Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Aceh Besar adalah salah satu kabupaten yang masuk kedalam
wilayah pemerintahan Aceh. Kabupaten Aceh Besar terletak 5,2o 5,8o LU dan 9,5o
95,8o BT, dengan sisi barat berbatasan dengan Samudera Hindia, sisi timur dan
utaranya berbatasan dengan Selat Malaka dan Teluk Benggala. Sedangkan untuk
wilayah darat, Aceh Besar berbatasan dengan kota Banda Aceh di sisi utara,
Kabupaten Aceh Jaya di sebelah barat daya, serta Kabupaten Pidie di sisi selatan dan
tenggara.
Menurut DKP Aceh Besar et al., (2012) dalam semiloka pengelolaan
perikanan berkelanjutan Aceh Besar pada hari kamis tanggal 29 Maret 2012, Aceh
Besar memiliki panjang pantai 334 km, luas perairan laut 1.598,88 km2, Pulau-pulau
kecil 21 buah dan pulau-pulau besar 2 buah. Jumlah kecamatan yang memiliki
wilayah pesisir ada 8 kecamatan dengan jumlah desanya 83 desa. Selain dari itu
wilayah pesisir laut Aceh Besar memiliki keanekaragaman hayati yang begitu
bervariasi, dimana Aceh Besar mempunyai tutupan terumbu karang seluas 1.155 ha
dan ekosistem mangrove seluas 133,94 ha.
Mangrove sendiri merupakan tipe hutan khas yang ada sepanjang pantai atau
muara sungai yang masih dipengaruhi oleh pasang surut. Mangrove tumbuh pada
pantai yang terlindung atau pantai yang datar. Pada daerah yang tidak ada muara
sungai mangrove terdapat agak tipis, namun pada daerah yang mempunyai muara
sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur dan pasir,
mangrove biasa meluas. Mangrove tidak bisa tumbuh pada pantai yang terjal dan
1

berombak besar, arus dan pasang surut yang kuat karena pada daerah ini tidak
memungkinkan terjadinya pengendapan lumpur dan pasir (Nontji, 2002).
Pantai yang tidak ditanami dengan mangrove pada saat air laut surut maka
air laut akan membawa sebagian besar partikel atau sedimen yang berasal dari darat
menuju lautan. Pada saat pasang terjadi sedimen yang berasal dari laut akan dibawa
masuk kedaratan. Transpor sedimen tersebut terjadi karena disebabkan oleh
gelombang, arus laut atau kombinasi keduanya. Suatu pantai akan mengalami erosi
atau sedimentasi tergantung kepada keseimbangan sedimen yang masuk pada saat
pasang dan keluar dari pantai pada saat surut (Petra et al., 2012).
Sebuah penelitian pada kawasan pantai di daerah Karangsong Kabupaten
Indramayu pada tahun 2012 menunjukkan bahwa bila kerapatan mangrove tinggi
maka transpor sedimen akan rendah dan sebaliknya ketika kerapatan mangrove
rendah maka transpor sedimen akan tinggi. Kerapatan mangrove pada daerah
tersebut berkisar antara 500-600 tegakan/ha sedangkan transpor sedimennya berkisar
0,07-0,26 g/cm2/hari (Petra et al., 2012). Keterkaitan antara keduanya menarik untuk
diteliti lebih lanjut dimana bila kondisi mangrove sangat rapat, sedimen yang
terperangkap dikawasan mangrove lama kelamaan akan menjadi sebuah daratan
baru.

1.2 Rumusan Masalah


Salah Satu Kawasan di Kabupaten Aceh Besar yang memiliki hutan
mangrove adalah di Gampong Lamreh Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh
Besar tepatnya di kawasan pesisir Amat Rhangmanyang. Kondisi pesisir pada
kawasan tersebut semakin memprihatinkan karena abrasi yang terjadi pada muara
sungai semakin meluas. Abrasi tersebut juga semakin buruk akibat adanya alih
2

fungsi lahan mangrove menjadi lahan pertambakan. Kerapatan mangrove yang


rendah akan menyebabkan tingginya transpor sedimen yang bisa mempengaruhi
kecerahan pada perairan tersebut. Rendahnya kecerahan dan tingginya kekeruhan
tersebut disebabkan oleh banyaknya sedimen melayang yang terangkut oleh arus dan
pasang surut. Hal tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan terjadinya
pendangkalan muara dan mempengaruhi produktivitas perairan pada kawasan
tersebut. Berdasarkan hal ini maka perlu adanya penelitian tentang hubungan
kerapatan mangrove dengan transpor sedimen melayang yang terjadi pada kawasan
tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan mangrove dan transpor
sedimen serta mengetahui bagaimana hubungan kerapatan mangrove terhadap
transpor sedimen melayang yang terjadi di Gampong Lamreh Kecamatan Mesjid
Raya Kabupaten Aceh Besar.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi beserta data tentang
vegetasi dan kondisi mangrove yang terdapat di Gampong Lamreh dan bagaimana
transpor sedimen yang terjadi didaerah tersebut bila dikaitkan dengan kerapatan
mangrove.

Anda mungkin juga menyukai