Anda di halaman 1dari 5

Intelligence

Alfred Binet adalah tokoh yang pertama kali menciptakan tes


intelegensi. Pada tahun 1904, Binet dan Simon membuat instrumen pengukur intelegensi dengan
skala pengukuran level umum pada soal-soal mengenai kehidupan sehari-hari. Lalu tahun 1905,
Binet dan Simon mengembangkan penggunaan tes inteligensi di Paris, dengan 30 aitem yang
berfungsi mengidentifikasi kemampuan sekolah anak Tahun 1908, Binet dan Simon mengadakan
revisi, selanjutnya tahun 1911. Hingga pada tahun 1912, Stres membagi mental age dengan
cronological age sehingga muncul konsep IQ.
Lalu bagaimana Intelegensi dalam kaca mata Alfred Binet? Binet mendefinisikan inteligensi
terdiri atas tiga komponen, yaitu
(a) Kemampuan untuk menetapkan tujuan. semakin tinggi Inteligensi seseorang, Maka
semakin cakaplah ia membuat tujuan sendiri atau dapat dikatakan seseorang itu mempunyai
inisiatif sendiri
(b) Kemampuan untuk menyesuaikan dan mencapai tujuan. Semakin tinggi inteligensi
seseorang, maka seseorang akan menjadi semakin fleksibel dan kritis dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan.
(c) Kemampuan untuk mengeritik diri sendiri. Kemampuan belajar dari kesalahan yg pernah
dibuat. Dalam hal ini individu yang memiliki Inteligensi tinggi akan membuat kegagalannya
menjadi motivasi untu terus maju dan bangkit kembali.
Kemudian apa arti Inteligensi dan IQ yang selama ini dibicarakan oleh masyarakat. Sebenarnya
ada sedikit kesalahan terhadap pengertian tersebut.
IQ VS Inteligensi :
Pengertian tes inteligensi seringkali dipertukarkan dengan tes IQ. Hal tersebut bisa dilakukan,
meskipun tidak semua tes Inteligensi akan menghasilkan angka IQ karena IQ bukan satu-satunya

cara untuk menyatakan tingkat kecerdasan seseorang. Jadi sebenarnya yang selama ini kita
lakukan adalah tes inteligensi yang menghasilkan angka IQ.
Klasifikasi IQ menurut Binet dan Wechsler
Binet
Sangat Superior

Weschler
(>140)

Sangat Superior (>130)

Superior

(120-139)

Superior

(120-129)

Rata-rata atas

(110-119)

Rata-rata atas

(110-119)

Rata-rata

(90-109)

Rata-rata

(90-109)

Rata-rata bawah

(80-89)

Rata-rata bawah (80-89)

Batas Lemah

(70-79)

Batas Lemah

(70-79)

Lemah Mental

(<60)

Lemah Mental

(<69)

Faktor-faktor apa saja yang menyebebakkan adanya angka IQ seperti diatas? Beberapa akan saya
sebutkan sebagai berikut :
1. Faktor Genetik (Nature)
- Korelasi antara IQ orang tua dan anak kandung 0,50, orang tua dan anak angkatnya 0,25
- Korelasi IQ kembar identik satu telur 0,90
- Korelasi IQ kembar tidak satu telur. 0,55
- Korelasi IQ Saudara kandung diasuh bersama 0,47, diasuh terpisah 0,24
Jadi faktor genetik sangat berpengaruh pada Inteligensi yang menurun dari orang tua ke anaknya.
2. Faktor Lingkungan (Nurture)
Kondisi lingkungan menentukan perkembangan potensi intelektual seseorang yang mencakup
nutrisi, kesehatan, kualitas stimulasi, iklim emosional rumah dan tipe umpan balik yg diperoleh
melalui perilaku. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perbedaan IQ antara anak yg memiliki
status sosial ekonomi rendah dan sosial ekonomi tinggi pada saat selang waktu kelahiran dan saat
masuk sekolah. Selanjutnya status sosial ekonomi tersebut tidak berpengaruh lagi pada IQ
seseorang.

Akhir dari akhir tulisan ini adalah tinggi rendahnya angka IQ yang kita miliki berdasar pada
kemampuan kita menyelesaikan masalah secara kritis dan kreatif. Jadi jangan heran apabila
beberapa kali melakukan tes Inteligensi dan mendapat angka IQ yang berbeda-beda karena cara
kita menyelesaikan masalah dalam rentang waktu tertentu adalah berbeda
Sumber Bacaan :
Weiten, Wayne. 2011. Psychology Themes and Variation. University of Nevada, Las Vegas :
WADSWORTH Cengage Learning

Howard Gardner

Howard Gardner, Tokoh Pendidikan dan Psikologi.

Howard Gardner adalah tokoh pendidikan dan psikologi terkenal yang mencetuskan teori
tentang kecerdasan majemuk atau multiple intelligences. Ia berkebangsaan Amerika yang lahir
dengan nama lengkap Howard Earl Gardner pada tanggal 11 Juli 1943 diScranton, Pennsilvania. Ia
adalah co-director pada project Zero, sebuah kelompok penelitian (riset) di Havard School Graduate
School of Education.

Pemikian Howard Gardner tentang Kecerdasan Majemuk


Teori tentang Kecerdasan Majemuk ini bergema sangat kuat di kalangan pendidik karena
menawarkan model untuk bertindak sesuai dengan keyakinan bahwa semua anak memiliki
kelebihan. Garner dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind: Teori Multiple Intelegences tahun
1983 mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan suatu masalah suatu
menciptakan suatu (produk) yang bernilai dalam suatu budaya. Pada mulanya Howard Gardner
menyatakan ada tujuh jenis kecerdasan.

1. Kecerdasan Bahasa atau linguistik: terdiri dari kemampuan untuk berfikir dalam kata-kata,
dan meggunakan bahasa untuk mengungkapkan dan mengapresiasi makna yang
komplek. Pekerjaan yang sesuai bidang ini: penulis, penyair, jurnalis, pembicara,penyiar
warta berita dll.
2. Kecerdasan Logika matematika: kemampuan untuk menghitung, mengukur,
mempertimbangkan dalil atau rumus, hipotesis dan menyelesaikan operasi matematik yang
kompleks. Ilmuan, ahli matematika, akuntan, ahli mesin dan programmer computer, semua
menunjukkan kecerdasan matematik yang kuat.
3. Kecerdasan Intrapersonal: merujuk pada kemampuan untuk membangun anggapan yang
tepat pada seseorang dan untuk menggunakan sejenis pengetahuan dalam merencakan
dan mengarahkan hidup seseorang. Beberapa orang yang menunjukkan kecerdasan ini
adalah teolog, psikolog, filsuf.
4. Kecerdasan interpersonal: kemampuan untuk memahami orang dan membina hubungan
yang efektif dengan orang lain. Kecerdasan ini ditunjukkan oleh guru, para pekerja sosial,
actor, atau politisi.
5. Kecerdasan Musik atau musikal: kepekaan terhadap titinada, melodi, irama dan nada. Orang
yang menunjukan kecerdasan ini adalah komposer, dirigen, musisi, krtikus, pengarang
musik, bahkan pendengar musik.
6. Kecerdasan Visual dan Kecerdasan Spasial: kemampuan untuk mengindera dunia secara
akurat dan menciptakan kembali atau mengubah aspek-aspek dunia tersebut. Kecerdasan
ini seperti yang tampak pada keahlian pelaut, pilot, pemahat, pelukis dan arsitek.
7. Kecerdasan kinestetik: kemampuan untuk menggunakan tubuh dengan trampil dan
memegang objek dengan cakap Kecerdasan ini ditunjukkan oleh para atlet, penari,ahli
bedah, masyarakat pengrajin.
Kemudian sesuai dengan perkembangan penelitiannya, pada tahun 1990-an, Howard Gardner
memasukkan kecerdasan yang ke delapan yaitu kecerdasan alamiah (naturalis).
8. Kecerdasan Alam atau Kecerdasan Naturalis: kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasi
aneka spesies, tumbuhan atau flora dan hewan fauna, dalam lingkungan. AhliBiologi, pecinta alam,
penjelajah alam.dll.

Pemikiran Lebih lanjut

Menurut Howard Gardner, semua orang unik dan semua orang memiliki caranya sendiri untuk
memberikan kontribusinya bagi budaya dalam sebuah masyarakat. Dalam penelitiannya tentang
kapasitas(kemampuan) manusia, ia menetapkan kriteria yang mana kriteria tersebut mengukur
apakah bakat seseorang benar-benar merupakan kecerdasan. Setiap kecerdasan pastinya memliki
ciri-ciri perkembangan, dapat diamati bahkan dalam kasus khusus seperti sebuah kejadian ajaib
pada penderita idiot atauautis savant, mereka semua membuktikan adanya pemusatan
pada otak dan menciptakan sebuah rangkaian simbol dan notasi. Howard Gardner menyatakan
bahwa setiap orang memiliki semua komponen (spectrum) kecerdasan, memiliki sejumlah
kecerdasan yang tergabung yang kemudian secara personal menggunakannya dalam cara yang
khusus. Howard Gardner telah memecahkan teori tradisional tentang kecerdasan yang telah
melekat menjadi dua keyakinan dasar masyarakat, bahwa kemampuan seseorang adalah sebuah
kesatuan dan bahwa semua individu cukup digambarkan dengan sebuah kecerdasan tunggal yang
dapat diukur. Howard Gardner menilai teori ini berfokus secara berlebihan pada kecerdasan
linguistik dan matematik sehingga menghambat pentingnya mengetahui tentang bentuk kecerdasan
yang lain. Banyak siswa yang gagal menunjukkan prestasi akademiknya dikategorikan dalam
penghargaan yang rendah atau low esteem dan kemampuan mereka(yang sebenarnya) menjadi
tidak terlihat/muncul/terjadi dan hilang dari sekolah dan bahkan dari masyarakat secara luas.
Howard Gardner melihat kecerdasan sieseorang dalam sebuah nilai dan tes yang terstandard, ia
mendefinisikan kecerdasan sebagai:
1. Kemapuan seseorang untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan dalam kehidupan
nyata.
2. Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk diselesaikan.
3. Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu (produk) aau menawarkan sebuah pelayanan
yang dihasilkan dari kebudayaannya.

Nama: Miftah Ghiffari


NIM: 06121381419052

Anda mungkin juga menyukai