebut adalah partisipasi, transparansi dan akuntabilitas.
Suatu pemerintahan yang baik harus membuka pintu yang seluas-luasnya agar
semua pihak yang terkait dalam pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau
berpartisipasi secara aktif, jalannya pemerintahan harus diselenggarakan secara
transparan
dan
pelaksanaan
pemerintahan
tersebut
harus
dapat
penting
agar
dapat
memenuhi
tugas
pemerintahan
yang
dapat
birokrasi
pemerintah
adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang
teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Peran APIP yang efektif
dapat terwujud jika didukung dengan Auditor yang profesional dan kompeten
dengan hasil audit intern yang semakin berkualitas. Sebagaimana diamanatkan
dalam pasal 53 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, bahwa untuk menjaga
mutu hasil audit yang dilaksanakan APIP disusunlah Standar Audit, yang
meliputi Prinsip-Prinsip Dasar, Standar Umum, Standar Pelaksanaan Audit
Intern, dan Standar Komunikasi Audit Intern oleh Komite Standar Audit yang
bertugas untuk merumuskan dan mengembangkan standar audit.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dalam pembahasan rumusan masalah di
atas antara lain:
1. Mengetahui Definisi, Tujuan dan Fungsi Standar Audit Internal Pemerintah;
2. Mengetahui Ruang Lingkup, Landasan dan Referensi Standar Audit Internal
Pemerintah;
3. Memahami Interpretasi dan Perubahan Standar Audit Internal Pemerintah
4. Memahami Sistematika Standar Audit Internal Pemerintah
5. Mengetahui hasil jurnal penelitian nasional dan internasional terhadap
Standar Audit Internal Pemerintah setempat
BAB II
PEMBAHASAN
sebagai
untuk melakukan kegiatan audit intern yang wajib dipedomani oleh auditor
intern pemerintah Indonesia.
Kode etik adalah pernyataan tentang prinsip moral dan nilai yang
digunakan oleh auditor sebagai pedoman tingkah laku dalam melaksanakan
tugas audit intern.
Auditor adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung
jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi
pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat
kepentingan negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan,yang
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan hak dan kewajiban
yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah
yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan
pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, yang terdiri dari Badan
Pengawasan
Keuangan
dan
Pembangunan
(BPKP),
Inspektorat
Inspektorat
Utama/Inspektorat
Lembaga
Pemerintah
Non
Lembaga
Tinggi
Negara
Provinsi/Kabupaten/Kota, dan
dan
Unit
Lembaga
Negara,
Pengawasan Intern
Inspektorat
pada
Badan
dan
teratur
untuk
menilai
yang
Audit Kinerja adalah audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah yang terdiri atas audit aspek ekonomi, efisiensi, dan audit
aspek efektivitas, serta ketaatan pada peraturan.
Audit Dengan Tujuan Tertentu adalah audit yang dilakukan dengan tujuan
khusus di luar audit keuangan dan audit kinerja. Termasuk dalam kategori
ini antara lain Audit Khusus/Investigatif/Tindak Pidana Korupsi dan Audit
untuk Tujuan Tertentu Lainnya terhadap masalah yang menjadi fokus
perhatian pimpinan organisasi (auditi) atau yang bersifat khas.
Audit
Investigatif
adalah
proses
mencari,
menemukan,
dan
atau
jasa,
untuk
untuk
memperoleh
uang,
Selera Risiko (Risk Appetite) adalah tingkat risiko bahwa suatu organisasi
bersedia menerimanya.
Tata Kelola adalah kombinasi proses dan struktur yang dilaksanakan oleh
manajemen untuk menginformasikan, mengarahkan, mengelola, dan
memantau kegiatan organisasi menuju pencapaian tujuannya.
yang
seharusnya,
menyediakan
kerangka
kerja
Audit:
Evaluasi
3)
Reviu
4)
Pemantauan/Monitoring
b.
Kegiatan
pengawasan
lainnya
yang
tidak
memberikan
penjaminan
b.
c.
d.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Profesi Asosiasi Auditor
Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI).
Referensi:
a.
Pemeriksa
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), 2001, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
j.
k.
l.
Negara
Prinsip-Prinsip Dasar
2)
Standar Umum
Page 5
PRINSIP-PRINSIP DASAR
1000
Charter)
Visi, misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab APIP harus dinyatakan secara
tertulis dan disetujui Pimpinan Organisasi Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah,
serta ditandatangani oleh Pimpinan APIP sebagai Piagam Audit (Audit Charter).
1100 - Independensi dan Objektivitas
Dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan audit intern, APIP dan kegiatan
audit intern harus independen serta para auditornya harus objektif dalam pelaksanaan
tugasnya.
1110 - Independensi APIP
Pimpinan APIP bertanggung jawab kepada pimpinan kementerian/lembaga/pemerintah
daerah agar tanggung jawab pelaksanaan audit dapat terpenuhi.
1120 - Objektivitas Auditor
Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik
kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan penugasan yang
dilakukannya.
1130 - Gangguan Terhadap Independensi dan Objektivitas
Jika
independensi atau
STANDAR UMUM
2000 - Kompetensi dan Kecermatan Profesional
Penugasan audit intern harus dilakukan dengan kompetensi dan kecermatan
profesional
2010 - Kompetensi Auditor
Auditor harus mempunyai pendidikan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan,
pengalaman, serta kompetensi lain yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung
jawabnya.
2011 - Latar Belakang Pendidikan Auditor
Auditor harus mempunyai tingkat pendidikan formal yang diperlukan.
2012 - Kompetensi Standar
Kompetensi standar yang harus dimiliki oleh auditor adalah kompetensi umum,
kompetensi teknis audit intern, dan kompetensi kumulatif.
2013
keterampilan, serta
APIP
harus
merancang,
mengembangkan, dan
menjaga
program
pengembangan dan penjaminan kualitas yang meliputi semua aspek kegiatan audit
intern.
Page 7
harus
mengembangkan
dan
mendokumentasikan
program
kerja
disimpan secara tertib dan sistematis agar dapat secara efektif diambil kembali, dirujuk,
dan dianalisis.
3340 - Supervisi Penugasan
Pada setiap tahap penugasan audit intern, auditor harus disupervisi secara memadai
untuk
kompetensi auditor.
atas
Ketidakpatuhan
Auditi
terhadap
Peraturan
melaporkan
adanya
ketidakpatuhan
terhadap
peraturan perundang-
Page 8
Komunikasi hasil penugasan audit intern harus tepat waktu, lengkap, akurat, objektif,
meyakinkan, konstruktif, jelas, serta ringkas dan singkat.
2.4. Hasil Jurnal Penelitian Nasional dan Internasional terhadap Standar Audit
Internal Pemerintah Setempat
A. Jurnal Nasional
-
B. Jurnal Internasional
-
Page 26
tahun. Ini didasarkan pada penelitian oleh penulis menjadi nilai ini di
Inggris, diperluas untuk mencakup kontribusi oleh pengembangan
profesional audit internal di seluruh dunia. Perkembangan ini didasarkan
terutama pada standar audit internal internasional, sekarang menerima
pengakuan oleh pemerintah, regulator, auditor eksternal dan otoritas lainnya
di seluruh dunia. Tidak sedikit dengan persyaratan di seluruh dunia dari AS
Sarbanes-Oxley Act of 2003, dan tanggung jawab dewan untuk efektivitas
pengendalian internal. Makalah ini membahas bagaimana jaminan,
kepatuhan dan konsultan peran audit internal yang diakui saat ini di tingkat
dewan di banyak organisasi sebagai kontributor berharga untuk praktek tata
kelola yang baik.
Penelitian pada tahun 1997 oleh penulis, 1 dicari pandangan tentang nilai
audit internal di Inggris dari petugas chief executive dan petugas keuangan
kepala di sektor swasta, dan setara mereka di sektor lain. Tampilan yang
dicari pada nilai yang dirasakan dari audit internal dalam organisasi mereka.
tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk: menjelaskan sifat audit
internal di Inggris dan bagaimana hal itu dan harus dipraktekkan
membandingkan dan kontras persepsi manajer senior 'dari nilai audit
internal. Responden diminta untuk mempertimbangkan bagaimana, dalam
organisasi
mereka,
layanan
audit
internal
keseluruhan
Page 27
dewan. Sejak tahun 1997 telah ada perkembangan yang signifikan dalam
praktik tata kelola perusahaan di seluruh dunia, terutama dipengaruhi oleh
kegagalan organisasi yang besar dan pertumbuhan dipengaruhi oleh
pemangku kepentingan, termasuk pemerintah nasional, regulator, investor
institusi dan lembaga profesional. Nilai dan kebutuhan praktek tata kelola
perusahaan yang baik juga telah pindah ke layanan publik dan sektor
sukarela, dengan promosi prinsip tata kelola yang telah tumbuh keluar dari
Nolan (1995) 0,3 Prinsip-prinsip ini masih terlihat dalam bimbingan tata
kelola perusahaan yang terakhir untuk sector ini. audit internal telah
menjadi kontributor terus perkembangan praktik tata kelola perusahaan di
seluruh dunia. Hari ini diakui sebagai pemain internasional yang kuat dalam
tata kelola perusahaan di semua sektor. Its Standar Internasional dan Kode
Etik telah tumbuh keluar dari kontribusi dari auditor internal di banyak
negara. Ini. Laporan sekarang menerima pengakuan oleh auditor internal,
pemerintah, regulator, auditor eksternal dan otoritas lainnya di seluruh
dunia. Mereka juga digunakan untuk mengukur di tingkat dewan efektivitas
praktik audit internal dalam organisasi dari semua ukuran dan sektor di
banyak negara.
Page 28
BAB III.
PENUTUP
Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
Page 29
DAFTAR PUSTAKA
UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
Dan Pemerintahan Daerah
UU No 13 Tahun 2005 Tentang Anggaran Pendapatan Dan belanja Negara
Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, AAIP Kementerian Keuangan, 2013
Page 30