Acyclovir adalah obat antivirus digunakan untuk terapi penyakit herpes simplex dan
varizella zoster. Acyclovir kurang larut dalam air dan bioavailabilitas yang rendah sekitar 15
30% sehingga dibuat sediaan floating tablet. Floating tablet dibuat agar obat dilepaskan secara
perlahan-lahan pada kecepatan yang dapat ditentukan. Hasil yang diperoleh adalah peningkatan
Gatric Residence Time (GRT) dan pengurangan fluktuasi konsentrasi obat di dalam plasma
sehingga bioavailabilitasnya meningkat.
Pada jurnal penelitian ini membuat floating tablet dengan metode kempa langsung.
Bahan yang digunakan antara lain Acyclovir 200 mg sebagai bahan aktif, Psyllium husk (dikenal
sebagai Plantago ovata merupakan tanaman yang hanya dapat tumbuh di India sebagai suplemen
serat makanan sejak tahun 1955), laktosa, HPMC K100LV, sodium bikarbonat, mikrokristalin
selulosa atau avicel.
Metode optimasi yang digunakan yaitu Simplex Lattice Design. Simplex Lattice Design
merupakan suatu cara untuk menentukan optimasi formula pada berbagai perbedaan jumlah
komposisi bahan yang dinyatakan yaitu sama dengan satu bagian. Komponen yang berbeda
jumlah bahannya yaitu:
1. Variabel 1 (X1) : HPMC K100LV (mg)
2. Variabel 2 (X2) : Sodium bikarbonat (mg)
3. Variabel 3 (X3) : Psyllium husk (mg)
Ada 3 komponen atau variabel sehingga percobaan dapat dihitung dengan rumus 2 n - 1, n yaitu
jumlah variabel atau faktor jadi percobaan yang dilakukan 2 3 1 = 7 percobaan atau 7 formula.
Rancangan formula dapat dilihat pada Tabel.1.
Pengujian yang dilakukan antara lain : uji kekerasan, uji kerapuhan, uji keseragaman
bobot, uji keterapungan, uji swelling, uji kandungan obat, uji disolusi. Hasil pengujian semua
formulasi menunjukkan total waktu floating lebih dari 12 jam, kekerasan baik yaitu antara 4 6
kg/cm3, kerapuhan masuk rentang dan kurang dari 1% yaitu antara 0,325 0,959% dapat dilihat
pada Tabel.2.
Hasil yang diperoleh dari desain SLD adalah :
Respon disolusi pada Floating lag : Y1Flag = (0)X1 + (-13)X2 + (-35)X3 + 86X1X2 + 32X2X3
2X1X3 662X1X2X3