Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PSK

PERAWATAN & PEMBERSIHAN HE

Disusun Oleh:
Nama

: Aji Nugroho Panji AB

NPM

: 4312215117

Jurusan

: Teknik Mesin / semester 8

Dosen

: Dr .Damora Rhakasywi,ST.MT

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA
2016

PERAWATAN HEAT EXCHANGER


1.1 Pemeriksaan Peralatan Penukar Panas
Pada alat penukar kalor ini, kedua fluida mengalir pada dua jalur yang berbeda dan
kedua jalur dipisahkan oleh satu plat. Plat yang digunakan adalah dari bahan tembaga. Hal
ini dengan pertimbangan bahan plat dan bahan tembaga mempunyai harga konduktivitas
(thermal) yang tinggi sehingga mempunyai kemampuan menghantarkan panas yang baik.
Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut :
a. Melakukan pemeriksaan pada sekat aliran fluida yang terbuat dari tembaga, untuk
pemeriksaan kebocoran.
b. Melakukan pengecekan pada saluran fluida panas dan fluida dingin, jika ada
kotoran yang menyumbat harus dibersihkan terlebih dahulu, sehingga aliran fluida
dapat lancar.
c. Kedua jalur plat ini juga harus diperiksa agar terjadi pertukaran panas antara kedua
fluida tersebut agar fluida panas secara optimum akan mengalami penurunan
temperatur sedangkan fluida dingin akan mengalami kenaikan temperatur.
d. Pemeriksaan pendahuluan sangat penting dikarenakan perbedaan temperatur fluida
pada saat masuk dan keluar alat untuk pengambilan data menghitung q (laju aliran
panas) yang terjadi pada alat penukar kalor, sehingga pemeriksaan pendahuluan
sangat penting.
e. Alirkan minyak panas atau hasil penyulingan melalui tabung atau shell dengan
kecepatan yang baik, pada umumnya secara efektif dapat memindahkan kotoran
atau hal serupa yang masih tersimpan didalamnya.
f. Garam yang tersimpan mungkin dapat dicuci bersih dengan mengalirkan air panas
yang bersih.
g. Jika tidak satupun dari metoda diatas efektif untuk menghilangkan sesuatu dalam
skala besar, coke mungkin dapat digunakan.

Analisa kinerja HE :
1.

Koefisien overall perpindahan panas (U)

Menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke fluida
dingin dan juga menyatakan aliran panas menyeluruh sebagai gabungan proses
konduksi dan konveksi.
2. Fouling factor (Rd)
Fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak dikehendaki di
permukaan Heat Exchanger yang berkontak dengan fluida kerja, termasuk permukaan
heat transfer. Peristiwa tersebut adalah pengendapan, pengerakan, korosi, polimerisasi
dan proses biologi. Angka yang menunjukkan hambatan akibat adanya kotoran yang
terbawa fluida yang mengalir di dalam HE.

Penyebab terjadinya fouling :


a. Adanya pengotor berat yaitu kerak keras yang berasal dari hasil korosi
atau coke keras.
b. Adanya pengotor berpori yaitu kerak lunak yang berasal dari dekomposisi
kerak keras.

Akibat fouling :
a. mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga meningkatkan
biaya, baik investasi, operasi maupun perawatan.
b. ukuran Heat Exchanger menjadi lebih besar, kehilangan energi meningkat,
waktu shutdown lebih panjang dan biaya perawatan meningkat.

Variabel operasi yang berpengaruh terhadap fouling :


a. Kecepatan Linier Fluida (Velocity)
Semakin

tinggi

kecepatan

linier

fluida,

semakin

rendah

kemungkinan terjadinya fouling. Sebagai batasan dalam rancangan dapat


digunakan nilai-nilai berikut:
1). Kecepatan fluida proses di dalam tube adalah 3 6 ft/s
2). Kecepatan fluida pendingin di dalam tube adalah 5 8 ft/s
3). Kecepatan fluida tube maksimum untuk menghambat terjadinya
fouling adalah 10 15 ft/s
4). Kecepatan fluida shell adalah 1 3 ft/s.

Temperature Permukaan dan Temperature Fluida


Kecepatan terbentuknya fouling akan meningkat dengan meningkatnya

temperatur.

3. Pressure drop
Untuk mengetahui sejauh mana fluida dapat memepertahankan tekanan yang
dimilikinya selama fluida mengalir.
Disebabkan oleh 2 hal :

Friksi aliran dengan dinding

Pembelokan aliran

Jika P terlalu besar:

Disebabkan jarak antar buffle yang terlalu dekat

Aliran menjadi lambat

Perlu tenaga pompa yang besar

Jika P terlalu rendah

Perpindahan panas tidak sempurna

1.2 Perawatan Peralatan Penukar Panas


Peralatan penukar panas sederhana terdiri dari :
1. unit Heat Exchanger 1 unit
2. Thermometer Digital 1 buah
3. Stop Watch 1 buah
4. Selang air
Langkah-langkah perawatan sebagai berikut :
a. Buka penuh katup-katup
b. Kemudian tutup penuh katup-katup
c. Dicoba mengalirkan fluida dingin dengan menggunakan katup dan atur debitnya
dengan mengatur katup
d. Dicoba mengalirkan fluida panas dengan menggunakan pompa dan atur debitnya
dengan mengatur katup
e. Perawatan pada aliran searah, apabila bukaan katup semakin dipersempit maka
kecepatan pada aliran fluida panas dan fluida dingin akan semakin lambat, sehingga
kinerja peralatan dapat optimum.
Persiapan deskripsi bahan olahan sebelum pelaksanaan proses

Reaksi kimia merupakan suatu proses dimana bahan sebelum diproses disebut dengan
reaktan dan hasilnya produk. Lambang dari reaksi kimia sebelum dan sesudah proses
menggunakan tanda panah.
A + B -> P + Q
Pada reaksi diatas, A dan B merupakan reaktan sedangkan P dan Q merupakan
produk. Dalam hal ini antara reaktan dan produk terjadi perubahan identitas kimia yang
dapat berupa perubahan struktur, unsur ataupun molekul kimia.
Reaksi kimia adalah suatu reaksi antar senyawa kimia atau unsur kimia yang
melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan
pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Berlangsungnya proses tersebut mempunyai
dua kemungkinan yaitu memerlukan energi (disebut dengan reaksi endotermal) atau
melepaskan energi (reaksi eksotermal).
Selain itu beberapa ciri fisik antara lain:
a. Terbentuknya endapan
b. Terbentuknya gas
c. Terjadinya perubahan warna
d. Terjadinya perubahan suhu atau temperatur
Semua reaksi kimia menyangkut perubahan energi yang diwujudkan dalam bentuk
panas. Kebanyakan reaksi kimia disertai dengan pelepasan panas (reaksi eksotermis),
meskipun adapula beberapa reaksi kimia yang menyerap panas (reaksi endotermis).
Bahaya dari suatu reaksi kimia terutama adalah karena proses pelepasan energi (panas)
yang demikian banyak dan dalam kecepatan yang sangat tinggi, sehingga tidak
terkendalikan

dan bersifat

destruktif

(merusak) terhadap lingkungan, termasuk

operator/orang yang melakukannya.


Banyak kejadian dan kecelakaan di dalam laboratorium sebagai akibat reaksi kimia
yang hebat atau eksplosif (bersifat ledakan). Namun kecelakaan tersebut pada hakikatnya
disebabkan oleh kurangnya pengertian atau apresiasi terhadap faktor-faktor kimia-fisika
yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kecepatan suatu reaksi kimia adalah konsentrasi pereaksi, kenaikan suhu reaksi, dan
adanya katalis.
Sesuai dengan hukum aksi masa, kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi zat
pereaksi. Oleh karena itu, untuk percobaan-percobaan yang belum dikenal bahayanya,

tidak dilakukan dengan konsetrasi pekat, melainkan konsentrasi pereaksi kira-kira 10%
saja. Kalau reaksi telah dikenal bahayanya, maka konsetrasi pereaksi cukup 2 5 % saja
sudah memadahi. Suatu contoh, apabila amonia pekat direaksikan dengan dimetil sulfat,
maka reaksi akan bersifat eksplosif, akan tetapi tidak demikian apabila digunakan amonia
encer.
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi kimia dapat diperkirakan dengan
persamaan Arhenius, dimana kecepatan reaksi bertambah secara kesponensial dengan
bertambahnya suhu. Secara kasar apabila suhu naik sebesar 10 oC, maka kecepatan reaksi
akan naik menjadi dua kali. Atau apabila suhu reaksi mendadak naik 100 oC, ini berarti
bahwa kecepatan reaksi mendadak naik berlipat 210 = 1024 kali. Di sinilah pentingnya
untuk mengadakan kendali terhadap suhu reaksi, misalnya dengan pendinginan apabila
reaksi bersifat eksotermis.
1.3 Tipe pembersihan HE :
Melakukan pembersihan secara berkala seperi di bawah ini :

Alirkan minyak panas atau hasil penyulingan melalui tabung atau shell dengan
kecepatan yang baik,pada umumnya secara efektif dapat memindahkan kotoran atau
hal serupa yang masih tersimpan didalamnya.

Garam yang tersimpan mungkin dapat dicuci bersih dengan mengalirkan air panas
yang bersih.

Beberapa campuran pembersih komersil seperti Oakite dan Dowell mungkin


efektif

dalam

menghilangkan

kotoran

yang

sulit

dihilangkan.

Jika tidak satupun dari metoda diatas efektif untuk menghilangkan sesuatu dalam
skala besar, coke mungkin dapat digunakan.

Amati kondisi bagian dalam dan luar dari seluruh tabung dan jaga kebersihannya.
Melalaikan dalam pemeliharaan kebersihan semua tabung dapt mengakibatkan
kemacetan aliran yang mengalir sepanjang tabung, dengan konsekuensi tabung
menjadi terlalu panas dibandingkan dengan sekitar tabung, yang akan menghasilkan
perluasan tegangan dan membocorkan tabung hingga tube-sheet-joint.Ketika shutting
down untuk perbaikan, hal yang penting bahwa semua cairan dikeringkan dari heat
exchanger dan dikendurkan sampai tekanan atmosfer dan temperature lingkungan.

Jangan mencoba untuk membersihkan tabung dengan mengeluarkan uap air melalui
tabung individu. Hal ini menjadikan tabung terlalu panas dan mengakibatkan

perluasan tegangan dan membocorkan tube hingga tube-sheet-joint.

Jangan menangani tube bundle dengan pengait atau perkakas lain yang mungkin
dapat merusak tabung.

Untuk memperat suatu sambungan tabung, gunakan roller tipe tube expander yang
sesuai.

Untuk membersihkan dan memeriksa di dalam tabung, pindahkan channel cover


(atau bonnet) dan jangan memindahkan channel.

Tipe pembersihan Heat Exchanger


a. Chemical / Physical Cleaning

metode

pembersihan

dengan

mensirkulasikan

agent

melalui

peralatan biasanya menggunakan HCl 5-10%.


b. Mechanical Cleaning
- Drilling atau Turbining
Pembersihan dilakukan dengan mendrill deposit yang menempel pada
dinding tube.
- Hydrojeting
Pembersihan dilakukan dengan cara menginjeksikan air ke dalam tube pada
tekanan yang tinggi, untuk jenis deposit yang lunak.
c. Gabungan dari keduanya
1.4 Masalah pada jenis heat exchanger.
a. Naiknya pressure drop didalam HE
1

Penyebab : Ada kotoran dalam HE (HE tersumbat)


Tindakan:
a. Bersihkan pipa-pipa sebelum start up
b. Bersihkan plate (jika kejadiannya setelah proses berjalan)
c. Media yang masuk HE perlu diberi filter.

Penyebab : Viskositas
Tindakan:

a.

Check viskositas dan jika perlu setel sesuai desain.

b.

Check apakah temperature turun sampai dibawah temperature desain

Penyebab : Kesalahan koneksi pada sistem perpipaan

Tindakan: Check koneksi dan sesuaikan dengan drawing.


4

Penyebab: Kuantitas aliran terlalu besar


Tindakan: Atur kuantitas aliran dengan benar.

b. Menurunnya out put HE (menurunnya kapasitas)


1

Penyebab: PHE terkotori/tersumbat oleh kotoran dari luar, seperti serpihan


plastik dsb.
Tindakan: Bersihkan plate dan media yang masuk PHE perlu diberi filter.

Penyebab: Aliran terlalu tinggi/cepat.


Tindakan:Setel dan sesuaikan.

Penyebab : Kesalahan koneksi terhadap sistem perpipaan


Tindakan: Check koneksi dan sesuaikan dengan drawing

Penyebab: Akumulasi secondary media di dalam HE (seperti oli, dan noncondensable gas)
Tindakan: Buat alat yang sesuai untuk mengalirkannya. Alat ini bisa berupa
oil drainage yang dibuka dalam periode tertentu sesuai dengan keadaan.

c. Kebocoran
1

Penyebab: Tekanan dalam HE melebihi tekanan ijin.


Tindakan: Kurangi tekenan sesuai dengan set point.

Penyebab: shock pressure/tekanan mendadak.


Tindakan: Hindari terjadinya tekanan mendadak dengan mengatur sistem
sebaik mungkin, membuka dan menutup sistem dengan smooth.

Penyebab: Rusaknya gasket karena pengaruh serangan medium.


Tindakan: Ganti gasket, jika perlu ganti dengan material lain yang lebih
baik.

Penyebab: Terbloknya aliran dalam HE.


Tindakan: Bersihkan plate dan beri saringan/filter.

d. Tercampurnya media.
1

Penyebab: Plate tidak terinstall dengan benar


Tindakan: Install plate sesuai panduan.

Penyebab: Korosi
Tindakan:
a.

Cari penyebab korosi dan ganti plate baru

b.

Ganti dengan plate yang dengan material yang tahan korosi.

Penyebab: Koneksi tidak sesuai


Tindakan: Check dan sesuaikan dengan drawing.

BAB IV
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Tipe pembersihan Heat Exchanger yang sering dilakukan adalah :
a. Chemical / Physical Cleaning
b. Mechanical Cleaning
- Drilling atau Turbining
- Hydrojeting
c. Gabungan dari keduanya
Masalah-masalah yang sering muncul pada jenis heat exchanger adalah :

Naiknya pressure drop didalam HE

Menurunnya out put HE (menurunnya kapasitas)

Kebocoran

Tercampurnya media.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). Alat Heat Exchanger (online). Tersedia di : http://beckfk.blogspot.
com/ 2012/05/alat-heat-exchanger.html. (Diunduh tanggal 25 Oktober 2012)
Anonim. (2010). Heat Exchanger (online). Tersedia di : http://www.alaquainc.com/
Heat_Exchangers.aspx. (Diunduh tanggal 25 Oktober 2012)

Anda mungkin juga menyukai